Perjalanan Karir dan Keterlibatan Politik Tunku Abdul Rahman

33 Inggris. 20 Sejak menjabat sebagai Pejabat Jajahan di Kuala Nerang, Tunku telah menujukan sikap ia yang gemar mengenal rakyat dengan berhubungan erat dengan mereka. Karena ingin menghilangkan kegelisahan dan penderitaan masyarakat akibat pendudukan Jepang, ia merancang untuk mendirikan satu organisasi yang diketua oleh ia sendiri dan dinamakan Persatuan Sandiwara Belia-belia Melayu. Oraganisasi ini bertujuan untuk mengumpulkan dana bagi membantu buruh-buruh paksa yang dipaksa oleh pihak Jepang. Tunku juga pernah bergabung dalam Gerakan Bintang Tiga dan Malayan People Anti-Japanese Army MPAJA yang bertujuan menentang penjajahan Jepang pada waktu itu. Setelah penjajahan Jepang, Tunku dan beberapa temannya telah meminta pihak Inggris supaya kembali memerintah Malaya. 21 Mungkin pada waktu itu, belum muncul kesadaran dalam diri Tunku untuk memerdekakan negara dan membentuk pemerintahan sendiri. Walaupuan Persatan Sandiwara Belia-belia Melayu telah mengubah nama kepada Serikat Bekerjasama Am Sayoburi SEBERKAS, Tunku tetap menjadi anggota oraganisasi ini. Oraganisasi ini sebagai organisasi yang berkhidmat untuk masyarakat Malaya, terutamanya dalam memajukan pendidikan dan ekonomi orang- orang Melayu. Organisasi ini mempunyai kepentingan politik dan perubahan ini sebagai rencana untuk menghindari kecurigaan pihak Inggris. Dengan wujudnya 20 Siti Mariam Dauddan Sulaiman Zakaria, Tunku Abdul Rahman Putra al-Haj, h. 10. 21 Abdul Aziz Ishak, Riwayat Hidup Tunku Abdul Rahmman, h. 38 34 rencana pendiri Kesatuan Malaya, Persatuan Seberkas telah menunjukan dan memperjuangkan dasar politiknya. 22 Tunku telah kembali ke Malaya pada bulan Desember 1948, ia telah berhasil memiliki Ijazah Undang-undang yang begitu lama diimpikan. Sebelum kembali ke Malaya, telah berlaku beberapa perbincangan diantara ia dan anggota Persatuan Melayu Great Britain di Inggris.Perbincangan itu banyak membicarakan tentang cara untuk memerdekakan Tanah Malayu dari penjajahan Inggris. Sekembalinya Tunku ke Malaya, ia diberi kepercayaan untuk menjabat sebagai Presiden UMNO bagian kedah dan Timbalan Pendakwa Raya di Alor Star dan di Kuala Lumpur. 23 Pada bulan Aguatus 1951, karena berlakunya krisis internal dalam UMNO, kondisi ini telah menyebabkan Onn Jaafar mundur dari jabatannya, untuk mengisi kekosongan ini, Tunku telah diberi kepercayaan dan dilantik sebagai pengganti untuk menjabat sebagai Presiden UMNO. 24 Dibawah kepemimpinan Tunku, ia telah merencana dan berhasil membentuk satu gabungan bagi partai-partai yang mewakili komunitas etnis di Malaya. Gabungan ini dibentuk dalam rangka untuk menarik pemilihan untuk memenangi Pemilihan Umum pertama yang akan diadakan pada 27 July 1955. Hasil kesatuan itu, Partai Gabungan telah berhasil memenangi 51 kursi dari 52 kursi yang dipertandingkan. 