66
Terhadap  syarat  formil  surat  dakwaan  jaksa  penuntut  umum,  kami  tidak keberatan karena surat dakwaan jaksa penuntut umum telah memenuhi ketentuan
pasal 143 ayat 2  huruf a KUHAP. Sedangkan  terhadap  syarat  materiil  kami  sangat  keberatan  karena  surat
dakwaan  jaksa  penuntut  umum  tidak  berisikan  uraian  cermat,  jelas  dan  lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan kepada pemohon kasasi.
10
Ketiga, bahwa putusan judex facti di atas yang telah menguatkan putusan Pengadilan  Negeri  Malang  No.549Pid.B2005?PN.MIg,  tanggal  27  November
2006 adalah putusan yang tidak cukup pertimbangannya.
11
Mengenai alasan-alasan ke 1 sampai 3 bahwa alasan-alasan tersebut tidak dapat  dibenarkan,  oleh  karena  putusan  judex  facti    pengadilan  tinggi  yang
menguatkan  putusan  Pengadilan  Negeri  telah  tepat  dan  benar  atau  tidak  salah menerapkan hukum.
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, lagi pula ternyata, putusan judex facti dalam perkara ini tidak bertentangan dengan hukum danatau
undang-undang, maka permohonan kasasi tersebut harus ditolak;
10
Direktori Putusan, Putusan No: 1568kPid2008,  diakses pada tanggal 20 April 2014, dari putusan.mahkamahagung.go.id, h. 14-15.
11
Direktori Putusan, Putusan No: 1568kPid2008,  diakses pada tanggal 20 April 2014, dari putusan.mahkamahagung.go.id,,h. 19.
67
C. Analisis  Hukum  Islam  Terhadap  Putusan  Mahkamah  Agung  No.  1568
KPid2008
Apabila  melihat  putusan  hukum  hakim  Mahkamah  Agung  yang memberikan  putusan  menolak  permohonan  kasasi  terdakwa  Ambar  Pawitri,
sebelum hakim
memutuskan, dalam
proses pembuktian
hakim mempertimbangkan beberapa alasan-alasan, maka menurut penganalisaan hukum
pidana  Islam  bahwa  putusan  yang  yang  dijatuhkan  terhadap  terdakwa  Ambar Pawitri  sesuai  dalam  kasus  pidana  Islam,  seseorang  yang  melakukan  jarimah
pemalsuan  akta  otentik  dapat  dikenakan  hukuman  takzir.  Dan  apabila  melihat pasal  -  pasal  yang  diberikan  terhadap  terdakwa  yang  terbukti  melakukan  tindak
pidana  pemalsuan  akta  otentik,  pemalsuan  surat  hutang  dan  penggelapan  barang karena jabatannya sudah terpenuhi.
Dan ini juga yang terjadi pada masa Khalifah Umar Ibn Al-Khatab yakni adanya  kesesuaian  antara  tindak  pidana  pemalsuan  akta  otentik  yang  dilakukan
notaris  dengan  tindak  pidana  pemalsuan  stempel,  maka  tindakan  Khalifah  Umar Ibn  Al-
khatab  yang  pernah  memberikan  hukuman  terhadap  Mu’an  Ibn    Aidah, sebagai  pelaku  jarimah  pemalsuan  stempel  Bail  al-maal  cukup  untuk  dijadikan
landasan  hukuman  larangan  terhadap  tindak  pidana  pemalsuan  akta  otentik  oleh notaris  tersebut.  Karena  tindakan  pemberian  hukuman  oleh  Khalifah  Umar  Ibn
Al-khatab  terhadap  pemalsuan  tersebut  menunjukan  bahwa  setiap  perbuatan memalsukan  adalah  merupakan  perbuatan  yang  dilarang,  termasuk  kedalam
perbuatan  dusta,  penipuan  dan  mengelabui.  Perbuatan  menipu  dan  mengelabui
68
merupakan  perbuatan  zalim  yang  dapat  merugikan  orang  lain,  oleh  karenanya harus diberikan hukuman bagi siapa saja yang melakukannya.
