Latar Belakang Masalah Bergabungnya Kroasia menjadi anggota uni Eropa

4 menjamin demokrasi, aturan hukum, hak asasi manusia, dan perlindungan bagi kaum minoritas, serta kebutuhan ekonomi pasar. Selain itu, The Copenhagen Criteria juga berfungsi sebagai seperangkat aturan yang menentukan apakah suatu negara memenuhi syarat atau tidak untuk bergabung dengan Uni Eropa. 8 Setelah melalui proses tersebut, Uni Eropa mulai memeriksa bahwa suatu negara harus mengadopsi hukum Uni Eropa, termasuk akumulasi undang-undang, tindakan hukum, dan keputusan pengadilan yang dikenal dengan Acquis Communautaire. Untuk menjadi anggota Uni Eropa, suatu negara harus mematuhi Acquis Communautaire yang bersifat mengikat, mematuhi setiap peraturan, serta mengubah hukum nasional negara tersebut dengan mengadopsi hukum Uni Eropa. Hal ini berarti negara kandidat harus menyiapkan atau mengubah badan administratif atau peradilan agar sesuai dengan syarat yang diberikan oleh Uni Eropa. 9 Setelah itu, dimulailah negosiasi antara negara kandidat dengan Uni Eropa. Dalam proses negosiasi untuk menjadi anggota Uni Eropa, Kroasia mengalami beberapa hambatan yang menyebabkan tertundanya proses aksesi. Penyebabnya adalah sejumlah isu seputar hubungan Kroasia dengan The International Criminal Tribunal for the Former Yugoslavia ICTY, suatu badan pengadilan hukum PBB yang berurusan dengan kejahatan perang yang terjadi selama konflik di wilayah Balkan ditahun 1990-an. Hubungan Kroasia dengan ICTY mengalami kerenggangan karena pemerintah Kroasia tidak bersikap tegas dalam menyerahkan Jenderal Ante Gotovina ke dalam tahanan untuk diinterogasi oleh ICTY. Ante Gotovina merupakan orang yang berperan sebagai aktor intelektual dalam konflik di Balkan. 8 Nicolai Wammen, 2013, 20 Years that Changed Europe The Copenhagen Criteria and the Enlargement of the European Union, Conference Report, Copenhagen, hal. 5 9 Stephen J. Silvia dan Aaron Beers Samp, 2003, Acquis Communautaire and European Exeptionalism: A Genealogy, European Union Studies Center , ACES Working Paper Series Paul H. Nitze School of Advanced International Studies 1717 Massachusetts Ave NW, hal. 20-21 5 Namun demikian, masalah ini diselesaikan pada tahun 2005 setelah Ante Gotovina dibawa ke ICTY untuk diinterogasi. Jaksa kepala ICTY, Carla Del Ponte kemudian menyatakan bahwa Kroasia menjadi lebih kooperatif dengan ICTY. Hal tersebut kemudian melancarkan kembali proses negosiasi aksesi Kroasia ke dalam Uni Eropa hingga tahun 2008. 10 Namun demikian, pada akhir tahun 2008 Slovenia menolak pencalonan Kroasia karena masih ada masalah perbatasan yang belum diselesaikan antara kedua negara tersebut. Kondisi ini membuat pembahasan pencalonan Kroasia akhirnya terpaksa terhenti selama 10 bulan. Keadaan ini berusaha diredam dengan kesepakatan Kroasia dan Slovenia untuk menggunakan mediasi internasional. Akhirnya, Slovenia menyetujui pencalonan Kroasia sebagai anggota Uni Eropa. Pada bulan September 2009, proses negosiasi antara Uni Eropa dengan Kroasia kembali dibuka. Setelah menunda negosiasi selama sepuluh bulan, sengketa itu akhirnya diselesaikan ketika Slovenia mengumumkan bahwa mereka akan menarik keberatan untuk negosiasi Kroasia dengan Uni Eropa. 11 Kroasia menyelesaikan negosiasi aksesi setelah penandatanganan Perjanjian Aksesi pada tahun 2011 dan mengadakan referendum nasional pada tahun 2012, dengan 66,27 pemilih di Kroasia setuju untuk bergabung dengan Uni Eropa. Keanggotaan Kroasia dalam Uni Eropa akan resmi setelah 27 anggota Uni Eropa dan Kroasia meratifikasi Perjanjian Aksesi tersebut. Dengan demikian, tepat pada 1 Juli 2013 Kroasia resmi menjadi anggota Uni Eropa. 12 Bertitik tolak dari uraian di atas, maka skripsi ini menganalisis faktor-faktor yang melatarbelakangi bergabungnya Kroasia untuk menjadi anggota Uni Eropa. Isu ini merupakan 10 Arabella Thorp, 2011, Croatia : the Closing Stages of EU Accession, International Affairs and Defence Section, SNIA6157, House of Commons Library, hal. 3 11 Ibid. 12 Kartin Retzer dan Alja Poler De Zwart, 2013, Croatia set to join the European Union: What this means for data protection compliance, Morrison Foerster LLP | mofo.com Attorney Advertising. 6 hal yang menarik untuk diteliti karena proses masuknya Kroasia mengalami hambatan-hambatan yang kemudian menunda proses aksesi tersebut. Pada dasarnya kebijakan Kroasia ini diarahkan untuk mencapai kepentingan politik dan ekonomi Kroasia. Oleh karena itulah, kebijakan Kroasia menjadi salah satu isu penting yang dapat menentukan masa depan Kroasia.

