Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

4 satunya berkenaan dengan bilangan Seefeldt, Carol Barbara A. Wasik, 2008: 391 Membilang merupakan kegiatan awal dalam memperkenalkan anak terhadap konsep matematika. Mengenalkan konsep bilangan dimulai dari menggunakan benda konkret atau nyata, pembentukan bayangan visualisasi di otak, menggunakan gambar atau semi konkret, dan barulah pengenalan simbol Ariesandi Setyono, 2007: 55. Pada hakekatnya setiap proses pembelajaran untuk anak usia dini harus disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif yang dilalui anak. Dalam kaitannya dengan membelajarkan membilang pada anak, seorang pendidik seharusnya memahami tahapan-tahapan perkembangan anak. Pendidik tidak boleh memaksakan kompetensi diluar kapasitas atau tingkat pencapaian perkembangan pada anak, sehingga dalam merancang pembelajaran untuk anak usia dini harus disesuaikan dengan tahapan perkembangan tersebut. Hal ini sejalan dengan prinsip-prinsip yang disampaikan oleh Depdiknas di dalam Pedoman Pembelajaran di Taman Kanak-kanak 2006: 6 bahwa “pembelajaran di TK harus berorientasi pada perkembangan anak. Anak TK memiliki karakteristik perkembangan fisik dan psikologis yang khas. Oleh karena itu, guru harus mampu mengembangkan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak”. Pendidik yang merancang dan melaksanakan proses pembelajaran tanpa menghiraukan tahapan perkembangan anak, akan cenderung menyulitkan anak. Sofia Hartati 2005: 26 mengungkapkan bahwa guru yang mengajar konsep bilangan kepada sekelompok anak TK tanpa adanya usaha untuk mengkonkretkan 5 konsep-konsep tersebut, tidak hanya akan percuma, tetapi justru akan lebih membingungkan anak tersebut. Dalam proses mengenalkan konsep bilangan dan lambang bilangan maka diperlukan cara dan stimulasi yang tepat, salah satunya melalui permainan yang melibatkan semua aspek perkembangan anak. Sebab pada prinsipnya pembelajaran di TK tidak terlepas dari kegiatan bermain yang menyenangkan. Menurut Utami Munandar dalam Andang Ismail 2006: 16 bermain merupakan suatu aktivitas yang membantu anak mencapai perkembangan yang utuh, baik secara fisik, intelektual, sosial, moral dan emosional. Dalam kegiatan bermain inilah, segala potensi anak dapat teroptimalkan dengan baik. Selain itu, melalui kegiatan bermain, anak diharapkan dapat mengenal konsep bilangan dengan cara yang menyenangkan, bukan hanya monoton dengan model pembelajaran klasikal serta hanya memanfaatkan penggunaan LKA dalam proses mengajarkan anak tentang konsep bilangan. Pada dasarnya menurut May dalam Seefeldt, Carol Barbara A. Wasik 2008: 390, salah satu tujuan dari pengalaman yang menyenangkan di Taman Kanak-kanak ialah menanamkan kecintaaan terhadap matematika. Untuk menanamkan kecintaan terhadap matematika sejak dini, maka dibutuhkan kegiatan bermain dengan menggunakan alat permainan edukatif yang sesuai dan tepat untuk diterapkan dalam pembelajaran di Taman Kanak-kanak. Pemilihan alat permainan yang sesuai dengan karakteristik dan tahap perkembangan anak ini diharapkan dapat menstimulasi perkembangan kognitif anak khususnya dalam mengenalkan konsep bilangan dan lambang bilangan. 