Penentuan Kadar Air dan Kadar Minyak dalam Kulit Kayu Manis di PT.Palmcoco Laboratories

(1)

PENENTUAN KADAR AIR DAN KADAR MINYAK

DALAM KULIT KAYU MANIS

DI PT. PALMCOCO LABORATORIES

KARYA ILMIAH

RIKA DESMELIANA KABAN

112401068

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KIMIA DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014


(2)

PERNYATAAN

PENENTUAN KADAR AIR DAN KADAR MINYAK DALAM KULIT KAYU MANIS DI PT.PALMCOCO LABORATORIES

KARYA ILMIAH

Saya mengkui bahwa karya ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya

Medan, Juni 2014

RIKA KABAN 112401068


(3)

PERSETUJUAN

Judul : Penentuan Kadar Air Dan Kadar Minyak Dalam Kulit Kayu Manis Di PT.Palmcoco Laboratories Katagori : Karya Ilmiah

Nama : Rika Desmeliana Kaban Nomor Induk Mahasiswa : 112401068

Program Studi : Diploma 3 Kimia Analis Departemen : Kimia

Faakultas : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sumatera Utara

Disetujui di Medan, juni 2014

Diketahui/Disetujui oleh

Program Studi D3 Kimia FMIPA USU

Ketua, Pembimbing,

Dra. Emma Zaidar Nst, M.Si. Dr. Cut Fatimah Zuhra M.Si NIP 195512181987012001 NIP 197404051999032001

Departemen Kimia FMIPA USU

Ketua,

Dr. Rumondang Bulan, M.S. NIP 195408301985032001


(4)

PENGHARGAAN

Salam sejahtera,

Segala puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan yang Maha Esa karena telah memberikan kesehatan dan rahmat yang berlimpah kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini.

Karya Ilmiah ini disuse untu melengkapi persyaratan dalam mencapai gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma 3 Kimia Analis Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara

Adapun judul Karya Ilmiah ini adalah “PENENTUAN KADAR AIR DAN KADAR MINYAK DALAM KULIT KAYU MANIS DI PT.PALMCOCO LABORATORIES”

Penulis menyadari bahwa tersusunnya Karya Ilmiah ini tidak terlepas dari perhatian, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak baik bantuan moril, maupun materil, sehingga dengan keikhlasan dan kerendahan hati pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah mendukung.

1. Ibu Dr. Rumondang Bulan Nst, M.S. selaku ketua Departemen Kimia FMIPA USU

2. Ibu Cut Fatimah Zuhra Ssi.,M.S. selaku dosen pembimbing Karya Ilmiah yang telah bersedia dengan sabar meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah


(5)

3. Bapak Zul Alkaf BSc. Selaku kepala laboratorium PT.PALMCOCO LABORATORIES yang dengan sabar mengajarkan penulis dan telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan Karya Ilmiah

4. Kakak-kakak pegawai PT.PALMCOCO LABORATORIES kak Tari dan kak Lya yang telah banyak mengajarkan penulis dalam menyelesaikan Karya Ilmiah

5. Abangda Bripda. Alexander Manihuruk yang selalu memberikan semangat, perhatian, motivasi dan doa kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Ilmiah

6. Teman – teman sekaligus saudara penulis (Sandy, Melinda, Anggi, kak Siska, kak Rina, kak Evi, Maria, Ila, kak Stefany, Togu) yang telah banyak memberikan doa dan motivasi kepada penulis

7. Rekan – rekan Mahasiswa Program Studi Diploma 3 Kimia Analis angkatan 2013, 2012, dan terkhusus 2011 FMIPA USU yang selalu memberikan motivasi dan doa kepada penulis

8. Teman – teman PKL penulis (Dhesy dan Monica) yang senantiasa memberikan dorongan dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Ilmiah


(6)

Terkhusus Ayahanda R.Kaban dan Ibunda I. br Sembiring yang tiada berhenti mendoakan, memberikan dukungan semangat, dan perhatian yang lebih kepada penulis dalam menyelesaikan Program Studi Diploma 3 Kimia Analis FMIPA USU.

Medan, Juni 2014

Penulis


(7)

PENENTUAN KADAR AIR DAN KADAR MINYAK DALAM KULIT KAYU MANIS

DI PT. PALMCOCO LABORATORIES

ABSTRAK

Telah dilakukan penentuan kadar air dan kadar minyak dalam kulit kayu manis di PT.Palmcoco Laboratories. Analisa ini bertujuan untuk mengetahui kadar air dan kadar minyak kulit kayu manis, kadar air ditentukan dengan metode gravimetri dan kadar minyak ditentukan dengan metode sokletasi. Analisa dilakukan pada kulit kayu manis potongan, serpihan, dan serbuk. Dari analisa yang dilakukan, diperoleh kadar air kulit kayu manis potongan sebesar 11,56%, serpihan sebesar 11,81% dan serbuk sebesar 12,49% dan dari analisa kadar minyak dari kulit kayu manis potongan sebesar 1,05%, serpihan sebesar 1,30%, serbuk sebesar 1,09%


(8)

DETERMINATION OF MOISTURE AND OIL CONTENT CASSIAVERA IN PT.PALMCOCO LABORATORIES

ABSTRACT

It has been determined of moisture and oil content Cassiavera in PT.Palmcoco Laboratories, this analysis aims to determine the moisture and oil content of Cassiavera, moisture was determined by gravimetric method and the method soxhlet oil content. Analysis conducted on Cassiavera sticks, sponge, and powder. The result analysis moisture Cassiavera Sticks is 11,56%, Cassiavera Sponge is 11,81%, and Cassiavera Powder is 12,49% and the result analysis oil content Cassiavera Stick is 1,05%, Cassiavera Sponge is 1,30%, and Cassiavera Powder is 1,09%


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan i

Pernyataan ii

Penghargaan iii

Abstrak vi

Abstract vii

Daftar isi viii

Daftar Tabel ix

Daftar Gambar x

Daftar Lampiran xi

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Permasalahan 3

1.3. Tujuan 3

1.4. Manfaat 3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kayu Manis 4

2.2. Budidaya Kayu Manis 6

2.2.1. Sistem Penanaman Kayu Manis 7 2.2.2. Sistem Panen Kayu Manis 9 2.3. Produk Kulit Kayu Manis 10

2.4. Khasiat dan Manfaat Kulit Kayu Manis 12

2.5. Penetapan Kadar Air 14

2.6. Penetapan Kadar Minyak 15 BAB 3. BAHAN DAN METODE

3.1. Alat 18

3.2. Bahan 19

3.3. Prosedur Percobaan 19

3.3.1. Prosedur Percobaan Penentuan Kadar Air 19 3.3.2. Prosedur Percobaan Penentuan Kadar Minyak 20 BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Percobaan 21

4.2. Pembahasan 25

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 26

5.2. Saran 26


(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Spesifikasi Kulit Kayu Manis 6 Tabel 2.2. Komposisi Kimia Cinamomun burmanni 11 Tabel 2.3. Spesifikasi Minyak Atsiri Kulit Kayu Manis 13


(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kulit Kayu Manis 4


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Data Penentuan Kadar (%) Air Kulit Kayu Manis Potongan 28 Dari Hasil Metode Sokletasi Dengan Pelarut n-Heksan

Lampiran 2. Data Penentuan Kadar (%) Air Kulit Kayu Manis Serpihan 29 Dari Hasil Metode Sokletasi Dengan Pelarut n-Heksan