25 Dengan kemenangan ini, Tunku berusaha untuk 22 Ramlah Adam, Biografi Politik Tunku Abdul Rahman, h. 59. 23 Ramlah Adam, Biografi Politik Tunku Abdul Rahman, h .59. 24 Ahmad Athori Hussain, Dimensi Politik Melayu 1980-1990, Antara Kepentingan dan Wawasan Bangsa, Selangor: Dewan Bahasa Dan Pustaka, 1993, cet. 1, h. 4. 25 International Law Book Services, Malaysia Kita, Kuala Lumpur: Direct Art Company, 2005, cet.6, h. 110. 35 menuaikan janji beliau kepada rakyat, yaitu akan menuntun kemerdekaan dari pihak Inggris secepat mungkin. Pada 31 Desember 1956, Tunku sebagai Ketua Menteri dan Menteri Gal Ehwal Dalam Negeri telah memimpin rombongan ke London dalam rangka untuk melakukan perundingan dengan pihak Inggris untuk menuntut kemerdekaan Malaya. Setelah terjadi beberapa perundingan, anggota rombongan akhirnya berhasil membujuk pihak Inggris menandatangani Perjanjian Merdeka Independent Treaty di Lancaster House, London. Penjanjian ini menyatakan bahwa Malaya akan mendapat kemerdekaan pada tanggal 31 Agustus 1957. Setelah mencapai kemerdekaan, Tunku diangkat sebagai Perdana Menteri pertama dan terus memimpin Partai Gabungan dalam Pilihanraya Umum 1959, 1964, dan 1969. 26 Pada bulan Mei 1961, Tunku berusaha memelihara hubungan baiknya dengan negara-negara luar, ia telah mengadakan suatu pertemuan bersama wartawan- wartawan dari negara luar yang diadakan di Singapura. Dalam pertemuan itu, Tunku mengumumkan bahwa Malaya akan membuat satu kesepakatan bersama Brunei, Singapura, Sabah, dan Serawak untuk mendirikan sebuah negara yang dinamakan Malaysia. Hasrat Tunku untuk mendirikan Malaysia pernah ditentang oleh pemimpin Filipina dan Indonesia. Dengan kesungguhan dan ketabahannya, Malaysia berhasil dibentuk pada 16 September 1963 yang hanya meliputi Malaya, Singapura, Sabah, 26 Hasnah Hussin dan Mardiani Nordin, Pengajian Malaysia, Selangor : Oxford Fajar Sdn. Bhd, 2007, cet. 1, h. 72 36 dan Serawak. 27 Namun begitu, pada tahun 1965 Tunku terpaksa mengeluarkan Singapura dari Malaya akibat konflik politik yang berlaku pada waktu itu. Tunku resmi turun jabatannya sebagai Perdana Menteri dan Presiden UMNO pada 22 September 1970. Walaupun telah meninggalkan kancah politik, ia tetap aktif dilapangan sosial dan dikebijakan, di antaranya dalam kegiatan dakwah dan perkembangan Islam di Malaysia dan internasional. 28 27 Longman, Sejarah Malaysia, Selangor: Person Malaysia Sdn. Bhd, 2009, cet. 1, h. 243 28 Times Book International, Malaysia, Singapore Kuala Lumpur : TBI, 2002, cet. 1, h. 15. 37