6 Salah satu kegiatan bermain yang dapat dijadikan sarana untuk mengenalkan konsep bilangan pada anak adalah kegiatan bermain ular tangga. Permainan ular tangga merupakan jenis permainan yang menarik untuk anak. Menurut A. Husna M. 2009: 145 ular tangga adalah permainan yang menggunakan dadu untuk menentukan berapa langkah yang harus dijalani bidak. Permainan ini biasanya dimainkan oleh dua orang atau lebih. Yusep Nur Jatmika 2012: 103 menambahkan bahwa permainan ular tangga yang didesain khusus untuk anak TK biasanya memiliki jumlah karakter tampilan gambar papan yang lebih komplet. Bagi anak usia TK, permainan ini sangat bermanfaat, khususnya untuk merangsang anak tersebut belajar matematika, yaitu saat menghitung langkah dan titik-titik yang terdapat pada dadu Yusep Nur Jatmika, 2012: 104. Pendidik dapat mengajarkan konsep bilangan melalui kegiatan bermain sambil belajar dengan menggunakan permainan ular tangga ini. Dalam mengenalkan konsep bilangan dan lambang bilangan pada proses pembelajaran di Taman Kanak-kanak tidak terlepas dengan berbagai masalah. Permasalahan yang sering terjadi di TK terkait dengan kemampuan membilang pada anak terutama anak kelompok A antara lain anak belum mampu membilang secara urut, Di beberapa TK, sebagian anak sudah mampu membilang namun belum mengenal lambang bilangan. Terdapat pula permasalahan bahwa anak hanya mengenal angka 1 sampai 10 sebatas lambang bilangan, namun anak belum memahami maknanya secara kuantitas atau berapa jumlah benda yang mewakili lambang bilangan tersebut. Selain itu terdapat pula anak yang belum mampu untuk menuliskan lambang bilangan. 7 Berdasarkan hasil pengamatan di TK se-Gugus V di Kecamatan Juwiring, kegiatan pembelajaran dalam hal mengenalkan konsep bilangan melalui kegiatan bermain sudah digunakan. Di beberapa TK juga banyak dijumpai berbagai alat permainan edukatif untuk mengenalkan konsep bilangan, salah satunya adalah papan ular tangga. Permainan ular tangga ini sudah dikenal oleh anak-anak dan dapat digunakan untuk mengenalkan konsep matematika pada anak. Akan tetapi pendidik di beberapa TK di Gugus V Kecamatan Juwiring jarang melakukan assesment yang terkait dengan penggunaan permainan ini. Oleh sebab itu peneliti ingin mendiskripsikan tentang permainan ular tangga untuk melihat kemampuan membilang anak melalui permainan tersebut, apakah permainan tersebut masih relevan untuk mengetahui sejauh mana tingkat kemampuan anak dalam hal membilang serta apakah permainan ular tangga tersebut cocok untuk dimainkan anak usia 4-5 tahun. Berdasarkan paparan di atas, maka peneliti tertarik untuk mengkaji tentang pelaksanaan bermain ular tangga untuk mengetahui sejauh mana kemampuan membilang pada anak TK kelompok A. Oleh karena itu peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul “Deskripsi Kemampuan Membilang melalui Kegiatan Bermain Ular Tangga pada Anak TK Kelompok A se-Gugus V di Kecamatan Juwiring Kabupaten Klaten”. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah wacana bagi pendidik untuk menjadikan kegiatan bermain ular tangga ini menjadi salah satu referensi kegiatan bermain untuk anak TK kelompok A khususnya untuk mengenalkan konsep bilangan. Apabila hasil data tentang kemampuan membilang anak melalui kegiatan bermain 8 ular tangga mencapai predikat cukup baik maka permainan ini cocok untuk dimainkan oleh anak pada usia 4-5 tahun.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut : 1. Anak belum mampu membilang secara urut 1 sampai 10 2. Di beberapa TK, sebagian anak sudah mampu membilang namun belum mengenal lambang bilangan. 3. Anak belum memahami makna secara kuantitas atau berapa jumlah benda yang mewakili lambang bilangan 1 sampai 10. 4. Anak belum dapat menulis lambang bilangan. 5. Penggunaan permainan dan alat permainan edukatif dalam proses pembelajaran masih belum optimal sehingga anak mudah bosan dalam mengikuti proses pembelajaran. 6. Penggunaan permainan ular tangga pada anak TK kelompok A di Gugus V Kecamatan Juwiring belum diassement oleh guru.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, terdapat beberapa permasalahan yang muncul. Namun, peneliti hanya memfokuskan pada masalah penggunaan permainan ular tangga pada anak TK kelompok A di Gugus V Kecamatan Juwiring yang belum diassement oleh guru. 9