Berdasarkan  putusan  Mahkamah  Agung  tersebut,  maka  penulis  dapat mengambil  sebuah  kesimpulan,  yaitu  putusan  yang  diberikan  sesuai,  jika  kita
melihat dari hukum pidana Islam. Dimana seharusnya terdakwa dapat dikenakan hukuman  takzir  atas  perbuatan  pemalsuan  akta  otentik  tersebut,  hukuman  yang
diberikan  dapat  berupa  hukuman  penjara  dan  kurungan,  hal  ini  berdasarkan  atas tindakan  Khalifah  Umar  Ibn  Al-
khatab  terhadap  Mu’an  Ibn  Zaidah  yang memalsukan  stempel  Bait  al-Almaal.  Demikian  pula  terhadap  tindak  pemalsuan
Al-Quran, Khalifah Umar Ibn Al- Khatab mengasingkan Ma’an Ibn Zaidah setelah
sebelumnya dikenakan hukuam takzir.
D. Analisis  Hukum  Positif  Terhadap  Putusan  Mahkamah  Agung  No.  1568
KPid2008
Apabila  melihat  putusan  hukum  hakim  Mahkamah  Agung  yang memberikan putusan menolak permohonan kasasi dari pemohon kasasiterdakwa
Ambar  Pawitri,  SH,  di  mana  di  dalam  proses  pembuktian  hakim mempertimbangkan  alasan-alasan  yang  diajukan  oleh  pemohon  kasasi,  bahwa
alasan-alasan  tersebut  tidak  dapat  dibenarkan,  oleh  karena  putusan  judex factiPengadilan  Tinggi  yang  menguatkan  putusan  Pengadilan  Negeri  telah  tepat
dan  benar  atau  tidak  salah  menerapkan  hukum  dan  alasan  kasasi  tersebut mengenai  penilaian  hasil  pembuktian  yang  bersifat  penghargaan  tentang  suatu
69
kenyataan, halmana tidak dapat dipertimbangkan dalam pemeriksaan pada tingkat kasasi,  karena  pemeriksaan  dalam  tingkat  kasasi  hanya  berkenaan  dengan  tidak
diterapkannya  suatu  peraturan  hukum  atau  peraturan  hukum  tidak  diterapkan sebagaimana  mestinya,    atau  apakah  cara  mengadili  tidak  dilaksanakan  menurut
ketentuan  undang-undang  dan  apakah  pengadilan  telah  melampaui  batas wewenangnya,  sebagaimana  yang  dimaksud  dalam  pasal  253  KUHAP  undang-
undang nomor 8 tahun 1981.
12
Memperhatikan pasal 264 ayat 1 KUHP, pasal 264 ayat 2 KUHP, pasal 374  jo  pasal  65  ayat  1  KUHP,  undang-undang  No.48  tahun  2009,  undang-
undang  No.8  tahun  1981  dan  undang-undang  No.14  tahun  1985  sebagaimana yang  telah  diubah  dan  ditambah  dengan  undang-undang  No.5  tahun  2004  dan
perubahan  kedua  dengan  undang-undang  No.3  tahun  2009  serta  peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan.
13
Maka  menurut  penganalisaan  hukum  pidana  positif  bahwa  putusan  yang ditetapkan telah memberikan keadilan. Karena apabila memperhatikan pasal-pasal
yang  dijatuhkan  kepada  terdakwa  Ambar  Pawitri  sudah  terpenuhi,  terdakwa Ambar Pawitri, SH bersalah melakukan tindak pidana memalsu surat otentik dan
memakainya  serta  melakukan  penggelapan  dalam  jabatannya.  Oleh  karena  itu peran seorang hakim dalam pelaksanaan proses hukum harus benar hati-hati dan
12
Direktori Putusan, Putusan No: 1568kPid2008,  diakses pada tanggal 20 April 2014, dari putusan.mahkamahagung.go.id, h.22.
13
Direktori Putusan, Putusan No: 1568kPid2008,  diakses pada tanggal 20 April 2014, dari putusan.mahkamahagung.go.id,., h. 23.
70
teliti dalam proses persidangan, terutama dalam proses pembuktian supaya hakim dalam  memberikan  keputusan  terhindar  dari  kesalahan  dan  kekeliruan  dan  agar
keadilan benar-benar dapat ditegakkan.