Parameter hidrofobik Parameter elektronik

Log 1C = a Σ π + b Σ σ + c Σ E s – d C : Kadar untuk respon biologis baku Σ π, Σ σ dan Σ E s : Sumbangan sifat-sifat lipofilik, eletronik dan sterik dari gugus-gugus terhadap sifat- sifat senyawa induk yang berhubungan dengan aktivitas biologis. a, b, c dan d : Bilangan tetapan yang didapat dari perhitungan analisis regresi linier. Dalam hubungan struktur-aktivitas, model Hansch lebih berkembang dan lebih banyak digunakan dibanding model de novo Free-Wilson oleh karena: a Lebih sederhana b Konsepnya secara langsung berhubungan dengan prinsip- prinsip kima fisika organic yang sudah ada c Data parameter sifat kimia fisika substituent sudah banyak tersedia dalam tabel-tabel. d Penggunaan pendekatan model Hansh telah banyak menjelaskan hubungan struktur dan aktivitas suatu turunan obat. Parameter sifat kimia fisika yang digunakan dalam pemodelan HKSA Hansch adalah parameter hidrofobik π, elektronik σ dan sterik E s .

a. Parameter hidrofobik

Karakter hidrofobik suatu obat dapat dinilai secara eksperimen dengan menguji sebaran distribusi obat didalam campuran n-oktanolair. Molekul hidrofobik akan lebih terlarut dalam lapisan n-oktanol dalam sistem dua fase, dimana molekul hidropilik akan lebih ke lapisan air. Distribusi relatif diketahui sebagai koefisien pastisi P dan diperoleh dari suatu persamaan: � = � � � � � � � Senyawa hidrofobik dengan nilai P tinggi, dan dimana senyawa hidrofilik mempunyai nilai P rendah. Variasi substituen pada senyawa penuntun akan memproduksi seri analog yang mempunyai perbedaan hidrofobisitas dan perbedaan nilai P. Dengan memplot atau membandingkan nilai P dengan aktivitas biologis obat, maka mungkin untuk melihat jika adanya hubungan antara kedua sifat tersebut. Normalnya aktivitas obat ditunjukan sebagai 1C, dimana C adalah konsentrasi obat yang diperlukan untuk mencapai tingkat aktivitas biologis. Hubungan timbal-balik konsentrasi 1C digunakan, sejak obat yang lebih aktif akan mencapai aktivitas biologis pada konsentrasi yang rendah Patrick, 2009. Pada grafik gambar 2.1 plot log 1C dengan log P, dimana rentang nilai log P adalah terbatas pada rentang yang kecil log P = 1 – 4, garis lurus pada grafik yang diperoleh menunjukan bahwa hubungan antara hidrofobisitas dan aktivitas biologis. Gambar 2.1. Hubungan antara aktivitas biologis dengan log P Parameter hidrofobik lipofilik yang sering digunakan dalam HKSA antara lain adalah logaritma koefisien partisi log P, tetapan π Hansch, tetapan fragmentasi f Rekker- Mannhold dan tetapan kromatografi Rm.