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada batasan masalah, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Seberapa besar persentase kemampuan membilang anak melalui kegiatan bermain ular tangga pada anak TK kelompok A se-Gugus V Kecamatan Juwiring Kabupaten Klaten? 2. Bagaimana kemampuan membilang melalui kegiatan bermain ular tangga pada anak TK kelompok A se-Gugus V di Kecamatan Juwiring Kabupaten Klaten?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1. Kemampuan membilang pada anak TK kelompok A se-Gugus V di Kecamatan Juwiring Kabupaten Klaten. 2. Kemampuan membilang melalui kegiatan bermain ular tangga pada anak TK kelompok A se-Gugus V di Kecamatan Juwiring Kabupaten Klaten.

F. Manfaat Hasil Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat: a. Bagi guru Guru TK dapat memperbaiki dan menyempurnakan kekurangan dan mempertahankan kelebihan yang berkaitan dengan penerapan kegiatan bermain ular tangga untuk menstimulasi anak dalam mengenal konsep bilangan. 10 b. Bagi lembaga TK Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan evaluasi dalam penerapan pembelajaran guna untuk meningkatkan efektifitas proses pembelajaran. 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kemampuan Kognitif 1. Pengertian Kemampuan Kognitif

Pada dasarnya setiap anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Salah satu aspek perkembangan yang berkembang pesat pada usia dini adalah kemampuan kognitif. Siti Partini Suardiman 2003: 1 menerangkan bahwa daya pikir disebut juga sebagai kemampuan kognitif sering diartikan sebagai daya atau kemampuan seorang anak untuk berfikir dan mengamati, melihat hubungan- hubungan, suatu kegiatan yang mengakibatkan seorang anak memperoleh pengetahuan yang banyak didukung oleh kemampuannya menjelajah lingkungan, kemampuan mengkoordinasikan motorik dan kemampuan bertanya. Berk dalam Suardiman 2003: 1 menerangkan bahwa kemampuan kognitif menunjuk kepada proses dan product dari dalam pikiran manusia yang membawanya untuk tahu. Dalam hal ini termasuk semua kegiatan mental manusia yang meliputi: mengingat, menghubungkan, menggolong-golongkan, memberikan simbol, mengkhayal, memecahkan masalah, mencipta dan membayangkan kejadian dan mimpi. Hal ini sejalan dengan pendapat Slamet Suyanto 2005: 53 yang menjelaskan bahwa perkembangan kognitif menggambarkan bagaimana pikiran anak berkembang dan berfungsi sehingga dapat berpikir. Dari berbagai pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan kognitif merupakan perkembangan anak dalam proses berpikir termasuk kegiatan mental manusia sehingga anak memperoleh pengetahuan baru.

Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN PADA ANAK KELOMPOK A TK AISYIYAH II Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Melalui Bermain Peran Pada Anak Kelompok A TK Aisyiyah II Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Tahun 2013/2014.

0 2 12

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN DI KELOMPOK A TK BA Upaya Mengembangkan Kemampuan Kemandirian Anak Melalui Metode Bermain Peran Di Kelompok A TK Ba Aisyiyah Karangdowo Kecamatan Karangdowo Kabupaten Klaten Tah

0 1 14

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN DI KELOMPOK A TK BA Upaya Mengembangkan Kemampuan Kemandirian Anak Melalui Metode Bermain Peran Di Kelompok A TK Ba Aisyiyah Karangdowo Kecamatan Karangdowo Kabupaten Klaten Tah

0 0 23

SKRIPSI Peningkatan Kemampuan Kognitif Anak Melalui Bermain Kartu Angka Pada Anak Kelompok B Tk Aisyiyah Kenaiban, Juwiring, Klaten Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 15

PENDAHULUAN Peningkatan Kemampuan Kognitif Anak Melalui Bermain Kartu Angka Pada Anak Kelompok B Tk Aisyiyah Kenaiban, Juwiring, Klaten Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 2 7

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI BERMAIN KARTU ANGKA PADA ANAK KELOMPOK B Peningkatan Kemampuan Kognitif Anak Melalui Bermain Kartu Angka Pada Anak Kelompok B Tk Aisyiyah Kenaiban, Juwiring, Klaten Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 0 20

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI BERMAIN KARTU ANGKA PADA ANAK KELOMPOK A Upaya Meningkatkan Kemampuan Membilang Melalui Bermain Kartu Angka Pada Anak Kelompok A Di TK ABA Jimbung II Kalikotes Klaten Tahun Ajaran 2012 / 2013.

1 3 15

PENDAHULUAN Upaya Meningkatkan Kemampuan Membilang Melalui Bermain Kartu Angka Pada Anak Kelompok A Di TK ABA Jimbung II Kalikotes Klaten Tahun Ajaran 2012 / 2013.

0 0 6

DESKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM KEGIATAN BERMAIN BALOK PADA ANAK TK USIA 5-6 TAHUN SE-GUGUS TERATAI UMBULHARJO YOGYAKARTA.

22 167 165

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MENGGUNAKAN BALOKCUISENAIRE PADA ANAK KELOMPOK A TK SUNAN KALIJOGO KECAMATAN CANGKRINGAN KABUPATEN SLEMAN.

1 7 143