56
kontruk dalam instrumen. Suatu instrumen dinyatakan valid sah apabila instrumen tersebut betul-betul mengukur apa yang seharusnya diukur.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pengujian validitas konstruk construct validity. Menurut Sugiyono 2011: 125 untuk menguji validitas
konstruk, dapat digunakan pendapat ahli judgment expert. Dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan
berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan validitas dengan meminta pendapat ahli yaitu
Drs. Harun Rasyid, M.Pd
2. Reliabilitas
Noeng Muhadjir 2007: 303 mendefinisikan reliabilitas adalah keajegan atau consistency, kestabilan atau stability, dan dependability. Menurut Suharsimi
Arikunto 2005: 168 sebagai prasayarat dari instrumen pengumpulan data adalah reliabilitas. Ada tiga teknik untuk menguji reliabilitas instrumen yaitu : teknik
pararel, teknik tes ulang dan teknik belah dua. a.
Teknik pararel disebut juga teknik double test double trial. Jika peneliti memilih teknik pararel untuk menguji reliabilitas instrumen maka sejak
awal peneliti sudah menyusun dua perangkat instrumen yang pararel ekiuvalen, yaitu dua buah instrumen yang disusun berdasarkan satu
kisi-kisi.
b. Teknik ulangan disebut juga teknik single test double trial. Jika peneliti
menggunakan teknik ini maka mereka boleh hanya memiliki sebuah instrumen saja tetapi diteskan dua kali. Hasil atau skor pertama dan
kedua kemudian dikorelasikan untuk mengetahui besarnya indeks reliabilitas.
c. Teknik belah dua disebut juga single test single trial. Dengan teknik ini
peneliti boleh hanya memiliki seperangkat instrumen saja, dan hanya diujicobakan satu kali, kemudian hasilnya dianalisis yaitu dengan cara
membelah seluruh instrumen menjadi dua sama besar.
57
Sedangkan menurut Sugiyono 2011: 130 pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal
pengujian dapat dilakukan dengan test-retest stability, equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisis
konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu. Lebih jelasnya pengujian reliabilitas Sugiyono, 2011: 130-131 dapat dilakukan dengan
cara antara lain : a
Test-retest. Instrumen penelitian yang reliabilitasnya diuji dengan test- retest dilakukan dengan cara mencobakan instrumen beberapa kali pada
responden. Jadi dalam hal ini instrumennya sama, respondennya sama dan waktunya yang berbeda. Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi
antara percobaan pertama dengan yang berikutnya. Bila koefisien korelasi positif dan signifikan maka instrumen tersebut sudah dinyatakan
reliabel. Pengujian cara ini sering juga disebut stability.
b Ekuivalen. Instrumen yang ekuivalen adalah pertanyaan yang secara
bahasa berbeda, tetapi maksudnya sama. Pengujian dengan cara ini cukup dilakukan sekali, tetapi instrumennya dua, pada responden yang sama,
waktu sama, instrumen berbeda.
c Gabungan. Pengujian reliabilitas ini dilakukan dengan cara mencobakan
dua instrumen yang equivalent itu beberapa kali, ke responden yang sama. Jadi cara ini merupakan gabungan pertama dan kedua.
d Internal Consistency. Pengujian reliabilitas dengan internal consistency,
dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian yang data diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu. Hasil analisis dapat
digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrumen.
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengujian reliabilitas secara eksternal dengan test-retest stability yaitu dengan cara mencobakan instrumen
beberapa kali pada responden. Jadi dalam hal ini instrumennya sama, respondennya sama, dan waktunya yang berbeda.