MANFAAT PENELITIAN RUANG LINGKUP PENELITIAN
Asma didefinisikan juga sebaagai gangguan inflamasi kronik saluran napas yang melibatkan banyak sel dan elemennya. Inflamasi kronik menyebabkan
peningkatan hiperesponsif jalan napas yang menimbulkan gejala episodik berulang berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat dan batuk-batuk terutama
malam dan atau dini hari. Episodik tersebut berhubungan dengan obstruksi jalan napas yang luas, bervariasi dan seringkali bersifat reversibel dengan atau tanpa
pengobatan PDPI, 2006. 2.
Jenis-jenis Asma Asma terbagi menjadi tiga jenis, yaitu alergik, idiopatik dan gabungan
Brunner dan Suddarth, 2002. Asma alergik disebabkan oleh alergen misalnya debu, bulu binatang,
ketome, serbuk sari dan lainnya. Alergen yang umumnya menyebabkan asma ini adalah alergen yang penyebarannya melalui udara dan alergen yang secara
musiman. Pasien asma alergik biasanya memiliki riwayat penyakit alergi pada keluarga dan riwayat pengobatan ekzema atau rhinitis alergik. Paparan alergik
inilah yang mencetuskan terjadinya serangan asma Brunner dan Suddarth, 2002.
Asma idiopatik atau non alergi, merupakan jenis asma yang tidak berhubungan secara langsung dengan alergen spesifik. Faktor-faktor seperti
common cold, infeksi saluran napas atas, aktivitas, emosi, dan polusi lingkungan dapat menimbulkan serangan asma. Beberapa agen farmakologi, antagonis beta-
adrenergik, dan agen sulfite penyedap makanan juga dapat berperan sebagai faktor pencetus. Serangan asma idiopatik atau nonalergik dapat menjadi lebih
berat dan sering kali dengan berjalannya waktu dapat berkembang menjadi bronkhitis dan emfisema. Pada beberapa pasien, asma jenis ini dapat
berkembang menjadi asma gabungan Brunner dan Suddarth, 2002. Asma gabungan, merupakan bentuk asma yang paling sering ditemukan.
Dikarakteristikan dengan bentuk kedua jenis asma alergi dan idiopatik atau nonalergi Brunner dan Suddarth, 2002.
3. Etiologi
Pasien asma meskipun prevalensinya pada populasi Indonesia tidak kecil yaitu 131000 PDPI, 2006, namun etiologi pada asma menurut beberapa
referensi belum ditetapkan dengan pasti Djojodibroto, 2009. Walaupun belum ditetapkan dengan pasti, pada pasien asma terjadi fenomena hiperaktivitas
bronkhus. Bronkus pasien asma sangat peka terhadap rangsang imunologi maupun non imunologi. Karena sifat tersebut, maka serangan asma mudah
terjadi akibat berbagai rangsang baik fisik, metabolisme, kimia, alergen, dan infeksi. Faktor penyebab yang sering menimbulkan asma perlu diketahui dan
sedapat mungkin dihindarkan. Faktor-faktor tersebut adalah: a.
Alergen utama seperti debu rumah, spora jamur, dan tepung sari rerumputan
b. Iritan seperti asap, bau-bauan, dan polutan
c. Infeksi saluran napas terutama yang disebabkan oleh virus
d. Perubahan cuaca yang ekstrem
e. Aktivitas fisik yang berlebihan
f. Lingkungan kerja
g. Obat-obatan
h. Emosi
i. Lain-lain seperti refluks gastro esofagus Somantri, 2007.
Jenis kelamin dan obesitas merupakan faktor resiko asma. Pada jenis kelamin, pria merupakan risiko untuk asma pada anak. Sebelum usia 14 tahun,
prevalensi asma pada anak laki-laki adalah 1,5-2 kali dibanding anak perempuan. Tetapi menjelang dewasa perbandingan tersebut lebih kurang sama
dan pada masa menopause perempuan lebih banyak. Sedangkan pada obesitas atau peningkatan indeks massa tubuh IMT menjadi faktor resiko asma
dikarenakan mediator tertentu seperti leptin dapat memengaruhi fungsi saluran napas
dan meningkatkan
kemungkinan terjadinya
asma. Meskipun
mekanismenya belum jelas, penurunan berat badan pasien obesitas dengan asma, dapat memperbaiki gejala fungsi paru, morbiditas dan status kesehatan
Rengganis, 2008. 4.
Tanda dan Gejala Asma Gejala asma sering timbul pada waktu malam dan pagi hari. Gejala yang di
timbulkan berupa batuk-batuk pagi hari, siang, dan malam hari, sesak napas, bunyi saat bernapas wheezing atau
“ngik..ngik.., rasa tertekan di dada, dan gangguan tidur karena batuk atau sesak napas. Gejala ini terjadi secara reversibel
dan episodeik berulang Yayasan Asma Indonesia, 2008; Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2006; Lewis et al, 2011.
Umumnya terdapat tiga gejala asma, yaitu batuk, dispnea dan mengi. Pada beberapa keadaan, batuk mungkin merupakan satu-satunya gejala. Serangan