Etil p-metoksisinamat Ester TINJAUAN PUSTAKA

13 1-O-caffeoylglycerol [1] A13 18.5 14 Caffeic acid methyl ester [1] A14 21.4 15 Caffeoylglycolic acid methyl ester [1] A15 29

2.4. Etil p-metoksisinamat

Etil p-metoksisinamat EPMS merupakan salah satu senyawa yang diperoleh dari rimpang kencur Kaemferia galanga L., dan telah banyak digunakan sebagai pengobatan nyeri dan peradangan, senyawa ini juga menunjukan aktivitas penghambat proliferasi sel tumor pada jaringan epidermis tikus dan papiloma Ekowati et al, 2012. EPMS termasuk kedalam senyawa ester yang mengandung cincin benzene dan gugus metoksi yang bersifat nonpolar dan juga gugus karbonil yang mengikat etil yang bersifat sedikit polar Rosbina, 2009. EPMS telah dilaporkan mempunyai anti-tuberkolosis, nematisidal, penolak nyamuk, larvasidal, antineoplastic dan potensi anti microbial Umar et al, 2014. Gambar 2.2 . Struktur umum senyawa etil p-metoksisinamat

2.5. Ester

Ester adalah suatu senyawa organik yang terbentuk melalui pergantian satu atau lebih atom hidrogen pada gugus karboksil dengan suatu gugus organik. Kebanyakan ester tersebar luas pada semua senyawa alam. Sebagai contoh, metil butanoat ditemukan pada minyak nanas dan isopentil asetat merupakan senyawa pokok minyak pisang Mc Murry, 2008. Penamaan ester terdiri dari dua kata, kata pertama adalah nama gugus alkil yang terikat pada oksigen ester sedangkan kata kedua berasal dari nama asam karboksilatnya, dengan membuang kata asam Inggris: -ic acid menjadi –ate Siswandono, 2000. Pada dasarnya ester merupakan asam karboksilat dengan menghilangkan gugus hidrogen dan digantikan oleh gugus R dan ester merupakan senyawa yang mempunyai aroma yang enak dan aroma yang tercium dari buah-buahan, misalnya : propil pentanoat nanas, etil butanoat Winter, A., 2005. Gambar 2.3 , Struktur umum senyawa ester Esterifikasi adalah reaksi pembentukan ester. Reaksi ini dapat dilakukan dengan berbagai cara: 1. Reaksi antara asam karboksilat dengan alcohol RCOOH + R’OH → RCOOR’ + H 2 O 2. Reaksi antara halide asam dengan alcohol RCOCl + R’OH → RCOO’R + HCl 3. Reaksi antara anhidrida dan alcohol RCO 2 O + R’OH → RCOOR’ + RCOOH 4. Reaksi antara suatu karboksilat dan alkil halid relatif RCOOH + R’X → RCOOR’ + HX Esterifikasi yang melibatkan alcohol dan asam karboksilat dengan adanya katalis asam dan basa, hanya akan memberikan hasil yang baik terhadap alcohol primer, sedangkan dengan alcohol sekunder dan tersier tidak memberikan hasil yang diharapkan Kammoun, dkk. 1997.

2.6. Amida

Dokumen yang terkait

Amidasi Senyawa Etil p-metoksisinamat Melalui Reaksi Langsung dengan Iradiasi Microwave Serta Uji Aktivitas Sebagai Antiinflamasi

4 31 104

Modifikasi struktur senyawa etil p-metoksisinamat (EPMS) melalui proses nitrasi serta uji aktivitas sebagai antiinflamasi

1 23 83

Studi Hubungan Kuantitatif Struktur-Aktivitas Anti-tuberkulosis Senyawa Amidasi Etil p-metoksisinamat dengan Pendekatan Hansch dan Penambatan Molekuler pada Enzim Inh A

6 36 101

Hubungan Kuantitatif Struktur Aktifitas Senyawa Nitrasi Etil P -Metoksisinamat Terhadap Aktivitas Anti Tuberkulosis Melalui Pendekatan Hansch Secara Komputasi

1 34 82

Amidasi senyawa etil p-metoksisinamat melalui reaksi langsung dengan iradiasi microwave serta uji aktivitas sebagai antiinflamasi

2 16 104

Modifikasi Struktur Senyawa Asam p-metoksisinamat Melalui Proses Amidasi Urea Serta Uji Aktivitas Sebagai Antiinflamasi

1 7 92

Amidasi Senyawa Etil p-metoksisinamat yang Diisolasi dari Kencur (Kaempferia galanga L.) dan Uji Aktivitas Antiinflamasi Secara In-Vitro

1 18 82

Hubungan kuantitatif struktur aktifitas senyawa nitrasi etil p -metoksisinamat terhadap aktivitas anti tuberkulosis melalui pendekatan hansch secara komputasi

0 9 82

Studi hubungan kuantitatif strukturaktivitas anti-tuberkulosis senyawa amidasi etil p-metoksisinamat dengan pendekatan hansch dan penambatan molekuler pada enzim inh a

0 6 101

Optimasi Daya dan Waktu Reaksi Amidasi Etil P-Metoksisinamat dengan Dimetil Formamida Menggunakan Irradiasi Microwave

1 14 78