dipertimbangkan untuk diterapkan berkisar lima hal yaitu partisipasi, reputasi, relevansi, pengalihan, dan umpan balik Sondang P. Siagian, 2002 : 190. Dengan
prinsip partisipasi pada umumnya proses belajar berlangsung dengan lebih cepat dan pengetahuan yang diperoleh diingat lebih lama. Prinsip reputasi pengulangan akan
membantu peserta pelatihan untuk mengingat dan memanfaatkan pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki. Prinsip relevansi, yakni kegiatan pembelajaran akan
lebih efektif apabila bahan yang dipelajari mempunyai relevansi dan makna kongkrit dengan kebutuhan peserta pelatihan. Prinsip pengalihan dimaksudkan pengetahuan
dan keterampilan yang diperoleh dalam kegiatan belajar mengajar dengan mudah dapat dialihkan pada situasi nyata dapat dipraktekkan pada pekerjaan. Dan prinsip
umpan balik akan membangkitkan motivasi peserta pelatihan karena mereka tahu kemajuan dan perkembangan belajarnya.
Pelaksanaan program
actual program
pelatihan pada prinsipnya sangat situasional sifatnya. Artinya dengan penekanan pada perhitungan kebutuhan
organisasi dan peserta pelatihan, penggunaan prinsip-prinsip belajar dapat berbeda intensitasnya, sehingga tercermin pada penggunaan pendekatan, metode dan teknik
tertentu dalam pelaksanaan proses pelatihan. Keahlian, pengetahuan, dan kemampuan pekerja
skill knowledge ability of workers
sebagai peserta pelatihan merupakan pengalaman belajar hasil dari suatu program pelatihan yang diikuti. Pelatihan dikatakan efektif, apabila hasil pelatihan
sesuai den-an tugas peserta pelatihan. dan bermanfaat pada tugas pekerjaan.
Dan langkah terakhir dari pengembangan program pelatihan adalah evaluasi
evaluation
pelatihan Pelaksanaan program pelatihan dikatakan berhasil apabila dalam diri peserta pelatihan terjadi suatu proses transformasi pengalaman belajar
pada bidang pekerjaan. Sondang P. Siagian menegaskan proses transformasi dinyatakan berlangsung dengan baik apabila terjadi paling sedikit dua hal yaitu
peningkatan kemampuan dalam melaksanakan tugas dan perubahan perilaku yang tercermin pada sikap, disiplin dan etos kerja 2002 : 202. Selanjutnya untuk
mengetahui terjadi tidaknya perubahan tersebut dilakukan penilaian. Dan untuk mengukur keberhasilan tidaknya yang dinilai tidak hanya segi-segi teknis saja. Akan
tetapi juga segi keperilakuan 2002 : 202. Dan untuk evaluasi diperlukan kriteria evaluasi yang dibuat berdasarkan tujuan program pelatihan dan pengembangan.
3. Perencanaan Pelatihan
Penyusunan rencana pelatihan menurut Oemar Hamalik 2007: 40-41 dilakukan melalui prosedur sebagai berikut :
Langkah 1 : merumuskan asumsi-asumsi yang jelas, eksplisit dan khusus. Asumsi- asumsi dirumuskan bertitik tolak pada pokok-pokok pikiran yang berkenaan dengan
a keyakinan tentang masyarakat, pendidikan dan pelatihan, serta belajar; b pandangan tentang peran pelatih dalam program pelatihan; c penjabaran ciri-ciri
khusus dan hambatan-hambatan yang diperkirakan bakal terjadi dalam pelaksanaan program pelatihan.
Langkah 2 : mengidentifikasi kemampuan kompetensi. Ada enan jenis pendekatan yang dapat digunakan untuk merumuskan kemampuan, ialah :
a Pendekatan mata ajaran yang diterjemahkan menjadi sejumlah kemampuan yang
terpusat pada tujuan tingkah laku; b
Pendekatan analisis tugas harus dikerjakan, lalu mentukan peran-peran yag diperlukan, selanjutnya menetukan jenis-jenis kemampuan;
c Pendekatan kebutuhan peserta berdasarkan ambisi, nilai-nilai, dan perspektif
mereka; d
Pendekatan kebutuhan masyarakat senyatanya, selanjutnya disusun rencana pelatihan;
e Pendekatan teoritik yang disusun secara logik melalui pemikiran deduktif dalam
kerangka ilmu perilaku manusia; f
Pendekatan kluster yang disusun berdasarkan program umum yang bisa berlaku dalam masyarakat atau dalam kehidupan sehari-hari.
Langkah 3 : merumuskan tujuan-tujuan secara deskriptif. Kemampuan-kemampuan yang telah dirumuskan, selanjutnya dirumuskan lebih khusus, lebih eksplisit,
menjadi tujuan-tujuan yang dapat diamati dan dapat diukur berdasarkan kriteria tertentu.
Langkah 4 : menentukan perangkat kriteria dan jenis assessmen. kriteria berguna untuk menetapkan tingkat keberhasilan. Perangkat kriteria itu merupakan indikator
dalam assessmen yang akan dilakukan.
Langkah 5 : pengelompokkan dan penyusunan tujuan-tujuan pembelajaran yang berurutan secara psikologis ini hendaknya dipertimbangkan pula struktur materi
pelajaran, lokasi dan fasilitas yang dipergunakan untuk melakukan macam-macam kegiatan pelatihan.
Langkah 6 : merancang strategi pembelajaran berdasarkan kemampuan-kemampuan yang hendak dikembangkan, materi pelajaran yang akan disampaikan, keadaan
peserta, waktu yang tersedia, dan sebagainya. Langkah 7 : mengorganisasi sistem pengelolaan kelas, sesuai dengan kemungkinan
pelatihan yang akan dilaksanakan, proses pembelajaran, peran serta, dan kemampuan manajerial pelatih itu sendiri.
Langkah 8 : melaksanakan uji coba rencana pelatihan untuk menguji pengaruh strategi pembelajaran, kehandalan alat assessmen, dan pengaruh sistem pengelola
kelas. Langkah 9 : menilai rancangan pelatihan ini, yang mencakup validitas tujuan, kriteria
assessmen, strategi pembelajaran, organisasi kelas. Langkah 10 : memperbaiki kembali rencana pelatihan berdasarkan umpan balik yang
diperoleh dari penilaian. Sedangkan langkah-langkah perencanaan Morison, Refro, dan Boucher
Sudjana, 1992: 72-75 menjelaskan bahwa langkah-langkah dalam perencanaan strategis merupakan perpaduan antara langkah-langkah dalam perencanaan jangka
panjang dan langkah-langkah dalam kajian lingkungan
environmental scanning
.