B. Pertanyaan Penelitian

Faktor apa saja yang mempengaruhi bergabungnya Kroasia untuk menjadi anggota Uni Eropa? C. Kerangka Pemikiran  Teori Kebijakan Luar Negeri Konsep kebijakan luar negeri foreign policy merupakan seperangkat rencana dan komitmen yang menjadi pedoman bagi perilaku pemerintah dalam berhubungan dengan aktor- aktor lain di lingkungan eksternal yang bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup suatu negara. Selanjutnya, rencana dan komitmen tersebut diterjemahkan ke dalam langkah atau tindakan yang nyata berupa mobilisasi sumber daya yang diperlukan untuk menghasilkan suatu efek dalam pencapaian tujuan. 13 Berbeda dengan pendapat Rosneau, Holsti mendefinisikan kebijakan luar negeri sebagai tindakan atau gagasan yang dirancang oleh pembuat kebijakan untuk memecahkan masalah atau mempromosikan suatu perubahan dalam lingkungan, yaitu dalam kebijakan sikap atau tindakan dari negara lain. 14 Selanjutnya, terdapat dua faktor yang mempengaruhi kebijakan luar negeri suatu negara yang terdiri dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah semua kondisi yang berasal 13 James N. Rosenau, 1969, International Politics and Foreign Policy a Reader in Research and Theory, London: a Division of Macmillan Publishing Co., Inc., hal. 27-32 14 K.J. Holsti, 1992, International Politics A Framework For Analysis dalam Sixth Edition, Printed in the United State of America: Prentice –Hall.Inc., hal. 45 7 dari negara yang bersangkutan, seperti: 15 a kepentingan ekonomi dan keamanan economicsecurity needs. b geografi dan karakteristik topografi geographical and topographical characteristic. c atribut nasional national attributes, faktor ini dapat diartikan sebagai karakteristik umum dari sebuah negara bangsa. d struktur pemerintahphilosofi government structure and philosophy, yaitu struktur yang digunakan oleh suatu negara. e opini publik public opinion, hanya diberlakukan bagi masyarakat yang memiliki kebebasan penuh untuk menyuarakan aspirasinya kepada pemerintah. f Birokrasi bureaucracy, mengenai proses kebijakan luar negeri suatu negara. Terakhir adalah g pertimbangan etik ethical consideration, mengacu pada tindakan apa yang dilakukan oleh suatu negara untuk dapat mencapai tujuannya. Di sisi lain, faktor eksternal terdiri dari: pertama, struktur sistem internasional structure of the system,yang mengacu pada tatanan internasional. Kedua, karakteristikstruktur ekonomi internasional characteristicsstructure of world economy, mengacu pada perkembangan sistem perekonomian dunia.Ketiga, kebijakan dan tindakan aktor lain the policies and actions of other state, yaitu respon dari pihak lain atau negara lain terhadap isu internasional yang sedang terjadi. Keempat, masalah global dan regional yang berasal dari pihak swasta global and regional private problems arising from private activities, mengacu pada masalah-masalah yang dilakukan oleh pihak swasta.Kelima, hukum internasional dan opini publik international law and world opinion. 16 Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi kebijakan luar negeri suatu negara. Namun demikian, untuk menganalisanya, dapat dilakukan dengan mempertimbangkan atau menjelaskan satu atau beberapa faktor saja yang mempengaruhi kebijakan tersebut. Ini 15 Ibid., hal 271 16 Ibid. hal. 287 8 merupakan cara yang sederhana untuk menganalisa kebijakan luar negeri. 