47
Gambar 5.5. Jendela Data View
5.3.2 Pengolahan Data dengan Anlisis Regresi
Pada layar kerja Data View, klik Analyze yang terdapat pada menu kemudian pilih Regression
dan klik Linier seperti gambar dibawah ini:
Universitas Sumatera Utara
48
Gambar 5.6. Tampilan Pengolahan Data dengan Regresi Linear
Kemudian melakukan langkah-langkah prosedur analisis seperti berikut. 1.
Klik Analyze pilih Regression lalu pilih Linear. 2.
Pada kotak Dependent isikan variabel Y IPM sedangakan pada kotak Independent
isikan dengan variabel X1 persentase jumlah penduduk miskin, X2 Produk Domestik Bruto, X3 laju pertumbuhan ekonomi, X4
pengeluaran pemerintah. 3.
Isi kolom method dengan perintah enter. 4.
Lalu klik option, pada pilihan stepping method criteria masukan nilai 0.05 pada kolom entry centang include constant in equation dan pada pilihan
missing value centang exclude cases listwise kemudian klik continue.
5. Kemudian pilih statistics pada regression coefficient pilih estimate, model fit,
dan descriptive. Pada pilihan residual pilih durbin-watson; case wise diagnostics
dan centang all cases untuk semua kasus lalu klik continue.
Universitas Sumatera Utara
49
6. Klik plots untuk membuat grafik kemudian produce all partial plot lalu
continue. Setelah itu, klik ok. Tampilan prosedurnya seperti gambar dibawah
ini.
Gambar 5.4. Prosedur Regresi Linear
Setelah dilakukan prosedur analisis seperti diatas, maka hasil dari analisis tersebut adalah sebagai berikut.
Tabel 5.1. Bagian Descriptive Statistics
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation
N IPM
. .
PERSENTASE JUMLAH PENDUDUK MISKIN
. .
LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI
. .
Universitas Sumatera Utara
50
PENGELUARAN PEMERINTAH
. .
PRODUK DOMESTIK BRUTO .
.
Keluaran descriptive statistics berisi informasi sebagai berikut. 1
Besarnya rata-rata prediksi masing-masing variabel. Prediksi untuk variabel produksi Indeks Pembangunan Manusia sebesar 69,7200. Prediksi untuk
variabel persentase jumlah penduduk miskin sebesar 14,3100. Prediksi untuk variabel Produk Domestik Bruto sebesar 83137,0250. Prediksi untuk variabel
laju pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3400. Prediksi untuk variabel pengeluaran pemerintah sebesar 1136,7250.
2 Nilai simpangan baku untuk tiap variabel. Simpangan baku Indeks
Pembangunan Manusia sebesar 2,3327. Nilai simpangan baku persentase jumlah penduduk miskin sebesar 1,98200. Nilai simpangan baku Produk
Domestik Bruto sebesar 70955.98548. Nilai simpangan baku laju pertumbuhan ekonomi sebesar 4.16.077. Dan nilai simpangan baku
pengeluaran pemerintah sebesar 941,45856. 3
Jumlah data N adalah 20.
Universitas Sumatera Utara
51
Tabel 5.2. Bagian Correlations
Correlations
IPM PERSENTASE
JUMLAH PENDUDUK
MISKIN LAJU
PERTUMBUH AN EKONOMI
PENGELUARA N
PEMERINTAH PRODUK
DOMESTIK BRUTO
Pearson Correlation
IPM .
‐. .
. .
PERSENTASE JUMLAH PENDUDUK MISKIN
‐. .
‐. ‐.
‐. LAJU PERTUMBUHAN
EKONOMI .
‐. .
. ‐.
PENGELUARAN PEMERINTAH
. ‐.
. .
.
PRODUK DOMESTIK BRUTO
. ‐.
‐. .
. Sig. 1-tailed
IPM .
. .
. .
PERSENTASE JUMLAH PENDUDUK MISKIN
. .
. .
. LAJU PERTUMBUHAN
EKONOMI .
. .
. .
PENGELUARAN PEMERINTAH
. .
. .
.
Universitas Sumatera Utara
52
PRODUK DOMESTIK BRUTO
. .
. .
