Faktor Internal Bergabungnya Kroasia menjadi anggota uni Eropa

46 Untuk menjadi anggota Uni Eropa, Kroasia harus melakukan reformasi ekonomi dalam upaya mengatasi tekanan dan kekuatan pasar Uni Eropa yang kompetitif. Namun demikian, secara umum Kroasia mengalami peningkatan GDP Gross Domestic Product selama menjalani proses menjadi anggota Uni Eropa. Sejak tahun 2000 GDP Kroasia berkembang, dibuktikan pada tahun 2006 pertumbuhan GDP Kroasia meningkat menjadi 4,5, dibandingkan pada 2005 yaitu 4,3, dan 3,8 pada 2004. Total pertumbuhan GDP ini didorong oleh pertumbuhan domestik Kroasia yang terus meningkat. Selain itu, semakin banyak investor asing dan meningkatnya jumlah ekspor Kroasia menjadi faktor penting dalam peningkatan GDP negaranya. 97 Selain itu, pada 2006, rata-rata pendapatan per kapita Kroasia dinyatakan mencapai 49 dari rata-rata pendapatan negara anggota Uni Eropa. Adanya hal ini merupakan prestasi bagi Kroasia karena angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan Bulgaria sebesar 33 dan Rumania sebesar 34 dari rata-rata pendapatan per kapita negara anggota Uni Eropa. Pernyaataan ini juga membuktikan bahwa angka yang diraih oleh Kroasia lebih tinggi dibandingkan negara kandidat lainnya seperti Turki sebesar 28 dan Makedonia dengan 26 dari rata-rata pendapatan per kapita Uni Eropa. Hal inilah yang dapat menggambarkan peningkatan ekonomi Kroasia selama menjalani proses sebagai Negara kandidat. Upaya ini dilakukan Kroasia dengan tetap memlihara stabilitas ekonomi negaranya dan menggunakan dana bantuan dari uni Eropa secara efektif. 98 Namun demikian, Kroasia masih memiliki proses panjang dalam upaya meningkatkan perekonomian negaranya karena ia akan masuk ke dalam pasar tunggal Uni Eropa. Dalam hal ini, perusahaan-perusahaan Kroasia harus mampu bersaing di tingkat perdagangan Eropa. Sebagai anggota Uni Eropa dan bagian dari peserta pasar tunggal akan menjalani kompetisi 97 Konrad Adenauer Stiftung, 2007, Croatia in the European Union: What can the Citizens Expect?, Institute for International Relations, Zagreb, hal. 7-8 98 Ibid. 47 dengan perusahaan-perusahaan asing. Adanya keterbukaan pasar ini akan membawa manfaat yang baik untuk investasi asing di Kroasia bukannya mengancam perkembangan ekonomi di dalam negeri. 99 Keanggotaan Kroasia dalam Uni Eropa memiliki konsekuensi yang berbeda di setiap segmen, beberapa segmen akan mendapatkan keuntungan sedangkan yang lainnya belum tentu mendapatkannya. Oleh karena itu, Kroasia harus mempersiapkan kapasitas bidang kewirausahannya agar siap dalam menjalani pasar tunggal Eropa yang bersifat kompetitif. Selain itu, Kroasia juga akan mengalami dampak sosial yang besar yang ditandai dengan warga Kroasia akan mendapatkan kesempatan untuk menginvestasikan uang mereka di sekuritas asing dan lembaga hukum akan mendapatakan kesempatan untuk mengelola aset mereka di lingkungan yang lebih aman. 100 Dalam jurnal yang berjudul Croatia’s First Year of EU Membership: Have the Expectations Been Fulfilled?, Visnja Samardzija menyatakan bahwa terdapat tiga faktor ekonomi yang melatarbelakangi masuknya Kroasia ke dalam Uni Eropa, pertama: meningkatkan perekonomian kawasan Balkan Barat. Setelah menjadi anggota Uni Eropa, sepertinya Kroasia dapat menempatkan diri dengan baik. Hal ini dimulai dengan kebijakan Kroasia yang pro-aktif terhadap wilayah regionalnya. Kroasia berperan sebagai jembatan yang menghubungkan Uni Eropa dengan Balkan Barat dengan cara mempromosikan kerjasama regional yang didukung oleh kebijakan perluasan Uni Eropa. Selain itu, Kroasia juga memperkenalkan pendekatan baru dalam memperkenalkan Uni Eropa di wilayah Balkan Barat yaitu dengan mengadakan seminar dan workshop yang dikelola oleh Council for Transition Process Centre of Excellency yang 99 Ibid. 100 Ibid., hal. 10 48 dibentuk oleh the Ministry of Foreign and European affairs MFEA. Dengan cara inilah Kroasia dapat meningkatkan perkembangan ekonomi di wilayah regionalnya. 