171
171
menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas para siswanya. Dengan demikian sesuatu yang baru pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap datang dari
‘menemukan sendiri’ bukan lagi dari „apa kata guru‟.
b. Kata Kunci CTL
Paling tidak ada lima belas kata kata kunci yang perlu dipahami dalam pembelajaran kontekstual atau
Contextual Teaching and Learning
CTL, yakni; 1.
Real-world learning 2.
Mengutamakan pengalaman nyata 3.
Berpikir tingkat tinggi 4.
Berpusat pada siswa 5.
Siswa aktif, kritis dan kreatif 6.
Pengetahuan bermakna dalam kehidupan 7.
Dekat dengan kehidupan nyata 8.
Perubahan perilaku 9.
Siswa berpraktek, bukan menghapal 10.
Penekanan pada Learning bukan teaching 11.
Penekanan pada Pendidikan bukan pengajaran 12.
Pembentukan „manusia‟ bukan robot 13.
Memecahkan masalah
172
172
14. Siswa „acting‟ guru mengarahkan
15. Hasil belajar diukur dengan berbagai cara bukan hanya dengan tes
c. Latar Belakang Pendekatan Kontekstual
Sejauh ini pendidikan di Indonesia umumnya masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai perangkat fakta-
fakta yang harus dihapal oleh para siswa. Kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, kemudian ceramah menjadi pilihan utama strategi belajar. Sudah saatnya diperlukan sebuah strategi belajar baru yang lebih
memberdayakan siswa. Yakni sebuah strategi belajar yang tidak mengharuskan siswa menghapal fakta-fakta, tetapi sebuah
strategi yang mendorong siswa mengkonstruksikan pengetahuan di benak mereka sendiri.
Sejalan dengan itu menarik sekali satu kunci dalam rumusan tujuan pendidikan nasional 2003 bila dibandingkan dengan rumusan-
rumusan sebelumnya. Kata kunci yang dimaksud adalah “…. berkembangnya potensi peserta didik….” Kata kunci ini memberikan sinyal kepada kita bahwa di dalam proses pendidikan dan pembelajaran itu pengajar tidak lagi
menyampaikan atau memberikan materi ajar kepada peserta didik untuk diketahui dan dipahami, tetapi sebagai proses penyediaan kondisi yang kondusif sehingga peserta didik dapat ber
kembang dan berdaya potensi serta kediriannya agar mampu “merespon lingkungannya”, sehingga
survise
dalam hidupnya. Sehubungan dengan itu maka pendekatan dan strategi pembelajaran yang digunakan haruslah pendekatan yang mampu
mengaktualisasikan kemampuan dan potensi, minat dan bakat peserta didik yang kemudian mampu menemukan kediriannya. Pendekatan konstruktivisme, keterampilan proses, siswa aktif dan
contextual teaching and learning
CTL tepat untuk diterapkan. Karena itu pembelajaran bahan kajian sejarah yang menekankan sifat prosesual diharapkan dapat mengkondisikan dan
mendorong peserta didik untuk menemukan dan membangun jatidirinya sebagai makhluk ciptaan Tuhan, makhluk individu dan
173
173
makhluk sosial yang beradab dan bermartabat. Melalui proses pembelajaran itu diharapkan dapat mengantarkan peserta didik menjadi warga negara yang kritis dan demokratis, menjunjung tinggi kemerdekaan dan mencintai tanah airnya, toleransi dan
menghargai orang lain, memiliki kearifan dan kecerdasan sosial. Hal ini akan lebih bermakna bilamana semua itu ditemukan dan diaplikasikan oleh peserta didik itu sendiri. Dalam hal ini peran Guru sebagai fasilitator dan kreativitasnya sebagai seorang
pembimbing sesuai dengan prinsip pembelajaran aktif, sangat diperlukan. Karena itu perlu dicobakan berbagai model pembelajaran inovatif yang relevan.
Contextual Teaching and Learning
CTL dipromosikan menjadi alternatif strategi belajar yang baru. Melalui strategi CTL
siswa diharapkan belajar melalui pengalaman bukan lagi hanya menghapal. Karena pengetahuan bukanlah hanya seperangkat
fakta dan konsep yang siap diterima, tetapi „sesuatu „ yang harus direkonstruksi sendiri oleh siswa. Dengan CTL diharapkan anak belajar dari mengalami sendiri, mengkonstruksi pengetahuan kemudian memberi makna pada
pengetahuan itu. Sedangkan tugas guru adalah mengatur strategi belajar, membantu mnghubungkan pengetahuan lama dan baru serta memfasilitasi belajar. Dengan demikian kita harus menghilangkan dan melupakan tradisi “Guru akting di panggung, siswa
meno nton, mendengar dan mencatat”, Kemudian kita ubah menjadi “Siswa aktif bekerja dan belajar di panggung, guru
mengarahkan dan membimbing dari dekat.
d. Beberapa Model Pendekatan Bernuansa CTL