. N
IPM PERSENTASE JUMLAH
PENDUDUK MISKIN LAJU PERTUMBUHAN
EKONOMI PENGELUARAN
PEMERINTAH PRODUK DOMESTIK
BRUTO
Berikut penjelasan output dari tabel correlation. a.
Pada bagian Pearson Correlation menjelasakan sebagai berikut. 1
Besarnya hubungan antara variabel IPM dan persentase jumlah penduduk miskin adalah
‐ , . Nilai ini menunjukkan hubungan korelasi sedang
yang negative. Koefisien korelasi negatif ‐ ,
menunjukkan bahwa hubungan antara variabel IPM dengan persentase jumlah penduduk miskin
tidak searah. Artinya, jika variabel persentase jumlah penduduk miskin meningkat maka variabel IPM menurun. Sebaliknya, jika variabel
persentase jumlah kemiskinan menurun maka variabel IPM meningkat. 2
Besarnya hubungan antara variabel IPM dengan PDB adalah ,
. Nilai ini menunjukan bahwa hubungan kedua variabel tersebut sangat kuat.
Koefisien korelasi positif 0,727 menunjukkan bahwa hubungan antara variabel IPM dan PDB searah. Artinya, jika PDB meningkat, maka IPM
juga meningkat.
Universitas Sumatera Utara
53
3 Besarnya hubungan antara variabel IPM dengan laju pertumbuhan
ekonomi adalah 0,529. Nilai ini menunjukan bahwa hubungan kedua variabel tersebut kuat. Koefisien korelasi positif sedang 0,529
menunjukkan bahwa hubungan antara variabel IPM dan PDB searah. Artinya, jika PDB meningkat, maka IPM juga meningkat.
4 Besarnya hubungan antara variabel IPM dengan pengeluaran pemerintah
adalah 0,810. Nilai ini berarti bahwa hubungan kedua variabel tersebut sangat kuat. Koefisien positif 0,810 menunjukkan bahwa hubungan
antara variabel IPM dengan pengeluaran pemerintah searah. Artinya, jika pengeluaran pemerintah meningkat, maka IPM juga akan meningkat.
b. Bagian sig 1-tailed
1 Hubungan antara variabel IPM dan persentase jumlah penduduk miskin
signifikansi sig. sebesar 0,004 yang lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan pada ketentuan, jika angka signifikansi 0,05 maka hubungan antara
kedua variabel tersebut signifikan. 2
Hubungan antara variabel IPM dan PDB signifikansi sig. sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Didasarkan pada ketentuan jika angka
signifikansi 0,05. Maka hubungan antara kedua variabel tersebut signifikan.
3 Hubungan antara variabel IPM dan laju pertumbuhan ekonomi signifikansi
sig. sebesar 0,008 yang lebih kecil dari 0,05. Didasarkan ketentuan jika angka signifikansi 0,05 maka hubungan antara kedua variabel tersebut
signifikan.
Universitas Sumatera Utara
54
4 Hubungan antara variabel IPM dan pengeluaran pemerintah signifikansi
sig. sebesar 0,000 0,05. Maka hubungan antara kedua variabel tersebut signifikan.
c. Bagian Kolom N menunjukkan banyaknya jumlah data yang dianalisis, yakni
20.
Tabel 5.3. Bagian Variabel EnteredRemoved
Variables EnteredRemoved
Model Variables Entered
Variables Removed
Method
Universitas Sumatera Utara
55
1 PENGELUARAN
PEMERINTAH, LAJU
PERTUMBUHAN EKONOMI,
PERSENTASE JUMLAH
PENDUDUK MISKIN,
PRODUK DOMESTIK
BRUTO
a
. Enter
a. All requested variables entered.
Dari tabel diatas menunjukan bahwa semua variabel telah dimasukan, dan tidak terdapat variabel yang dikeluarkan. Dan variabel tergantungnya adalah IPM.
Tabel 5.4 Bagian Model Summary
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson .
a
. .
. .