Lampiran 3. Data Penentuan Kadar (%) Air Kulit Kayu Manis Serbuk 30 Dari Hasil Metode Sokletasi Dengan Pelarut n-Heksan

Lampiran 4. Data Penentuan Kadar (%) Minyak Kulit Kayu Manis Potongan 31 Dari Hasil Ekstraksi Sokletasi Dengan Pelarut n-Heksan

Lampiran 5. Data Penentuan Kadar (%) Minyak Kulit Kayu Manis Serpihan 32 Dari Hasil Ekstraksi Sokletasi Dengan Pelarut n-Heksan

Lampiran 6. Data Penentuan Kadar (%) Minyak Kulit Kayu Manis Serbuk 33 Dari Hasil Ekstraksi Sokletasi Dengan Pelarut n-Heksan


(13)

PENENTUAN KADAR AIR DAN KADAR MINYAK DALAM KULIT KAYU MANIS

DI PT. PALMCOCO LABORATORIES

ABSTRAK

Telah dilakukan penentuan kadar air dan kadar minyak dalam kulit kayu manis di PT.Palmcoco Laboratories. Analisa ini bertujuan untuk mengetahui kadar air dan kadar minyak kulit kayu manis, kadar air ditentukan dengan metode gravimetri dan kadar minyak ditentukan dengan metode sokletasi. Analisa dilakukan pada kulit kayu manis potongan, serpihan, dan serbuk. Dari analisa yang dilakukan, diperoleh kadar air kulit kayu manis potongan sebesar 11,56%, serpihan sebesar 11,81% dan serbuk sebesar 12,49% dan dari analisa kadar minyak dari kulit kayu manis potongan sebesar 1,05%, serpihan sebesar 1,30%, serbuk sebesar 1,09%


(14)

DETERMINATION OF MOISTURE AND OIL CONTENT CASSIAVERA IN PT.PALMCOCO LABORATORIES

ABSTRACT

It has been determined of moisture and oil content Cassiavera in PT.Palmcoco Laboratories, this analysis aims to determine the moisture and oil content of Cassiavera, moisture was determined by gravimetric method and the method soxhlet oil content. Analysis conducted on Cassiavera sticks, sponge, and powder. The result analysis moisture Cassiavera Sticks is 11,56%, Cassiavera Sponge is 11,81%, and Cassiavera Powder is 12,49% and the result analysis oil content Cassiavera Stick is 1,05%, Cassiavera Sponge is 1,30%, and Cassiavera Powder is 1,09%


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Kulit manis atau lebih dikenal dengan nama kulit kayu manis (Cinamomun

zeylanicum) ialah sejenis pohon penghasil rempah-rempah. Termasuk kedalam

jenis rempah-rempah yang amat beraroma, manis, dan pedas.

Kayu manis dibudidayakan untuk diambil kulit kayunya, tanaman ini dapat tumbuh di daerah pegunungan yang ketinggiannya 1.500m, dengan Tinggi pohon 1-12m, tanaman ini berdaun lonjong atau bulat telur, dan berwarna hijau, jika daun masih muda maka akan berwarna merah. Kulit kayu tanaman ini berwarna kelabu, setelah dibersihkan kulit kayu manis bagian luar, lalu dijemur dan digolongkan dengan panjang asal kulit (dari dahan atau ranting) dan dijual dalam betuk kering (Haris, 1990).

Bagian dari kulit kayu manis yang dimanfaatkan adalah kulit dan daunnya. Umumnya kulit, yang diperdagangkan adalah kulit kering sehingga perlu penjemuran. Sinar matahari sangat dibutuhkan untuk penjemuran tersebut, bila sinar matahari kurang maka dikhawatirkan kulit yang dihasilkan memiliki kadar air yang cukup tinggi sehingga dapat memacu pertumbuhan jamur, keberadaan jamur ini dapat menurunkan mutu kayu manis. Kulit kayu manis dapat digunakan dalam bentuk aslinya, baik berupa batangan, serpihan, dan bubuk, misalnya untuk bermacam-macam roti masakan daging, ikan dan minuman . Pengolahan kulit kayu manis dan daunnya menghasilkan minyak atsiri kayu manis. Minyaknya banyak digunakan sebagai pemberi rasa dan aroma dalam industri makanan, minuman, farmasi, rokok dan kosmetik.


(16)

Manfaat lain minyak kayu manis dipakai sebagai obat tradisional, yaitu mengeluarkan angin dan membangkitkan selera makan atau menguatkan lambung (Rismunandar dan Paimin, 2001)

Sokletasi adalah suatu proses pemisahan suatu komponen yang terdapat dalam zat padat dengan cara penyaringan berulang-ulang dengan menggunakan pelarut tertentu, sehingga semua komponen yang diinginkan akan terisolasi. Kelebihan dari metode sokletasi adalah sampel terekstraksi dengan sempurna, proses ekstraksi lebih cepat, dan pelarut yang digunkan sedikit. Sedangkan kelemahannya adalah sampel yang digunakan harus tahan terhadap panas jika tidak tahan panas maka akan teroksidasi atau teroksidasi ketika proses sokletasi berlangsung.

Adapun Cara lain dalam menentukan kadar air dari bahan-bahan yang tinggi kadar air adalah dengan cara destilasi dengan pelarut, missal xilol, heptana, dan toluene yang berat jenisnya lebih rendah dan cara lain dalam menentukan kadar minyak adalah dengan menggunakan destilasi kering, metode destilasi kering sangat cocok bagi tanaman yang tahan pemanasan (tidak mengalami perubahan warna dan bau saat dippanaskan) misalnya oleoresin. dari air (www.repository.usus.ac.id/chapterII.pdf).


(17)

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk menganalisis karya

ilmiah dengan judul “ Penentuan Kadar Air Dan Kadar Minyak Dalam Kulit Kayu Manis Di PT. PALMCOCO LABORATORIES”

1.2. Permasalahan

1. Berapakah kadar air yang terkandung dalam sampel kulit kayu manis yang berbentuk potongan, serpihan, dan serbuk ?

2. Berapakah kadar minyak yang terkandung dalam sampel kulit kayu manis yang berbentuk potongan, serpihan, dan serbuk ?

3. Apakah kadar air dan kadar minyak dalam kulit kayu manis sesuai dengan spesifikasi SNI ?

1.3.Tujuan

1. Untuk mengetahui kadar air yang terkandung dalam sampel kulit kayu manis yang berbentuk potongan, serpihan, dan serbuk

2. Untuk mengetahui kadar minyak yang terkandung dalam sampel kulit kayu manis yang berbentuk potongan, serpihan, dan serbuk

3. Untuk mengetahui kadar air dan kadar minyak dalam kulit kayu manis apakah telah sesuai dengan spesifikasi SNI

1.4.Manfaat

Untuk memberikan informasi mengenai kadar air dan kadar minyak dari kulit kayu manis dalam bentuk potogan, serpihan, dan serbuk


(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kayu Manis

kayu manis merupakan produk rempah-rempah yang paling banyak dijumpai di Indonesia. Ada empat jenis kulit kayu manis dalam dunia perdagangan ekspor maupun lokal, yaitu : Cinnamomum burmanii, Cinnamomum zeylanicum,

cinnamomum cassia, cinnamomum cillialawan. Cinnamomum burmanii ini

berasal dari Indonesia (Rismunandar dan Paimin, 2001). Bentuk kayu manis seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1 berikut.