b. Parameter elektronik

Efek elektronik pada berbagai subtituen akan jelas mempunyai efek ionisasi atau kelarutan pada obat. Efek elektronik memungkinkan mempunyai efek bagaiman obat dengan mdah melewati membran sel atau seberapa kuat efek tersebut dapat berinteraksi dengan lokasi ikat. Untuk itu efek tersebut berguna untuk menilai efek elektronik pada substituen. Deskriptor elektronik telah banyak digunakan untuk membuat persamaan HKSA maupun HKSS Hubungan Kuantitatif Sifat- Struktur. Deskriptor tersebut dibedakan dari nilai tunggal konstanta elektronik substituen yang diberikan senyawa. Jumlah deskriptor elektronik dapat dibedakan berdasarkan dari efek atau kekuatan interaksi intermolekular. Secara luas dikenal dari kekuatan interaksi intermolekulat mengikuti: ion-ion, ion-dipol, dipol-dipol, dipol-induksi dipol, dispersi, dan ikatan hidrogen. Interaksi ion telah dikodekan didalam studi potensi obat melalu penggunan konstanta ionisasi. Sebagai deskriptor, konstanta ionisasi menyajikan informasi tentang tingkat ionisasi, yang diketahui termasuk absorbsi dan distribusi dari obat. Menurut Lien et al yang meriview penggunaan deskriptor pada HKSA bahwa momen dipole menyandikan kekuatan interaksi kepolaran. Molekular polarisabilitas dan refraksi molar mempunyai kedekatan hubungan sifat pengukuran pada kerentanan molekul menjadi polar. Deskriptor tersebut sering digunakan pada kondisi dimana dipol-induksi dipole dan dispersi memainkan peranan penting dalam interaksi. Indeks reaktifitas biasanya dikategorikan sebagai elektrofilik atau nukleofilik tergantung dari kereaktifan dari tarikan yang melibatkan serangan elektrofilik atau nukleofilik. Metode yang berdasarkan medan gaya molekular klasik dan metode kimia kuantum, masing-masing dapat digunakan untuk meminimalkan energi potensial struktur molekul. Kedua pendekatan tersebut dapat digunakan untuk perhitungan secara trmodinamik dan momen dwikutub tetapi hanya metode kimia kuantum yang dapat memperkirakan muatan-muatan atom, energi orbital molekul, dan beberapa deskriptor elektronik lainnya dalam studi HKSA. Metode kimia kuantum dapat diaplikasikan dalam HKSA dengan menurunkan deskriptor elektronik secara langsung dari fungsi gelombang molekular Katritzky et al, 1996. Energi HOMO Highest Occupied Molecul Orbital dan LUMO Lowest Occupied Molecul Orbital , merupakan deskriptor yang sangat populer dalam kimia kuantum. Orbital- orbital ini memainkan peran yang sangat penting dalam menentukan berbagai reaksi kimia dan dalam penentuan celah pita elektronik. Energi HOMO berhubungan langsung dengan potensial ionisasi dan sifat kerentanan molekul dalam penyerangan terhadap elektrofil. Sedangkan LUMO berhubungan dengan afinitas elektron. Selisih antara energi HOMO dan LUMO celah HOMO-LUMO penting dalam penentuan ukuran stabilitas molekul. Molekul dengan celah HOMO-LUMO yang besar berarti molekul tersebut memiliki stabilitas yang tinggi, sehingga memiliki reaktivitas yang rendah dalam reaksi-reaksi kimia. Celah ini juga digunakan pada perkiraan energi eksitasi terendah molekul Katritzky et al, 1996. Ada tiga jenis sifat elektronik yang digunakan dalam HKSA model LFER Hansch, yaitu : 1. Pengaruh berbagai substituent terhadap reaktivitas bagian molekul yang tidak mengalami perubahan. 2. Sifat elektronik yang berikatan dengan tetapan ionisasi pKa dan berhubungan dengan bentuk terionkan dan tak terionkan dari suatu senyawa pada pH yang tertentu. 3. Sifat oksidasi-reduksi atau reaktivitas senyawa.

c. Parameter sterik

Dokumen yang terkait

Amidasi Senyawa Etil p-metoksisinamat Melalui Reaksi Langsung dengan Iradiasi Microwave Serta Uji Aktivitas Sebagai Antiinflamasi

4 31 104

Modifikasi struktur senyawa etil p-metoksisinamat (EPMS) melalui proses nitrasi serta uji aktivitas sebagai antiinflamasi

1 23 83

Studi Hubungan Kuantitatif Struktur-Aktivitas Anti-tuberkulosis Senyawa Amidasi Etil p-metoksisinamat dengan Pendekatan Hansch dan Penambatan Molekuler pada Enzim Inh A

6 36 101

Hubungan Kuantitatif Struktur Aktifitas Senyawa Nitrasi Etil P -Metoksisinamat Terhadap Aktivitas Anti Tuberkulosis Melalui Pendekatan Hansch Secara Komputasi

1 34 82

Amidasi senyawa etil p-metoksisinamat melalui reaksi langsung dengan iradiasi microwave serta uji aktivitas sebagai antiinflamasi

2 16 104

Modifikasi Struktur Senyawa Asam p-metoksisinamat Melalui Proses Amidasi Urea Serta Uji Aktivitas Sebagai Antiinflamasi

1 7 92

Amidasi Senyawa Etil p-metoksisinamat yang Diisolasi dari Kencur (Kaempferia galanga L.) dan Uji Aktivitas Antiinflamasi Secara In-Vitro

1 18 82

Hubungan kuantitatif struktur aktifitas senyawa nitrasi etil p -metoksisinamat terhadap aktivitas anti tuberkulosis melalui pendekatan hansch secara komputasi

0 9 82

Studi hubungan kuantitatif strukturaktivitas anti-tuberkulosis senyawa amidasi etil p-metoksisinamat dengan pendekatan hansch dan penambatan molekuler pada enzim inh a

0 6 101

Optimasi Daya dan Waktu Reaksi Amidasi Etil P-Metoksisinamat dengan Dimetil Formamida Menggunakan Irradiasi Microwave

1 14 78