43
peraturan perundang-undangan danatau yang dikehendaki oleh yang
berkepentingan untuk dinyatakan dalam akta otentik, menjamin kepastian tanggal pembuatan akta, menyimpan akta, memberikan grosse, salinan dan kutipan akta,
semuanya itu sepanjang pembuatan akta-akta itu tidak juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat lain atau orang lain yang ditetapkan oleh undang-
undang. Notaris memiliki wewenang pula untuk: 1.
Mengesahkan tanda tangan dan menetapkan kepastian tanggal surat di bawah tangan dengan mendaftar dalam buku khusus.
2. Membukukan surat-surat di bawah tangan dengan mendaftar dalam buku
khusus; 3.
Membuat kopi dari asli surat-surat di bawah tangan berupa salinan yang memuat uraian sebagaimana ditulis dan digambarkan dalam surat yang
bersangkutan; 4.
Melakukan pengesahan kecocokan fotokopi dengan surat aslinya; 5.
Memberikan penyuluhan hukum sehubungan dengan pembuatan akta; 6.
Membuat akta yang berkaitan dengan pertanahan; atau 7.
Membuat akta risalah lelang. Melalui pengertian notaris tersebut terlihat bahwa wewenang notaris
adalah membuat akta otentik.
20
b. Kewajiban Notaris
20
Abdul Ghofur Anshori, Lembaga Kenotariatan Indonesia Perspektif Hukum dan Etika, Yogyakarta: UII Press, 2009, h. 15-16.
44
Kewajiban menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, diartikan sebagai sesuatu yang diwajibkan, sesuatu yang harus dilaksanakan atau dapat diartikan
juga sebagai suatu keharusan.
21
Sehingga kewajiban notaris adalah sesuatu yang harus dilaksanakan oleh notaris dalam menjalankan jabatannya, karena sudah
menjadi suatu keharusan yang diwajibkan oleh undang-undang UUJN. Kewajiban notaris melupakan sesuatu yang wajib dilakukan oleh notaris
yang jika tidak dilakukan atau dilanggar, maka atas pelanggaran tersebut akan dikenakan sanksi terhadap notaris. Kewajiban tersebut diatur pada bab III pasal
16 dari UUJN, yaitu sebagai berikut.
22
1. Dalam menjalan jabatannya, notaris berkewajiban:
a. Bertindak jujur, seksama, mandiri, tidak berpihak, dan menjaga
kepentingan pihak yang terkait dalam perbuatan hukum; b.
Membuat akta dalam bentuk minuta akta dan menyimpannya sebagai bagian dari protocol notaris;
c. Mengeluarkan grosse akta, salinan akta, atau kutipan akta berdasarkan
minuta akta; d.
Memberikan pelayanan sesuai dengan ketentuan dalam undang-undang ini, kecuali ada alasan untuk menolaknya;
21
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2001, h. 1123.
22
Pasal 16 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris.
45
e. Merahasiakan segala sesuatu mengenai akta yang dibuatnya dan segala
keterangan yang diperoleh guna pembuatan akta sesuai dengan sumpahjanji jabatan, kecuali undang-undang menentukan lain;
f. Menjilid akta yang dibuatnya dalam 1 satu bulan menjadi buku yang
memuat tidak lebih dari 50 lima puluh akta, dan jika jumlah akta tidak dapat dimuat dalam satu buku, akta tersebut dapat dijilid menjadi lebih
dari saatu buku, dan tahun pembuatannya pada sampul setiap buku; g.
Membuat daftar dari akta proses terhadap tidak dibayar atau tidak diterimanya surat berharga;
h. Membuat daftar akta yang berkenaan dengan wasiat menurut urutan waktu
pembuatan akta setiap bulan; i.
Mengirimkan daftar akta sebagaimana dimaksud dalam huruf h atau daftar nihil yang berkenaan dengan wasiat ke daftar pusat wasiat departemen
yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang kenotariatan dalam waktu 5 lima hari pada minggu pertama setiap bulan berikutnya;
j. Mencatat dalam repertorium tanggal pengiriman daftar wasiat pada setiap
akhir bulan; k.