Gambar 1. Kulit Kayu Manis

Dari 54 spesies kayu manis (Cinnamomun sp ) yang dikenal didunia 12 diantaranya terdapat di Indonesia. Tanaman kayu manis yang selama ini banyak dikembangkan di Indonesia adalah C. Burmanii Bl yang merupakan usaha perkebunan rakyat terutama dikembangkan di Sumatera Barat, Jambi dan Sumatera utara. Jenis C. burmanni Bl atau cassiavera ini merupakan produk ekspor tradisional yang masih dikuasai Indonesia sebagai Negara pengekspor utama di dunia. Tanaman ini akan tumbuh baik pada ketinggian 600-1500m dpl, panjangnya sekitar 9-12cm dan lebarnya 3,-5,4cm tergantung jenisnya warna pucuknya kemerahan, sedangkan daun tuanya hijau tua, bunganya berkelamin dua


(19)

atau bunga sempurna dengan warna kuning, ukurannya kecil. Buahnya adalah buah buni, berbiji satu dan berdaging. Bentuknya bulat memanjang, buah muda berwarna hijau tua dan buah tua bewrna ungu tua. Tanaman ini banyak dijumpai di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu.

Klasifikasi morfologi kayu manis adalah :

Kingdom : Plantae

Divisi : Gymnospermae

Subdivisi : Spermatophyta

Kelas : Dicotyledonae

Subkelas : Dialypetalae

Ordo : Policarpicae

Famili : Lauraceae

Genus : Cinnamomum

Spesies : Cinnamomum burmanii (Rismunandar dan Paimin, 2001)

Saat ini Indonesia hanya mengekspor produk kayu manis dalam

(Cinnamomun burmanni Blume) dalam bentuk kulit yang merupakan komoditas

ekspor penting bagi daerah tertentu seperti sumatera Barat. Pada tahun 1987, dari 29.917 ton ekspor kayu manis dunia , 60%-nya berasal dari Indonesia sebagai penghasil utama kayu manis.


(20)

Negara pengimpor utama kayu manis antara lain adalah Amerika, Kanada, dan Jerman. Indonesia dikenal sebagai produsen utama kayu manis tetapi harga jual komoditas itu sangat rendah karna di ekspor dalam bentuk bahan baku(www.eprints.undip.ac.id/tesis-penelitian-ekstraksi-kayu-manis.pdf)

Adapun spesifikasi kulit kayu manis dilihat dari persen kadar air, persen kadar minyak, rasa, dan warna seperti yang ditunjukkan pada tabel 2.1

Tabel 2.1. Spesifikasi Kulit Kayu Manis

Warna Kuning Kecoklatan

Rasa Manis dan Pedas

Kadar Air Maksimal 14%

Kadar Minyak 2 – 2,5 %

Panjang Kulit Kayu Manis Batangan Antara 1 – 10 cm www.rempahsari.com/our-productst/47-cassiavera

2.2. Budidaya Kayu Manis

Jenis-jenis kayu manis dapat diperbanyak melalui biji, tunas, akar, stek, dan cangkokan. Untuk membentuk tanaman yang lebih banyak di tanah yang luas, bibit tanaman yang biasa dipakai untuk memperbanyak tanaman kayu manis adalah dari biji dan dari tunas berakar, cara yang terbaik adalah menggunakan bibit yang berasal dari pohon induk yang telah dikenal baik (Rismunandar, 1995).


(21)

2.2.1. Sistem Penanaman Kayu Manis

Cinnamomun zeylanicum dan Cinnamomun burmanni merupakan jenis tanaman

berumur panjang penghasil kulit kayu yang diindonesia disebut dengan kayu manis. Tanaman asli Indonesia ini dapat dimanfaatkan sebagai tanaman penghijauan karena mempunyai kriteria sebagai tanaman penghijauan yaitu pertumbuhannya cepat, berakar tunjang dalam, berumur panjang dan mempunyai nilai ekonomis. Kayu manis dapat bertumbuh degan baik apabila syarat pertumbuhannya terpenuhi antara lain; tinggi tempat, curah hujan, kondisi tanah, topografi, dan air tanah.

a) Tinggi tempat, beberapa jenis kayu manis dapat tumbuh hingga ketinggian 2.000meter diatas permukaan laut (m dpl), namun C.burmanni akan berproduksi baik apabila ditanaman didaerah dengan ketinggian 500-1.500 m dpl. Bila ditanam didaerah kurang dari 500 m dpl tanaman akan tumbuh lebih cepat namun kualitas kulit kayunya rendah yaitu ketebalan kulit dan aromanya berkurang. Untuk jenis C. zeylanicum, tumbuh baik pada ketinggian 0-500 m dpl.

b) Iklim, kayu manis tumbuh baik di daerah berilikm tropis basah. Iklim tropis basah tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia. Faktor iklim yang harus dipehatikan adalah : 1) curah hujan, kayu manis menghendaki curah hujan yang merata sekitar 2.000-2.500 mm/tahun, jika curah hujan terlalu tinggi akan berpengaruh pada nilai rendemennya yang rendah; 2)suhu, kayu manis membutuhkan suhu sekita 180C-270C; 3) kelembaban kayu manis akan tumbuh baik pada 70%-90%, semakin tinggi kelembaban maka akan semakin baik pertumbuhan kayu manis; 4) sinar matahari, kayu


(22)

manis membutuhkan sinar matahari untuk berfotosintesis, sinar matahari yang dibutuhkan kayu manis adalah sekita 40%-70%

c) Keadaan tanah yang dibutuhkan kayu manis adalah berpasir, banyak mengandung humus, remah, dan mudah menyerap air seprti latosol. Keasaman (pH) tanah yang cocok untuk kayu manis adalah pH 5,0 - 6,5 d)Persiapan lahan, lubang tanaman yang ideal untuk kayu manis adalah 50cm

x 50cm x 50cm x 40cm x 40cm x 40cm. selanjutnya lubang tananaman dibiarkan terbuka selama 1-2 bulan, lubang tanaman kemudian ditutup degan tanah galian, namun sebelum ditutup dimasukkan dahulu pupuk kandang sebanyak 20-30 kg/lubang.

1. penyiapan bibit

Bibit kayu manis dapat berasal dari; 1) bibit asal biji yang akan ditanam sebaiknya berumur 8-12 bulan di pesemaian; 2) bibit asal tunas yaitu tunas yang sudah ditebang dapat ditanam dikebun setelah ditumbuhi akar. Selain berakar seharusnya sudah mencapai 50-60 cm, lalu diberikan perlakuan dengan membungkus bagian perakaran dengan tanah. Bibit dar I tuna harus sehat dan daunnya sudah tua minimal sudah berumur minimal 6 bulan; 3) bibit asal atek, harus sehat dan memiliki tinggi sekitar 50-60 cm.

2. penanaman

Ada dua cara penanaman kayu manis yaitu; 1) sistem monokultur yaitu system penanaman dimana lahannya hanya ditanami satu jenis tanaman saja dengan jarak tanam 1,5m x 1,5m; 2) sistem tumpang sari yaitu system penanaman dimana lahan hanya ditanami lebih dari satu jenis tanaman. Jenis tanaman yang umumnya digunakan antara lain palawijaya, sayur, cengkih, kopi.


(23)

3. Waktu tanam

Waktu yang tepat untuk melakukan penanaman kayu manis adalah pada saat musim hujan, karna kayu manis pada saat beberapa bulan setelah tanam memerlukan nangan dan air yang cukup.

