Pernyataan diatas sesuai dengan yang diutarakan oleh beberapa informan penelitian:
“Saya mulai menikmati penggunaan facebook daripada situs pertemanan yang lain karena lebih canggih, lebih interaktif dan lebih cepat. Saya sampai heran,
padahal tiap halamannya penuh script tapi dibukanya masih cepat, H, pr, 22 tahun
Diperkuat oleh informan berikut:
“Setelah ada facebook kita jarang sekali mengggunakan fasilitas lain, karena facebook lebih lengkap, dan variasi aplikasinya sangat up to date, secara teknis
facebook jauh lebih aman dan terjamin dibandingkan dengan situs pertemanan lain”. A, lk, 23 tahun
Juga diperkuat oleh informan berikut:
Facebook memang lebih lengkap, dari mulai yahoo messenger Ym sampai plurk, sharing foto sama video, bahkan nge-blog juga bisa pake facebook, awalnya
saya sangat malas membuat account untuk facebook, tapi setelah dipikir-pikir, sharing fotonya itu sangat menguntungkan buat saya yang tidak punya kamera, jadi
saya ikut bergabung di Facebook. H, pr, 22 tahun
4.4.3. Perilaku Sosial Mahasiswa dalam Penggunaan Facebook
Perilaku sosial memusatkan perhatiannya kepada hubungan antara individu dan lingkungannya yang terdiri atas bermacam-macam objek sosial dan non sosial.
Perilaku sosial adalah tingkah laku individu yang berlangsung dalam hubungannya dengan faktor lingkungan yang menghasilkan akibat-akibat atau perubahan dalam
faktor lingkungan yang menimbulkan perubahan terhadap tingkah laku. B.F. Skinner 1953,1957,1974 membantu fokus perilaku behavior melalui percobaan yang
dinakan operant behavior dan reinforcement. Yang dimaksud dengan operant behavior adalah setiap perilaku yang beroperasi dalam suatu lingkungan dengan cara
tertentu, lalu memunculkan akibat atau perubahan dalam lingkungan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Misalnya, jika kita tersenyum kepada orang lain yang kita hadapi, lalu secara umum, akan menghasilkan senyuman yang datangnya dari orang lain tersebut. Dalam
kasus ini, tersenyum kepada orang lain tersebut merupakan operant behavior. Yang dimaksud dengan reinforcement adalah proses dimana akibat atau perubahan yang
terjadi dalam lingkungan memperkuat perilaku tertentu dimasa yang akan datang. Facebook.com merupakan salah satu penyedia layanan jaringan sosial di
dunia maya. Beberapa fitur yang ditawarkan memudahkan para user untuk berekspresi dalam menarik perhatian para user lainnya dan nantinya akan berkenalan
dan membentuk jaringan pertemanan baru. Apabila satu user telah masuk ke dalam komunitas yang dibentuk maka dia akan dapat mengakses segala informasi dari user
yang telah dimasukinya. Facebook telah memfasilitasi pembentukan jalinan pertemanan dikalangan penggunanya tanpa harus ada kontak langsung antara para
pengguna. Begitu mudahnya mengakses teman-teman sehingga jaringan pertemanan dapat dengan cepat terbentuk tanpa perantaraan orang, tanpa banyak prosedur yang
membingungkan. Sangat jarang dijumpai jaringan power yang mengikat anggotanya dalam struktur jaringan yang memiliki kewajiban yang mesti dijalankan oleh
anggotanya. Disini yang ada hanya emosi, kalau terus di pupuk dapat menjadi erat, tidak ada paksaan, para pelaku melakukan kegiatan apapun dengan sukarela.
Selain facebook.com tentu banyak sekali situs serupa dengan penawaran yang sama dengan facebook, fitur-fitur yang hampir sama, seperti friendster.com,
myspace.com, hi5.com, lifeconector.com, multiply.com. Semua situs-situs ini mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing, tetapi disamping itu semua
situs jaringan pertemanan memberikan sensasi yang lain dalam berteman. Masuknya
Universitas Sumatera Utara
facebook mengantarkan penggunanya ke alam yang penuh semangat baru, membuat penggunanya ingin terus-menerus berada didalamnya.
Sama dengan hal lainnya, penggunaan Facebook tidak akan menimbulkan dampak yang buruk jika digunakan sebagaimana mestinya, normal, dan tidak
berlebihan. Namun, jika terlalu sering menggunakan fasilitas ini, dikhawatirkan akan terjadi ketergantungan yang tidak sehat, serta penyalahgunaan fasilitas yang tidak
benar. Beberapa pengaruh penggunaan dan penyalahgunaan Facebook di kalangan
anak muda adalah : •
Kurangnya waktu untuk belajar dan mengerjakan tugas. •
Kurangnya waktu untuk bersosialisasi dan berinteraksi secara langsung dengan orang lain dan lingkungan.
• Membuat lupa waktu sehingga pola hidup tidak teratur.
• Masyarakat terbiasa melalukan hal-hal dengan praktis, sehingga tidak
termotivasi untuk melakukan hal-hal yang sulit. •
Pola finansial yang terkesan membuang-buang uang. •
Penyebaran foto-foto yang tidak sopan. •
Perceraian, karena dapat berteman dan berkomunikasi secara bebas, situs pertemanan seperti Facebook dapat menimbulkan kecemburuan
dan perselingkuhan. •
Menyebabkan seseorang mengalami kesulitan untuk membedakan hal nyata dan tidak nyata, yaitu gejala penyakit neurotik skizofrenia.
