Mitigasi Struktural Mitigasi Non-Struktural

82 Dari hasil penelitian yang dilakukan di SMA N 2 Klaten sudah melakukan berbagai upaya dalam penerapan diatas sekolah Mitigasi Struktural dan Non-Struktural :

a. Mitigasi Struktural

1 Sebagian kelas sudah tahan gempa dan sekarang sudah merenovasi 1 kelas lagi. 2 Sistem buka pintu mengarah keluar, kelas yang baru direnovasi sudah menerapkan sistem buka pintu mengarah keluar, ini sesuai dengan prinsip bagunan mitigasi bencana. 3 Laboratorium Swaliba yang sekarang baru dibuat untuk melakukan pertemuan atau kegiatan Swaliba. Laboratorium ini direncanakan jadi pada tahun ini supaya ketika ada acara mengenai Swaliba laboratorium ini bisa digunakan. 4 Membuat area terbuka di dalam lingkungan sekolah, area terbuka ini terhindar dari pepohonan dan bangunan. Area terbuka ini bisa di lapangan basket, lapangan upacara, dan lapangan sepakbola sehingga ketika ada bencana kita dapat berlari menuju area terbuka ini. 5 Membuat denah sekolah untuk jalur evakuasi yang dapat bermanfaat sebagai petunjuk arah evakuasi ketika ada bencana. Denah jalur evakuasi ini dipasang ditempat yang strategis disekolah untuk memberikan gambaran dimana mereka harus berlari mencari tempat aman atau menuju titik kumpul. 83 6 Meletakan tanda jalur evakuasi diberbagai sudut sekolah supaya ketika ada bencana tahu kearah aman kita berlari.

b. Mitigasi Non-Struktural

1 Memberikan gambaran kepada anak tentang mitigasi bencana dan memberikan pengetahuan kepada para siswa melalui poster dan pembelajaran di kelas. Poster yang ditempel di papan pengumuman atau dikantin diharapkan dapat dibaca dan menambah wawasan warga sekolah. Pembelajaran mengenai mitigasi bencana di SMA N 2 Klaten dimasukan dalam mata pelajaran geografi. 2 Melakukan sosialisasi melalui seminar atau workshop untuk siswa dan guru dengan mendatangkan pembicara dari BPBD dan lembaga lainnya. Sosialisasi ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan wawasan mengenai mitigasi bencana dan kebencanaan. 3 Melakukan simulasi bencana dan upaya pertolongan pertama dengan bekerja sama BPBD, PMI Kabupaten Klaten, dan KSR UPN. Simulasi ini merupakan praktek dari teori yang diberikan saat seminar, simulasi diharapkan dapat dijalankan maksimal sehingga peserta yang mengikuti simulasi ini dapat mempraktekan di masyarakat dan dapat menyebarluaskan wawasan tersebut. 4 Menyusun Kurikulum mengenai kebencanaan dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten dan BPBD. Kurikulum mitigasi bencana ini merupakan pedoman untuk menjalankan pembelajaran mitigasi disekolah-sekolah. 84 5 Mengadakan study tour ke gunung merapi dengan didampingi BPPTK Balai Penyelidikan dan Pengembangan Tekhnologi Kebencanaan. Study tour ini dalam rangka penelitian mengenai kegunungapian yang didampingi oleh BPPTK Yogyakarta. 6 Mengadakan pelatihan melalui ekstrakurikuler pramuka dan PMR seperti pertolongan ketika ada bencana dan apa yang harus dilakukan. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa SMA Negeri 2 Klaten sudah memiliki kesadaran tentang Mitigasi Bencana terbukti dengan adanya penerapan Mitigasi Struktural dan Mitigasi Non-Struktural dalam kebijakan mitigasi bencana.

3. Program Sekolah