4. Cara tanam

Setelah dibuat lubang, bibit bisa dimasukkan ke bagian tengah, lalu ditimbun tanah. Timbunan tanah harus kuat dan padat agar kuat menahan terpaan angin. Bibit yang berasal dari tunas, penanamannya agak miring. Jumlah daun juga dikurangi untuk mencegah penguapan yang berlebihan

(http://cybex.deptan.go.id/penyuluhan/penanaman-kayu-manis).

2.2.2. Sistem Panen Kayu Manis

Sistem panen sangat menentukan mutu kayu manis yang dihasilkan. Panen yang kurag benar dapat menurunkan mutu. Ada empat system panen yang dikenal, yaitu : sistem tebang sekaligus, sistem situmbuk, sistem batang dipukuli sebelum ditebang dan sistem vietnam .

Sistem tebang sekaligus dilakukan dengan cara memotong langsung tanamannya hingga dekat tanah setelah itu dikuliti , sedangkan pada system situmbuk biasanya sekitar dua bulan sebelum penebangan , kulit batang tanaman dikupas melingkar mulai pada ketinggian batang hingga 80-100 cm. selanjutnya tanaman tanaman diebang pada ketinggian 5cm dari pangkal batang. Tujuannya menyisakan pangkal batang ini adalah untuk menumbuhkan tunas baru yang dapat dijadikan bibit. Pada system batang dipukuli sebelum ditebang caranya dengan


(24)

memukuli kulit batang hingga melingkar. Dengan cara ini diharapkan kulit yang dipeoleh lebih tebal .

Bertambahnya ketebalan kulit karena pada bekas pukulan akan terjadi memar atau keretakan pada kulit. Selanjutnya dari retakan kulit akan tumbuh kalus baru sehingga kulit tampak ada pembengkakan. Pemukulan batang dilakukan dua bulan sebelum tanaman dikuliti. Dan pada system Vietnam dilakukan pengelupasan kulit membentuk persegi panjang dengan ukuran 10cmx30cm atau 10cmx60cm. pengelupasan kulit ini secara berselang-seling sehingga tampak seperti kotak papan catur. Pada kulit batang ditoreh dengan bentuk dan ukuran kulit yang akan dikupas. Kulit yang dikupas tersebut merupakan hasil panen untuk dijemur menjadi bentuk produk kulit kayu manis kering. Setelah tanaman dirawat, pada kulit bekas pengupasan akan tumbuh kalus baru yang akhirnya kulit akan saling bertaut. Pada saat itulah batang sebelumnya tidak dipanen dengan menyisakan kulit yang baru tumbuh. Demikian seterusnya panen dilakukan pada kulitnya saja.

2.3. Produk kulit kayu manis

Produk kulit kayu manis merupakan hasil utama dari kayu manis, produk ini berupa potongan kulit yang dikeringkan. Menghasilkan produk kayu manis sangat sederhana, yaitu cukup dengan penjemuran. Sebelum dijemur, kulit dikikis atau dibersihkan dari kulit luar, lalu dibelah-belah menjadi berukuran lebar 3-4 cm. selanjutnya kulit yang sudah bersih ini dijemur dibawah terik matahari selama 2-3 hari, kulit dinyatakan kering kalau bobotnya sudah hilang sekitar 50% artinya kalau bobot sbelum dijemur sekitar 1 kg maka kayu manis harus berbobot 0,5kg.


(25)

kulit bermutu rendah karena kadar airnya masi tinggi, kadar air tinggi diakibatkan oleh kurangnya waktu penjemuran selain kadar air masih tinggi, mutu kulit dipengaruhi oleh kebersihan tempat penjemuran. Agar dapat menghasilkan mutu kulit yang baik, penjemuran sebaiknya dilakukan dibawah sinar matahari penuh (Rismunandar dan Paimin, 2001).

Kayu manis mengandung minyak terbang (sinamaldehida, eugenol, terpen) pati, kalsium oksalat, dan lemak. Akarnya mengandung glisiridin, gula, asparagin, dammar, dan kalsium oksalat (Sri, 2006). Komposisi kimia kulit kayu manis dapat dilihat seperti yang ditunjukkan pada tabel 2.2.

Tabel 2.2. komposisi kimia Cinnamomum burmanni

Parameter Komposisi

Kadar Minyak 7,90 %

Minyak Atsiri 2,40 %

Alkohol Ekstrak 10-12 %

Abu 3,55 %

Serat Kasar 20,30 %

Karbohidrat 59,55 %

Lemak 2,20 %


(26)

2.4 Minyak Atsiri Kulit Kayu Manis

Minyak atsiri adalah zat yang berbau yang terkandung dalam tanaman. Minyak ini disebut juga minyak menguap, minyak esteris atau minyak essential karena pada suhu biasa (suhu kamar) mudah menguap di udara terbuka. Istilah essensial dipakai karena minyak atsiri mewakili bau dari tanaman asalnya. Dalam keadaan segar dan murni tanpa pencemaran, minyak atsiri umumnya tidak berwarna. Namun, pada Penyimpanan lama minyak atsiri dapat teroksidasi membentuk resin serta warnanya berubah menjadi lebih tua (gelap). Untuk mencegah supaya tidak berubah wrna, minyak atsiri harus terlindungi dari pengaruh cahaya, misalnya disimpan dalam bejana gelas yang berwarna gelap. Bejana tersebut juga diisi sepenuh mungkin sehingga tidak memungkinkan berhubungan langsung dengan oksigen udara, ditutup rapat serta disimpan ditempat yang kering dan sejuk

Minyak atsiri tersusun oleh bermacam komponen senyawa, memiliki bau khas, umumnya bau ini mewakili bau tanaman asalnya. Mempunyai rasa getir, kadang-kadang berasa tajam, menggigit, memberi kesan hangat sampai panas atau dingin ketika terasa dikulit, tergantung dari jenis komponen penyusunnya. Dalam keadaan murni (belum tercemar dengan senyawa lainnya) mudah menguap pada suhu kamar, bersifat tidak bisa disabunkan dengan alkali dan tidak bisa berubah menjadi tengik (rancid). Bersifat tidak stabil pada pengaruh lingkungan, baik berupa oksigen udara, sinar matahari dan panas. Cukup larut dalam air sehingga dapat memberikan baunya kepada air walaupun kelarutannya sangat kecil, sangat mudah larut dalam pelarut organik


(27)

Peranan utama minyak atsiri terhadap tumbuhan adalah sebagai pengusir serangga (mencegah daun dan bunga rusak) serta sebagai pengusir hewan pemakan daun. Namun, sebaliknya minyak atsiri juga berfungsi sebagai penarik serangga guna membantu terjadinya penyerbukan silang dari bunga. (Gunawan dan Mulyani 2004)

Minyak atsiri yang berasal dari kulit kayu manis komponen terbesarnya ialah cinnaldehida 60-70% ditambah dengan eugenol, beberapa jenis aldehida, benzyl-benzoat, phelandrene, dan lain-lainnya. Kadar eugenol rata-rata 80-66%. Dalam kulit masih banyak komponen-komponen kimiawi misalnya damar. Pelekat, tannin, gula, kalsium, oksalat, dan sebagainya (Rismunandar, 1995). Sinamaldehida merupakan kandungan yang paling tinggi kadar persenya, hal tersebut dapat dilihat pada tabel 2.3.

