KEEFEKTIFAN STRATEGI PSRT (Prepare, Structure, Read, Think) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 BAMBANGLIPURO.

(1)

TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2

BAMBANGLIPURO SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Arif Tri Kuncoro NIM 12201244036

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2016


(2)

(3)

(4)

(5)

Perlakukan orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan (Penulis)

Ketika kamu memiliki kesempatan, kamu harus mencobanya (Valentino Rossi)


(6)

Dengan mengucap syukur, saya persembahkan karya ini kepada orang-orang terkasih dalam kehidupan saya sebagai berikut.

Ibu dan Bapak saya tercinta (Ribut dan Sugino), yang telah memberikan doa, dukungan, materil, dan cinta kasih yang tiada henti. Terima kasih telah menjadi orang tua yang luar biasa.

Kakak saya Alm. Andreas Novianto, semoga mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya. Kakak perempuan saya Anita Dwi Suranti, yang telah memberikan doa, motivasi dan kasih sayang selama ini.

Kedua kakak ipar saya (Ari Astuti dan Wirawan Rudiyatno), yang telah memberikan doa, semangat serta kasih sayang.

Kedua keponakan saya tersayang (Usamah Khalil Abdur Rozak dan Kinandita Arsenia Putri) yang selalu menghadirkan tawa dan kelucuan.


(7)

Puji syukur saya ucapkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Solawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan Rasulullah sebagai petunjuk ke jalan yang terang.

Saya menyadari bahwa keberhasilan menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu, saya menyampaikan terima kasih kepada Dekan Fakultas Bahasa dan Seni beserta jajarannya dan Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan kemudahan kepada saya dalam menyusun skripsi ini.

Rasa hormat, ucapan terima kasih, dan penghargaan yang tinggi saya sampaikan kepada kedua pembimbing, yaitu Bunda Dra. St. Nurbaya, M.Si., M.Hum. dan Ibu Beniati Lestyarini, M.Pd., terima kasih telah membimbing dengan sabar, memberikan arahan serta motivasi di sela-sela kesibukan. Berkat Bunda Dra. St. Nurbaya, M.Si dan Ibu Beni Lestyarini, M.Pd skripsi ini terselesaikan dengan baik. Rasa hormat dan terima kasih juga saya sampaikan kepada penasehat akademik, Bapak Ahmad Wahyudin, S.S., M. Hum, yang telah memberikan arahan dan motivasi untuk kelancaran studi saya. Rasa hormat dan terima kasih saya sampaikan kepada Ibu Dra. Denok Widarti, M.Pd,. M.A selaku kepala sekolah SMP Negeri 2 Bambanglipuro dan Ibu Purwanti, S.Pd selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 2 Bambanglipuro yang telah memberikan bantuan dan dukungan sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.

Tidak lupa juga saya sampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh siswa-siswi SMP Negeri 2 Bambanglipuro, khususnya kelas VII A, VII B, dan VII C yang telah bersedia bekerja sama dengan baik selama proses penelitian. Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada Rizky Pangestu, Adek R. F, Rendi, Dani, Jaka, Adi, Difla, Berliyan, Herli, Radit, Romi, Santi, Hiqmah, Erlina, dan seluruh teman-teman jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia kelas C Angkatan 2012. Terima kasih atas hari-hari yang penuh tawa dan mengesankan selama ini sehingga saya dapat menyelesaikan studi dengan baik.


(8)

sebagaimana mestinya.

Yogyakarta, November 2016 Penulis,


(9)

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN ... ii

PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

ABSTRAK ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian... 5

F. Manfaat Penelitian... 6

G. Batasan Istilah ... 7

BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori ... 8

1. Kemampuan Membaca... 8

2. Membaca Pemahaman ... 9

3. Evaluasi Kemampuan Membaca Pemahaman ... 11

4. Hakikat Teks Deskripsi... 13


(10)

C. Penelitian yang Relevan ... 20

D. Kerangka Pikir ... 22

E. Hipotesis ... 23

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 24

B. Variabel Penelitian ... 25

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 25

1. Tempat Penelitian... 25

2. Waktu Penelitian ... 26

D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 27

1. Populasi ... 27

2. Sampel ... 27

E. Prosedur Penelitian... 27

1. Tahap Praeksperimen ... 27

2. Tahap Eksperimen ... 28

3. Tahap Pascaeksperimen ... 30

F. Teknik Pengumpulan Data ... 30

G. Instrumen Penelitian... 30

H. Validitas Instrumen ... 31

I. Reliabilitas Instrumen ... 31

J. Teknik Analisis Data ... 32

1. Teknik Analisis Data dengan Uji-t ... 32

2. Uji Prasyarat Analisis ... 32

a. Uji Normalitas Sebaran ... 32

b. Uji Homogenitas Varian ... 33


(11)

A. Hasil Penelitian ... 35

1. Deskripsi Data Penelitian ... 35

a. Setting Penelitian dan Validasi Instrumen ... 35

b. Data Nilai Prates Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Deskripsi Kelas Kontrol ... 36

c. Data Nilai Prates Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Deskripsi Kelas Eksperimen ... 37

d. Data Nilai Pascates Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Deskripsi Kelas Kontrol ... 39

e. Data Nilai Pascates Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Deskripsi Kelas Eksperimen ... 40

f. Perbandingan Data Statistik Skor Prates-Pascates Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Deskripsi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 42

2. Hasil Uji Prasyarat Analisis ... 43

a. Uji Normalitas Sebaran ... 43

b. Hasil Uji Homogenitas ... 44

3. Analisis Data ... 45

a. Deskripsi Hasil Uji Hipotesis Pertama ... 45

1) Uji-t Data Prates Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Deskripsi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen.... 46

2) Uji Data Pascates Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Deskripsi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen.... 47

b. Deskripsi Hasil Uji Hipotesis Kedua ... 48

1) Uji-t Skor Prates dan Pascates Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Deskripsi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 49

2) Gain Score Kemampuan Membaca Teks Deskripsi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 50

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 51

1. Level Pemahaman Membaca Teks Deskripsi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 51

2. Perbedaan Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Deskripsi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen... 53


(12)

C. Keterbatasan Penelitian ... 59

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 60

B. Implikasi ... 61

C. Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 62


(13)

Halaman Tabel 1: Kompetensi Dasar dan Materi Pelajaran Membaca Kelas VII

SMP Semester 1 ... 19

Tabel 2: Desain Penelitian Eksperimen ... 24

Tabel 3: Jadwal Penelitian ... 26

Tabel 4: Koefisien Uji Reliabilitas dan Interpretasi ... 32

Tabel 5: Distribusi Frekuensi Prates Kelas Kontrol ... 36

Tabel 6: Distribusi Frekuensi Prates Kelas Eksperimen ... 38

Tabel 7: Distribusi Frekuensi Pascates Kelas Kontrol... 39

Tabel 8: Distribusi Frekuensi Pascates Kelas Eksperimen ... 41

Tabel 9: Perbandingan Data Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 42

Tabel 10: Rangkuman Hasil Uji Normalitas Sebaran ... 44

Tabel 11: Hasil Uji Homogenitas ... 44

Tabel 12: Rangkuman Hasil Uji-t Data Prates Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Deskripsi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 46

Tabel 13: Rangkuman Hasil Uji-t Data Pascates Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Deskripsi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 47

Tabel 14: Rangkuman Hasil Uji-t Skor Prates dan Pascates Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Deskripsi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 49

Tabel 15: Penghitungan Gain Score Prates dan Pascates Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Deskripsi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 50

Tabel 16: Contoh Soal Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Deskripsi ... 52

Tabel 17: Level Pemahaman Pemahaman Teks Deskripsi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 52


(14)

Gambar 1: Histogram Distribusi Frekuensi Skor Prates Kelas Kontrol 37 Gambar 2: Histogram Distribusi Frekuensi Skor Prates Kelas

Eksperimen ... 38 Gambar 3: Histogram Distribusi Frekuensi SkorPascates Kelas

Kontrol ... 40 Gambar 4: Histogram Distribusi Frekuensi Skor Pascates Kelas


(15)

Halaman

Lampiran 1: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ... 64

Lampiran 2: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen... 77

Lampiran 3: Teks Deskripsi ... 91

Lampiran 4: Kisi-Kisi Instrumen ... 95

Lampiran 5: Hasil Uji Validitas Instrumen Berdasarka Expert Judgment ... 111

Lampiran 6: Soal Pilihan Ganda Prates dan Pascates ... 117

Lampiran 7: Kunci Jawaban Prates dan Pascates ... 133

Lampiran 8: Analisis Butir Soal Menggunakan Program Iteman ... 134

Lampiran 9: Rangkuman Hasil Analisis Butir Soal Menggunakan Program Iteman ... 146

Lampiran 10: Daftar Nilai ... 150

Lampiran 11: Level Pencapaian Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Deskripsi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen... 152

Lampiran 12: Distribusi Frekuensi Prates Kelas Kontrol ... 153

Lampiran 13: Distribusi Frekuensi Prates Kelas Eksperimen ... 155

Lampiran 14: Distribusi Frekuensi Pascates Kelas Kontrol ... 157

Lampiran 15: Distribusi Frekuensi Pascates Kelas Eksperimen ... 159

Lampiran 16: Hasil Uji Normalitas Sebaran Data Prates Kelas Kontrol... 161

Lampiram 17: Hasil Uji Normalitas Sebaran Data Prates Kelas Eksperimen ... 162

Lampiran 18: Hasil Uji Normalitas Sebaran Data Pascates Kelas Kontrol... 163

Lampiran 19: Hasil Uji Normalitas Sebaran Data Pascates Kelas Eksperimen ... 164

Lampiran 20: Hasil Uji Homogenitas Data Prates ... 165


(16)

Lampiran 23: Uji-t Data Pascates Kemampuan Membaca Pemahaman

Teks Deskripsi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 168 Lampiran 24: Uji-t Data Prates dan Pascates Kemampuan

Membaca PemahamanTeks Deskripsi Kelas Kontrol ... 169 Lampiran 25: Uji-t Data Prates dan Pascates Kemampuan Membaca

Pemahaman Teks Deskripsi Kelas Eksperimen ... 170 Lampiran 26: Contoh Hasil Prates dan Pascates Kelas Kontrol dan

Kelas Ekspermen ... 171 Lampiran 27: Hasil Pekerjaan Siswa Kelas Kontrol dan Kelas

Eksperimen ... 175 Lampiran 28: Dokumentasi ... 183 Lampiran 29: Surat Izin Penelitian ... 187


(17)

TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2

BAMBANGLIPURO Oleh

Arif Tri Kuncoro NIM 12201244036

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Desain penelitian yang digunakan adalah pretest-posttest control group. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 2 Bambanglipuro. Penyampelan menggunakan teknik random sampling dengan hasil kelas VII A sebagai kelas kontrol dan kelas VII B sebagai kelas eksperimen. Data dikumpulkan dengan prates dan pascates yang diberikan kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Validitas yang digunakan adalah validitas isi. Validitas isi dilakukan oleh expert judgement. Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan koefisien alpha pada program iteman dan diperoleh nilai sebesar 0,770. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji-t dengan taraf signifikansi 5%. Hasil pengujian persyaratan analisis menunjukkan bahwa skor prates dan pascates berdistribusi normal dan homogen.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui perbedaan kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi yang signifikan antara siswa yang mendapat pembelajaran menggunakan strategi PSRT dengan siswa yang mendapat pembelajaran tanpa menggunakan strategi PSRT. (2) mengetahui keefektifan strategi PSRT dalam pembelajaran membaca pemahaman teks deskripsi pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Bambanglipuro.

