Riwayat Hidup Tunku Abdul Rahman

28 ketiga kalinya dengan Syarifah Radziah binti Syed Alwi Barakbah, seorang wanita dari keluarga terkenal di Alor Star, Kedah. 7 Sebagaimana harapan Tunku, pernikahan mereka kekal hingga akhi hayat, walaupun mereka tidak dikarunia anak. Tunku adalah seorang olahragawan yang aktif, dan ia adalah penggemar setia olahraga sepak bola. Secara pribadi, ia menggemari seni fotografi, olahraga golf, dan berlayar. Setelah banyak berbakti kepada bangsa dan negara, pada 6 Desember 1990 Tunku menghembuskan nafas terakhirnya pada usia 87 tahun di Rumah Sakit Kuala Lumpur dan ditempatkan di Makam Diraja Langgar, Alor Star Kedah. 8 Kepergian Tunku merupakan suatu kehilangan yang besar dan jasa beliau senantiasa dikenang oleh rakyat Malaysia.

B. Latar Belakang Pendidikan Tunku Abdul Rahman

Tunku mulai menerima pendidikan tidak formal pada usia 4 tahun dan mendapat pendidikan formal pada usia 6 tahun, melalui pendidikan bahasa Melayu di Sekolah Melayu Alor Star. Adapun pada waktu petang, ia mempelajari bahasaInggris dari seorang guru privat yang datang mengajar ke istana.Setahun kemudian, ia disekolahkan ke Sekolah Inggris Kerajaan Goverment English School juga di Alor Star, untuk mendapat pendidikan bahasa Inggris secara formal. 9 7 Yusof Harun, Idealisme dalam Kenangan, h. 54. 8 Mohd Badru Bin Jaafar, Mengenal Tokoh Semalam, Hari Ini dan Esok. Selangor: Pekan Ilmu Publication Sdn. Bhd., 1991, cet. 1, h. 11. 9 Ramlah Adam, Biografi Politik Tunku Abdul Rahman, Kuala Lumpur: Dewan Bahasa Dan Pustaka, 2005, cet. 1, h. 12. 29 Setelah Tunku berusia 8 tahun, pada tahun 1913 Tunku mengikuti abangnya Tunku Yusuff ke Siam. Ketika di Siam, ia bersekolah di Sekolah Debsirindir.Di sekolah ia mempelajari dua bahasa yaitu bahasa Inggris dan bahasa Siam. Setelah dua tahun di Bangkok, kakaknya yang mengabdi menjadi anggota Militer Siam telah meninggal dunia akibat ikut berjuang ketika berlakunya perang dunia pertama. 10 Pada tahun 1915 Tungku terpaksa kembali ke Kedah dan meneruskan pengajian di Penang Free School, Pulau Pinang. Disekolah itu, Tunku tidak dilayani sebagai pangeran, ia sering dihukum guru karena kenakalan ia. Tunku bukanlah seorang pelajar yang pintar dan rajin belajar, beliau hanya ingin mencapai apa yang menjadi kewajibannya saja. Di alam persekolahan, Tunku lebih gemar mengikuti kegiatan berolahraga dan aktivitas-aktivitas lasak, dan ketika studi di Bangkok, ia pernah menjadi anggota Tim Pramuka dan pernah dilantik sebagai Junior Officer. 11 Pada bulan Desember 1919 Tunku telah ditawarkan untuk mengikuti perkuliahan di St.Catharine’s Collage, Universitas Cambrige, Inggris. Pada waktu itu ia ditingkat tujuh dan baru berusia 16 tahun, pemerintah Kedahpada waktu itu telah mengumumkan rencana untuk memberikan beasiswa kepada anak-anak masyarakat Melayu yang ingin melanjutkan studi diluar negeri. Akan tetapi beasiswa itu didahulukan kepada anak-anak penguasa dan keluarga DiRaja, dan Tunku adalah di antara orang yang terpilih untuk menerima beasiswa itu. Sebelum memasuki 10 Siti Mariam Dauddan Sulaiman Zakaria, Tunku Abdul rahman al-Haj., h. 5. 11 Siti Mariam Dauddan Sulaiman Zakaria, Tunku Abdul rahman al-Haj ,h. 8. 30 univetsitas itu, Tunku bersama beberapa orang temannya harus ke Huntingdon. 12 Untuk mengikuti ujian prauniversitas matricultion. Setelah lulus ujian matricultion, Tunku telah diterima masuk ke Universitas Cambrige dan ia mengambil Jurusan Sejarah dan Asas Undang-undang. 13 Pada tahun 1925, yaitu tujuh tahun belajar di Inggris, ia telah kembali ke Kedah dengan memperoleh Ijazah Sarjana Muda Sastera Sejarah. Setelah sampai di Malaya, ia mendapat banyak pujian karena ia adalah pangeran Kedah yang pertama berhasil menerima Ijazah dari universitas terkenal di Inggris. Kepulangan ia tidak lama, karena pada awal tahun 1927 ia disaran keluarga supaya melanjutkan perkuliahan dalam Jurusan Undang-undang di Inggris. 14 Karena kurang berminat dalam jurusan Undang-undang dan kesenangan yang dialami semasa libur perkuliahan, hal ini membuatkannya tidak tekun lagi dalam studinya. Karena pikiran Tunku tidak konsentrasi lagi untuk belajar, ia tidak lulus dalam ujian semester satu hingga tiga tahun lamanya. Hal ini menyebabkan ia dipanggil dosen dan dosen memberi saran agar Tunku pulang saja ke Malaya. Dengan rasa kecewa atas kegagalan ia, Tunku telah kembali ke Malaya, dan masyarakat Malaya yang dulu memuji ia, kini menganggap ia sebagai seorang pangeran yang telah menghabiskan uang pemerintah dan membuang waktu di Inggris. Tunku menerima segala tanggapan dengan hati yang terbuka, namun di lubuk hati iaberniat 12 Salah sebuah kampong di Inggris. 13 Ramlan Adam, Biografi Politik Tunku Abdul Rahman, h. 17. 14 Siti Mariam Daud dan Sulaiman Zakaria, Tunku Abdul rahman al-Haj., h. 9.