Tabel 2.3. Spesifikasi Minyak Atsiri Kayu Manis

Parameter Zat/Ukuran

Warna, penampilan, dan bau Cairan kuning dengan bau kayu manis dan rasa pedas yang membakar

Berat jenis pada 250C 1,010 - 1,030 Putaran optic 00 - 20

Kandungan sinamaldehida 55-78 %

Minyak atsiri mempunyai khasiat dan manfaat dalam kulit kayu manis yaitu dapat sebagai daya bunuh terhadap mikroorganisme (antiseptis), membangkitkan selera atau menguatkan lambung juga memiliki efek untuk


(28)

mengeluarkan angin. Selain itu minyaknya dapat digunakan dalam industri sebagai obat kumur dan pasta, penyegar bau sabun , deterjen , lotion parfum dan cream. Dalam pengolahan bahan makanan dan minuman minyak kayu manis digunakan sebagai pewangi atau peningkat cita rasa, diantaranya untuk minuman keras, minuman ringan, agar-agar, kue, kembang gula, bumbu gulai dan sup. Kayu manis berkhasiat sebagai obat batuk, sariawan, encok, darah tinggi asma dan masuk angin (Sri, 2006).

2.5. Penetapan kadar air

Penetapan kandungan air dapat dilakukan dengan beberapa cara. Hal ini tergantug pada sifat bahannya. Ada 3 cara penentuan kadar air yaitu; (1) cara hot plate; (2) cara oven terbuka; (3) cara oven hampa udara.

2.5.1 Cara Hot Plate

Cara hot plate dapat digunakan untuk menentukan kadar air dan bahan lainnya yang menguap yang terdapat dalam minyak, termasuk emulsi seperti margarine atau mentega. Contoh dipanaskan minyak dengan suhu tidak lebih dai 1300C kemudian letakan pada gelas arloji dan air dapat dilihat dari air yang mengembun pada gelas arloji. Selanjutnya contoh dimasukkan kedalam desikator dan didinginkan pada suhu kamar, kemudian ditimbang.

2.5.2. Cara Oven Terbuka

Cara oven terbuka digunakan untuk minyak hewani dan nabati, tetapi tidak dapat digunakan untuk minyak yang mudah mengering. Contoh dimasukkan kedalam


(29)

cawan kadar air lalu dimasukkan kedalam oven dan dikeringkan pada suhu 1050C selama30 menit. kemudian diangkat, lalu ditimbang.

2.5.3 Cara Oven Hampa Udara

Pada umumnya penentuan kadar air dilakukan dengan meringankan bahan dalam oven pada suhu 105-1100C selama 3 jam atau sampai didapat berat konstan. Selisih berat sebelum dan sesudah pengeringan adalah banyaknya air yang diuapkan. Untuk bahan-bahan yang tidak tahan panas, seperti bahan berkadar gula tinggi, minyak, daging, kecap, dan lain-lain pemanasan dilakukan didalam oven vakum dengan suhu yang lebih rendah. Kadang-kadang pengeringan dilakukan tanpa pemanasan, bahan dimasukkkan kedalam desikator dengan H2SO4 pekat sebagai pengering, hingga mencapai berat konstan (Ketaren,1986).

2.6.Penetapan kadar Minyak

Penentuan kadar minyak sesuatu bahan dapat dilakukan dengan soxhlet

apparatus. Cara ini dapat juga digunakan untuk ekstraksi minyak dari sesuatu

bahan yang mengandung minyak. Ekstraksi dengan alat soxhlet apparatus merupakan cara ekstraksi yang efisien karena dengan alat ini pelarut yang digunakan dapat diperoleh kembali. Bahan padat pada umumnya membutuhkan waktu ekstraksi yang lebih lama, karena itu dibutuhkan pelarut yang lebih banyak.

Ekstraktor soklet adalah salah satu instrumen yang digunakan untuk mengekstrak suatu senyawa. Umumnya metode yang digunakan dalam instrument ini aadal mengekstrak senyawa yang kelarutannya terbatas dalam suatu pelarut namun jika suatu senyawa mempunyai kelarutan yang tinggi maka digunakan metode filtrasi. Adapun prisip kerja dari ekstraktor soxhlet adalah satu model


(30)

ekstraksi (pemisahan/pengambilan) yang menggunakan pelarut selalu baru dalam mengekstraknya sehingga terjadi ekstraksi yang kontinyu dengan adanya jumlah pelarut konstan yang juga dibantu dengan pendingin yang baik (kondensor).

Gambar 2. Soklet Aparatus

Dalam penentuan kadar minyak contoh yang diuji harus cukup kering dan biasanya digunakan contoh dari bekas penentuan kadar air. Jika contoh masih basah maka selain memperlambat proses ekstraksi , air dapat turun ke dalam labu suling (labu lemak) sehingga akan mempersulit penentuan berat tetap dari labu suling.

Prosedur

Labu suling yang berisi beberapa butir batu didih harus dikeringkan sebelumnya di dalam alat pengering pada suhu 1050C sampai 1100C selama 1 jam. Kemudian didinginkan di dalam desikator dan ditimbang. Sampel yang


(31)

akan diekstraksi ditimbang kira-kira 5 gram, lalu dimasukkan kedalam tabung

“penyaring” atau dapat digunakan kertas saring yang dibuat seperti kantong dan

ditutup dengan kapas yang tidak berlemak. Tabung “penyaring” atau kertas saring

yang berisi sampel dimasukkan kedalam soklet aparatus dan diekstrak dengan n-heksan atau pelarut minyak lainnya. Diatas penangas air selama 24 sampai 48 jam. Pelarut dapat dipisahkan dari minyak dengan cara menguapkan pelarut dengan cara penyulingan.

Proses penyulingan selesai, yang dapat diketahui jika n-heksan sudah kelihatan jernih. Selanjutnya labu dikeringkan dengan pompa kompresor untuk menghilangkan n-heksan yang mungkin masih ada. Selanjutnya labu tadi dikeringkan kedalam alat pengering pada suhu 1050C-1100C selama 1 jam, kemudian didinginkan di dalam desikator dan ditimbang. pengeringan dan penimbangan diulang sampai diperoleh berat yang tetap.


(32)

BAB III

BAHAN DAN METODE

3.1. Alat

a. Kondensor b. Timbal

c. Soklet Aparatus d. Labu alas e. Heating mantle f. Pinset

g. Penjepit tabung h. Erlenmeyer ASA i. Selang

j. Kapas

k. Neraca Analitik l. Cawan petri m. Desikator n. Oven


(33)

3.2. Bahan

a. Kulit kayu manis (batangan) b. Kulit kayu manis (serpihan) c. Kulit kayu manis (bubuk) d. N-heksan

e. Air

3.3.Prosedur

3.3.1. Prosedur Penetapan Kadar Air

a. Dihaluskan sampel dengan mixer dan diayak dengan ayakan No.40 (35 mesh)

b. Ditimbang cawan petri yang kosong, dicatat beratnya kemudian dinolkan c. Ditimbang sampel yang sudah halus kedalam cawan petri yang sudah

dinolkan sebanyak 10gr

d. Dicatat berat sampel yang sebenarnya

e. Dimasukkan kedalam oven selama 3 jam pada suhu 1100 C f. Dipindahkan kedalam desikator selama 30 menit

g. Diangkat dengan penjepit tabung, kemudian ditimbang kembali h. Dicatat berat sampel setelah pemanasan


(34)