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut. (1) Terdapat perbedaan kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi yang signifikan antara kelas yang mendapat pembelajaran menggunakan strategi PSRT dengan kelas yang mendapat pembelajaran tanpa menggunakan strategi PSRT pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Bambanglipuro. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil perhitungan uji-t pascates kelas kontrol dan kelas eksperimen diperoleh t 4,926 dengan df = 62 dan p sebesar 0,000 (p < 0,05). (2) Strategi PSRT terbukti efektif dalam pembelajaran membaca pemahaman teks deskripsi pada siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Bambanglipuro. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil perhitungan uji-t skor prauji-tes dan pascauji-tes kelas eksperimen diperoleh uji-t hiuji-tung 2,385 dengan df=31 dan p sebesar 0,023 (p < 0,05). Gain Score kelas kontrol sebesar 0,88 dan kelas eksperimen 2,62.


(18)

A. Latar Belakang Masalah

Penguasaan kemampuan berbahasa tidak dapat dinilai hanya dengan satu keterampilan saja karena di dalam penguasaan kemampuan berbahasa harus mencakup empat keterampilan sekaligus yaitu keterampilan menulis, menyimak, berbicara, dan membaca. Keempat keterampilan ini saling berkorelasi dan sangat penting keberadaannya dalam membangun keterampilan berbahasa siswa. Di samping itu, penguasaan keempat keterampilan ini dapat mendasari kemampuan siswa dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tulis.

Pembelajaran membaca bertujuan untuk meningkatkan kemampuan baca serta melatih siswa agar dapat melakukan kegiatan membaca dengan baik dan benar. Membaca dikatakan berhasil apabila pembaca dapat memahami isi dari yang dibacanya. Kegiatan membaca yang tidak disertai dengan pemahaman bukanlah kegiatan membaca (Zuchdi, 2012: 3). Pada pernyataan ini, tentunya dalam kegiatan membaca seseorang tidak hanya sebatas menerima apa isi bacaan tersebut namun ia juga harus mampu memahaminya.

Saat ini siswa menganggap bahwa kegiatan membaca adalah beban karena dalam kegiatan membaca siswa dituntut harus memahami isi bacaannya. Zuchdi (2008: 29) mengatakan bahwa pemahaman makna kata secara tepat menjadi syarat yang diperlukan dalam membaca agar dapat memahami maksud bacaannya. Hal ini memberikan dasar bahwa dalam membaca, penguasaan kosa kata sangat berpengaruh dalam keberhasilan memahami bacaan tersebut. Secara


(19)

tidak langsung apabila seorang siswa semakin sering melakukan kegiatan membaca maka semakin banyak pula kosa kata yang ia kuasai dan hal inilah yang dibutuhkan agar siswa mampu memahami apa yang ia baca dengan baik.

Berdasarkan Kurikulum 2013 Kompetensi Dasar 3.1 mengidentifikasi informasi dalam teks deskripsi tentang objek (sekolah, tempat wisata, tempat bersejarah, dan atau suasana pentas seni daerah) yang didengar dan dibaca dan 4.1 menentukan isi teks deskripsi (tempat wisata, tempat bersejarah, dan atau suasana pentas seni daerah) yang didengar dan dibaca. Pada KD tersebut terdapat materi pelajaran pengertian teks deskripsi, isi teks deskripsi, ciri umum teks deskripsi, struktur teks deskripsi, dan kaidah kebahasaan. Dalam hal ini, pemahaman siswa tentang teks deskripsi hanya secara umum yaitu sebatas pengertian dan struktur teks deskripsi. Siswa perlu memahami pula tentang ciri dan kebahasaan teks deskripsi. Dalman (2015: 94) menyatakan bahwa kerangka deskripsi merupakan kerangka yang menggambarkan suatu objek atau peristiwa yang ditulis secara terperinci sehingga pembaca seolah-oleh dapat melihat atau mengalamainya. Dengan demikian apabila siswa memahami teks deskripsi secara terperinci, maka pemahaman ketika membaca teks deskripsi akan semakin mudah.

Pelaksanaan pembelajaran dapat dikatakan tercapai apabila kompetensi tersebut dapat dikuasai siswa. Penggunaan strategi pembelajaran yang tepat tentunya juga akan mempermudah siswa dalam menguasai materi yang diajarkan tersebut. Salah satunya adalah strategi PSRT (Prepare, Structure, Read, Think).

Simons (dalam Wiesendanger, 2000: 188) menyatakan bahwa PSRT (Prepare, Structure, Read, Think) adalah sebuah strategi membaca pemahaman


(20)

yang dirancang untuk digunakan pada pembelajaran interaktif. Pada strategi PSRT, terdapat empat tahapan proses aktivitas yaitu; (1) Prepare, (2) Structure, (3) Read, (4) Think. Pada praktiknya, strategi ini membantu siswa dalam proses pembelajaran membaca pemahaman sebelum dan sesudah membaca (Simons, 1989: 419). Hal ini dapat dilihat pada tahap-tahap strategi tersebut yaitu curah pendapat tentang pengetahuan yang dimiliki, organisasi, menentukan tujuan membaca, dan pengembangan informasi setelah membaca (Simons via Wiesendanger, 2000: 189). Strategi ini efektif digunakan dalam pembelajaran membaca karena strategi ini menstimulus siswa menjadi pembaca yang aktif untuk membuat hipotesis tentang makna teks serta kegiatan membaca untuk menguji hipotesis yang mereka buat (Singer dan Ruddell via Simons, 1989: 420). Pada strategi PSRT juga terdapat tahap Structure, yaitu tahap untuk mengetahui sebuah organisasi suatu teks maka strategi ini tepat digunakan dalam pembelajaran membaca teks.

Penerapan strategi PSRT dilakukan di SMP Negeri 2 Bambanglipuro. Pemilihan SMP Negeri 2 Bambanglipuro sebagai tempat pengujian strategi dikarenakan strategi ini belum pernah diujikan pada pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam pembelajaran membaca pemahaman teks deskripsi. Selain itu, penggunaan strategi ini dimaksudkan untuk menciptakan suasana pembelajaran membaca pemahaman baru dan inovatif. Serta penggunaan strategi PSRT juga untuk mengetahui apakah strategi ini efektif digunakan untuk pembelajaran membaca pemahaman teks deskripsi.


(21)

Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keefektifan strategi PSRT dalam pembelajaran membaca pemahaman teks deskripsi pada siswa kelas VII SMP N 2 Bambanglipuro. Maka dari itu, penelitian ini diberi judul “Keefektifan Strategi PSRT (Prepare, Structure, Read, Think) terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Deskripsi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Bambanglipuro”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut.

1. Strategi PSRT belum diketahui keefektifannya dalam membaca pemahaman teks deskripsi.

2. Strategi PSRT belum pernah diujicobakan dalam pembelajaran membaca pemahaman teks deskripsi pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Bambanglipuro.

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, peneliti membatasi permasalahan sebagai berikut. 1. Perbedaan kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi antara siswa

yang mendapat pembelajaran menggunakan strategi PSRT dengan siswa yang mendapat pembelajaran tanpa menggunakan strategi PSRT.


(22)

2. Keefektifan penggunaan strategi PSRT dalam pembelajaran membaca pemahaman teks deskripsi pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Bambanglipuro.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Apakah ada perbedaaan kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi yang signifikan antara siswa yang mendapat pembelajaran menggunakan strategi PSRT dengan siswa yang mendapat pembelajaran tanpa menggunakan strategi PSRT?

2. Apakah strategi PSRT efektif digunakan dalam pembelajaran membaca pemahaman teks deskripsi pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Bambanglipuro?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai permasalahan yang telah dijelaskan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Mengetahui perbedaan kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi yang signifikan antara siswa yang mendapat pembelajaran menggunakan strategi PSRT dengan siswa yang mendapat pembelajaran tanpa menggunakan strategi PSRT.


(23)

2. Mengetahui keefektifan penggunaan strategi PSRT dalam pembelajaran membaca pemahaman teks deskripsi pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Bambanglipuro.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat secara teoretis dan praktis.

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan akan menambah teori tentang penggunaan strategi dalam kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi.

b. Mengetahui keefektifan strategi PSRT dalam kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa

Siswa mempunyai sikap positif dan termotivasi dalam pembelajaran membaca pemahaman teks deskripsi dengan menggunakan strategi PSRT.

b. Bagi Guru

Guru memperoleh alternatif penggunaan strategi dalam pembelajaran membaca, khususnya membaca pemahaman teks deskripsi.

c. Bagi Peneliti

Penelitian ini akan menjadi bentuk pengabdian dan penerapan dari ilmu yang didapat, serta memberikan pengalaman pembelajaran kepada


(24)

peneliti terhadap fenomena yang ada di sekolah tentang pembelajaran membaca.

G. Batasan Istilah

1. Strategi PSRT adalah sebuah strategi membaca pemahaman yang dirancang untuk digunakan pada pembelajaran interaktif melalui serangkaian kegiatan mulai dari menyiapkan (prepare), memahami struktur organisasi teks (structure), membaca teks bacaan (read), mengklarifikasi informasi yang belum lengkap dari kegiatan membaca (think) .

2. Membaca pemahaman adalah suatu kegiatan interaksi antara pembaca dan teks dalam memahami ide pokok, detail yang penting, dan seluruh pengertian di dalam sebuah bacaan dengan menghubungkan pengetahuan yang dimiliki pembaca.

3. Teks deskripsi adalah sebuah teks yang menggambarkan suatu objek (hidup maupun mati) atau peristiwa secara detil sehingga apa yang diinformasikan penulis dapat dipahami oleh pembaca.


