24 pembelajaran yang disesuaikan dengan perkembangan
guru untuk mencapai tujuan pendidikan ke arah yang lebih maju.
Sejalan dengan uraian di atas maka Bupati Temanggung menerbitkan Peraturan Bupati Nomor 35
tahun 2009 tentang Pedoman Penilaian Kinerja dan Periodisasi Kepala TK, SD, SMP, SMA dan SMK.
Sedangkan dalam petunjuk pelaksanaan tersebut dijelaskan bahwa sebagai supervisor kepala sekolah
memiliki kuwajiban: 1 menyusun program supervisi, 2 melaksanakan program supervisi dan 3 melaksa-
nakan tindak lanjut hasil supervisi. Uraian lebih lanjut tentang kuwajiban kepala sekolah tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Menyusun Program Supervisi
Program supervisi disusun untuk menentukan sasaran dalam kegiatan supervisi yang akan dilaksa-
nakan oleh kepala sekolah. Adapun program supervisi meliputi supervisi manajerial administrasi guru dan
supervisi terhadap akademik kegiatan pembelajaran. Adapun penyusunan program supervisi meliputi:
1 penyusunan program supervisi terhadap adminis- trasi guru; 2 penyusunan program supervisi terhadap
kegiatan belajar mengajar; 3 penyusunan program supervisi bimbingan dan konseling; 4 penyusunan
program supervisi terhadap ulangan semesterulangan kenaikan kelas; dan 5 penyusunan program supervisi
terhadap ujian sekolahdan ujian nasional.
25
2. Melaksanakan Supervisi
Setelah program supervisi disusun maka sebagai seorang supervisor kepala sekolah melaksanakan ke-
giatan supervisi sesuai yang telah direncanakan terse- but. Sasaran dalam pelaksanaan supervisi meliputi
supervisi manajerial dan supervisi akademik yaitu antara lain meliputi: 1 administrasi guru, 2 kegiatan
belajar mengajar, 3 kegiatan bimbingan dan kon- seling, 4 kegiatan ulangan semester dan ulangan
kenaikan kelas, 5 kegiatan ujian sekolah dan ujian nasional. Semua kegiatan yang dilaksanakan kepala
sekolah dalam supervisi dicatat dalam instrumen supervisi dimana catatan tersebut akan dijadikan
bahan untuk melaksanakan tindak lanjut.
3. Melaksanakan Tindak Lanjut Hasil Supervisi
Setelah pelaksanaan supervisi sebagai super- visor kepala sekolah menindaklanjuti catatan atau
hasil supervisi yang ditemukan dalam pelaksanaan supervisi tersebut. Catatan hasil supervisi dimanfaat-
kan oleh kepala sekolah sebagai bahan untuk melak- sanakan tindak lanjut terhadap kegiatan supervisi
yang dilakukan. Tindak lanjut hasil supersvisi dilakukan oleh kepala sekolah dengan kegiatan-
kegiatan antara lain sebagai berikut: 1 menyediakan waktu untuk mengevaluasi hasil supervisi, 2 me-
nyampaikan kelebihan dan kekurangan guru dalam melaksanakan tugasnya melalui rapat dewan guru,
3 memberikan bimbingan dan arahan kepada guru
26 untuk memperbaiki kekurangannya dan mengembang-
kan kelebihannya berdasar hasil supervisi, 4 meman- faatkan hasil supervisi untuk peningkatan kinerja
guru, dan 5 memanfaatkan hasil supervisi untuk mengembangkan sekolah.
2.3.2 Kepala Sekolah sebagai Motivator
Motivator adalah seseorang yang memberikan motivasi. Motivasi merupakan dorongan yang timbul
pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan
tertentu. Motivasi atau motivation menurut arti kata berarti pemberian motif, penimbulan motif atau hal
yang menimbulkan dorongan atau keadaan yang menimbulkan dorongan Manullang Manullang,
2008. Sementara itu Hamalik 2001 memberikan definisi tentang motivasi sebagai berikut:
Motivasi adalah perubahan energi dalam diri pribadi seseorang yang ditandai dengan timbul-
nya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Pengertian ini mengandung tiga unsur yang saling
berkaitan yaitu: a motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam diri seseorang pribadi;
b motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan effective arousal dorongan efektif yang secara
subjektif keadaan ini dapat diuraikan sebagai emosi; c motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi
mencapai tujuan, untuk mengurangi ketegangan yang ditimbulkan oleh perubahan energi dalam
dirinya.