BAB IV PEMIKIRAN ABDUL RAHMAN TENTANG KEMERDEKAAN MALAYSIA

Kemerdekaan berarti sebuah negara mendapatkan kebebasan dari belenggu penjajahan kuasa asing dan dapat melaksanakan sistem pemerintahan sendiri di negara sendiri. Kemerdekaan juga berarti sebuah pemerintah negara berhak melakukan apa saja demi kesejahteraan rakyat dan keamanan negara. Kemerdekaan Malaysia berhasil dicapai dari penjajahan Inggris pada tanggal 31 Agustus 1957 melalui perjuangan panjang Partai Gabungan dan Tunku Abdul Rahman sebagai tokoh kemerdekaan Malaysia. 1 Sebutan Merdeka dan nama Tunku Abdul Rahman sudah menjadi satu sinonim dalam sejarah kemerdekaan Malaysia, dan agak mustahil jika berbicara tentang kemerdekaan Malaysia tanpa menyebut nama Tunku Abdul Rahman. Tunku merupakan seorang Pangeran yang sanggup menaggung derita memperjuangkan bangsa dan negara. Tunku telah diberi penghormatan oleh sejarah sebagai seorang tokoh yang telah berhasil memperjuangkan kemerdekaan dan melahirkan ide mendirikan Malaysia, ia juga merupakan Perdana Menteri pertama Malaysia. 2 Tunku tidak pernah memikirkan tentang pangkat, derajat, atau popularitas, karena pada 1 ZarinaSyukor, Sejarah Penubuhan Malaysia, Pulau Pinang: Penerbitan Pinang Sdn. Bhd, 2005, cet. 1, h. 37. 2 Muhammad Ismail Ahmad, Sejarah Malaysia, Selangor: Pustaka Mawar, 2004, cet. 1, h. 16. 38 Tunku setelah menunaikan semua tanggungjawab ia, biarlah beliau menjadi “The happiest prime minister in the world”.

A. Konsep Abdul Rahman Tentang Kemerdekaan Malaysia

Disini penulis membagi pemikiran politik Tunku Abdul Rahman dibagi dua sudut, pertama dari sudut politik, dan kedua dari sudut perjuangan. 1. Dari Sudut Politik a. Bentuk Pemerintahan Selain sistem pemerintahan Khalifah dan Imamah, terdapat sistem pemerintahan lain yang dipraktikan oleh umat Islam dalam konteks negara- bangsa nation state, yaitu sistem pemerintahan demokrasi yang sekarang ini banyak dipraktekkan di sejumlah negara-negara muslim. 3 Kata Tunku dalam bukunya “Political Awankening” : “Demokrasi yang didefinisikan sebagai suatu Negara yang mempunyai peraturan langsung atau wakilnya, mengabaikan hak turun temurun dan pembagian drajat dan dipermudahkan dengan pandangan minoritas. Ide demokrasi Malaysia ini konsisten dengan definisinya kecuali konstitusi yang menetapkan aturan dan perlindungan kepada penduduk asli yang kurang progresif secara ekonomi dan kurang berdaya maju berbanding pendatang yang telah imigrasi”. 4 3 Mujar Ibnu Syarif dan Khamami Zada, Fiqh Siyasah, Doktrin dan Pemikiran Politik Islam, Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama, 2008, cet. 1, h. 205. 4 Tunku Abdul Rahman, op. cit., h. 63. 39 Dalam konteks sejarah pemerintahan Malaya, penjajahan Inggris telah menerapkan sistem demokrasi di Malaya. Dalam merealisasikan kemerdekaan Malaya, Tunku telah berusaha meyakinkan pihak Inggris akan kesungguhan Partai Gabungan untuk menjalankan sistem demokrasi di Malaya. 5 Disini jelaslah bahwa Tunku menerima bentuk pemerintahan yang direncanakan dan disyaratkan pihak Inggris ketika menuntut kemerdekaan Malaysia, dan bentuk pemerintahan ini tetap dilaksanakan di Malaysia sampai saat ini. b. Bentuk Negara Komisi Reid telah menerima 80 dari memorandum yang di bawah oleh Partai Gabungan, di antara yang dimuat dalam memorandum Partai Gabungan, adalah : 1 Membentuk pemerintah pusat yang memiliki kuasa atas negeri-negeri bagian dalam Persekutuan Malaya. 2 Merekomendasikan nama Malaysia sebagai nama baru Persekutuan Malaya. 3 Perjabat Tinggi Inggris digantikan oleh pelantikan Yang Dipertuan Agong dan wakilnya. 4 Majelis Raja-raja harus disahkan. 5 Parlemen hendaklah memiliki dua dewan 5 Ghazali Mayudin, Politik Malaysia: Perspektif, Teori, dan Praktik, Bangi: Universiti Kebangsaan Malaysia, 2002, cet. 1, h. 25.