Predictors: Constant, PENGELUARAN PEMERINTAH, LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI, PERSENTASE JUMLAH PENDUDUK MISKIN, PRODUK DOMESTIK
BRUTO b. Dependent Variable: INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
Bagian model summary atau ringkasan model menunjukkan besarnya koefisien determinasi yang berfungsi untuk mengetahui besarnya variabilitas variabel
tergantung IPM yang dapat dijelaskan dengan menggunakan variabel bebas persentase jumlah penduduk miskin, laju pertumbuhan ekonomi, pengeluaran
pemerintah dan PDB. Koefisien determinasi juga digunakan untuk menghitung besarnya peranan atau pengaruh variabel bebas terhadap variabel tergantung.
Universitas Sumatera Utara
56
Koefisien determinasi dihitung dengan mengalikan dengan 100. Berikut ini
penjelasannya.
1 Nilai R square dalam tabel diatas adalah 0,886. Angka R square disebut juga
koefisien determinasi. Besarnya angka koefisien determinasi 0,886 sama dengan 88,6. Angka tersebut berarti bahwa sebesar 88,6 tingkat Indeks
Pembangunan Manusia dapat dijelaskan dengan menggunakan variabel bebas persentase jumlah kemiskinan, laju pertumbuhan ekonomi, pengeluaran
pemerintah, Produk Domestik Bruto. Sedangkan sisanya, yaitu 11,4 100 - 88,6 dijelaskan oleh faktor-faktor penyabab lainnya. Dengan kata lain,
besarnya pengaruh bebas persentase jumlah penduduk miskin, laju pertumbuhan ekonomi, pengeluaran pemerintah dan Produk Domestik Bruto
terhadap Indeks Pembangunan Manusia adalah 83,7. Sedangkan sisanya sebesar 16,3 dipengaruhi oleh faktor lain di luar model regresi ini. Besarnya
pengaruh faktor lain disebut error e. untuk menghitung nilai error dapat menggunakan rumus:
e = 1 - .
Sebagia catatan, besarnya R square bekisar antara 0-1 yang berarti semangkin kecil nilai R square, semakin lemah hubungan variabel.. sebaliknya, jika R
square semakin mendekati 1, hubungan antar variabel semakin kuat.
2 Nilai Durbin-Watson mempunyai makna bahwa otokorelasi tidak akan terjadi
jika nilai Durbin-Watson: 1 DW 3. Nilai Durbin-Watson pada tabel sebesar 1,667. Hal ini menunjukan bahwa otokorelasi tidak akan terjadi.
Universitas Sumatera Utara
57
Tabel 5.5. Bagian ANOVA
ANOVA
b
Model Sum of Squares
Df Mean Square
F Sig.
1 Regression
. .
. .
a
Residual .
. Total
. a. Predictors: Constant, PENGELUARAN PEMERINTAH, LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI,
PERSENTASE JUMLAH PENDUDUK MISKIN, PRODUK DOMESTIK BRUTO b. Dependent Variable: INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
Bagian ANOVA menunjukkan besarnya angka probabilitas atau signifikansi pada perhitungan ANOVA yang akan digunakan untuk uji kelayakan model regresi
dengan ketentuan bahwa angka probabilitas yang baik untuk digunakan sebagai model regresi harus lebih kecil dari 0,05.
Uji ANOVA menghasilkan angka F sebesar 29,475 dengan tingkat signifikansi angka probabilitas sebesar 0,005. Karena angka probabilitas 0,005
0,05. Maka model regresi ini sudah layak digunakan untuk memprediksi IPM. Agar dapat dipakai sebagai model regresi untuk memprediksi variabel tergantung,
angka signifikan atau probabilitas sig. harus lebih kecil dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa koefisien regresi persentase jumlah penduduk miskin,
Universitas Sumatera Utara
58
laju pertumbuhan ekonomi, pengeluaran pemerintah dan PDB tidak sama dengan nol, atau keempat variabel independen berpengaruh terhadap IPM.
Untuk menguji apakah benar variabel bebas persentase jumlah penduduk miskin, laju pertumbuhan ekonomi, pengeluaran pemerintah dan PDB
mempengaruhi variabel tergantung IPM, maka dilakukan pengujian dengan menggunakan nilai F dari keluaran ANOVA, dengan terlebih dahulu melakukan
langkah-langkah sebagai berikut.
1. Membuat hipotesis
: persentase jumlah penduduk miskin, laju pertumbuhan ekonomi, pengeluaran pemerintah dan PDB tidak berpengaruh terhadap IPM.
