dengan lainnya daripada situs-situs yang letaknya berdekatan.
b. Indeks Randic
Indeks Randic atau indeks konektivitas molekular Randic sangat mirip dengan indeks Zagreb, namun lebih
dapat diterima dan digunakan secara luas. Sesuai dengan definisi yang diberikan, maka semakin rapat grafik, maka
akan semakin rendah harga χ Ivanciuc dan Balaban, 1998.
c. Molar refraksi MR
Selain itu, pengukuran sterik yang diketahui dengan refraksi molar. MR mengukur volume yang diisi
oleh suatu atom atau gugus atom. MR diperoleh dari persamaan:
Dimana n adalah indeks refraksi, MW adalah berat molekul, dan d adalah berat jenis. MWd didefinisakn
sebagai volume, dan n
2
– 1n
2
+ 2 merupakan faktor
koreksi yang didefinisikan bagaimana suatu substituen dapat dengan mudah berpolar. Faktor koreksi menunjukan
signifikan jika substituen memiliki π elektron atau pasangan elekron bebas Patrick, 2000. Tetapan sterik
substituent dapat diukur berdasarkan sifat meruah gugus- gugus dan efek gugus pada kontak obat dengan sisi
reseptor yang berlekatan.
2.2. Analisis Statistik HKSA model Hansch
Perhitungan statistik yang sering digunakan dalam hubungan struktur dan aktivitas melalui parameter kimia fisika adalah regresi linier
dan non linier. Untuk mengetahui hubungan kuantitatif antara struktur kimia dan aktivitas biologis melalui parameter kimia fisika, dapat dilakukan
perhitungan statistik dengan bantuan komputer, menggunakan program
SPSS, MICROSAT, ABSTAT, QSAR, STATGRAPICH, SIGMASTAT, atau program statistik lain Siswandono. 1995.
Penggunaan analisa statistik pada HKSA bertujuan untuk melihat hubungan atau pengaruh deskriptor terhadap aktivitas dan hubungan antara
deskriptor dengan aktivitas adalah linier. Analisa regresi merupakan suatu model matematis yang dapat digunakan untuk mengetahui bentuk hubungan
anatara dua atau lebih variabel. Tujuan analisa regresi adalah untuk membuat perkiraan prediksi nilai suatu variabel bebas dengan variabel
terikat Sutanto. 2011. Regresi linier merupakan persamaan yang melibatkan dua variabel bebas dan terikat. Metode analisa regresi dibagi
menjadi dua yaitu analisa regresi linier sederhana dan analisa regresi bergandamultilinier atau analisa multi regression linier.
Analisa statistik Multiple Linier Regression MLR merupakan suatu analisa statistik yang melibatkan dua atau lebih variabel bebas
independen terhadap satu variabel terikat dependent. Analisa suatu persamaan regresi ditentukan oleh beberapa kriteria statistik untuk
memperoleh keabsahan atau validitas persamaan yang diperoleh, yakni:
1.
Nilai r koefisien korelasi menunjukan tingkat hubungan antara data
aktivitas biologis pengamatan percobaan dengan data hasil perhitungan berdasarkan persamaan yang diperoleh dari analisis regresi. Koefisien
korelasi adalah angka yang bervariasi mulai dari -1 sampai 1. Semakin tinggi nilainya semakin baik hubungannya. Untuk mendapatkan nilai
korelasi yang dapat diterima tergantung jumlah data penelitian. Semakin banyak jumlah data semakin rendah koefisien korelasi atau
nilai r yang dapat diterima.
2.
Nilai r
2
menunjukan berapa aktivitas biologis yang dapat dijelaskan hubungannya dengan parameter sifat kimia fisika yang digunakan.
Contoh : suatu hubungan yang mempunyai koefisien korelasi r = 0.990 berarti dapat menjelaskan 0.990
2
x 100 = 98 dari antar data.
