29 dipadukan dengan berbagai bentuk gambar, animasi, bahkan kejadian nyata
yang tidak dapat dihadirkan langsung di ruang kelas. Dengan demikian presentasi yang dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran akan lebih
menarik perhatian dan minat belajar siswa, sehingga memudahkan siswa dalam menguasai kompetensi yang diajarkan oleh guru.
Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat disimpulkan, penggunaan media pembelajaran yang lebih menarik dan variatif menyebabkan perubahan
rasa senang, perhatian dan aktivitas belajar yang tinggi terhadap proses belajar mengajar, sehingga pembelajaran yang disampaikan oleh guru dapat
menimbulkan minat siswa untuk belajar. Dengan demikian dapat diduga bahwa penggunaan video pembelajaran dapat berpengaruh terhadap minat
belajar siswa. Lebih jelasnya, penjelasan uraian di atas dapat dilihat gambar 2.
Gambar 2. Kerangka Berfikir
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah “Minat belajar siswa kelas yang menggunakan video
pembelajaran lebih tinggi daripada minat belajar kelas yang tidak menggunakan video pembelajaran setelah perlakuan”.
Minat Belajar
Siswa Awal Minat
Belajar Siswa
Meningkat Pembelajaran
menggunakan Video
Pembelajaran
30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Untuk membuktikan agar penelitian memperoleh jawaban atas hipotesis yang diajukan dalam penelitian sehingga didapatkan kesimpulan yang dapat
dipertanggungjawabkan maka diperlukan suatu metode penelitian.
A. Desain Penelitian
Kegunaan pokok desain penelitian sebagaimana dikemukakan oleh Kerlinger 1990: 484 yaitu untuk memberikan jawaban terhadap pertanyaan-
pertanyaan penelitian, mengontrol, dan mengendalikan varian. Beberapa desain eksperimen diantaranya adalah Pre-Experimental, True Experimental,
dan Quasi Experimental. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen semu quasi experimental. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi
tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen Sugiyono, 2009:
77. Pengontrolan secara ketat tidak dapat dilakukan secara penuh karena dalam
belajar mengajar siswa dapat saling berinteraksi satu sama lain atau dengan lingkungannya. Pengontrolan hanya dilakukan sesuai dengan kondisi yang
ada. Penentuan subyek untuk kelompok eksperimen dilakukan dengan tidak
mengubah kelas atau mereorganisasi kelas. Dengan demikian randomisasi tidak dapat dilakukan. Kedua kelompok tersebut adalah kelas-kelas dengan