Latar Belakang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia di Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indeks Pembangunan Manusia IPM atau Human Deploment Index HDI merupakan Salah satu cara dalam menilai keberhasilan pembangunan suatu Negara, khususnya terkait dengan keberhasilan meningkatkan kesejahteraan rakyat adalah dengan menggunakan indikator sebagaimana yang digunakan oleh United Nation Development Program UNDP Ali, Mohammad, 2009. Angka IPM disajikan pada tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten atau kota. Penyajian angka IPM menurut daerah memungkinkan setiap provinsi dan kabupaten atau kota mengetahui gambaran pembangunan manusia baik pencapaian, posisi, maupun disparitas antar daerah. Dengan mengetahui gambaran pembangunan manusia di seluruh daerah, maka diharapkan setiap daerah dapat berpacu untuk berupaya meningkatkan kinerja pembangunan melalui peningkatan kapasitas dasar penduduk. Berdasarkan standar ketetapan yang di gunakan UNDP, skala IPM berkisar 0-100 dengan jabaran sebagai berikut: a ≤ 50 artinya terbelakang kesejahteraan rendah b 51-64 artinya kesejahteraan menengah ke bawah c 65-79 artinya kesejahteraan menengah ke atas d ≥ 80 kesejateraan tinggi Universitas Sumatera Utara 2 Menurut laporan pembangunan manusia 2003 oleh program pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa UNDP sebagaimana dikutip oleh Mar’ei muhammad 2003 menyatakan bahwa IPM di indonesia 2001 mengalami penurunan dibandingkan 2000 yaitu dari 175 negara Indonesia berada diperingkat ke-112 lebih rendah ketimbang tahun 2000 yang menempati urutan ke 110. Dan peringkat Indonesia lebih rendah dibandingkan Philipina, Thailand bahkan Vietnam tetapi lebih baik daripada Kamboja dan Myanmar. Berdasarkan data BPS tahun 2012, untuk urutan Nasioanal Provinsi Sumatera Utara berada pada urutan ke-7 setelah Kalimantan Tengah di posisi ke- 6, Riau urutan ke-5 dan Kalimanan Timur diurutan ke-4. Dari tahun ke tahun IPM Sumatera Utara terus mengalami kenaikan. Di tahun 2004 dengan angka 71,40 menjadi 72,03 di tahun 2005 dan ditahun 2006 menjadi 72,5 kemudian meningkat menjadi 72,78 tahun 2007 dan 73,29 ditahun 2008 dan mengalami kenaikan ditahun 2009 dengan angka 73,58. Komponen-komponen IPM Sumatera Utara juga terus mengalami kenaikan. Menurut skala IPM yang ditetapkan oleh UNDP maka provinsi Sumatera Utara berada pada kesejahteraan menegah keatas. Sehingga rencana pemerintah untuk menjadikan Sumatera Utara menjadi pelopor penyusunan rancangan atau grand design merupakan suatu kebijakan yang tepat. Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara, Nurdin Lubis menyatakan Apabila Sumatera Utara dijadikan sebagai pedoman dengan pergub peraturan gubernur untuk dilaksanakan maka kebijakan tersebut akan diikuti oleh provinsi lain Koran Kompas 04 maret 2014. Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional Susenas yang dilaksanakan pada bulan Maret 2008 menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin di Provinsi Universitas Sumatera Utara 3 Sumatera Utara sebanyak 1.613.800 orang, atau sebesar 12,55 terhadap jumlah penduduk seluruhnya. Namun, kondisi ini masih lebih baik jika dibandingkan pada tahun 2007 karena jumlah penduduk miskin di Sumatera Utara menurun sekitar 154.600 orang. Pada tahun 2007, penduduk miskin Sumatera Utara sebanyak 1.768.400 orang, atau 13,90 persen dan turun menjadi 1 613 800 orang atau 12,55 persen ditahun 2008 dari jumlah penduduk pada saat itu. Penurunan jumlah penduduk miskin di Sumatera Utara mengindikasikan bahwa dampak dari program-program pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh Pemerintah cukup berperan dalam menurunkan penduduk miskin di daerah ini BPS Sumatera Utara. Sementara itu petumbuhan ekonomi Sumatera Utara terus mengalami peningkatan. Meskipun pada tahun 2004 pertumbuhan ekonomi sebesar 6,4 lebih buruk jika dibandingkan tahun 2003 sebesar 7,4. Namun, pada tahun 2005 pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara sebesar 6,5 yang terus mengalami kenaikan. Pada tahun 2006 sebesar 9,3. Sedangkan pada triwulan I-2007 perekonomian Sumatera Utara mengalami kenaikan sebesar 2,97 dibandingkan triwulan sebelumnya yang digambarkan oleh PDRB atas dasar harga konstan 2000 dan ditahun 2009 tumbuh sebesar 5,07 BPS Sumatera Utara. Pengeluaran pemerintah provinsi Sumatera Utara dari tahun ke tahun juga cenderung mengalami peningkatan. Besar kecilnya pengeluaran sangat dipengaruhi atau sangat tergantung pada besar kecilnya penerimaan. Anggaran tahun 2001 pengeluaran mengalami peningkatan sebesar Rp 916,2 milyar naik ditahun 2002 menjadi Rp. 1021,3 milyar atau naik sebesar 9,40 persen. Anggaran tahun 2003 realisasi pengeluaran pemerintah mengalami peningkatan menjadi Universitas Sumatera Utara 4 sebesar Rp 1352 milyar pada tahun anggaran 2003. pada tahun 2004, tahun 2005, tahun 2006 dan tahun 2007 secara berurut angka ini meningkat menjadi Rp. 1.501,5 milyar, Rp. 1.830,6 milyar, Rp 2184,6 milyar dan Rp 2717,9 milyar BPS Sumatera Utara. Selain itu, PDB di provinsi Sumatera Utara cenderung mengalami peningkatan yang fantastik. Meskipun ditinjau pada tahun 1991 angka PDB 16.387,0 Milyar kemudian tahun selanjutnya, 1992 angka PDB hanya mampu mencapai angka 16.855,1 Milyar suatu peningkatan yang sangat rendah. Namun pada tahun 2002 angka PDB mampu mencapai angka 89.670,1 Milyar kemudian disusul 2003 yang mencapai angka 103.401,3 Milyar BPS Sumatera Utara. Berdasarkan latar belakang, maka penulis mengusulkan judul “Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia di Sumatera Utara”.

1.2 Rumusan Masalah