17 Dengan demikian, melalui faktor internal dan eksternal dalam konsep kebijakan luar negeri tersebut, maka difokuskan pada faktor internal yaitu kepentingan ekonomi, politik dan keamanan. Sedangkan faktor eksternal difokuskan pada struktur dalam karakteristikstruktur internasional.  Teori Kepentingan Nasional Kepentingan nasional national interest merupakan keseluruhan nilai-nilai yang meliputi aspek ekonomi, politik dan sosial yang dimiliki oleh negara. Selain itu, kepentingan nasional menjadi tujuan mendasar dan faktor utama dalam perumusan kebijakan luar negeri. Daniel S. Papp mengatakan bahwa dalam national interest terdapat beberapa aspek, seperti ekonomi, ideologi, kekuatan dan keamanan militer, moralitas dan legalitas. 18 Lebih lanjut, kepentingan nasional merupakan konsepsi yang sangat umum tetapi merupakan unsur yang menjadi kebutuhan sangat vital bagi negara karena menjadi tujuan mendasar serta faktor paling menentukan yang memandu para pembuat keputusan dalam merumuskan politik luar negeri. Dengan demikian, kepentingan nasional sering dijadikan tolok ukur atau kriteria pokok bagi para pengambil keputusan decision makers masing-masing negara sebelum merumuskan dan menetapkan sikap atau tindakan. Bahkan setiap langkah kebijakan luar negeri Foreign Policy perlu dilandaskan kepada kepentingan nasional dan diarahkan untuk mencapai serta melindungi apa yang dikategorikan atau ditetapkan sebagai kepentingan nasional. 19 Dengan demikian, dalam mewujudkan kepentingan nasional, suatu negara berusaha melindungi dan mempertahankan 17 Marijke Breuning, 2007, Foreign Policy Analysis A Comparative Introduction, New York: Palgrave Macmillan, hal. 9 18 Daniel S. Papp, 1988, Contemporary International Relation: A Framework for Understanding, 2nd edn, MacMillan Publishing Company , New York, hal. 29. 19 T.May Rudy, 2002, Study Strategis dalam transformasi sistem Internasional Pasca Perang dingin, Refika Aditama, Bandung, hal 116 9 dirinya dari pihak lain yang dapat mengancam kelangsungan dan pemenuhan kebutuhan suatu negara. Selain uraian di atas kepentingan nasional juga dapat diidentifikasi dengan melihat jangka waktu yang dibutuhkan untuk mencapainya, yaitu: a Core values merupakan kepentingan yang dianggap paling vital bagi negara dan menyangkut eksistensi suatu negara. Karena merupakan kepentingan yang sangat tinggi nilainya maka suatu negara bersedia untuk berperang dalam mencapainya. Contohnya ialah melindungi daerah-daerah wilayahnya, menjaga dan melestarikan nilai-nilai hidup ideology yang dianut suatu negara. b Middle-range objectives, meliputi segala macam keinginan yang hendak dicapai masing-masing negara, namun mereka tidak bersedia berperang karena masih terdapat kemungkinan lain untuk mencapainya. Cara yang ditempuh misalnya melalui jalan perundingan atau kerjasama, biasanya mencakup kebutuhan memperbaiki perekonomian suatu negara. c Long-range goals, merupakan kepentingan nasional yang bersifat ideal, misalnya keinginan mewujudkan perdamaian dan ketertiban dunia. 20  Teori Regionalisme Munculnya regionalisme dalam perpolitikan dunia mendapat reaksi positif dan optimis dari para aktor internasional, khususnya negara. Regionalisme didasari oleh perdamaian, keamanan dan pembangunan. Lebih lanjut, regionalisme juga bertujuan untuk meningkatkan hubungan antarnegara yang letak geografisnya berdekatan dan latar belakang sejarah yang sama. Pengertian regionalisme mengacu pada kerjasama transnasional dalam bidang ekonomi, politik, 20 Angelo Codevilla dan Paul Seabury, 2006, War: Ends and Means, 2 nd edition :Potomac Books Inc, hal. 141