Mempunyai capstempel yang memuat lambing negara Republik Indonesia dan pada ruang yang melingkarinya dituliskan nama, jabatan
dan tempat kedudukan yang bersangkutan;
46
l. Membacakan akta di hadapan penghadap dengan dihadiri oleh paling
sedikit 2 dua orang saksi dan ditandatangani pada saat itu juga oleh penghadap, saksi, dan notaris
m. Menerima magang calon notaris.
2. Menyimpan minuta akta sebagaimana dimaksud pada ayat 1 hruf b tidak
berlaku, dalam hal notaris mengeluarkan akta dalam bentuk originali. 3.
Akta originali sebagaimana dimaksud pada ayat 2 adalah akta a.
Pembayaran uang sewa, bunga dan pension b.
Penawaran pembayaran tunai; c.
Protes terhadap tidak dibayarnya atau tidak diterimanya surat berharga; d.
Akta kuasa; e.
Keterangan kepemilikan; atau f.
Akta lainnya berdasrkan peraturan perundang-undangan. 4.
Akta original sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dapat dibuat lebih dari 1 satu rangkap.
5. Akta originali yang berisi kuasa yang belum diisi nama penerima kuasa hanya
dapat dibuat dalam 1 satu rangkap. 6.
Bentuk dan ukuran capstempel sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf k ditetapkan dengan peraturan menteri.
7. Pembacaan akta sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf I tidak wajib
dilakukan, jika penghadap menghendaki agar akta tidak dibacakan karena penghadap telah membaca sendiri, mengetahui dan memahami isinya.
47
8. Jika salah satu syarat sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf I dan ayat 7
tidak dipenuhi, akta yang bersangkutan hanya mempunyai kekuatan pembuktian sebagai akta di bawah tangan.
9. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 8 tidak berlaku untuk
pembuatan akta wasiat.
23
E. Akta-Akta Notaris
Ada 2 dua jenisgolongan akta notaris,yitu: 1 akta yang dibuat oleh door notaris, biasa disebut dengan istilah akta relaas atau berita acara, 2 akta
yang dibuat di hadapan ten overstaan notaris, biasa disebut dengan akta pihak atau akta partij.
Akta-akta tersebut dibuat atas dasar permintaan para pihakpenghadap, tanpa adanya permintaan para pihak, sudah tentu akta tersebut tidak akan dibuat
oleh notaris. Akta relaas akta yang dibuat oleh notaris atas permintaan para pihak, agar notaris mencatat atau menuliskan segala sesuatu hal yang dibicarakan oleh
pihak berkaitan dengan tindakan hukum atau tindakan lainnya yang dilakukan oleh para pihak, agar tindakan tersebut dibuat atau dituangkan dalam suatu akta
notaris. Dalam akta relaas ini notaris menulis atau mencatatkan semua hal yang dilihat atau didengar sendiri secara langsung oleh notaris yang dilakukan para
pihak. Dan akta pihak adalah akta yang dibuat di hadapan notaris atas permintaan
23
Mahmud Mulyadi, Perlindungan Hukum Terhadap Notaris Indikator Tugas-Tugas Jabatan Notaris yang Berimplikasi Perbuatan pidana, Jakarta: P.T SOFMEDIA, 2011, h. 40-43.
48
para pihak, notaris berkewajiban untuk mendengarkan pernyataan atau keterangan para pihak yang dinyatakan atau diterangkan sendiri oleh para pihak di hadapan
notaris. Pernyataan atau keterangan para pihak tersebut oleh notaris dituangkan ke dalam akta notaris.
24
Berbagai akta yang biasa atau sering dibuat dihadapan atau oleh notaris dalam menjalankan tugas jabatannya adalah sebagai berikut:
1. Akta-akta yang menyangkut hukum perorangan personen recht, Burgerlijk
Wetboek buku I, antara lain: a.