Universitas Sumatera Utara
• Membuat seseorang menjadi ingin tahu urusan orang lain.
• Beredar banyak kata-kata yang tidak sopan.
• Pamer.
• Sering dijadikan ajang untuk membicarakan narkoba dan seks. Dari
sebuah studi yang dilakukan oleh ilmuwan asal University of Washington, terungkap kalau 54 persen remaja yang tergabung di
Facebook dan Myspace, sering membicarakan hal yang sensitif seperti narkoba dan seks di forum ini.
• Menyebabkan gejala kenarsisan. Para peneliti mengatakan bahwa
jumlah pesan dan postingan di halaman 130 pengguna Facebook sangat berkorelasi dengan seberapa narsisnya mereka. Pimpinan studi
Laura Buffardi Ph.D, mengatakan bahwa ini setara dengan seberapa narsisnya mereka di dunia nyata. Orang yang narsis di Facebook bisa
ditandai dengan tampilan yang glamour pada foto diri utama mereka. Di studi terdulu, ilmuwan menemukan bahwa halaman personal Web
sangat popular di kalangan kaum narsis, namun bukan berarti semua pengguna Facebook adalah narsis. Ditemukan, bahwa orang narsis bisa
jadi terlihat sangat menarik, narsis bisa diarahkan ke hal yang positif jika ditujukan kepada kegiatan dan hal-hal yang positif, biasanya
orang-orang ini tergolong kreatif.
Universitas Sumatera Utara
Ketika ruang interaksi virtual ala Facebook mendominasi keseharian masyarakat, tentu saja waktu untuk berkumpul secara nyata ikut berkurang. Perlahan
sisi humanis memudar karena perhubungan di Facebook lebih mengedepankan imajinasi dan visualisasi.
Facebook yang muncul dengan latar belakang Amerika Serikat tentu tidak lepas dari kultur individualistik masyarakatnya. Meski demikian, hasrat alamiah ingin
berinteraksi dengan orang lain tidak bisa mereka bendung. Maka diciptakanlah ruang- ruang yang bisa menyalurkan hasrat alamiah ini dengan tetap mempertahankan sikap
individualistik itu. Tentu sarana yang tepat adalah internet dengan situs jaringan sosial yang bisa diakses secara privatsendirian, tanpa harus melibatkan “emosional
humanistik”, kecuali rasa kepercayaan trust saja. Berbeda dengan kultur masyarakat Indonesia yang komunal. Tempat ekspresi
individu lebih sering dilakukan di komunitas sosial baik itu payuguban maupun organisasi masyarakat, ataupun organisasi keagamaan. Keterlibata didasarkan pada
satu tujuan bersama dan ikatan emosional. Dorongan yang muncul karena ada rasa “Saya ada bagian tak terpisahkan dari komunitas ini”.
Pernyataan diatas sesuai dengan yang diutarakan oleh beberapa informan penelitian :
Penggunaan IT memang penting seiring dengan perkembangan dan tuntutan era globalisasi itu. Penggunaan Facebook secara berlebihan sehingga menyita waktu
menjadikan orang lebih terisolasi atau memicu orang untuk mengisolasikan diri. Akibatnya, hubungan mulai menjadi kering ketika para individunya menghindari
pertemuan dengan teman-teman atau keluarga dan lebih memilih berlama-lama menatap komputer atau ponsel. Malah ketika akhirnya berinteraksi dengan teman-
temannya menjadi gelisah karena berpisah dari komputernya” H, lk, 23 tahun
Universitas Sumatera Utara
Diperkuat oleh informan berikut: “Keranjingan pada Facebook ini adalah salah satu sinyal bahwa masyarakat
Indonesia semakin melek teknologi informasi yang sedang menjadi tren di dunia global. Namun, dengan semakin modern peradaban dunia global, kebutuhan manusia
modern akan pengakuan terhadap eksistensi diri mereka dengan bersosialisasi dengan orang lain di sekeliling mereka sebagai kebutuhan dasar manusia biasa
semakin sulit untuk terpenuhi”.B, lk, 23 tahun
Juga diperkuat oleh informan berikut: “Pada dasarnya, setiap orang itu bangga dengan dirinya, bangga dengan
foto diri, bangga dengan wajahnya serta bangga dengan momen-momen terbaiknya sehingga sangat memuaskan batin jika kebanggaan tersebut dapat di lihat oleh orang
lain, bahkan jutaan orang di internet. Ini adalah sifat dasar manusia yang kemudian mendorong Facebook untuk menjadi candu dalam diri sendiri. Dengan kata lain,
Facebook menjadi sebuah media berekspresi bagi para narsis di seluruh dunia”.R, lk, 23 tahun
Namun, sesuatu yang wajar juga ketika teknologi masuk ke areal tertentu dapat berdampak negatif terhadap penggunanya. Perubahan-perubahan sudah barang
tentu turut andil. Masuknya facebook mengantarkan penggunanya ke alam yang penuh semangat baru, membuat penggunanya ingin terus-menerus berada
didalamnya, bahkan menjadi candu apabila tidak dapat mengontrol diri. Beredar bebasnya informasi juga membuka lebar wacana negatif seperti pornografi, profokasi
dan sebagainya. Kehadiran situs-situs ini berdampak juga pada sikap konsumerisme mahasiswa, karena sudah kecanduan sehingga tidak tampak manfaat yang sebenarnya
dari facebook itu sendiri sebagai situs jaringan sosial.
Universitas Sumatera Utara
4.4.4. Jaringan online