ini memuat rumusan-rumusan sesuai dengan isi yang dikehendaki menurut
tujuan tertentu Setiadi, 2007.
Uji reliabilitas instrumen penelitian oleh Mardhiah 2009 dilakukan dengan analisis cronbach alpha dengan hasil koefisen reliabilitas untuk
kuesioner gejala asma mingguan yaitu 0.673. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto 2006, bahwa suatu instrumen akan reliabel jika memiliki nilai
reliabilitas lebih dari 0.600.
G. Pengolahan dan Analisa Data
Analisa data hasil penelitian dilakukan melalui dua tahapan utama yaitu pengolahan data dan analisa data dengan menggunakan komputer. Analisa yang
digunakan pada penelitian ini adalah analisa univariat dan analisa bivariat.
1. Pengolahan Data
a. Editing, adalah upaya untuk memeriksa kembali lembar observasi yang telah
diisi, pengecekan yang dilakukan meliputi kelengkapan, kejelasan, relevansi serta konsistensi jawaban responden. Data yang belum lengkap akan
dikembalikan kepada responden dan untuk diisi kembali pada saat itu juga. b.
Entri data, adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam master tabel atau data base komputer. Entri data pada penelitian ini
menggunakan aplikasi statistik. c.
Cleaning, yaitu proses pengecekan kembali data-data yang telah dimasukkan untuk melihat ada tidaknya kesalahan, terutama kesesuaian pengkodean yang
dilakukan. Apabila terjadinya kesalahan, maka data tersebut akan segera diperbaiki sehingga sesuai dengan hasil pengumpulan data yang dilakukan.
2. Analisa Data
Data yang telah dikumpulkan univariant, dan bivariant kemudian dianalisis dan diinterpretasikan lebih lanjut untuk menguji hipotesa. Dalam penelitian ini,
untuk menganalisa data yang telah dikumpulkan. Analisa data yang dilakukan:
a. Analisa univariant
Yaitu analisa yang dilakukan pada tiap variable dari hasil penelitian.Pada umumnya dalam analisa ini hanya menghasilkan distribusi
dan presentasi dari tiap variable. Data disajikan dalam bentuk table distribusi frekuensi sebagai bahan informasi Notoatmodjo, 2007.
b. Analisa bivariant
Yaitu analisa data yang dilakukan pada dua variable yang diduga mempunyai hubungan atau korelasi Notoatmodjo, 2007.
1. Uji Beda Dua Mean Independen
Uji beda dua mean digunakan untuk mengetahui perbedaan antara kelompok intervensi dan kelompok control. Tahapan yang harus dilalui
adalah:
Menentukan selisih pre test dan post test masing-masing kelompok. Menguji homogenitas varian
Analisa dengan T independen.
Bila Pvalue ≤ 0,05 maka H0 ditolak, artinya ada perbedaan atau
hubungan, namun jika Pvalue ≥ 0,005 maka H0 diterima, artinya tidak
ada perbedaan atau hubungan diantara keduanya.
Untuk melihat seberapa kuat pengaruh teknik pernapasan Buteyko terhadap penurunan gejala asma yaitu dengan menghitung nilai eta
squared, hal ini dilihat pada analisa T dependen maupun T independen. Interpretasi nilai eta squared yang digunakan ialah 0.01 artinya
pengaruh lemah, 0.06 artinya pengaruh sedang dan 0.14 artinya pengaruh kuat Pallant, 2001.
2. Uji Beda Dua Mean Dependent
Uji ini digunakan untuk melihat perbedaan pengaruh teknik pernapasan Buteyko terhadap penurunan gejala asma pada saat pre test
dan post test. Tahapan yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah uji normalitas, setelah diketahui hasilnya normal, maka dilakukan dengan
pengujian uji T dependen. Jika hasilnya tidak normal maka dilakukan pengujian non parametric yaitu uji wilcoxon.