(25)

KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori

1. Kemampuan Membaca

Membaca merupakan sebuah kemampuan yang mendasar untuk menguasai keterampilan berbahasa. Kemampuan ini menjadi pilar dalam kehidupan maupun dalam dunia pendidikan. Zuchdi (2012: 3) menyatakan bahwa hakikat kegiatan membaca adalah memperoleh makna yang tepat pada suatu bahan bacaan. Hal ini berarti dalam membaca terdapat kegiatan berpikir yang mana dengan kegiatan berpikir pembaca mampu memperoleh makna dari bacaan tersebut.

Dalman (2014: 5) berpendapat bahwa membaca merupakan sebuah kegiatan atau proses kognitif untuk menemukan informasi yang terdapat dalam suatu bacaan. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat dikatakan bahwa dalam proses membaca yaitu bukan hanya membaca teks secara sekilas, namun diperlukan proses berpikir agar informasi yang terdapat dalam bacaan tersebut dapat diterima dengan jelas.

Tidak jauh berbeda dari pendapat Dalman di atas, Johnson (2008: 109) menyatakan bahwa membaca adalah sebuah kegiatan mengartikan sesuatu dengan teks. Dapat dikatakan bahwa kegiatan membaca itu adalah kegiatan untuk memahami sesuatu dari teks atau bacaan. Selain dari pendapat di atas, membaca adalah aktivitas yang kompleks (Sudarso, 2000: 58). Hal ini berarti, membaca harus mengerahkan sejumlah tindakan yang terpisah, yaitu menggunakan pengertian dan pengetahuan, mengamati, dan mengingat-ingat.


(26)

Setiap orang ketika membaca tentunya mempunyai tujuan yang berbeda-beda. Dalam hal ini, tujuan tersebut bergantung pada informasi apa yang ingin didapat atau bacaan apa yang dibaca. Ada beberapa variasi tujuan membaca, yaitu: (1) membaca untuk tujuan studi, (2) membaca untuk menangkap garis besar bacaan, (3) membaca untuk menikmati karya sastra, (4) membaca untuk mengisi waktu luang, (5) membaca untuk mencari keterangan suatu istilah (Nurhadi, 2010: 14). Berbeda dengan tujuan membaca yang diungkapkan Nurhadi, Anderson via Dalman (2014: 11). mengemukakan ada tujuh macam tujuan dari kegiatan membaca, yaitu untuk memperoleh fakta dan perincian, untuk memperoleh ide utama, untuk mengetahui susunan struktur karangan, untuk menyimpulkan, untuk mengelompokkan, untuk menilai atau mengevaluasi, dan untuk memperbandingkan.

Berdasarkan uraian tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan mengenai definisi kemampuan membaca dan tujuan membaca. Kemampuan membaca adalah sebuah proses kognitif yang kompleks, yaitu menggunakan pengertian, pengetahuan, mengamati, dan mengingat-ingat untuk memahami suatu bacaan. Secara garis besar tujuan membaca adalah untuk menemukan informasi yang dibutuhkan, serta membaca untuk mengevaluasi/menilai dan membaca untuk hiburan.

2. Membaca Pemahaman

Salah satu tolak ukur keberhasilan dalam membaca adalah mampu memahami isi atau makna bacaan tersebut. Ketika seseorang dapat mengambil


(27)

informasi bacaan, maka dapat dikatakan kegiatan membaca tersebut berhasil. Diperlukan juga pola pikir untuk membangun keberhasilan pemahaman dalam membaca. Kegiatan pemahaman membaca melibatkan beberapa faktor yang harus dimiliki pembaca yaitu bahasa, motivasi, persepsi, pengembangan konsep, dan keseluruhan pengalaman (Zuchdi, 2008: 23).

Menurut Suyata (1996: 25), pemahaman membaca merupakan suatu kegiatan interaksi antara pembaca dan teks. Hal ini berarti kegiatan membaca suatu teks atau bacaan memberikan stimulus kepada pembaca agar dapat membentuk suatu makna dari bahan bacaan tersebut. Selain itu, membaca pemahaman adalah membaca secara kognitif (membaca untuk memahami).

Ketika melakukan kegiatan membaca pemahaman, pembaca dituntut mampu memahami isi bacaan. Setelah itu, pembaca harus dapat membuat rangkuman isi bacaan dengan menggunakan bahasanya sendiri dan menyampaikannya baik secara lisan maupun tulisan (Dalman, 2014: 87). Menurut Sudarso (2000: 58), membaca pemahaman adalah kemampuan membaca untuk dapat memahami ide pokok, detail yang penting, dan seluruh pengertian di dalam sebuah bacaan. Artinya pembaca benar-benar memahami isi bacaan yang dibacanya secara mendalam.

Setiap keterampilan berbahasa tentunya tidak lepas dari beberapa faktor yang mempengaruhi penguasaan keterampilan tersebut. Faktor yang mempengaruhi membaca pemahaman, yaitu faktor yang ada dalam diri dan di luar pembaca. Faktor yang ada dalam diri pembaca dapat meliputi kemampuan linguistik, minat, motivasi, dan kumpulan kemampuan membaca. Faktor di luar


(28)

pembaca mencakup unsur bacaan dan lingkungan membaca. Unsur bacaan meliputi kebahasaan teks dan organisasi teks. Lalu, unsur lingkungan membaca meliputi kesiapan guru sebelum, pada saat, atau setelah pembelajaran membaca, bagaimana guru menolong siswa memahami teks dan suasana umum penyelesaian tugas (hambatan dan dorongon) (Johnson dan Pearson via Zuchdi, 2008: 23).

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa membaca pemahaman adalah suatu kegiatan interaksi antara pembaca dan teks dalam memahami ide pokok, detail yang penting, dan seluruh pengertian di dalam sebuah bacaan dengan menghubungkan pengetahuan yang dimiliki pembaca. Adapun faktor yang mempengaruhi keterampilan membaca pemahaman yaitu faktor dalam diri dan di luar pembaca. Faktor dalam diri pembaca meliputi kemampuan linguistik, minat, motivasi, dan kumpulan kemampuan membaca. Faktor di luar pembaca meliputi kebahasaan teks dan organisasi teks.

3. Evaluasi Kemampuan Membaca Pemahaman

Tes kemampuan membaca pemahaman dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami isi yang terdapat dalam sebuah bacaan. Kemampuan membaca diukur sebagai hasil dari pembelajaran membaca pemahaman. Dengan begitu, kemampuan siswa dalam membaca akan terlihat, apakah siswa tersebut sudah dapat memahami isi bacaan atau belum.

Peneliti menggunakan teori Taksonomi Ruddell dalam penyusunan tes kemampuan membaca pemahaman. Penggunaan Taksonomi Ruddell ditujukan untuk mengukur tingkat komprehensi membaca. Ruddell (1978)


(29)

mengklasifikasikan tujuh subketerampilan utama dari keterampilan komprehensi yang dapat digolongkan dalam tingkat komprehensi faktual, interpretif, dan aplikatif (Zuchdi, 2012: 78). Ketujuh subketerampilan yang dikategorikan oleh Ruddell adalah sebagai berikut.

1. Menemukan ide-ide penjelas

Subketerampilan ini adalah subketerampilan yang mengharapkan pembaca melakukan identifikasi terhadap ide, membandingkan ide yang satu dengan ide yang lain dalam bacaan serta menggolongkan ide yang sama dan ide-ide yang berbeda yang ditemukan dalam bacaan.

2. Menemukan urutan

Pada subketerampilan ini, pembaca diharapkan mampu menentukan urutan komprehensi yang terdapat dalam sebuah teks.

3. Menemukan hubungan sebab dan akibat

Subketrampilan menemukan hubungan sebab dan akibat yaitu kemampuan seorang pembaca dalam menemukan hubungan sebab - akibat dari teks yang dibaca, baik dengan menemukan hubungan sebab - akibat secara langsung lewat informasi yang tersurat maupun secara tersirat dalam sebuah teks. 4. Menemukan ide-ide pokok

Menemukan ide-ide pokok merupakan subketerampilan yang berkaitan dengan kemampuan seorang pembaca dalam menentukan ide utama yang disampaikan oleh penulis dalam teks yang dibacanya.


(30)

5. Memprediksi

Subketrampilan memprediksi adalah subketerampilan yang berhubungan dengan kemampuan seorang pembaca untuk memprediksi tentang isi informasi yang terdapat dalam teks bacaan.

6. Pemecahan masalah

Subketrampilan pemecahan masalah adalah subketerampilan yang berkaitan dengan kemampuan diri seorang pembaca dalam menemukan cara pemecahan masalah setelah membaca teks.

4. Hakikat Teks Deskripsi

Teks deskripsi merupakan salah satu jenis teks yang harus dikuasai oleh siswa. Pada dasarnya, teks ini berisikan tentang penjabaran suatu objek secara rinci. Dalman (2015: 94) menyatakan bahwa kerangka deskripsi merupakan kerangka yang menggambarkan suatu objek atau peristiwa yang ditulis secara terperinci sehingga pembaca seolah-oleh dapat melihat atau mengalamai apa yang dideskripsikan penulis.

Pardiyono (2007: 34) mengungkapkan bahwa teks deskripsi adalah tipe teks yang mempunyai fungsi spesifik, yaitu untuk memberikan deskripsi tentang suatu objek baik benda hidup maupun tidak hidup. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat dikatakan bahwa teks deskripsi memiliki fungsi untuk memberikan suatu gambaran yang detail dihadapan pembaca melalui sebuah tulisan. Tidak berbeda dengan pendapat Pardiyono, Rahardi (2009: 166) menyatakan bahwa paragraf deskripsi adalah paragraf lukisan, artinya penulis melukiskan apa saja yang


(31)

dilihatnya di depan mata. Dengan kata lain, ketika membaca teks tersebut pembaca dapat melihat secara nyata apa yang dilihat oleh si penulis.

Selain itu, Rohmadi (2011: 81) mengungkapkan bahwa deskripsi merupakan sebuah karangan yang dibuat untuk menyampaikan gambaran secara objektif sehingga informasi yang disampaikan sama dengan pemahaman si pembaca. Artinya pembaca benar-benar memahami apa yang dideskripsikan penulis secara mendalam.

Sebuah teks tentunya memiliki struktur karangan yang berbeda antara teks yang satu dengan yang lainnya. Pardiyono (2007: 34) mengungkapkan struktur teks deskripsi yaitu, identifikasi dan deskripsi. Identifikasi berupa kalimat yang berisi satu topik objek bahasan yang akan dideskripsikan. Sementara deskripsi berupa detail deskripsi tentang objek yang dimaksud dalam identifikasi.