101 Kedua, Kroasia mengajukan kebijakan peningkatan gas regional kepada Uni Eropa. Dalam hal ini Kroasia mendukung pembangunan Southern Gas Corridor untuk memperlancar aliran gas ke Kroasia. Dengan adanya hal ini dapat menjamin ketersediaan gas alam dan memperkuat keamanan energi Kroasia. Dalam hal ini, Rusia menyarankan pembangunan pipa South Stream, senilai 5,5 miliar meter kubik gas Rusia setiap tahunnya ke Eropa melalui Balkan. 102 Dengan adanya aliran gas yang melalui Balkan maka akan mempermudah akses Kroasia untuk mendapatkan energi gas sehingga memberi manfaat bagi ketersediaan energi gas di Krosia. Ketiga, Setelah terjadinya banjir pada 2014 lalu, yang mengakibatkan kerusakan di Bosnia dan Herzegovina, Croatia and Serbia maka Kroasia berinisiatif membangun mekanisme manajemen pencegahan krisis dan penanggulangan bencana alam dengan meminta dukungan dari Uni Eropa. 103 Dengan adanya penanggulangan yang baik terhadap terjadinya bencana alam maka akan mengurangi kerugian Kroasia apabila terjadi banyak kerusakan setelah bencana. Oleh karena itu, tujuan Kroasia ini dapat menunjang perkembangan ekonomi negaranya. Selain uraian di atas, adanya European Neighborhood Policy ENP juga memiliki implikasi positif bagi perkembangan ekonomi Kroasia debagai anggota Uni Eropa. Kebijakan ini memiliki tujuan untuk mempromosikan pemerintahan yang baik dan pembangunan sosial yang berkesinambungan di lingkungan Eropa melalui empat hal yaitu jalur politik yang lebih dekat, 101 Op.cit., Samardzija Visnja, hal. 4-5 102 Edward Lucas, 2008, The New Cold War Putin’s Russia the next phase – A Report to the Trilateral Commission, The Trilateral Commission, hal. 177 103 Ibid. 49 integrasi ekonomi, dukungan untuk mencapaistandar Uni Eropa dan bimbingan menuju perubahan ekonomi dan sosial. 104 Tujuan dari ENP ini adalah Action Plans bilateral antara Uni Eropa dengan negara-negara tetangganya. Agenda politik dan reformasi ekonomi ditetapkan dengan prioritas jangka pendek dan menengah yaitu sekitar 3-5 tahun. Berdasarkan wilayah geografisnya, ENP dibagi menjadi tiga area utama yaitu: pertama, di Eropa Timur mencakup Rusia, Ukraina, Belarus, dan Moldova. Kedua, Mediterania Selatan yaitu Algeria, Mesir, Israel, Yordania, Libanon, Libya, Maroko, Suriah, Tunisia dan otoritas Palestina. Ketiga, wilayah Kaukasus Selatan yaitu Armenia, Azerbaijan dan Georgia. 105 Dengan adanya ENP yang semakin memperluas kerjasama ekonomi antara Uni Eropa dengan negara tetangganya akan berdampak positif bagi peningkatan ekonomi negara anggota Uni Eropa, termasuk Kroasia. Bertitik tolak dari uraian di atas, faktor lainnya yang mempengaruhi Kroasia adalah adanya pasar tunggal atau yang dikenal dengan Single Market. Dalam Single Market Uni Eropa ini ditujukan untuk pertumbuhan ekonomi, daya saing dan memfasilitasi mobilitas pekerja, membiayai usaha kecil dan menengah, perlindungan konsumen, perpajakan, transportasi Eropa, dan perluasan jaringan energi. Lebih lanjut, pasar tunggal memungkinkan perusahaan untuk beroperasi pada skala yang lebih besar, sehingga meningkatkan kapasitas perusahaan tersebut untuk berinovasi sehingga dapat menarik banyak investor. Selain itu, kondisi ekonomi akan semakin produktif dan dapat menghasilkan lapangan pekerjaan. 