Berbagai izin kawin baik dari orangtua ataupun kakeknenek harus otentikpasal 71 BW
b. Pencabutan pencegahan perkawinan harus otentikpasal 70 BW
c. Berbagai perjanjian kawin berikut perubahannya harus otentikpasal 147,
148 BW dan sebagainya. d.
Kuasa melangsungkan perkawinan harus otentikpasal 79 BW e.
Hibah yang berhubungan dengan perkawinan dan penerimaannya harus otentikpasal 176 dan 177 BW.
f. Berbagai kuasabantuan suami kepada istrinya pasal 108 dan 139 BW.
g. Pembagian harta perkawinan setelah adanya putusan pengadilan tentang
pemisahan harta harus otentikpasal 191 BW. h.
Kuasa melepaskan harta campur pasal 132 dan 133 BW
24
Habib Adjie, Hukum Notaris Indonesia Tafsir Tematik Terhadap UU No.30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris, Bandung: PT. Refika Aditama, 2009, h. 45.
49
i. Pemulihan kembali harta campur yang telah terpisah harus otentikpasal
196 BW. j.
Syarat-syarat untuk mengadakan perjanjian pisah meja dan ranjang pasal 237 BW.
k. Perdamaian antara suami istri yang telah pisah meja dan ranjang pasal
248 dan 249 BW. l.
Keingkaran sahnya anak pasal 253 dan 256 BW. m.
Pengakuan anak luar kawin harus otentikpasal 281 BW 2.
Akta-akta yang menyangkut hukum kebendaan zaken recht, Burgerlijk Wetboek buku II, antara lain:
a. Berbagai macam jenis surat wasiat, termasuk di antaranya penyimpanan
wasiat umum, wasiat pendirian yayasan, wasiat umum, wasiat pemisahan dan pembagian harta peninggalan, pengangkatan pelaksana wasiat dan
pengurusan harta peninggalan dan pencabutannya harus otentikpasal 874 dan seterusnya BW
b. Berbagai kuasa yang menyangkut warisan, seperti kuasa keterangan
menimbang, menerima secara terbatas, menolak harta peninggalan pasal 1023 dan sebagainya 1044 dan seterusnya BW
c. Berbagai akta pemisahan dan pembagian harta peninggalanwarisan
dalam berbagai hal harus otentikpasal1066 dan seterusnya BW d.
Pencatatan harta peninggalan pasal 1073 BW e.
Jaminan kebendaan gadai pasal 1150 dan seterusnya BW
50
f. Jaminan kebendaan hipotik harus otentikpasal 1162 dan seterusnya
1171, 1195 dan 1196 BW juncto peraturan agrarian. 3.
Akta-akta yang menyangkut hukum perikatan verbintenissen recht, Burgerlijk Wetboek buku III, antara lain:
a. Berbagai macamjenis jual beli pasal 1457 dan seterusnya BW, untuk
tanah dengan PPAT. b.
Berbagai macamjenis tukar menukar Pasal 1541 dan seterusnya bw, untuk tanah dengan akta PPAT.
c. Berbagai macamjenis sewa-menyewa Pasal 1548 dan seterusnya BW
d. Macam-macam perjanjian perburuhanhubungan kerja Pasal 1601 dan
seterusnya BW e.
Aneka perjanjian pemborongan pekerjaan Pasal 1064 dan seterusnya BW
f. Rupa-rupa persekutuanperseroan maatschap Pasal 1618 dan seterusnya
BW g.
Berbagai jenis perkumpulan Pasal 1653 dan seterusnya BW h.
Berbagai hibah Pasal 1666 dan seterusnya BW, untuk tanah dengan akta PPAT harus otentikPasal 1682 BW
i. Rupa-rupa penitipan barang pasal 1964 dan seterusnya BW
j. Aneka perjanjian tentang pinjam pakai Pasal 1740 dan seterusnya BW
k. Berbagai perjanjian pinjam-meminjamkredithutang uang dan sebagainya
Pasal 1754 dan seterusnya BW