Berdasarkan urain tersebut dapat disimpulkan definisi teks deskripsi dan struktur teks deskripsi. Teks deskripsi adalah kerangka yang menggambarkan suatu objek (hidup maupun tak hidup) atau peristiwa secara detail sehingga apa yang diinformasikan penulis dapat dipahami oleh pembaca. Teks deskripsi terdiri dari dua struktur yaitu identifikasi dan deskripsi. Identifikasi meliputi kalimat yang berisi satu topik objek bahasan. Deskripsi meliputi detail penjelasan tentang objek yang dimaksud dalam identifikasi.

5. Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran merupakan suatu langkah atau cara yang dilakukan dalam menyajikan materi pembelajaran untuk mencapai sebuah tujuan


(32)

pembelajaran yang telah ditentukan. Ketika seorang tenaga pengajar hendak memilih sebuah strategi pembelajaran maka harus menyesuaikan juga segala aspek yang berkaitan dengan pembelajaran yang akan disampaikan tersebut. Jihad dan Haris (2008: 24) menyatakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu pendekatan dalam mengelola kegiatan, yaitu dengan mengintregasikan urutan kegiatan, mengorganisasikan materi pelajaran, bahan, peralatan, dan waktu yang digunakan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif.

Strategi digunakan dalam pembelajaran demi memperoleh suatu keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran (Suryaman, 2012: 58). Penggunaan strategi dalam pembelajaran dilakukan bukan hanya untuk kelancaran dalam pembelajaran tersebut. Tetapi juga untuk mencapai sebuah keberhasilan pembelajaran yang efektif dan efisien namun tetap tertuju pada tujuan pembelajaran.

Sejalan dengan pendapat tersebut, Suprihatiningrum (2014: 153), mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah sebuah rancangan kegiatan yang harus dilakukan seorang guru dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan. Dengan kata lain, dalam pembelajaran guru harus mempunyai strategi atau rancangan yang tepat agar tujuan pembelajaran tersebut dapat tercapai dengan maksimal.

Berdasarkan beberapa uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi pembelajaran adalah sebuah rancangan pengelolaan semua aspek di dalam pembelajaran yang harus dilakukan guru demi mencapai suatu tujuan pembelajaran secara efektif.


(33)

6. PSRT dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman

Strategi Prepare, Structure, Read, Think (PSRT) merupakan salah satu strategi dalam pembelajaran membaca. Strategi ini dikembangkan oleh Sandra McCandless Simons pada tahun 1989. Menurut Simons (1989: 419) PSRT adalah sebuah strategi membaca pemahaman yang dirancang untuk digunakan pada pembelajaran interaktif. Strategi PSRT terdapat empat tahapan proses aktivitas yaitu; (1) Prepare, (2) Structure, (3) Read, (4) Think. Pada prakteknya strategi ini dirancang untuk digunakan sebelum dan sesudah membaca. Strategi ini efektif digunakan dalam pembelajaran membaca karena strategi ini menstimulus siswa menjadi pembaca yang aktif untuk membuat hipotesis tentang makna teks serta kegiatan membaca untuk menguji hipotesis yang mereka buat (Singer dan Ruddell via Simons, 1989: 420).

Selain itu, strategi ini menuntut guru dan siswa untuk saling berinteraksi dengan teks sehingga dengan interaksi tersebut siswa lebih mampu memahami isi teks yang dibacanya (Simons, 1989: 420). Berikut tahapan atau langkah yang terdapat dalam strategi PSRT (Simons, 1989: 424-425).

1. Prepare

a. Siswa melakukan identifikasi pada konsep utama yang diberikan oleh guru.

b. Siswa menggali latar pengetahuan awal tentang konsep utama yang diberikan guru melalui curah pendapat.


(34)

2. Structure

a. Guru membantu siswa dalam memahami organisasi teks.

b. Siswa diberikan kertas kosong untuk membuat peta konsep sesuai dengan struktur teks. Dalam membuat peta konsep, siswa harus mengacu pada informasi yang telah mereka dapatkan pada langkah pertama.

3. Read

a. Guru menentukan tujuan dari kegiatan membaca.

b. Siswa membaca teks sesuai dengan tujuan yang telah diberikan oleh guru. 4. Think

a. Guru mengecek pengetahuan yang diperoleh siswa setelah membaca. b. Siswa diminta menuliskan informasi yang diperoleh dari kegiatan

membaca di lembar kosong yang diberikan sebelumnya.

c. Siswa menyimpulkan informasi dari konsep utama (langkah 1) dan informasi yang telah meraka peroleh pada kegiatan membaca.

d. Gunakan pengetahuan lain, untuk mendorong siswa bertanya tentang informasi yang terdapat pada teks.

Pada penerapannya di pembelajaran, guru dapat mengadaptasi atau mengembangkan langkah-langkah tersebut ke dalam bentuk yang lebih spesifik sesuai dengan pembelajaran yang akan diajarkan. Maka dari itu, peneliti mengembangkan langkah-langkah strategi PSRT agar sesuai dengan pembelajaran membaca pemahaman, khususnya materi pembelajaran pengertian teks deskripsi, ciri umum teks deskripsi, struktur, kaidah kebahasaan dan pemahaman isi teks deskripsi. Langkah-langkah tersebut adalah:


(35)

1. Guru memberikan sebuah konsep utama dari teks yang akan dipelajari.

2. Siswa melakukan curah pendapat latar belakang pengetahuan awal yang dimiliki siswa tentang konsep utama sebuah teks yang diberikan guru.

3. Guru mencatat hasil diskusi pada papan tulis.

4. Guru membimbing siswa untuk memahami organisasi teks.

5. Guru membagikan kertas kosong dan menyuruh siswa untuk membuat peta kosnsep sesuai dengan struktur teks menggunakan informasi yang mereka dapatkan pada saat curah pendapat.

6. Guru menentukan tujuan kegiatan membaca. 7. Siswa melakukan aktivitas membaca

8. Guru mengecek pengetahuan yang diperoleh siswa setelah membaca teks. 9. Siswa disuruh menuliskan informasi yang telah mereka dapatkan setelah

membaca pada kertas kosong yang diberikan sebelum kegiatan membaca. 10. Siswa menyimpukan informasi dari konsep utama saat curah pendapat

dengan informasi yang diperoleh setelah kegiatan membaca.

11. Guru mendorong siswa untuk bertanya tentang informasi yang terdapat dalam teks menggunakan pengetahuan lain.

12. Guru melakukan evaluasi dan memberikan apresiasi kepada siswa yang aktif.

B. Pembelajaran Membaca Pemahaman Kelas VII SMP

Pembelajaran membaca dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia menjadi sesuatu yang sangat penting dikuasai karena membaca memiliki tujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengambil sebuah informasi yang


(36)

terdapat dalam sebuah bacaan selain itu, agar siswa dapat berbahasa dengan baik dan benar. Pada pembelajaran membaca di tingkatan Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas VII penyajian materi pembelajaran membaca disajikan secara terpadu yaitu materi pembelajaran membaca pemahaman dengan meteri membaca yang lain diajarkan secara bersamaan. Dalam pembelajarannya siswa hanya diminta untuk membaca dan mengerjakan tugas. Tidak terdapat penyajian materi membaca secara khusus, contohnya dalam pembelajaran membaca pemahaman.

Pada Kurikulum 2013 kelas VII SMP terdapat Kompetensi Dasar dan Materi Pelajaran sebagai berikut.

Tabel 1: Kompetensi Dasar dan Materi Pelajaran Membaca Kelas VII SMP Semester 1

Kompetensi Dasar Materi Pelajaran

3.1 Mengidentifikasi informasi dalam teks deskripsi tentang objek (sekolah, tempat wisata, tempat bersejarah, dan atau suasana pentas seni daerah) yang didengar dan dibaca.

1. Mengamati model-model teks deskripsi.

2. Merumuskan pengertiaan dan menjelaskan isi teks deskripsi 3. Mendaftar ciri umum teks

deskripsi yang mencakup struktur dan kaidah kebahasaannya. 4. Mengerjakan sejumlah kegiatan

secara berkelompok dan individual untuk menentukan isi dan ciri-cirinya berdasarkan struktur dan kaidah-kaidahnya.

5. Mengidentifikasi model teks

deskrpsi lainnya dari berbagai sumber untuk menentukan isi dan ciri-cirinya

4.1 Menentukan isi teks deskripsi tentang objek (tempat wisata, tempat bersejarah, suasana pentas seni daerah, dll) yang didengar dan dibaca

Materi pelajaran yang menjadi acuan dalam penelitian ini adalah pengertian teks deskripsi, ciri umum teks deskripsi, struktur, kaidah kebahasaan


(37)

dan pemahaman isi teks deskripsi. Pembelajaran membaca pemahaman dengan materi pelajaran tersebut dipadukan dengan strategi Prepare, Structure, Read, Think (PSRT) yang akan membentuk suatu model pembelajaran membaca pemahaman di kelas.

C. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian Yunaida Ria Utami (2016) Keefektifan Strategi PSRT (Prepare-Structure-Read-Think) dalam Pembelajaran Memahami Teks Eksplanasi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 12 Magelang. Persamaan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan strategi PSRT dan menggunakan metode eksperimen. Hasil dari penelitian Yunaida Ria Utami adalah strategi PSRT efektif digunakan dalam pembelajaran memahami teks eksplanasi pada siswa kelas VII SMP Negeri 12 Magelang. Hal tersebut dapat dilihat dari uji-t sampel berhubungan prates dan pascates kelompok eksperimen menunjukkan t sebesar 11.577 dengan df 30 dan nilai p sebesar 0.00 (p < 0.05). Perbedaan dari penelitian Yunaida Ria Utami dengan penelitian ini adalah subjek penelitian dan teks yang digunakan dalam penelitian.