3.3.2. Prosedur Penetapan Kadar Minyak

a. Dihaluskan sampel dengan mixer dan diayak dengan ayakan No.40 (35mesh)

b. Ditimbang Erlenmeyer yang kosong kemudian dinolkan

c. Ditimbang beaker dan kertas penyaring timbal , kemudian dinolkan d. Dimasukkan sampel yang sudah halus sebanyak 10 gr kedalam kertas

penyaring timbal yang sudah dinolkan e. Dicatat berat sampel sebenarnya

f. Diisi Erlenmeyer yang telah diketahui beratnya degan N-heksan sebanyak 150 ml

g. Dirangkai alat soklet, masukkan kertas penyaring timbal, kemudian alirkan air melalui selang dan hidupkan pemanas soklet dengan suhu 400C

h. Dilakukan proses ekstraksi dengan 6 siklus ( selama ± 4 jam) i. Dikeluarkan kertas peyaring timbal dari dalam alat soklet dengan

menggunakan pinset

j. Diuapkan N-heksan sampai menguap seluruhnya

k. Dimasukkan Erlenmeyer yang berisi minyak kedalam oven selama 1 jam l. Dipindahkan Erlenmeyer kedalam desikator selama 30 menit

m. Ditimbang kembali Erlenmeyer yang berisi minyak n. Dicatat berat Erlenmeyer yang berisi minyak


(35)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Data

Adapun data yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Data Penentuan Kadar Air (%) Dari Hasil Ekstraksi Sokletasi Dengan Pelarut n-heksan

Nama Berat Berat Berat Brt.Cawan+Spl Kadar H2O

(%)

Rata-Rata Sampel Cawan Kosong

(gr) Sampel (gr) Cawan+spl (gr) Stlh Pemanasan (gr) Kadar H2O(%) Kayu Manis 48,8381 10,0310 58,8691 57,7058 11,60

Potongan 35,0790 10,0823 43,9970 43,9970 11,55 11,56 50,3304 10,0176 60,3480 59,1927 11,53

Kayu Manis 22,2823 10,0567 32,3390 31,1470 11,85

Serpihan 35,8910 10,1290 46,0200 44,8250 11,80 11,81 38,6668 10,0015 48,6683 47,4899 11,78

Kayu Manis 50,3315 10,0062 60,3377 59,0914 12,46

Serbuk 48,8382 10,0517 58,8899 57,636 12,40 12,49 35,0794 10,0550 45,1344 43,8666 12,61

Perhitungan :

Kadar Air (%) =

BS BB BS BA ) ( x 100%

Keterangan : BA : Berat Cawan Petri (gr)

BS : Berat Sampel (gr)


(36)

Contoh Perhitungan Kadar Air Dari Hasil Ekstrasi Sokletasi Kulit Kayu Manis :

BB = 57,7058 gr

BA = 48,8381 gr

BS = 10,0310 gr

Kadar Air (%) = ( ) x100 BS

BB BS BA

= 100% 0310 , 10 7058 , 57 ) 0310 , 10 8381 , 48 ( x

= 100% 0310 , 10 7058 , 57 ) 8691 , 58 ( x

= 100% 0310 , 10 1633 , 1 x


(37)

Tabel 4.2. Data Penentuan Kadar Minyak (%) Dari Hasil Ekstraksi Sokletasi Dengan Pelarut n-heksan

Nama Sampel Berat Erlenmeyer (gr) Berat Sampel (gr) Berat Erlenmeyer+spl (gr) Brt.Erlenmeyer+oil Stlh Pemanasan (gr) Kadar Minyak (%) Rata-Rata Kadar Minyak (gr) Kayu manis 105,9915 10,0125 116,0040 106,0935 1,02

Potongan 105,4963 10,0683 115,5646 105,6022 1,05 1,05 105,5532 10,0696 115,6228 105,6630 1,09

Kayu Manis 109,3971 10,0075 119,4046 109,5308 1,34

Serpihan 109,3256 10,0065 119,3321 109,4520 1,26 1,30 109,4523 10,0082 119,4605 109,5828 1,30

Kayu Manis 105,9956 10,0744 116,0700 106,1006 1.04

Serbuk 105,7383 10,0635 115,8018 105,8523 1,13 1,09 105,7126 10,0125 115,7251 105,8232 1,10

Perhitungan :

Kadar Minyak (%) = x100% BS

BA BB

Keterangan :

BA : Berat Erlenmeyer Kosong

BS : Berat Sampel


(38)

Contoh Perhitungan Kadar Minyak Dari Hasil Ekstrasi Sokletasi Kulit Kayu Manis :

BB = 106,0935 gr

BA = 105,9915 gr

BS = 10,0125 gr

Kadar Minyak (%) = x100 BS

BA BB

= 100% 0125

, 10

9915 , 105 0935 , 106

x

= 100% 0125

, 10

102 , 0

x


(39)

4.2.Pembahasan

Dari hasil percobaan diperoleh kadar air dari kulit kayu manis potongan, serpihan, dan bubuk adalah 11,56%; 11,41%; dan 12,49%. Kadar air kulit kayu manis diperoleh melalui metode oven hampa udara. Kadar air kulit kayu manis sesuai dengan spesifikasi SNI bahwa kadar air kulit kayu manis maksimal 14%.

Dari hasil percobaan yang dilakukan diperoleh kadar minyak dari kulit kayu kayu manis potongan, serpihan, dan bubuk adalah 1,05%; 1,30%; dan 1,09. Ekstrak minyak kayu manis diperoleh melalui melalui metode sokletasi. Hasil kadar minyak kulit kayu manis ini sesuai dengan spesifikasi SNI bahwa kadar inyak kulit kayu manis tidak melebihi dari 1,75%.

perbedaan nilai yang terjadi pada kayu manis potongan, serpihan, dan serbuk dilihat dari perolehan kadar air dimana kayu manis serbuk lebih besar nilainya dibandingkan dengan kayu manis bentuk lainnya. Hal itu disebabkan karena ukuran partikel kayu manis serbuk lebih kecil sehingga lebih mudah menyerap air dari udara ( bersifat higroskopis) yang terjadi pada saat proses penghalusan kulit kayu manis,. Dimana semakin cepat kayu manis serbuk menyerap air maka persen kadar air serbuk yang diukur dengan penimbangan semakin besar.

Perbedaan nilai yang terjadi pada kayu manis potongan, serpihan, dan bubuk dilihat dari perolehan kadar minyak dimana kayu manis serpihan lebih besar nilainya dibanding dengan kulit kayu manis lainnya, itu dikarenakan


(40)

Ukuran kulit kayu manis serpihan memudahkan pelarut masuk kedalam sel-sel kulit kayu manis yang berisi minyak, dimana pelarut akan mendorong minyak keluar dari dalam sel-sel kulit kayu manis. hal itu memudahkan minyak terkekstraksi sempurna dan mempunyai kadar minyak yang lebih tinggi dibanding dengan kayu manis bentuk potongan, dan serbuk,

Perolehan kadar minyak pada kulit kayu manis serbuk lebih kecil itu disebabkan karena pada saat proses penghalusan terjadi atau pada saat sampel di blender sebagian minyak sudah menguap, sehingga kadar minyak yang terkandung sudah berkurang.


(41)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

1. Dari data analisa diperoleh hasil kadar air kayu manis potongan (11,56%) lebih kecil daripada kayu manis serpihan (11,81%) dan kayu manis serbuk (12,49%)

2. Dari data analisa diperoleh hasil kadar minyak kayu manis potongan (1,09%) lebih tinggi daripada kayu manis serpihan (1,30%) dan kayu manis serbuk (1,05%)

3. Kadar minyak dan kadar air yang dipeoleh sesuai dengan spesifikasi kulit kayu manis, dimana kadar minyak yang diperoleh tidak lebih dari 2,5% dan kadar air yang diperoleh tidak lebih dari 14%.

