90
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Kebijakan Sekolah Tentang Mitigasi  Bencana Di SMA Negeri 2 Klaten maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1.
Kebijakan Mitigasi Bencana di SMA Negeri 2 Klaten memiliki tujuan untuk  menciptakan  sekolah  yang  mampu  memiliki  wawasan  tentang
lingkungan  hidup,  mitigasi  bencana  dan  memunculkan  masyarakat yang peduli terhadap lingkungan. Rencana kebijakan mitigasi bencana
ini  merupakan  suatu  rencana  dari  Prof.  Suratman.  Program  yang dijalankan  oleh  sekolah  meliputi  pemberian  materi  dari  Badan
Penanggulangan  Bencana  Daerah  BPBD  yang  berkaitan  dengan kebijakan  mitigasi  bencana  serta  mengadakan  pelatihan  simulasi
bencana  dan  upaya  pertolongan  Keputusan  antara  stakeholder  dengan Pemerintah  Daerah  Klaten  dan  pada  tahun  2012  yang  menjadikan
SMA  N  2  Klaten  sebagai  Sekolah  Swaliba  pertama  di  Indonesia. Dampak  dari  kebijakan  tersebut  adalah  komponen  sekolah
mendapatkan  pengetahuan  dan  kesiapan  mengenai  kebencanaan sehingga dapat mempraktekan ilmu kebencanaan di masyarakat.
2. Penerapan Kebijakan Mitigasi  Bencana di SMA N 2 Klaten meliputi
Struktural  dan  Non-struktural.  Penerapan  Kebijakan  tersebut  sudah dapat  dikatakan  komprehensif  karena  sudah  mencangkup  beberapa
aspek seperti bentuk mitigasi struktural dengan memperkuat bangunan
91 sekolah  tahan  gempa.  Sedangkan  non-struktural,  di  antaranya  seperti
melakukan sosialisasiworkshop
mengenai mitigasi
bencana, mengadakan simulasi dengan  BPBD dan adanya  kurikulum mengenai
pendidikan mitigasi bencana. 3.
Program-program  yang  diterapkan  SMA  N  2  Klaten  mengenai Mitigasi  Bencana  adalah  pembuatan  area  terbuka  di  lingkungan
sekolah, pembelajaran mitigasi bencana pada mata pelajaran Geografi, dan  simulasi  mitigasi  bencana  didampingi  oleh  BPBD  Kabupaten
Klaten. 4.
Faktor  pendukung  yaitu  kemampuan  menjalin  kerjasama  dengan lembaga-lembaga  seperti  BPBD,  PMI  Klaten  dan  KSR  UPN,
kemampuan  menjalin  hubungan  dengan  Alumni  untuk  menggali  ide- ide  yang  berkaitan  dengan  kebijakan  mitigasi  bencana,  bantuan  dari
Pemerintah  Kabupaten  Klaten  dalam  penyusunan  Kurikulum Pendidikan  Kebencanaan.  Faktor  penghambat  yaitu  lemahnya
kesadaran tentang
pendidikan mitigasi
Bencana, rendahnya
pengaplikasian  teori  tentang  mitigasi  bencana,  tidak  semua  guru mendukung kebijakan tersebut, kekurangan dana dalam melaksanakan
kegiatan  dan  sulitnya  mencari  percontohan  sekolah  yang  menerapkan kebijakan  mitigasi  bencana  yang  menyebabkan  kebijakan  mitigasi
bencana di SMA Negeri 2 Klaten belum berjalan maksimal.
92
B. Saran