Penelitian yang relevan selanjutnya adalah penelitian Eka Supriyanto (2009) yang berjudul Keefektifan Strategi KWL Plus dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 10 Yogyakarta. Persamaan penelitian Eka Supriyanto dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti kemampuan membaca pemahaman. Hasil dari penelitian tersebut adalah strategi KWL Plus efektif digunakan dalam pembelajaran membaca pemahaman


(38)

siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 10 Yogyakarta. Hal ini terbukti dari analisis Uji-t skor prates kelompok kontrol dan kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan, diperoleh dari nilai t sebesar 0,997 dengan df 58, dan nilai p 0,323 (0,323 > 0,05). Hasil Uji-t skor pascates kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menunjukkan nilai t sebesar 2,360 dengan df 58, nilai p 0,022 (0,022 < 0,05). Selain itu, hasil penelitian ini juga dapat dilihat dari perbedaan skor rerata prates - pascates yang signifikan pada kelompok eksperimen sebesar 2,7 sedangkan skor rerata prates - pascates kelompok kontrol sebesar 1,47. Perbedaan penelitian Eka Supriyanto dengan penelitian ini adalah strategi yang digunakan dan subjek penelitiaannya. Subjek penelitian Eka Supriyatno adalah siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 10 Yogyakarta sedangkan penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP N 2 Bambanglipuro.

Selain itu, penelitian ketiga yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian Hasifah Nur Fitriana (2011) yang berjudul Keefektifan Strategi Listen-Read-Discuss dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman Teks Eksplanasi pada Siswa Kelas VII SMP. Persamaan penelitian Hasifah Nur Fitriana dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti kemampuan membaca pemahaman dan menggunakan metode eksperimen. Hasil dari penelitian tersebut adalah strategi Listen-Read-Discuss efektif digunakan dalam pembelajaran membaca pemahaman teks eksplanasi pada siswa kelas VII SMP. Hal tersebut terbukti dari analisis uji-t independen data pascates kemampuan membaca pemahaman teks eksplanasi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diperoleh nilai sig. sebesar 0,000 (sig.<0,05). Hasil analisi uji-t berhubungan prates - pascates kelompok


(39)

eksperimen diperoleh nilai sig. sebesar 0,000 (sig.<0,05). Adapun kenaikan skor kelompok eksperimen sebesar 2,187 dan kelompok kontrol sebesar 0,906.

Perbedaan penelitian Hasifah Nur Fitriana dengan penelitian ini adalah pada strategi dan teks yang digunakan dalam penelitian.

D. Kerangka Pikir

Membaca adalah jendela dunia. Ini berarti bahwa dengan kegiatan membaca yang baik dan benar siswa mampu mendapatkan ilmu pengetahuan yang lebih luas lagi. Dalam pembelajarannya, membaca bertujuan untuk meningkatkan kemampuan baca serta melatih siswa agar dapat melakukan kegiatan membaca dengan baik dan benar. Artinya setiap kegiatan membaca seseorang tidak hanya sebatas menerima apa isi bacaan tersebut namun ia juga harus mampu memahaminya.

Hal ini memberikan dasar bahwa dalam membaca siswa harus menguasai beberapa aspek dalam kemampuan membaca. Penguasaan aspek kemampuan membaca sangat berpengaruh dalam keberhasilan memahami suatu bacaan. Secara tidak langsung apabila seorang siswa semakin sering melakukan kegiatan membaca maka penguasaan aspek tersebut akan semakin baik dan hal inilah yang dibutuhkan agar siswa mampu memahami apa yang ia baca dengan baik dan benar.

Pelaksanaan pembelajaran dapat dikatakan tercapai apabila tujuan pembelajaran tersebut dapat dikuasai siswa. Untuk mencapai tujuan itu, dibutuhkan teknik pembelajaran yang tepat. Hal ini tentunya juga akan


(40)

mempermudah siswa dalam menguasai materi yang diajarkan tersebut. Maka dari itu, Penggunaan strategi PSRT dalam kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi di SMP Negeri 2 Bambanglipuro akan dilakukan untuk mengetahui apakah strategi PSRT efektif digunakan pada pembelajaran membaca pemahaman teks deskripsi.

E. Hipotesis

1. Hipotesis Nihil (Ho) dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Tidak ada perbedaan kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi yang signifikan antara siswa yang mendapat pembelajaran menggunakan strategi PSRT dengan siswa yang mendapat pembelajaran tanpa menggunakan strategi PSRT.

b. Strategi PSRT tidak efektif digunakan dalam pembelajaran kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Bambanglipuro.

2. Adapun Hipotesis Kerja (Ha) dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Ada perbedaan kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi yang

signifikan antara siswa yang mendapat pembelajaran menggunakan strategi PSRT dengan siswa yang mendapat pembelajaran tanpa menggunakan strategi PSRT.

b. Strategi PSRT terbukti efektif digunakan dalam pembelajaran kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Bambanglipuro.


(41)

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen dengan alasan penelitian ini berusaha untuk mencari keefektifan suatu variabel terhadap variabel lainnya. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian eksperimen ini adalah pretest-posttest control group. Dalam penlitian ini terdapat dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol yang dipilih secara acak. Dua kelas yang telah terpilih kemudian diberi prates untuk dapat mengetahui ada tidaknya perbedaan pada keadaan awal kedua kelas tersebut. Setelah diberi prates, pada kelas eksperimen diberikan pembelajaran dengan strategi PSRT, sedangkan kelas kontrol diberi pembelajaran tanpa strategi PSRT dalam jangka waktu tertentu. Hal terakhir yang harus dilakukan adalah pemberian pascates pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Desain penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai tabel berikut.

Tabel 2: Desain Penelitian Eksperimen

Keterangan:

O1: Prates kelas eksperimen O2: Pascates kelas eksperimen O3: Prates kelas kontrol O4: Pascates kelas kontrol X : Strategi PSRT

Kelas Prates Variabel Bebas Pascates

Eksperimen O1 X O2


(42)

Tabel 2 memberikan gambaran tentang langkah-langkah dalam penelitian ini. Peneliti membagi subjek ke dalam dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Peneliti memberikan pembelajaran pada kelas eksperimen dengan menggunakan strategi PSRT dan memberikan pembelajaran tanpa menggunakan strategi PSRT pada kelas kontrol. Peneliti memberikan prates dan pascates pada kedua kelas untuk mengetahui kemampuan membaca pemahaman siswa yang diberi perlakuan dengan yang tidak diberi perlakuan.

B. Variabel Penelitian

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan membaca pemahaman, sedangkan variabel bebas dalam penelitian ini adalah strategi PSRT. Strategi ini dijadikan sebagai perlakuan untuk kelas eksperimen sementara pada kelas kontrol pembelajaran dilakukan tanpa strategi PSRT.

C. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Bambanglipuro yang beralamatkan di Plebengan, Sidomulyo, Bambanglipuro, Bantul. Sekolah tersebut dipilih oleh peneliti untuk melakukan penelitian karena strategi PSRT belum pernah dilakukan pada pembelajaran bahasa Indonesia di SMP Negeri 2 Bambanglipuro.


(43)

2. Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada jam mata pelajaran bahasa Indonesia agar siswa mengalami suasana pembelajaran seperti biasanya. Proses penelitian ini dilaksanakan pada bulan September – Oktober dengan menyesuaikan jadwal pembelajaran bahasa Indonesia pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adapun waktu penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut. Tabel 3: Jadwal Penelitian

No. Kelompok Kelas Hari, Tanggal Kegiatan Waktu 1. Uji

Instrumen

VII C Sabtu, 10 September 2016

Uji Instrumen

10.45 – 12.20 2. Eksperimen VII B Selasa, 19 September

2016

Prates 07.00 – 08.20 3. Kontrol VII A Selasa, 19 September

2016

Prates 10.45 – 12.20 4. Kontrol VII A Jumat, 23 September

2016

Pembelajaran 07.40 – 09.10 5. Ekeperimen VII B Jumat, 23 September

2016

Perlakuan 1 09.25 – 10.45 6. Eksperimen VII B Sabtu, 24 September

2016

Perlakuan 2 07.00 – 08.20 7. Kontrol VII A Sabtu, 24 September

2016

Pembelajaran 08.30 – 10.05 8. Eksperimen VII B Selasa, 27 September

2016

Perlakuan 3 07.00 – 08.20 9. Kontrol VII A Selasa, 27 September

2016

Pembelajaran 10.45 – 12.20 10. Kontrol VII A Jumat, 30 September

2016

Pembelajaran 07.40 – 09.10 11. Ekeperimen VII B Jumat, 30 September

2016

Perlakuan 4 09.25 – 10.45 12. Eksperimen VII B Sabtu, 1 Oktober

2016

Pascates 07.00 – 08.20 13. Kontrol VII A Sabtu, 1 Oktober

2016


(44)

D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 2 Bambanglipuro tahun pelajaran 2016/2017. Jumlah populasi sebanyak lima kelas diantaranya yaitu, kelas VII A, VII B, VII C, VII D, dan VII E.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah kelas yang dipilih secara acak dari populasi. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling (penyempelan secara acak). Pengambilan sampel ini dilakukan secara acak dengan cara mengundi semua kelas VII yang ada di SMP Negeri 2 Bambanglipuro dan diambil dua kelas. Setelah dilakukan pengundian, kelas VII B terpilih sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa sebanyak 32 siswa dan kelas VII A sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 32 Siswa. Selanjutnya dipilih satu kelas lagi sebagai kelas uji instrumen. Dari hasil pengundian itu diperoleh kelas VII C, sebagai kelas uji instrumen dengan jumlah siswa sebanyak32 Siswa.

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Tahap Praeksperimen

Pengukuran sebelum eksperimen dilakukan dengan prates, yaitu berupa tes kemampuan membaca pemahaman. Prates diberikan pada kelas eksperimen


(45)

dan kelas kontrol. Pemberian prates dilakukan untuk menyamakan kondisi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil dari prates kelas eksperimen dan prates kelas kontrol kemudian dianalisis menggunakan rumus uji-t. Uji-t prates kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kemampuan membaca pemahaman awal antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol, dengan demikian antara kelas eksperimen dan kelas kontrol berawal dari titik acuan yang sama.

2. Tahap Eksperimen

Setelah kelas kontrol dan kelas eksperimen terbukti memiliki tingkat kemampuan yang sama dalam pembelajaran kemampuan membaca pemahaman. Langkah selanjutnya adalah pemberian perlakuan pada kelas eksperimen. Dalam proses ini, peneliti akan menerapkan strategi PSRT di kelas eksperimen. Perlakuan hanya diterapkan pada kelas eksperimen, sedangkan pada kelas kontrol tidak diberi perlakuan. Tahapan pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut.

a. Kelas Eksperimen

1) Guru memberikan sebuah konsep utama dari teks yang akan dipelajari.

2) Siswa melakukan curah pendapat latar belakang pengetahuan awal yang dimiliki siswa tentang konsep utama sebuah teks yang diberikan guru.

3) Guru mencatat hasil diskusi pada papan tulis.


