Uji Efisiensi Penjerapan Uji Disolusi In Vitro

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.3.5.5 Uji Efisiensi Penjerapan

Jumlah alfa mangostin yang terjerap di dalam mikropartikel ditentukan dengan cara menghitung selisih kadar total terhadap kadar bebas alfa mangostin. Kadar total alfa mangostin dihitung dengan cara menimbang secara akurat 50 mg mikropartikel lalu dilarutkan ke dalam 10 mL metanol pro analisis. Larutan tersebut kemudian disonikasi selama 5 – 10 menit untuk memecah mikropartikel. Hasilnya dihitung absorbansinya pada panjang gelombang 316 nm dan kadarnya dihitung menggunakan persamaan kurva kalibrasi alfa mangostin standar dalam metanol. Sedangkan kadar bebas alfa mangostin dihitung dengan cara menimbang secara akurat 50 mg mikropartikel lalu dilarutkan ke dalam 10 mL kloroforom pro analisis kemudian disaring. Hasil filtratnya diukur serapannya menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 311,5 nm dan kadar alfa mangostin ditentukan menggunakan persamaan kurva kalibrasi alfa mangostin standar dalam kloroform. Kandungan alfa mangostin yang terjerap pada mikropartikel kemudian dihitung dengan menggunakan rumus : Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 29. Kumar et al., 2011, dilakukan modifikasi dan triplo.

3.3.5.6 Uji Disolusi In Vitro

A. Cara pembuatan larutan dapar fosfat pH 6,8 Larutan fosfat dibuat dengan cara melarutkan 50,0 mL kalium dihidrogenfosfat 0,2 M dengan 22,4 mL natrium hidroksida 0,2 N dan diencerkan dengan aquadest hingga 200 mL. Kemudian diaduk dan diatur pH hingga 6,8 Aulton; Depkes RI, 1995. B. Uji disolusi mikropartikel Sejumlah mikropartikel yang mengandung setara dengan 5 mg alfa mangostin dilakukan uji disolusi menggunakan medium dapar fosfat 500 mL pada suhu 37 ⁰±0,5⁰C dengan kecepatan pengadukan 100 rpm dan metode UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dayung tipe 2. Pengambilan cuplikan 3 ml dilakukan dengan interval 5, 15, 30, 45, 60, 90, 120, 180, 240, 300, dan 360 menit. Setelah pengambilan sampel selesai dilakukan analisa menggunakan spektorofotmeter UV-Vis pada panjang gelombang 355 nm Aimen et al., 2013; Yosephine, 2008, dilakukan modifikasi dan triplo. 27 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Formula Mikropartikel

Pada penelitian ini dibuat mikropartikel ekstrak etanol 50 kulit buah manggis yang telah terkarakaterisasi Narulita, 2014 dengan polimer hidroksi propil metil selulosa HPMC. Hasil karakterisasi ekstrak kulit buah manggis selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 25. Berdasarkan hasil karakterisasi diketahui bahwa di dalam ekstrak etanol 50 kulit buah manggis mengandung alfa mangostin sebanyak 4. Alfa mangostin merupakan senyawa terbesar di dalam buah manggis yang berfungsi sebagai antioksidan, namun antioksidan bersifat tidak stabil terhadap lingkungan. Oleh karena itu, ekstrak kulit buah manggis dibuat menjadi sediaan mikropartikel dengan tujuan zat aktif akan terenkapsulasi di dalam penyalut polimer sehingga stabilitas antioksidan dapat terlindungi. HPMC digunakan sebagai polimer penyalut karena telah banyak digunakan sebagai pembawa yang terbukti mampu untuk menjaga stabilitas suatu zat aktif dan melindungi komponen yang tidak tahan terhadap lingkungan Yosephin,2008. HPMC diharapkan mampu membentuk cangkang yang melindungi antioksidan ekstrak kulit buah manggis. Pada proses pembuatan mikropartikel dibuat dalam 3 formula dengan perbandingan ekstrak terhadap HPMC yaitu 1:2 FI, 1:3 FII, dan 1:4 FIII, dengan konsentrasi HPMC 2 bv. Mikropartikel dibuat menggunakan metode semprot kering spray drying karena metode ini mempunyai beberapa keuntungan yaitu ekonomis, menghasilkan mikropartikel dalam waktu yang relatif singkat, menghasilkan randemen yang tinggi, dan operasi alatnya juga sederhana, serta dapat digunakan untuk produksi mikropartikel dalam skala besar. Selama proses semprot kering spray drying zat aktif akan didispersikan ke dalam pelarut yang sesuai dan mengandung polimer, kemudian larutan diubah menjadi serbuk dengan menyemprotkan ke medium pengering panas Nina et al., 2011.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penambahan Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia X Mangostana L.) Terhadap Nilai Spf Krim Tabir Surya Kombinasi Avobenson Dan Oktil Metoksisinamat

4 100 106

Daya Hambat Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Bakteri Enterococcus faecalis Sebagai Alternatif Bahan Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

3 289 97

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana Linn.) pada bakteri Streptococcus mutans sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar dengan Metode Dilusi In Vitro

6 111 48

Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L) Terhadap Porphyromonas Gingivalis Sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

3 81 67

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Fusobacterium nucleatum sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar secara in Vitro

8 89 59

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Enterococcus faecalis sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar (Secara In Vitro)

2 96 63

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana.L) Terhadap Perubahan Makroskopis, Mikroskopis dan Tampilan Immunohistokimia Antioksidan Copper Zinc Superoxide Dismutase (Cu Zn SOD) Pada Ginjal Mencit Jantan (Mus Musculus.L) Stra

3 48 107

Perbandingan Stabilitas Antioksidan antara Ekstrak Etanol 50% Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) dengan Bentuk Mikropartikelnya Menggunakan Meode DPPH

5 70 79

Formulasi dan Uji Aktivitas Antioksidan Krim Anti-Aging Ekstrak Etanol 50% Kulit Buah Manggis (Garcinia magostana L.) dengan Metode DPPH (1,1-Diphenil-2-Picril Hidrazil).

7 47 93

Formulasi dan Karakterisasi Mikropartikel Ekstrak Etanol 50% Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) dengan Metode Semprot Kering (Spray Drying)

2 44 87