3. Nilai F menunjukan kemaknaan hubungan bila dibandingkan dengan
tabel F. Makin besar nilai F makin besar derajat kemaknaan hubungan. Nilai F adalah indikator bilangan untuk menunjukan bahwa hubungan,
yang dinyatakan oleh persamaan yang didapat, adalah benar atau
merupakan kejadian kebetulan.
4. Nilai t menunjukan perbedaan koefisien regresi a, b, c dan d dari
persamaan regresi bila dibandingkan dengan tabel t.
5.
Nilai SE simpang baku menunjukan nilai variasi kesalahan dalam percobaan.
6. PRESS Prediction Residual Sum of Square menggambarkan suatu
persamaan dapat memprediksi aktivitas. Semakin kecil suatu nilai PRESS pada suatu persamaan atau model maka dipilih sebagai
persamaan terbaik untuk memprediksi nilai aktivitas. 2.3.
Asam Sinamat
Dalam kimia biologi, asam sinamat merupakan kunci kunci intermediet pada jalur sikimat dan phenylpropanoid. Asam sikimat
merupakan precursor dari banyak turunanan alkaloid, asam amino aromatic, dan indol. Asam sikimat ditemukan dalam bentuk bebas, dan terutama
dalam bentuk ester etil, cinamil, benzyl, dalam jenis minyak esensial, resin dan balsam, minyak cinnamon, balsam Peru dan balsam Tolu, dll. Asam
sinamat memainkan peran vital dalam sintesis senyawa penting. Sebagai contoh, turunan asam sinamat dapat diubah menjadi senyawa yang penting
termasuk stiren dan stilbn melalui reaksi dekarboksilasi. Turunan asam sinamat dikategorikan berdasarkan profil farmakologinya, yakni : Anti TB,
antidiabetis, antioksidan, antimikroba, hepatoprotektif, despresan CNS, Antikolesterolemik, antijamur dan fungitoksik, antihiperglikemik,
antimalaria, antiviral, anxiolitik, sitotoksik, antiinflamasi Sharma, 2011. Beberapa turunan asam sinamat mempunyai aktivitas antiinflamasi
yang telah banyak diketahui, yakni: Etil p-metoksisinamat, turunan caffeic acid, turunan ferulic acid, turunan hidroksisinamat, dll. Berikut turunan
asam sinamat yang memiliki aktivitas antiinflamasi yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan Nguyen et al
[1]
2015, Liu et al
[2]
2014, dan Da Cunha et al
[3]
2004.
Tabel 2.1.
Turunan Asam sinamat dengan sifat antiinflamasi
No Nama dan Struktur senyawa
Kode IC
50
µM
1
Caffeic Acid Octyl Ester
[3]
A1 2.4
2
E-3-3,4-Dihydroxyphenyl-N-4-fluorophenylacrylamide
[2]
A2 3.7
3
E-N-3,5-Difluorophenyl-3-3,4- dihydroxyphenylacrylamide
[2]
A3 4.1
4
Caffeic acid phenetyl ester
[3]
A4 4.8
5
E-N-2-Benzo[d][1,3]dioxol-5-ylethyl-3-3,4- dihydroxyphenylacrylamide
[2]
A5 5.0
6
E-3-3,4-Dihydroxyphenyl-N-4-methoxyphenylacrylamide
[2]
A6 5.2
7
E-N,N-Dibutyl-3-3,4-dihydroxyphenylacrylamide
[2]
A7 6.1
8
E-N-2-1H-Indol-3-ylethyl-3-3,4- dihydroxyphenylacrylamide
[2]
A8 6.7
9
E-3-3,4-Dihydroxyphenyl-N-3- trifluoromethylphenylacrylamide
[2]
A9 7.9
10
Caffeic acid butil ester
[3]
A10 8.4
11
Caffeic acid benzyl ester
[3]
A11 10.7
12
Caffeic acid ethyl ester
[3]
A12 11.9
13
1-O-caffeoylglycerol
[1]
A13 18.5
14
Caffeic acid methyl ester
[1]
A14 21.4
15
Caffeoylglycolic acid methyl ester
[1]
A15 29
2.4. Etil p-metoksisinamat