(46)

5) Guru membagikan kertas kosong dan menyuruh siswa untuk membuat peta kosnsep sesuai dengan struktur teks menggunakan informasi yang mereka dapatkan pada saat curah pendapat.

6) Guru menentukan tujuan kegiatan membaca. 7) Siswa melakukan aktivitas membaca

8) Guru mengecek pengetahuan yang diperoleh siswa setelah membaca teks. 9) Siswa disuruh menuliskan informasi yang telah mereka dapatkan setelah

membaca pada kertas kosong yang diberikan sebelum kegiatan membaca. 10) Siswa menyimpukan informasi dari konsep utama saat curah pendapat

dengan informasi yang diperoleh setelah kegiatan membaca.

11) Guru mendorong siswa untuk bertanya tentang informasi yang terdapat dalam teks menggunakan pengetahuan lain.

Guru melakukan evaluasi dan memberikan apresiasi kepada siswa yang aktif. b. Kelas Kontrol

1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

2) Guru menjelaskan tentang materi pembelajaran. 3) Siswa diberikan bahan bacaan.

4) Siswa melakukan kegiatan membaca.

5) Siswa diberi tugas untuk menjawab pertanyaan terkait dengan bacaan yang telah dibaca.


(47)

3. Tahap Pascaeksperimen

Setelah perlakuan diberikan pada kelas eksperimen, langkah selanjutnya adalah pemberian pascates. Pengukuran pascates bertujuan untuk mengetahui pencapaian sesudah pemberian perlakuan. Dari hasil pascates tersebut akan diketahui perbedaan skor sebelum diberi perlakuan (prates) dengan skor sesudah diberi perlakuan (pascates), apakah perbandingan skornya mengalami peningkatan, sama, atau penurunan.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui tes. Tes yang digunakan adalah tes kemampuan membaca pemahaman. Tes ini berupa prates dan pascates yang diberikan kepada kelas eksperimen dan kontrol. Kelas ekpserimen diberikan perlakukan dengan strategi PSRT dalam pembelajaran, sedangkan kelas kontrol tidak diberikan perlakuan dengan strategi PSRT. Prates diberikan sebelum eksperimen, sementara pascates diberikan setelah eksperimen.

G. Intrumen Penelitian

Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah tes membaca pemahaman. Tes digunakan sebagai alat untuk melakukan pengumpulan data hasil belajar yang berbentuk soal pilihan ganda berjumlah 40 soal. Sistem penskoran yang digunakan ialah dengan penskoran objektif. Jawaban sesuai dengan kunci jawaban nilainya satu. Jawaban tidak sesuai dengan kunci jawaban nilainya nol. Setiap butir soal membutuhkan satu jawaban. Instrumen tes diujucobakan kepada


(48)

32 siswa kelas VII C diluar kelas sampel. Penyusunan intrumen disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa, khususnya siswa kelas VII SMP Negeri 2 Bambanglipuro.

H. Validitas Instrumen

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi karena yang digunakan berupa tes kemampuan membaca pemahaman. Dalam uji validitas ini peneliti menyiapkan 80 soal dan selanjutnya akan diambil 40 soal valid untuk uji keterampilan membaca pemahaman. Uji validitas isi harus dilakukan oleh yang berkompeten di bidang yang bersangkutan atau ahlinya. Orang yang berkompeten dalam penelitian ini adalah Purwanti, S.Pd, beliau merupakan guru mata pelajaran bahasa Indonesia di SMP Negeri 2 Bambanglipuro. Selain itu, dilakukan uji validitas menggunakan program iteman, yaitu untuk menganalisis butir soal pilihan ganda yang berjumlah 80 soal pada siswa kelas VII C SMP N 2 Bambanglipuro.

I. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah tes dapat mengukur secara konsisten kemampuan membaca pemahaman dari waktu ke waktu. Analisis butir soal menggunakan program iteman untuk mengetahui indeks Alpha Cronbach.


(49)

Tabel 4: Koefisien Uji Reliabilitas dan Interpretasi

Rentang Nilai Interpretasi

0,00 - 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Tinggi

0,80 – 1,00 Sangat Tinggi

J. Teknik Analisis Data

1. Teknik Analisis Data dengan Uji-t

Teknik analisis data dengan uji-t digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata hitung, apakah berbeda secara signifikan atau tidak. Rata-rata hitung tersebut berasal dari kelas eksperimen yang mendapat pembelajaran membaca pemahaman teks deskripsi menggunakan strategi PSRT dengan kelas yang mendapat pembelajaran membaca pemahaman teks dekripsi tanpa menggunakan strategi PSRT.

2. Uji Prasyarat Analisis

Uji prasyarat dilakukan dengan cara uji normalitas sebaran dan uji homogenitas varian.

a. Uji Normalitas Sebaran

Uji normalitas sebaran dilakukan dengan menggunakan rumus Kolmogorov Smirnov yang dihitung dengan program spss. Interpretasi hasil uji normalitas dengan melihat kaidah sig (2-tailed). Jika nilai sig (2-tailed) lebih dari 5%, berarti data dari populasi berdistribusi normal.


(50)

b. Uji Homogenitas Varian

Uji homogenitas varian dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang dipakai pada penelitian ini diperoleh dari populasi yang bervarian homogen atau tidak. Cara menguji homogenitas varian tersebut menggunakan program spss dengan uji statistik (test of homogenity). Jika nilai kesalahan kurang dari 5%, berarti data dari populasi punya varian yang tidak sama (tidak homogen). Apabila nilai kesalahan lebih dari 5%, berarti data dari populasi punya varian yang sama (homogen).

K. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik atau hipotesis nol (Ho) menyatakan tidak ada pengaruh variabel bebas dengan variabel terikat. Artinya, selisih variabel pertama dan kedua adalah nol.

1. Hipotesis Pertama

Ho = Tidak ada perbedaan kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi yang signifikan antara siswa yang mendapat pembelajaran menggunakan strategi PSRT dengan siswa yang mendapat pembelajaran tanpa menggunakan statregiPSRT.

Ha = Ada perbedaan kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi yang signifikan antara siswa yang mendapat pembelajaran menggunakan strategi PSRT dengan siswa yang mendapat pembelajaran tanpa menggunakan statregi PSRT.


(51)

2. Hipotesis Kedua

Ho = Strategi PSRT tidak efektif digunakan dalam pembelajaran membaca pemahaman teks deskripsi pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Bambanglipuro.

Ha = Strategi PSRT terbukti efektif digunakan dalam pembelajaran membaca pemahaman teks deskripsi pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Bambanglipuro.


(52)

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi yang signifikan antara siswa yang mendapat pembelajaran menggunakan strategi PSRT (Prepare, Structure, Read, Think) dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran tanpa menggunakan strategi PSRT (Prepare, Structure, Read, Think). Selain itu, Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui keefektifan strategi PSRT (Prepare, Structure, Read, Think) dalam pembelajaran membaca pemahaman teks deskripsi pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Bambanglipuro. Data dalam penelitian ini meliputi data skor awal yaitu skor yang diperoleh dari prates dan data skor akhir yaitu skor yang diperoleh dari pascates. Data hasil penelitian pada kelas kontrol dan kelas eksperimen disajikan sebagai berikut.

1. Deskripsi Data Penelitian

a. Setting Penelitian dan Validasi Instrumen

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen, karena untuk mencari keefektifan suatu variabel terhadap variabel lainnya. Desain penelitian eksperimen yang digunakan adalah pretest-posttest control group design (Sugiyono, 2010: 112). Penelitian dilakukan dengan menggunakan dua kelas yang berbeda yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kedua kelas tersebut selanjutnya akan diberikan soal prates dan pascates. Sebelum soal prates dan pascates diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, terlebih dahulu


(53)

diadakan uji validitas instrumen soal. Peneliti menyediakan 80 soal dan selanjutnya akan diambil 40 soal valid untuk uji kemampuan membaca pemahaman. Uji validitas intrumen soal yang pertama adalah uji validitas berdasarkan ahli, dalam hal ini dilakukan oleh guru mata pelajaran bahasa Indonesia SMP N 2 Bambanglipuro Ibu Purwanti, S.Pd. Setelah uji validitas berdasarkan ahli, instrumen tes diujicobakan kepada siswa diluar kelas eksperimen dan kelas kontrol.

b. Data Nilai Prates Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Deskripsi Kelas Kontrol

Kelas kontrol merupakan kelas yang mendapatkan pembelajaran membaca tanpa menggunakan strategi PSRT (Prepare, Structure, Read, Think). Sebelum dilakukan pembelajaran, terlebih dahulu diberi prates yaitu berupa tes pilihan ganda yang berjumlah 40 soal dengan nilai maksimal 100. Subjek pada kelas kontrol sebanyak 32 siswa. Berdasarkan hasil prates kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi diperoleh nilai tertinggi 87,5 dan nilai terendah 50. Nilai rata-rata (mean) kelas kontrol adalah 65,547 dengan nilai tengah (median) 65, mode 65, dan standar devisasi 9,954. Hasil penghitungan nilai prates kelas kontrol dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi dan histogram berikut.

Tabel 5: Distribusi Frekuensi Prates Kelas Kontrol No. Kategori Interval Frekuensi Frekuensi

(%)

Frekuensi Komulatif

Frekuensi Komulatif

(%)

1 Rendah < 75 27 84,4 27 84,4

2 Sedang 76 – 85 4 12.5 31 96.9


(54)

Gambar 1: Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Prates Kelas Kontrol

Berdasarkan data distribusi frekuensi prates kelas kontrol tersebut dapat diketahui bahwa terdapat tiga interval nilai dengan kategori rendah, sedang, tinggi. Siswa yang memperoleh nilai < 75 sebanyak 27 siswa. Siswa yang memperoleh nilai antara interval 76 – 85 sebanyak 4 siswa. Kemudian siswa yang mendapat nilai antara interval 86 – 100 sebanyak 1 siswa. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kebanyakan siswa mendapatkan nilai dalam kategori rendah yaitu pada interval < 75 sebanyaknya 27 siswa.

c. Data Nilai Prates Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Deskripsi Kelas Eksperimen

Kelas eksperimen merupakan kelas yang mendapatkan pembalajaran membaca pemahaman teks deskripsi dengan menggunakan strategi PSRT. Sebelum kelas eksperimen diberi perlakuan, terlebih dahulu dilakukan prates membaca pemahaman, yaitu tes dengan soal berbentuk pilihan ganda sejumlah 40 soal dengan nilai maksimal 100.