: persentase jumlah penduduk miskin, laju pertumbuhan ekonomi, pengeluaran pemerintah dan PDB berpengaruh terhadap IPM.
2. Mengihtung nilai F tabel dengan ketentuan sebagai berikut:
a. b.
Degree of freedom: Vektor 1: jumlah variabel 5 - 1 = 4
Vektor 2: jumlah kasus – jumlah variabel 20 – 4 = 16 Dengan ketentuan tersebut maka diperoleh nilai F dari tabel sebesar 3,01.
3. Menentukan kriteria berdasarkan ketentuan yang telah ada.
a. Jika
maka ditolak dan
diterima. b.
Jika jika maka
diterima dan ditolak.
4. Mengambil keputusan.
Universitas Sumatera Utara
59
nilai pada tabel ANOVA sebesar
, .
29,067 3,01 Dengan demikian
ditolak dan diterima. Artinya, persentase jumlah
penduduk miskin, laju pertumbuhan ekonomi, pengeluaran pemerintah dan PDB berpengaruh terhadap IPM.
Tabel 5.6. Bagian Coefficients
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 71.200
2.430 29.305
.000 PERSENTASE JUMLAH
PENDUDUK MISKIN -.307
.151 -.261
-2.041 .059
LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI
.163 .071
.290 2.178
.038 PENGELUARAN
PEMERINTAH .001
.001 .587
1.049 .311
PRODUK DOMESTIK BRUTO 4.804E-6
.000 .146
.265 .795
a. Dependent Variable: IPM
Universitas Sumatera Utara
60
Bagian koefisien regresi digunakan untuk menggambarkan persamaan regresi agar mengetahui angka konstan dan uji hipotesis signifikansi koefisien regresi.
Persamaan regresinya adalah sebagai berikut: Y = a +
+ Keterangan:
Y = data IPM
= data persentase jumlah penduduk miskin
= data laju pertumbuhan ekonomi = data pengeluaran pemerintah
= data PDB A
= angka konstan dari understandardized coefficient yang dalam penelitian ini sebesar 71,200 Angka ini berupa angka konstan yang berarti
besarnya Indeks Pembangunan Manusia IPM saat nilai persentase
jumlah penduduk miskin, laju pertumbuhan ekonomi,
pengeluaran pemerintah, Produk Domestik Bruto, sama dengan
nol 0. B1
= angka koefisien regresi pertama sebesar -0,307. Angka tersebut berarti bahwa setiap penambahan satu satuan persentase jumlah penduduk
miskin, maka IPM mengalami penurunan sebesar 0,307.
Universitas Sumatera Utara
61
B2 = angka koefisien kedua sebesar 0,163. Angka tersebut mempunyai arti
bahwa setiap penambahan satu satuan laju pertumbuhan ekonomi, maka IPM akan mengalami kenaikan sebesar 0,163.
B3 = angka koefisien ketiga sebesar 0,001. Angka tersebut mempunyai arti
bahwa setiap penambahan satu satuan pengeluaran pemerintah, maka IPM akan mengalami kenaikan sebesar 0,001.
B4 = angka koefisen ketiga sebesar 0,000004804. Angka tersebut mempunyai
arti bahwa setiap penambahan satu satuan PDB maka IPM mengalami kenaikan sebesar 0,000004804.
Oleh karena itu persamaan regresinya menjadi:
Agar dapat mengetahui apakah koefisien regresi signifikan atau tidak, penulis menggunakan uji t untuk menguji signifikansi konstanta dan variabel persentase
jumlah penduduk miskin, laju pertumbuhan ekonomi, pengeluaran pemerintah dan PDB yang digunakan sebagai prediktor untuk variabel IPM.
Caranya adalah sebagai berikut. 1.
Membuat hipotesis = koefisien regresi tidak signifikan.
= koefisien regresi signifikansi. 2.
Menghitung nilai t tabel dengan ketentuan berikut: a.
= = 0,025
Universitas Sumatera Utara
62
b. Degree of freedom DF = jumlah data – 2 atau 17 – 2 = 15
c. Dengan ketentuan tersebut didapatkan nilai t dari tabel sebesar 2,13.