Sejalan dengan definisi dari Hamalik, Sudrajad 2008 memberikan batasan motivasi sebagai kekuatan
27 energi seseorang yang dapat menimbulkan tingkat
persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri
individu itu sendiri motivasi intrinsik maupun dari luar individu motivasi ekstrinsik.
Sementara itu Uno 2007 memberikan batasan tentang motivasi yaitu:
Motivasi merupakan dorongan yang timbul oleh adanya rangsangan dari dalam maupun dari luar
sehingga seseorang berkeinginan untuk mengada- kan perubahan tingkah lakuaktivitas tertentu
lebih dari sebelumnya, dengan sasaran sebagai berikut: 1 mendorong manusia untuk melakukan
suatu aktivitas yang didasarkan atas pemenuhan kebutuhan, dalam hal ini motivasi merupakan
motor penggerak dari setiap kebutuhan yang akan dipenuhi; 2 merupakan arah tujuan yang akan
dicapai, dan 3 menentukan perbuatan yang harus dilakukan.
Sependapat dengan Uno 2007, Soemanto 2006 menyatakan bahwa pada dasarnya motivasi
memiliki dua elemen yaitu:
a. Elemen dalam inner componenet yaitu peru- bahan yang terjadi pada diri seseorang berupa
keadaan tidak puas atau ketegangan psiko- logis. Rasa ini timbul karena keinginan untuk
memperoleh penghargaan, pengakuan, dan berbagai kebutuhan lainnya.
b. Elemen luar outer component yaitu tujuan yang ingin dicapai oleh seseorang. Tujuan itu
sendiri berada di luar diri seseorang. Namun mengarahkan tingkah laku orang itu untuk
mencapai tujuan.
28 Di dalam motivasi ada peristiwa yang terjadi
secara berurutan, elemen dalam mendahului elemen luar, namun bisa juga elemen luar mendahului elemen
dalam. Hal terakhir ini terjadi di dalam motivasi ekstrinsik meskipun pada mulanya elemen luar hanya
berfungsi sebagai perangsang timbulnya elemen dalam Soemanto, 2006.
Dari beberapa pendapat para ahli tersebut, dapat ditarik suatu simpulan bahwa motivasi merupa-
kan segala sesuatu yang mampu mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu tindakan untuk mencapai
suatu tujuan tertentu, dorongan tersebut bisa berasal dari dalam dirinya sendiri maupun dari luar dirinya.
Dengan demikian motivasi dapat dikatakan sebagai suatu aktivitas atau suatu upaya melaksanakan
pekerjaan untuk lebih baik, lebih maju, dalam rangka memenuhi keinginannya mencapai suatu tujuan.
Kepala Sekolah sebagai seorang motivator harus dapat membangkitkan dan menubuhkan motivasi
pada diri bawahan. Sebagai pembangkit minat motivator kepala sekolah bertugas menyihir lingkung-
an kerja, suasana kerja, membangun prinsip peng- hargaan dan hukuman reward and punishment yang
sistemik Sutomo, 2007. Karena pada dasarnya semua orang termasuk guru serta personel lain di sekolah
sangat memerlukan motivasi untuk dapat mengem- bangkan dirinya ke arah terpenuhinya kebutuhan diri
yang lebih baik.
29 Dalam Peraturan Bupati Temanggung Nomor 35
tahun 2009 tentang Pedoman Penilaian Kinerja dan Periodisasi Kepala TK, SD, SMP, SMA dan SMK serta
petunjuk pelaksanaannya yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten
Temanggung Nomor 8001052009 menyebutkan bahwa kepala sekolah sebagai motivator terhadap guru
atau karyawan di sekolah antara lain dilakukan mela- lui: 1 pengaturan lingkungan kerja fisik, 2 penga-
turan suasana kerja, 3 penerapan prinsip penghar- gaan dan hukuman. Adapun secara rinci dalam
petunjuk pelaksanaan peraturan tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengaturan Lingkungan Kerja fisik
Pengaturan ruang kerja fisik antara lain dila- kukan kepala sekolah melalui kegiatan sebagai
berikut: 1 mengatur ruang kerjanya secara kondusif untuk bekerja, 2 mengatur ruang kelas secara kon-
dusif untuk kegiatan belajar mengajar serta bimbingan dan konseling, 3 mengatur laboratorium sekolah
secara kondusif untuk kegiatan praktikum, 4 menga- tur perpustakaan sekolah secara kondusif untuk
kegiatan belajar, dan 5 mengatur halamanlingkung- an sekolah dengan sejuk, nyaman dan teratur. Sebagai
seorang motivator kepala sekolah berperan untuk menciptakan kondisi yang dapat merangsang guru
untuk bekerja lebih baik.
30
2. Pengaturan Suasana Kerja