4.2. Saran

a) Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar meneliti Cassiavera (Kulit Kayu Manis) dengan mengukur bilangan iodine (IV), melihat warna dan mengukur Asam Lemak Bebas (FFA)

b) Diharapkan Kepada Peneliti Selanjutnya Agar meneliti Cassiavera (Kulit Kayu Manis) yang berasal dari luar Sumatera


(42)

DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, D. Mulyani, S. 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi). Jilid 1. Jakarta. Penebar swadaya

http://cybex.deptan.go.id/penyuluhan/penanaman-kayu-manis

Ketaren, S. 1986. Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta. Edisi 1. Cetakan 1. Universitas Indonesia-Press

Nugroho, S.H. 2006. Sehat dan bugar secara alami. Cetakan pertama. Jakarta. Penebar swadaya.

Rismunandar. 1995. Kayu Manis. Jakarta. Penebar swadaya

Rismunandar. Dan Paimin, F.B. 2001. Kayu Manis Budidaya dan pengolahan. Jakarta.

Penerbit swadaya

www.eprints.undip.ac.id/tesis-penelitian-ekstraksi-kayu-manis.pdf


(43)

Lampiran 1. Data Penentuan Kadar Air (%) Kayu Manis (Potongan) Dari Hasil Ekstraksi Sokletasi Dengan Pelarut N-heksan

Nama Sampel Berat Cawan Kosong (gr) Berat Sampel (gr) Berat Cawan+spl (gr) Brt.Erlenmeyer+oil Stlh Pemanasan (gr) Kadar Minyak (%) Rata-Rata Kadar Minyak (%) Kayu Manis 48,8381 10,0310 58,8691 57,7058 11,60

Potongan 35,0790 10,0823 43,9970 43,9970 11,55 11,56 50,3304 10,0176 60,3480 59,1927 11,53

Kayu Manis 46,3415 10,0602 56,4017 55,2458 11,49

Potongan 46,4555 10,0722 56,5277 55,3651 11,54 11,52 35,0790 10,0843 45,1633 44,0019 11,52

Kayu Manis 48,5612 10,0779 58,6391 57,4328 11,97

Potongan 50,3304 10,0560 60,3864 59,1827 11,97 11,98 48,3612 10,0659 58,4271 57,2198 11,99


(44)

Lampiran 2. Data Penentuan Kadar Air (%) Kayu manis (Serpihan) Dari Hasil Ekstraksi Sokletasi Dengan Pelarut N-heksan

Nama Sampel Berat Cawan Kosong (gr) Berat Sampel (gr) Berat Cawan+spl (gr) Brt.Erlenmeyer+oil Stlh Pemanasan (gr) Kadar Minyak (%) Rata-Rata Kadar Minyak (%) Kayu Manis 22,2823 10,0567 32,3390 31,1470 11,85

Serpihan 35,8910 10,1290 46,0200 44,8250 11,80 11,81 38,6668 10,0015 48,6683 47,4899 11,78

Kayu Manis 34,1823 10,0457 44,2280 43,0370 11,86

Serpihan 36,1020 10,0990 46,2010 45,0023 11,87 11,84 50,4304 10,0360 60,4664 59,2827 11,79

Kayu Manis 48,1068 10,0915 58,1983 57,0114 11,76

Serpihan 50,5972 10,1015 60,6987 59,5086 11,78 11,78 36,5168 10,0915 46,6083 45,4174 11,80


(45)

Lampiran 3. Data Penentuan Kadar Air (%) Kayu Manis (Serbuk) Dari Hasil Ekstraksi Sokletasi Dengan Pelarut N-heksan

Nama Sampel Berat Cawan Kosong (gr) Berat Sampel (gr) Berat Cawan+spl (gr) Brt.Erlenmeyer+oil Stlh Pemanasan (gr) Kadar Minyak (%) Rata-Rata Kadar Minyak (%) Kayu Manis 50,3315 10,0062 60,3377 59,0914 12,46

Serbuk 48,8382 10,0517 58,8899 57,636 12,40 12,49 35,0794 10,0550 45,1344 43,8666 12,61

Kayu Manis 50,1597 10,0192 60,1789 58,9257 12,51

Serbuk 35,3014 10,0712 45,3726 44,1082 12,55 12,52 36,2207 10,0523 46,2730 45,0174 12,49

Kayu Manis 48,3158 10,0629 58,3787 57,1250 12,46

Serbuk 50,2706 10,2104 60,4809 59,2108 12,44 1246 35,1342 10,0738 45,2080 43,9514 12,47


(46)

Lampiran 4. Data Penentuan Kadar (%) Minyak Kayu Manis (Potongan) Dari Hasil Ekstraksi Sokletasi Dengan Pelarut N-heksan

Nama Sampel Berat Erlenmeyer (gr) Berat Sampel (gr) Berat Erlenmeyer+spl (gr) Brt.Erlenmeyer+oil Stlh Pemanasan (gr) Kadar Minyak (%) Rata-Rata Kadar Minyak (%) Kayu Manis 105,9915 10,0125 116,0040 106,0935 1,02

Potongan 105,4963 10,0683 115,5646 105,6022 1,05 1,05 105,5532 10,0696 115,6228 105,6630 1,09

Kayu Manis 106,2657 10,0423 116,3080 106,3756 1,09

Potongan 106,3614 10,0364 116,3978 106,4638 1,02 1,06 104,4268 10,0284 114,4552 104,5326 1,06

Kayu Manis 104,4469 10,0365 114,4834 104,5538 1,07

Potongan 104,5868 10,0355 114,6223 104,6924 1,05 1,08 106,5936 10,0452 116,6388 106,7063 1,12


(47)

Lampiran 5. Data Penentuan Kadar Minyak (%) Kayu Manis (Serpihan) dari Hasil Ekstraksi Sokletasi Dengan Pelarut N-heksan

Nama Sampel Berat Erlenmeyer (gr) Berat Sampel (gr) Berat Erlenmeyer+spl (gr) Brt.Erlenmeyer+oil Stlh Pemanasan (gr) Kadar Minyak (%) Rata-Rata Kadar Minyak (%) Kayu Manis 109,3971 10,0075 119,4046 109,5308 1,34

Serpihan 109,3256 10,0065 119,3321 109,4520 1,26 1,30 109,4523 10,0082 119,4605 109,5828 1,30

Kayu Manis 109,4498 10,0025 119,4523 109,5842 1,34

Serpihan 109,4663 10,0247 119,4910 109,5925 1,26 1,31 106,4498 10,0054 116,4552 106,5832 1,33

Kayu Manis 105,6821 10,0145 115,5966 105,8154 1,33

Serpihan 105,6644 10,0041 115,6685 105,7985 1,34 1,34 105,7585 10,0054 115,7639 105,8945 1,36


(48)

Lampiran 6. Data Penentuan Kadar (%) Minyak Kayu Manis (Serbuk) Hari Hasil Ekstraksi Sokletasi Dengan Pelarut N-heksan

Nama Sampel Berat Erlenmeyer (gr) Berat Sampel (gr) Berat Erlenmeyer+spl (gr) Brt.Erlenmeyer+oil Stlh Pemanasan (gr) Kadar Minyak (%) Rata-Rata Kadar Minyak (%) Kayu Manis 105,9956 10,0744 116,0700 106,1006 1.04