27

4

1 0

5 10 15 20 25 30

Rendah Sedang Tinggi


(55)

Data hasil prates kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi kelas eksperimen diperoleh nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 52,5. Nilai rata-rata (mean) kelas eksperimen adalah 70,234 dengan nilai tengah (median) 70, mode 70, dan standar devisasi 9,078. Hasil penghitungan nilai prates kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi dan histogram berikut. Tabel 6: Distribusi Frekuensi Prates Kelas Eksperimen

No. Kategori Interval Frekuensi Frekuensi (%)

Frekuensi Komulatif

Frekuensi Komulatif

(%)

1 Rendah < 75 25 78,2 25 78,2

2 Sedang 76 – 85 4 12,5 29 90,7

3 Tinggi 86 – 100 3 9,3 32 100

Gambar 2: Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Prates Kelas Eksperimen Berdasarkan data distribusi frekuensi prates kelas eksperimen tersebut dapat diketahui bahwa terdapat tiga interval nilai dengan kategori rendah, sedang, tinggi. Siswa yang memperoleh nilai < 75 sebanyak 25 siswa. Siswa yang

25

4 3

0 5 10 15 20 25 30

Rendah Sedang Tinggi


(56)

memperoleh nilai antara interval 76 – 85 sebanyak 4 siswa. Kemudian siswa yang mendapat nilai antara interval 86 – 100 sebanyak 3 siswa. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kebanyakan siswa mendapatkan nilai dalam kategori rendah yaitu pada interval < 75 sebanyaknya 25 siswa. Jadi, berdasarkan data prates kelas kontrol dan kelas eksperimen tersebut dapat diketahui bahwa kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi kelas kontrol dan kelas eksperimen sama atau tidak ada perbedaan.

d. Data Nilai Pascates Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Deskripsi Kelas Kontrol

Pemberian pascates membaca pemahaman teks deskripsi pada kelas kontrol bertujuan untuk melihat pencapaian kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi tanpa menggukan strategi PSRT yaitu dengan tes soal berbentuk pilihan ganda sejumlah 40 soal dengan nilai maksimal 100. Data hasil pascates kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi kelas kontrol diperoleh nilai tertinggi 82,5 dan nilai terendah 52,5. Nilai rata-rata (mean) adalah 67,734 dengan nilai tengah (median) 67,5, mode 67,5, dan standar devisasi 7,915. Hasil penghitungan nilai pascates kelas kontrol dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi dan histogram berikut.

Tabel 7: Distribusi Frekuensi Pascates Kelas Kontrol No. Kategori Interval Frekuensi Frekuensi

(%)

Frekuensi Komulatif

Frekuensi Komulatif

(%)

1 Rendah < 75 27 84,3 27 84, 3

2 Sedang 76 – 85 5 15,7 32 100


(57)

Gambar 3: Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Pascates Kelas Kontrol Berdasarkan data distribusi frekuensi pascates kelas kontrol tersebut dapat diketahui bahwa terdapat tiga interval nilai dengan kategori rendah, sedang, tinggi. Siswa yang memperoleh nilai < 75 sebanyak 27 siswa. Siswa yang memperoleh nilai antara interval 76 – 85 sebanyak 5 siswa. Kemudian siswa yang mendapat skor antara interval 86 – 100 sebanyak 0 siswa. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kebanyakan siswa mendapatkan nilai dalam kategori rendah yaitu pada interval < 75 sebanyaknya 27 siswa.

e. Data Nilai Pascates Kemampuan Membaca Teks Deskripsi Kelas Eksperimen

Pemberian pascates membaca pemahaman pada kelas eksperimen bertujuan untuk melihat pencapaian kemampuan membaca pemahaman teks dekripsi menggunakan strategi PSRT, yaitu dengan tes soal berbentuk pilihan ganda sejumlah 40 soal dengan nilai maksimal 100. Data hasil pascates kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi kelas eksperimen diperoleh nilai

27

5

0 0

5 10 15 20 25 30

Rendah Sedang Tinggi


(58)

tertinggi 92,5 dan nilai terendah 65. Nilai rata-rata (mean) kelas eksperimen adalah 76,797 dengan nilai tengah (median) 77,5, mode 77,5, dan standar devisasi 6,757. Hasil penghitungan nilai pascates kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi dan histogram berikut.

Tabel 8: Distribusi Frekuensi Pascates Kelas Eksperimen No. Kategori Interval Frekuensi Frekuensi

(%)

Frekuensi Komulatif

Frekuensi Komulatif

(%)

1 Rendah < 75 13 40,5 13 40,5

2 Sedang 76 – 85 17 53,3 30 93,8

3 Tinggi 86 – 100 2 6,2 32 100

Gambar 4: Histogram Distribusi Frekuensi Skor Pascates Kelas Eksperimen Berdasarkan data distribusi frekuensi pascates kelas eksperimen tersebut dapat diketahui bahwa terdapat tiga interval nilai dengan kategori, rendah, sedang, tinggi. Siswa yang memperoleh nilai < 75 sebanyak 13 siswa. Siswa yang memperoleh nilai antara interval 76 – 85 sebanyak 17 siswa.

13

17

2 0

2 4 6 8 10 12 14 16 18

Rendah Sedang Tinggi


(59)

Kemudian siswa yang mendapat nilai antara interval 86 – 100 sebanyak 2 siswa. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kebanyakan siswa mendapatkan nilai dalam kategori sedang yaitu pada interval 76 – 85 sebanyaknya 17 siswa.

f. Perbandingan Data Statistik Skor Prates-Pascates Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Deskripsi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Tebel perbandingan data statistik nilai prates-pascates kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi antara kelas kontrol dan kelas eksperimen dibuat untuk melihat perbandingan nilai tertinggi, nilai terendah, nilai rata-rata (mean), nilai tengah (median), mode, dan standar deviasi dari nilai prates-pascates kelas kontrol dan kelas eksperimen. data selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 9: Perbandingan Data Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Data Prates Pascates

Kelas Kontrol

Kelas Eksperimen

Kelas Kontrol

Kelas Eksperimen

N 32 32 32 32

Skor Tertinggi 87,5 90 82,5 92,5

Skor Terendah 50 52,5 52,5 65

Mean 65,547 70,234 67,734 76,797

Median 65 70 67,5 77,5

Mode 65 70 67,5 77,5

Standar Deviasi 9,954 9,078 7,915 6,757

Berdasarkan tabel 9, selanjutnya dapat dibandingkan antara nilai prates dan nilai pascates kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi yang dimiliki kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pada saat prates kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi kelas kontrol, nilai tertinggi 87,5 dan nilai terendah 50 sedangkan pada pascates nilai tertinggi 82,5 dan nilai terendah 52,5. Pada saat


(60)

prates kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi kelas eksperimen, nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 52,5, sedangkan pada pascates nilai tertinggi 92,5 dan nilai terendah 65.

Nilai rata-rata prates dan pascates kedua kelas mengalami kenaikan. pada saat prates, nilai rata-rata kelas kontrol 65,547, sedangkan rata-rata pascates 67,734, maka kenaikan yang terjadi adalah sebesar 2,187. Nilai prates dan pascates pada kelas eksperimen juga mengalami kenaikan nilai rata-rata. Nilai rata-rata prates kelas eksperimen 70,234 dan nilai rata-rata pascates kelas eksperimen 76,797, maka kenaikan yang terjadi adalah sebesar 6,563. Berdasarkan data tersebut maka terlihat bahwa kelas eksperimen mengalami peningkatan dari nilai prates ke nilai pascates yang lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan nilai yang terjadi pada kelas kontrol.

2. Hasil Uji Prasyarat Analisis a. Hasil Uji Normalitas Sebaran

Data uji normalitas diperoleh dari prates dan pascates baik pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Pengujian ini menggunakan bantuan komputer program SPSS 16.0. Syarat data dikatakan berdistribusi normal apabila p yang diperoleh dari hasil penghitungan lebih besar dari taraf signifikansi 0,05. Berikut disajikan tabel hasil penghitungan uji normalitas skor prates-pascates kelas kontrol dan kelas eksperimen.


(61)

Tabel 10. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Sebaran

No. Data Kolmogorov-Smirnov Keterangan

1. Prates KK 0,200 p > 0.05 = normal 2. Pascates KK 0,134 p > 0,05 = normal 3. Prates KE 0,144 p > 0,05 = normal 4. Pascates KE 0,080 p > 0,05 = normal

Berdasarkan tabel 10, diketahuhi signifikansi skor prates kelas kontrol adalah 0,200 dan signifikansi skor prates kelas eksperimen adalah 0,144, Signifikansi skor pascates kelas kontrol adalah 0,134 dan signifikansi skor pascates kelas eksperimen adalah 0,080. Nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov skor prates dan pascates kelas kontrol maupun kelas eksperimen menunjukkan nilai p > 0,05, maka skor prates dan pascates kedua kelas dinyatakan berdistribusi normal. Hasil pernghitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 16-19 halaman 161-164.

b. Hasil Uji Homogenitas

Setelah dilakukan uji normalitas, selanjutnya dilakukan uji homegenitas. Dalam uji homogenitas, data dikatakan homogen jika nilai signifikansi hitung lebih besar dari taraf signifikansi 0,05. Berikut disajikan tabel rangkuman penghitungan hasil uji homogenitas data prates dan pascates.

Tabel 11: Hasil Uji Homogenitas No Data Levene

Statistic

df1 df2 Sig. Keterangan 1 Prates 0,409 1 62 0,525 Sig. > 0,05 = Homogen 2 Pascates 1,161 1 62 0,286 Sig. > 0,05 = Homogen


(62)

Berdasarkan tabel 11, diketahui hasil uji homogenitas skor prates diperoleh Levene Statistic 0,409 dengan df1 = 1, df2 = 62, dan signifikansi 0,525. Pada hasil uji homogenitas skor pascates diperoleh Levene Statistic 1,161 dengan df1 = 1, df2 = 62, dan signifikansi 0,286. Nilai signifikansi skor prates dan pascates kelas kontrol maupun kelas eksperimen menunjukkan nilai Sig. > 0,05, maka skor prates dan pascates kedua kelas dinyatakan homogen.

3. Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini bertujuan untuk menguji perbedaan kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi siswa dan menguji tingkat keefektifan strategi PSRT (Prepare, Structure, Read, Think) dalam pembelajaran membaca pemahaman teks deskripsi. Analisis data yang digunkan adalah Uji-t. Syarat suatu data dapat dinyatakan signifikan apabila p lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05 atau 5%. Penghitungan Uji-t ini menggunakan bantuan program komputer SPSS 16.0.

a. Deskripsi Hasil Uji Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah “ada perbedaan kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi yang signifikan antara siswa yang mendapat pembelajaran menggunakan strategi PSRT dengan siswa yang mendapat pembelajaran tanpa menggunakan strategi PSRT”. Hipotesis tersebut adalah hipotesis alternatif (Ha).

