27
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Formula Mikropartikel
Pada penelitian ini dibuat mikropartikel ekstrak etanol 50 kulit buah manggis yang telah terkarakaterisasi Narulita, 2014 dengan polimer hidroksi
propil metil selulosa HPMC. Hasil karakterisasi ekstrak kulit buah manggis selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 25. Berdasarkan hasil karakterisasi
diketahui bahwa di dalam ekstrak etanol 50 kulit buah manggis mengandung alfa mangostin sebanyak 4. Alfa mangostin merupakan senyawa terbesar di
dalam buah manggis yang berfungsi sebagai antioksidan, namun antioksidan bersifat tidak stabil terhadap lingkungan. Oleh karena itu, ekstrak kulit buah
manggis dibuat menjadi sediaan mikropartikel dengan tujuan zat aktif akan terenkapsulasi di dalam penyalut polimer sehingga stabilitas antioksidan dapat
terlindungi. HPMC digunakan sebagai polimer penyalut karena telah banyak digunakan sebagai pembawa yang terbukti mampu untuk menjaga stabilitas
suatu zat aktif dan melindungi komponen yang tidak tahan terhadap lingkungan Yosephin,2008. HPMC diharapkan mampu membentuk
cangkang yang melindungi antioksidan ekstrak kulit buah manggis. Pada proses pembuatan mikropartikel dibuat dalam 3 formula dengan perbandingan
ekstrak terhadap HPMC yaitu 1:2 FI, 1:3 FII, dan 1:4 FIII, dengan konsentrasi HPMC 2 bv.
Mikropartikel dibuat menggunakan metode semprot kering spray drying karena metode ini mempunyai beberapa keuntungan yaitu ekonomis,
menghasilkan mikropartikel dalam waktu yang relatif singkat, menghasilkan randemen yang tinggi, dan operasi alatnya juga sederhana, serta dapat
digunakan untuk produksi mikropartikel dalam skala besar. Selama proses semprot kering spray drying zat aktif akan didispersikan ke dalam pelarut
yang sesuai dan mengandung polimer, kemudian larutan diubah menjadi serbuk dengan menyemprotkan ke medium pengering panas Nina et al.,
2011.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Ekstrak didispersikan ke dalam aquadest dibantu dengan pengadukan magnetik, dan HPMC dilarutkan ke dalam aquadest dibantu dengan
pengadukan magnetik. Alasan pemilihan pelarut aquadest didasarkan pada sifat air yang netral, tidak toksik, kelarutan polimer yang digunakan serta
kemampuan alat semprot kering spray drying yang tidak memungkinkan menggunakan pelarut organik. Setelah homogen kedua larutan lalu
dicampurkan dan diaduk dengan homogenizer dengan kecepatan pengadukan ±1000 rpm selama 30 menit sehingga membentuk suatu dispersi yang
homogen. Setelah itu dispersi ekstrak dalam larutan HPMC diukur viskositasnya menggunakan viscometer Brookfield menggunakan spindle
nomor 2 pada variasi kecepatan yang berbeda. Evaluasi viskositas dilakukan untuk mengetahui kekentalan sehingga dapat mengetahui respon aliran
formula ketika akan disemprotkan ke dalam alat semprot kering. Hasil viskositas dari tiap formula menunjukkan nilai viskositas 100cPs. Hal ini
sesuai dengan uji pendahuluan yang dilakukan bahwa dengan viskositas 100 cPs dapat mengalirkan larutan di dalam selang alat semprot kering spray
drying.
Tabel 4.1 Viskositas Formula Mikropartikel Ekstrak Kulit Buah Manggis
Larutan yang masuk ke dalam alat semprot kering spray drying akan disemprotkan ke dalam tabung dengan suhu panas untuk menguapkan pelarut
yang digunakan, selanjutnya akan melewati tabung vakum dengan suhu rendah sehingga terbentuk mikropartikel. Spesifikasi yang digunakan
berdasarkan hasil optimasi yang dilakukan terhadap alat semprot kering spray drying yaitu suhu inletoutlet adalah 165
– 170⁰ 75 – 80⁰C, blower 0,35 – 0,42, dan atomizing 6 kPa. Berdasarkan penelitian Rosidah 2010, suhu yang
Formula Viskostas cps
FI 29
– 52 FII
21 – 55
FIII 23
– 61
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dipakai untuk pengeringan dipilih melalui optimasi untuk menghasilkan mikropartikel yang kering dan tidak lembab, karena jika mikropartikel yang
dihasilkan lembab maka serbuk mikropartikel akan melekat dan membentuk agregat.
4.2 Kurva Kalibrasi Alfa Mangostin