36 penyelenggaraan Pendidikan Luar Sekolah pada umumnya tidak ada
batasan-batasan yang memberatkan masyarakat, lebih terbuka dan tidak terikat pada aturan yang ketat serta berpusat pada kebutuhan sasaran
warga belajar atau peserta didik. Untuk lebih memperdalam tentang Pendidikan Luar Sekolah, maka Philips Coombs dalam H. D. Sudjana
2001 : 22-23 mengemukakan bahwa : “Pendidikan Luar Sekolah adalah setiap kegiatan yang terorganisir
dan sitematis diluar sistem persekolahan yang mapan, dilakukan secara mandiri atau merupakan bagian penting dari kegiatan yang
lebih luas yang sengaja dilakukan untuk melayani peserta didik
tertentu didalam mencapai tujuan belajarnya”.
b. Tujuan Pendidikan Luar Sekolah
Bahan belajar yang disediakan pada pendidikan non formal mencakup keseluruhan pengetahuan dan keterampilan yang berhubungan
dengan aspek kehidupan. Hal ini ditujukan untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan belajar terasa dan prioritas program nasional. Yang
dimaksud dengan kebutuhan belajar terasa adalah kebutuhan belajar yang dirasakan oleh setiap anggota masyarakat, sedangkan prioritas program
nasional berhubungan dengan tuntutan pengetahuan dan keterampilan yang perlu dimiliki oleh setiap anggota masyarakat berdasarkan
pertimbangan kepentingan nasional. Berdasarkan uraian sebelumnya maka tujuan pendidikan luar sekolah sebagai sub sistem pendidikan
nasional, mengacu kepada tujuan pendidikan. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, BAB II pasal 3
berbunyi :
37 “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis dan bertanggung jawab”.
c. Fungsi Pendidikan Luar Sekolah
Pendidikan Luar Sekolah termasuk pendidikan kemasyarakatan yang bertujuan untuk mengembangkan minat dan bakat serta kemampuan
didalam memberikan kesempatan yang lebih luas untuk bekerja dan berusaha bagi anggota masyarakat, mempunyai fungsi tersendiri terhadap
pendidikan persekolahan diantaranya : 1
Pendidikan Luar Sekolah sebagai suplemen bagi pendidikan
persekolahan, ini berarti PLS sebagai tambahan terhadap pendidikan persekolahan. Materi yang diperoleh dalam PLS
sebagai tambahan terhadap apa yang diperoleh dalam pendidikan persekolahan. Adapun jenis kegiatannya adalah kejuruan, kursus-
kursus dan sebagainya.
2 Pendidikan sebagai substitusi bagi pendidikan persekolahan, ini
berarti Pendidikan Luar Sekolah sebagai pengganti pendidikan persekolahan. Materi yang disajikan adalah materi yang sama
dengan materi pelajaran dalam pelajaran persekolahan. Adapun jenis kegiatan yang termasuk dalam fungsi ini adalah kejar paket.
3 Pendidikan Luar Sekolah sebagai komplemen bagi pendidikan
persekolahan berarti pendidikan luar sekolah melengkapi apa yang diajarkan dalam pendidikan persekolahan. Kegiatan PLS yang
termasuk sebagai pelengkap diantaranya adalah olah raga, kepramukaan dan kegiatan ekstrakurikuler lainnya.
Dari beberapa fungsi yang telah dikemukakan diatas, maka penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini dapat disimpulkan bahwa
Penanaman Nilai-nilai Agama Islam Pada Anak Usia Dini ini memiliki fungsi sebagai suplemen pendidikan sekolah, atau dengan dilakukannya
38 Penanaman Nilai-nilai Agama Islam Pada Anak Usia Dini ini diharapkan
dapat menanamkan perilaku dan sikap Islami kepada diri anak usia dini sehingga memberikan keseimbangan antara akhlak dan moral, dalam
menjalani kehidupannya di tengah-tengah masyarakat.
d. Ciri-Ciri Pendidikan Luar Sekolah