Pengujian hipotesis tersebut dilakukan dengan mengubah Ha menjadi Ho (hipotesis nol) yang berbunyi “tidak ada perbedaan kemampuan membaca


(63)

pemahaman teks deskripsi yang signifikan antara siswa yang mendapat pembelajaran menggunakan strategi PSRT dengan siswa yang mendapat pembelajaran tanpa menggunakan strategi PSRT”.

Berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai penghitungan uji-t skor prates dan pascates kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi kelas kontrol dan kelas eksperimen untuk mengetahui perbedaan kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi.

1) Uji-t Data Prates Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Deskripsi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Uji-t data prates kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi dilakukan untuk mengetahui perbedaan kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi kelas kontrol dan kelas eksperimen sebelum dikenai pembelajaran. Berikut disajikan tabel rangkuman hasil uji-t prates kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Tabel 12: Rangkuman Hasil Uji-t Data Prates Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Deskripsi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Data T df p Keterangan

Prates KK-KE 1,968 62 0,054 p> 0,05 ≠ Signifikan

Berdasarkan tabel 12, dapat diketahui hasil penghitungan dengan uji-t diperoleh t sebesar 1,968 dengan df = 62, pada taraf signifikansi 0,05 atau 5%. Selain itu, diperoleh p sebesar 0,054. Nilai p lebih besar dari taraf signifikansi 0,05 atau 5%. Jadi, hasil uji-t menunjukkan bahwa tingkat kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi kelas kontrol dan kelas eksperimen sama atau tidak ada perbedaan.


(64)

2) Uji-t Data Pascates Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Deskripsi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Uji-t data pascates kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi dilakukan untuk mengetahui perbedaan kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi kelas kontrol yang mendapat pembelajaran tanpa menggunakan strategi PSRT dengan kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi kelas eksperimen yang mendapat pembelajaran menggunakan strategi PSRT. Berikut disajikan tabel rangkuman hasil uji-t pascates kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Tabel 13: Rangkuman Hasil Uji-t Data Pascates Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Deskripsi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Data T df p Keterangan

Pascates KK-KE 4,926 62 0,000 p < 0,05 = Signifikan

Tabel 13 menunjukkan hasil penghitungan dengan uji-t diperoleh t sebesar 4,926 dengan df = 62, pada taraf signifikansi 0,05 atau 5%. Selain itu, diperoleh p sebesar 0,000. Nilai p lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05 atau 5%. Dengan demikian, hasil uji-t menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi yang signifikan antara kelas eksperimen yang mendapat pembelajaran membaca teks deskripsi menggunakan strategi PSRT dengan kelas kontrol yang mendapat pembelajaran membaca pemahaman teks deskripsi tanpa menggunakan strategi PSRT. Hasil perthitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 23 halaman 168 Berdasarkan hasil penghitungan tersebut, dapat disimpulkan hasil uji hipotesis pertama sebagai berikut.


(65)

Ho : Tidak ada perbedaan kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi yang signifikan antara siswa yang mendapatkan pembelajaran menggunakan strategi PSRT dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran tanpa menggunakan strategi PSRT, ditolak.

Ha : Ada perbedaan kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi yang signifikan antara siswa yang mendapatkan pembelajaran menggunakan strategi PSRT dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran tanpa menggunakan strategi PSRT, diterima.

b. Deskripsi Hasil Uji Hipotesis Kedua

Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah “strategi PSRT terbukti efektif digunakan dalam pembelajaran membaca pemahaman teks deskripsi pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Bambanglipuro”. Hipotesis tersebut adalah hipotesis alternatif (Ha). Keefektifan strategi PSRT dalam pembelajaran membaca pemahaman teks deskripsi dapat diketahui dengan mencari perbedaan skor prates dan pascates kelas eksperimen. Oleh karena itu, dilakukan penghitungan gain score setelah pelaksanaan uji-t.

Berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai penghitungan uji-t skor prates dan pascates kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi kelas kontrol dan kelas eksperimen serta penghitungan gain score untuk menguji keefektifan strategi PSRT.


(66)

1) Uji-t Skor Prates dan Pascates Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Deskripsi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Uji-t skor prates dan pascates kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan untuk mengetahui keefektifan strategi PSRT dalam pembelajaran kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi yang diterapkan pada kelas eksperimen. Berikut ini rangkuman hasil uji-t skor prates dan pascates kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Tabel 14: Rangkuman Hasil Uji-t Skor Prates dan Pascates Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Deskripsi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Kelas T df P Keterangan

Prates-pascates KK 2,385 31 0,023 p < 0,05 = Signifikan Prates-pascates KE 5,277 31 0,000 p < 0,05 = Signifikan

Berdasarkan hasil penghitungan skor prates dan pascates kelas kontrol, diperoleh t sebesar 2,385 dengan df = 31 pada taraf kesalahan 0,05 (5%). Selain itu, diperoleh nilai p sebesar 0,023 (0,023 < 0,05). Sedangkan, hasil uji-t prates dan pascates kelas eksperimen diperoleh t sebesar 5,277 dengan df = 31, dan p 0,000. Nilai p lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05). Meskipun kedua kelas mengalami perbedaan yang signifikan, nilai p pada uji-t kelas eksperimen lebih rendah dari pada nilai p hasil uji-t kelas kontrol (0,000 < 0,023). Hal tersebut menunjukkan bahwa kelas eksperimen memiliki perbedaan yang lebih signifikan dari pada kelas kontrol. Perbedaan tersebut juga menunjukkan bahwa strategi PSRT terbukti efektif digunakan dalam pembelajaran membaca pemahaman teks deskripsi.


(67)

2) Gain Score Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Deskripsi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Gain score adalah selisih rata-rata skor prates dan pascates antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Gain score digunakan untuk mengetahui adanya peningkatan atau penurunan skor. Selain itu, gain score digunakan pula untuk mengetahui keefektifan strategi pembelajaran. Penghitungan gain score prates dan pascates antara kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 15: Penghitungan Gain Score Prates dan Pascates Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Deskripsi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Data Rata-Rata Gain Score

Prates Kelas Kontrol 65,547

67,734 – 65,547 = 2,196 Pascates Kelas Kontrol 67,734

Prates Kelas Eksperimen 70,234

76,797 – 70,234 = 6,563 Pascates Kelas Eksperimen 76,797

Berdasarkan tabel 15, dapat diketahui bahwa hasil selisih skor rata-rata prates dan pascates kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi kelas kontrol sebesar 2,196. Gain score kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi kelas eksperimen sebesar 6,563. Hasil penghitungan tersebut menunjukkan adanya perbedaan kenaikan nilai rata-rata prates dan pascates pembelajaran membaca pemahaman teks deskripsi antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kenaikan rata nilai kelas eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata nilai kelas kontrol. Dengan demikian, dapat disimpulkan hasil pengujian hipotesis kedua sebagai berikut.


(68)

Ho : Strategi PSRT tidak efektif digunakan dalam pembelajaran membaca pemahaman teks deskripsi pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Bambanglipuro, ditolak.

Ha : Strategi PSRT terbukti efektif digunakan dalam pembelajaran membaca pemahaman teks deskripsi pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Bambanglipuro, diterima.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan hasil penelitian ini akan membahas tiga aspek yaitu, level pemahaman membaca teks deskripsi, perbedaan kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi siswa, dan keefektifan strategi PSRT dalam pembelajaran membaca pemahaman teks deskripsi. Ketiga aspek tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.

1. Level Pemahaman Membaca Teks Deskripsi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Pembahasan level pemahaman ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi siswa kelas VII SMP N 2 Bambanglipuro sampai pada tingkat komprehensi apa. Data yang digunakan dalam mengukur level kemampuan membaca pemahaman teks deskripsi ini diambil dari hasil skor prates dan pascates. Materi soal prates dan pascates yang digunakan dibuat berdasarkan Taksonomi Ruddell. Ruddell (1978) mengklasifikasikan tujuh subketerampilan utama dari keterampilan komprehensi yang dapat digolongkan dalam tingkat komprehensi faktual, interpretif, dan aplikatif (Zuchdi, 2012: 78). Namun dalam penelitian ini, peneliti hanya


(1)

Foto 3: Siswa kelas eksperimen sedang berdiskusi (SMP N 2 Bambanglipuro)

Foto 4: Siswa kelas eksperimen sedang curah pendapat dengan menuliskan pendapatnya di papan tulis (SMP N 2 Bambanglipuro)


(2)

185

Foto 5: Siswa kelas eksperimen mempresentasikan hasil diskusi (SMP N 2 Bambanglipuro)


(3)

Foto 7: Pascates siswa kelas eksperimen (SMP N 2 Bambanglipuro)


(4)

187


(5)

(6)

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN STRATEGI ANTICIPATION GUIDE DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 YOGYAKARTA.

2 19 203

KEEFEKTIFAN STRATEGI JIGSAW II TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 5 SLEMAN.

1 2 218

KEEFEKTIFAN STRATEGI MASTERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS ARGUMENTASI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PLERET BANTUL.

2 24 218

KEEFEKTIFAN STRATEGI PSRT (PREPARE-STRUCTURE-READ-THINK) DALAM PEMBELAJARANMEMAHAMI TEKS EKSPLANASI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 MAGELANG.

0 2 230

KEEFEKTIFAN STRATEGI DIRECTED READING THINGKING ACTIVITY AND STUDENT QUESTION (DRTA+SQ) DALAM MEMBACA PEMAHAMAN NARASI SUGESTIF PADA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 1 BAMBANGLIPURO.

0 1 172

KEEFEKTIFAN STRATEGI EVERYONE IS A TEACHER HERE DALAM PEMBELAJARAN PEMAHAMAN TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 14 YOGYAKARTA.

2 3 265

KEEFEKTIFAN STRATEGI LISTEN-READ-DISCUSS DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS EKSPLANASI PADA SISWA KELAS VII SMP.

1 1 228

KEEFEKTIFAN STRATEGI ESTIMATE, READ, RESPOND, AND QUESTION DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS ULASAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 WATES, D.I. YOGYAKARTA.

1 4 170

KEEFEKTIFAN STRATEGI PURPOSE, OVERVIEW, INTERPRET, NOTE, TEST DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS EKSPLANASI PADA SISWA KELAS VII SMP.

0 7 207

KEEFEKTIFAN STRATEGI THINK-TALK-WRITE DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS EKSPLANASI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PRAMBANAN.

0 0 223