Serbuk 105,7383 10,0635 115,8018 105,8523 1,13 1,09 105,7126 10,0125 115,7251 105,8232 1,10

Kayu Manis 106,2547 10,0088 116,2635 106,3628 1,08

Serbuk 106,5587 10,0223 116,5810 106,6782 1,19 1,10 106,6456 10,0058 116,6514 106,7487 103

Kayu Manis 106,5244 10,0053 116,5297 106,6323 1,08

Serbuk 105,3245 10,0458 115,3703 105,4428 1,18 1,13 106,2554 10,0112 116,2666 106,3688 1,13


(1)

Lampiran 1. Data Penentuan Kadar Air (%) Kayu Manis (Potongan) Dari Hasil Ekstraksi Sokletasi Dengan Pelarut N-heksan

Nama Sampel

Berat Cawan Kosong

(gr)

Berat Sampel

(gr)

Berat Cawan+spl

(gr)

Brt.Erlenmeyer+oil Stlh Pemanasan

(gr)

Kadar Minyak

(%)

Rata-Rata Kadar Minyak

(%) Kayu Manis 48,8381 10,0310 58,8691 57,7058 11,60

Potongan 35,0790 10,0823 43,9970 43,9970 11,55 11,56

50,3304 10,0176 60,3480 59,1927 11,53 Kayu Manis 46,3415 10,0602 56,4017 55,2458 11,49

Potongan 46,4555 10,0722 56,5277 55,3651 11,54 11,52

35,0790 10,0843 45,1633 44,0019 11,52 Kayu Manis 48,5612 10,0779 58,6391 57,4328 11,97

Potongan 50,3304 10,0560 60,3864 59,1827 11,97 11,98


(2)

Lampiran 2. Data Penentuan Kadar Air (%) Kayu manis (Serpihan) Dari Hasil Ekstraksi Sokletasi Dengan Pelarut N-heksan

Nama Sampel

Berat Cawan Kosong

(gr)

Berat Sampel

(gr)

Berat Cawan+spl

(gr)

Brt.Erlenmeyer+oil Stlh Pemanasan

(gr)

Kadar Minyak

(%)

Rata-Rata Kadar Minyak

(%) Kayu Manis 22,2823 10,0567 32,3390 31,1470 11,85

Serpihan 35,8910 10,1290 46,0200 44,8250 11,80 11,81

38,6668 10,0015 48,6683 47,4899 11,78 Kayu Manis 34,1823 10,0457 44,2280 43,0370 11,86

Serpihan 36,1020 10,0990 46,2010 45,0023 11,87 11,84

50,4304 10,0360 60,4664 59,2827 11,79 Kayu Manis 48,1068 10,0915 58,1983 57,0114 11,76

Serpihan 50,5972 10,1015 60,6987 59,5086 11,78 11,78


(3)

Lampiran 3. Data Penentuan Kadar Air (%) Kayu Manis (Serbuk) Dari Hasil Ekstraksi Sokletasi Dengan Pelarut N-heksan

Nama Sampel

Berat Cawan Kosong

(gr)

Berat Sampel

(gr)

Berat Cawan+spl

(gr)

Brt.Erlenmeyer+oil Stlh Pemanasan

(gr)

Kadar Minyak

(%)

Rata-Rata Kadar Minyak

(%) Kayu Manis 50,3315 10,0062 60,3377 59,0914 12,46

Serbuk 48,8382 10,0517 58,8899 57,636 12,40 12,49

35,0794 10,0550 45,1344 43,8666 12,61

Kayu Manis 50,1597 10,0192 60,1789 58,9257 12,51

Serbuk 35,3014 10,0712 45,3726 44,1082 12,55 12,52

36,2207 10,0523 46,2730 45,0174 12,49

Kayu Manis 48,3158 10,0629 58,3787 57,1250 12,46

Serbuk 50,2706 10,2104 60,4809 59,2108 12,44 1246


(4)

Lampiran 4. Data Penentuan Kadar (%) Minyak Kayu Manis (Potongan) Dari Hasil Ekstraksi Sokletasi Dengan Pelarut N-heksan

Nama Sampel

Berat Erlenmeyer

(gr)

Berat Sampel

(gr)

Berat Erlenmeyer+spl

(gr)

Brt.Erlenmeyer+oil Stlh Pemanasan

(gr)

Kadar Minyak

(%)

Rata-Rata Kadar Minyak (%) Kayu Manis 105,9915 10,0125 116,0040 106,0935 1,02

Potongan 105,4963 10,0683 115,5646 105,6022 1,05 1,05 105,5532 10,0696 115,6228 105,6630 1,09

Kayu Manis 106,2657 10,0423 116,3080 106,3756 1,09

Potongan 106,3614 10,0364 116,3978 106,4638 1,02 1,06 104,4268 10,0284 114,4552 104,5326 1,06

Kayu Manis 104,4469 10,0365 114,4834 104,5538 1,07

Potongan 104,5868 10,0355 114,6223 104,6924 1,05 1,08 106,5936 10,0452 116,6388 106,7063 1,12


(5)

Lampiran 5. Data Penentuan Kadar Minyak (%) Kayu Manis (Serpihan) dari Hasil Ekstraksi Sokletasi Dengan Pelarut N-heksan

Nama Sampel

Berat Erlenmeyer

(gr)

Berat Sampel

(gr)

Berat Erlenmeyer+spl

(gr)

Brt.Erlenmeyer+oil Stlh Pemanasan

(gr)

Kadar Minyak

(%)

Rata-Rata Kadar Minyak (%) Kayu Manis 109,3971 10,0075 119,4046 109,5308 1,34

Serpihan 109,3256 10,0065 119,3321 109,4520 1,26 1,30 109,4523 10,0082 119,4605 109,5828 1,30

Kayu Manis 109,4498 10,0025 119,4523 109,5842 1,34

Serpihan 109,4663 10,0247 119,4910 109,5925 1,26 1,31 106,4498 10,0054 116,4552 106,5832 1,33

Kayu Manis 105,6821 10,0145 115,5966 105,8154 1,33

Serpihan 105,6644 10,0041 115,6685 105,7985 1,34 1,34 105,7585 10,0054 115,7639 105,8945 1,36


(6)

Lampiran 6. Data Penentuan Kadar (%) Minyak Kayu Manis (Serbuk) Hari Hasil Ekstraksi Sokletasi Dengan Pelarut N-heksan

Nama Sampel

Berat Erlenmeyer

(gr)

Berat Sampel

(gr)

Berat Erlenmeyer+spl

(gr)

Brt.Erlenmeyer+oil Stlh Pemanasan

(gr)

Kadar Minyak

(%)

Rata-Rata Kadar Minyak

(%) Kayu Manis 105,9956 10,0744 116,0700 106,1006 1.04

Serbuk 105,7383 10,0635 115,8018 105,8523 1,13 1,09 105,7126 10,0125 115,7251 105,8232 1,10

Kayu Manis 106,2547 10,0088 116,2635 106,3628 1,08

Serbuk 106,5587 10,0223 116,5810 106,6782 1,19 1,10 106,6456 10,0058 116,6514 106,7487 103

Kayu Manis 106,5244 10,0053 116,5297 106,6323 1,08

Serbuk 105,3245 10,0458 115,3703 105,4428 1,18 1,13 106,2554 10,0112 116,2666 106,3688 1,13