3. Menentukan kriteria berdasarkan ketentuan yang ada.
a. Jika t hitung t tabel, maka
diterima dan ditolak.
b. Jika t hitung t tabel, maka
ditolak dan diterima.
Berdasarkan dari output tabel Coefficients. a.
-2,041 2,13, maka diterima dan
ditolak b.
2,178 2,13, maka diterima dan
ditolak c.
1,049 2,13, maka diterima dan
ditolak d.
0,265 2,13, maka diterima dan
ditolak
Gambar 5.5. Kurva Uji t-Satistik
4. Membuat keputusan
Karena semua nilai jatuh pada daerah penerimaan
. Maka persentase jumlah penduduk miskin, laju pertumbuhan ekonomi, pengeluaran pemerintah dan
PDB signifikan terhadap IPM.
Universitas Sumatera Utara
63
Tabel 5.7. Bagian Casewise Diagnostics
Casewise Diagnostics
a
Case Number
Std. Residual INDEKS
PEMBANGUNA N MANUSIA
Predicted Value Residual
‐. .
. ‐.
‐ . .
. ‐.
‐. .
. ‐.
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
‐ . .
. ‐ .
. .
. .
‐ . .
. ‐ .
. .
. .
. .
. .
‐. .
. ‐.
‐. .
. ‐.
. .
. .
. .
. .
. .
. .
‐. .
. ‐.
‐. .
. ‐.
‐. .
. ‐.
Universitas Sumatera Utara
64
Casewise Diagnostics
a
Case Number
Std. Residual INDEKS
PEMBANGUNA N MANUSIA
Predicted Value Residual
‐. .
. ‐.
‐ . .
. ‐.
‐. .
. ‐.
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
‐ . .
. ‐ .
. .
. .
‐ . .
. ‐ .
. .
. .
. .
. .
‐. .
. ‐.
‐. .
. ‐.
. .
. .
. .
. .
. .
. .
‐. .
. ‐.
‐. .
. ‐.
‐. .
. ‐.
a. Dependent Variable: INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
Universitas Sumatera Utara
65
Bagian casewise diagnostics atau diagnosis per kasus menunjukkan hasil prediksi pesamaan regresi. Pembahasan dimulai dari case number 1 sehingga persamaan
regresinya adalah:
1. Untuk kasus nomor satu, besarnya persentase jumlah penduduk miskin sebesar
13,5, laju pertumbuhan ekonomi sebesar 6,3, pengeluaran pemerintah sebesar 298,9, PDB sebesar 15.934,5 Rp Milyar. Apabila nilai-nilai ini dimasukkan
kedalam persamaan regresi yang telah diperoleh sebelumnya. Menjadi sebagai berikut ini.
,
Hasil tertera pada kolom Predicted Value, sehingga perhitungan untuk kasus berikutnya dapat dilakukan dengan cara yang sama.
2. Angka pada kolom Residual sebesar
‐ , memberikan penjelasan tentang
adanya selisih antara IPM data observasi dengan IPM yang diprediksi, yakni.
, – , ‐ ,
3. Kolom Standardized Residual menyatakan residual yang distandarkan dengan
dibagi oleh nilai standard error of the estimate nilai dapat dilihat pada tabel output Model Summary. Untuk kasus pertama, yakni.
‐ ,
Universitas Sumatera Utara
66
4. Besar kecilnya angka residual dan standard residual memberikan makna bagi
persamaan regresi yang akan digunakan untuk memprediksi data. Semakin kecil angka residual dan standard residual, semakin baik model regresi untuk
digunakan memprediksi.
Tabel 5.8. Bagian Residuals Statistics
Residuals Statistics
a
Minimum Maximum
Mean Std. Deviation
N Predicted Value
. .
. .
Residual ‐ .
. .
. Std. Predicted Value
‐ . .
. .
Std. Residual ‐ .
. .
. a. Dependent Variable: INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
Bagian residuals statistics memberikan penjelasan mengenai nilai minimum IPM yang diprediksi sebesar 64,4196 sedangkan nilai maksimum yang diprediksi
sebesar 74,1711. Nilai rata-rata IPM yang di prediksi sebesar 69,7200. Angka ini berlaku untuk semua kasus yang diteliti.
5.3.3 Menguji Validitas Model Regresi