mengukur tingkat reliabilitas instrumen, digunakan program iteman. Data dikatakan reliabel jika nilai Alpha Cronbroach memiliki nilai lebih besar atau
sama dengan 0,90. Akan tetapi, untuk soal yang dibuat guru cukup memenuhi nilai lebih besar atau sama dengan 0, 60 Nurgiyantoro, 2004: 354.
G. Prosedur Penelitian
1. Tahap Praeksperimen Sebelum eksperimen dilakukan, terlebih dahulu diadakan uji validasi soal
oleh siswa dan guru. Uji validasi soal oleh siswa kelas VII G SMP Negeri 2 Wonosobo. Validasi soal dilakukan selama dua jam pelajaran dengan 40 soal yang
diujikan. Hasil uji validasi soal dianalisis dengan bantuan program Iteman. Syarat valid soal yaitu apabila nilai prep correction sebesar 0,20-0,80 dan nilai point
biser sebesar ≥ 0,25. Apabila setiap soal memenuhi syarat tersebut, soal dikatakan
valid. Selain dilakukan validasi soal oleh siswa, validasi soal juga dilakukan oleh guru. Guru yang menjadi validator soal yaitu Bapak Husni Ash Shidiqi, S. Pd
selaku guru mata pelajaran bahasa Indonesia SMP Negeri 2 Wonosobo. Validasi oleh guru tersebut menggunakan lembar telaah butir soal.
Setelah dilakukan analisis valid tidaknya instrumen, soal yang telah valid dipilih sejumlah 30 butir untuk disusun menjadi soal pretest. Selanjutnya,
dilaksanakan pretest untuk kelompok eksperimen yaitu kelas VII E dan kelompok kontrol yaitu kelas VII D.
2. Tahap Eksperimen Pada tahap eksperimen, dilakukan kegiatan treatment untuk mengetahui
peningkatan kemampuan membaca pemahaman cerita anak siswa. Tindakan ini melibatkan empat unsur pokok, yaitu teknik ECOLA, guru, peneliti, dan siswa.
Guru sebagai pelaku memanipulasi proses belajar mengajar. Memanipulasi yang dimaksud adalah memberikan perlakuan dengan menggunakan teknik ECOLA
untuk membaca pemahaman cerita anak pada kelompok eksperimen. Siswa sebagai unsur yang menjadi sasaran manipulasi. Peneliti sebagai pengamat yang
mengamati langsung proses pembelajaran. Pada kelompok eksperimen, siswa yang menggunakan teknik ECOLA
dapat mengembangkan sendiri konsep dan fakta dalam menyimpulkan pelajaran yang diajarkan oleh guru. Sementara itu, pada kelompok kontrol siswa
mendapatkan pembelajaran membaca pemahaman cerita anak tanpa menggunakan teknik ECOLA. Selama perlakuan, materi yang dipilih untuk teknik ECOLA
disesuaikan dengan kurikulum SMP, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP untuk pembelajaran Bahasa Indonesia.
3. Tahap Pascaeksperimen Sebagai langkah terakhir setelah mendapat perlakuan kedua kelompok
diberikan posttest. Pemberian posttest dimaksudkan untuk melihat pencapaian peningkatan keterampilan membaca pemahaman cerita anak setelah diberikan
perlakuan. Selain itu, pemberian posttest untuk membandingkan dengan nilai yang dicapai siswa saat pretest dan posttest, apakah hasil membaca pemahaman
cerita anak sama, semakin meningkat atau menurun.