UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Sumatera Barat. Pusat penanaman pohon manggis adalah Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Jawa Barat Jasinga, Ciamis, Wanayasa, Sumatera
Barat, Sumatera Utara, Riau, Jawa Timur dan Sulawesi Utara Prihatman, 2000.
2.5.1 Klasifikasi Tanaman
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Guttiferanales
Family : Guttiferae
Genus : Garcinia
Spesies : Garcinia mangostana L. Hutapea, 1994
2.5.2 Morfologi
Buah manggis memiliki tinggi sekitar 15 meter. Berbatang kayu bulat, tegak, memiliki percabangan simodial dan berwarna hijau kotor. Berdaun
tunggal dengan bentuk lonjong, ujung meruncing, pangkal yang tumpul dan tepi rata, pertulangan menyirip, panjang daun sekitar 20 sampai 25 cm dengan
lebar 6 hingga 9 cm, tebal dan tangkai berbentuk silinder berwarna hijau. Manggis berbunga tunggal dan berkelamin dua berada di ketiak daun dengan
panjang sekitar 1 sampai 2 cm. Buahnya berbentuk bulat dengan diameter 6 sampai 8 cm dan berwarna cokelat keunguan. Bijinya bulat berwarna kuning
dengan diameter 2 cm dan dalam satu buah terdapat 5 sampai 7 biji. Berakar tunggang dengan warna putih kecokelatan Hutapea, 1994.
Berikut adalah gambar morfologi dari buah manggis :
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 2.3 Buah Manggis Garcinia mangostana L.
[Sumber: Koleksi Pribadi]
2.5.3 Kandungan Kimia
Kulit buah manggis Garcinia mangostana L. mengandung flavonoid, xanton dan derivatnya, dan tannin Heyne, 1997; Soedibyo, 1998. Senyawa
metabolit sekunder yang bersifat bioaktif terbesar adalah senyawa xanton dan turunannya. Alfa-
mangostin α-mangostin dan gamma-mangostin - mangostin merupakan senyawa bioaktif xanton yang utama Jung et al.,
β006. Senyawa xanton lain yang terdapat dalam kulit buah manggis adalah - mangostin, gartanin, 8-deoxygartanin, garcinone A, B, C, D dan E,
mangostinon, dan isomangostin Obolskiy et al., 2009; Ji et al., 2007; Walker, 2007.
Senyawa xanton yang terkandung di dalam kulit buah manggis ini merupakan senyawa fenolik yang tergolong dalam kelas polifenol, yang
memiliki aktivitas antioksidan dan manfaat lainnya dalam bidang kesehatan Ji et al., 2007; Walker, 2007. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Chaverri
et al. 2008 disebutkan bahwa alfa-mangostin memiliki berbagai macam bioaktivitas dan merupakan mayor compound dalam ekstrak kulit manggis,
alfa mangostin memiliki aktivitas sebagai antioksidan, anti-inflamasi, anti- malaria,
antitumor, anti-alergi,
anti-bakteri dan
antifungi Pothitirat et al., 2009. Penelitian lain menyebutkan bahwa alfa-mangostin
memiliki aktivitas anti-inflamasi sebaik aktivitasnya sebagai antikanker Wang et al., 2012.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 2.4 Struktur Dasar Xanton
[Sumber: Chaverri et al., 2008]
Gambar 2.5 Struktur Alfa-Mangostin
[Sumber: Sukatta et al., 2013]
Alfa mangostin merupakan serbuk amorfus berwarna kuning yang mempunya titik leleh 180
– 182⁰C dan dapat dilihat menggunakan spektorofotometer Uv-Vis dengan panjang gelombang maksimum 243,4, 254,
316,4, dan 352 nm Aisha et al., 2013; Ahmad et al., 2013. Alfa mangostin memiliki nama IUPAC 1,3,6-trihidroksi-7-metoksi-2,8-bis 3metil-2-butenil-
9H xanten-9on. Rumus molekul : C
24
H
26
O
6
dengan berat molekul 410,46 dan kemurnian :
≥λ8,45 menggunakan HPLC Biopurify. Kestabilan antioksidan pada xanton akan menurun jika dilakukan pemanasan pada suhu
lebih dari 75 ⁰C Suvarnakuta, 2010.
2.5.4 Khasiat dan Kegunaan