106 104 Roberto Aliboni, 2005, The Geopolitical Implications of the European Neighbourhood Policy, European Foreign Affairs Review 10, hal. 2 105 European Commission, 21 Mei 2012, The Policy: What is European Neighbourhood Policy, dalam http:ec.europa.euworldenppolicy_en.htm diakses pada 19 April 2015 106 European Commission, Europe’s Single Market Benefits EU Citizens and Business, dalam http:ec.europeinternal_marketpublicationsdocscitizens_en.pdf diakses pada 23 April 2015 50 Oleh karena itu, dengan adanya uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kepentingan internal dalam bidang ekonomi bagi Kroasia adalah meningkatkan meningkatkan perekonomian negaranya dengan terlibat langsung pada kerjasama ekonomi Uni Eropa dalam ENP dan Single Market. Dengan demikian, Kroasia mengharapkan kondisi perekonomian negaranya akan stabil. A.3. Peningkatan Stabilitas Politik Dalam proses menjadi anggota kandidat Uni Eropa, maka Kroasia merasakan dampak positif bagi kondisi internal negaranya. Hal ini dikarenakan Kroasia harus memenuhi ketentuan yang diberikan oleh Uni Eropa. Dalam hal ini, Kroasia juga harus memiliki standar politik yang sesuai dengan kriteria politik Uni Eropa yaitu stabilitas institusi yang dapat menjamin demokrasi, peraturan yang berlandaskan hukum dan menghormati serta melindungi kelompok minoritas. Peningkatan demokrasi ini dibuktikan pada saat Parliamentary elections yang dilaksanakan pada Desember 2011 dengan proses yang adil dan transparan. 107 Pemerintahan yang demokratis menurut peraturan Uni Eropa adalah pemerintahan yanga melibatkan partisipasi publik, kesetaraan atau persamaan hak, pemilu yang demokratis, dan kebebasan berpendapat. Bergabungnya Kroasia menjadi anggota Uni Eropa juga berdampak pada kondisi politik negaranya, khususnya pada permasalahan korupsi. Seperti yang kita ketahui bahwa untuk menjadi anggota Uni Eropa maka setiap anggota kandidat harus menyelesaikan permasalahan korupsi di masing-masing negara. Untuk pertama kalinya, pada 2001-2002 Kroasia membentuk program anti korupsi dan Action plan for Republic of Croatia yang menyatakan bahwa “political 107 European Commission, 10-10-2012, Communication From The Commission to The European Parliament and The Council on the Main Findings of the Comprehensive Monitoring Report on Croatia’s state of preparedness for EU membership, Brusseles, hal. 4 51 commitment for fight against corruption is as well based on international obligations of the Republic of Croatia”. 108 Pada proses awal, setiap negara kandidat harus mengimplementasikan kesepakatan internasional yang telah di tetapkan oleh Uni Eropa untuk diterapkan dalam hukum nasional negaranya. Hal ini yang kemudian mendorong Kroasia untuk menandatangani dan meratifikasi UNCAC United Nations Convention Against Corruption, Palermo Protocol Convention on Transnational Organized Crime, Convention on Money Laundering Search dan Seizure and Confiscation of Proceeds of Crime. Dengan mengadopsi hukum tersebut maka tugas Kroasia adalah membangun sebuah lembaga independen yang ditujukan untuk melawan setiap permasalahan korupsi. Oleh karena itu, pada 2001 Kroasia membangun USKOK USKOK Office for Suppression of Organized Crime and Corruption di bawah kuasa kantor kejaksaan, Police Department for Fight against Economic Crimes and Corruption di bawah the Ministry of Interior, dan Department for the Suppression of Money Laundering yang berada dalam kementerian keuangan. 109 Dimulai pada 2000 – 2012, setidaknya terdapat tiga pase pembangunan agenda anti korupsi di Kroasia. Pada pase pertama, pada 2000-2005 yaitu Kroasia fokus pembangunan serta pengembangan hukum dan lembaga yang bergerak di bidang anti korupsi. Hal ini dibuktikan diadopsinya Laws on Right to Access the Information dan Suppression of Conflicts of Interest in the Exercise of Public Office. Selain itu, Law on Suppression of Money Laundering telah 108 Laura Stefan, dkk., 2012, Conflicts of interest and incompatibilities in Eastern Europe, publication from www.expertforum.ro., British Council, hal. 55-56 109 Ibid. 52 diamandemen sebanyak empat kali, Criminal Law telah diamandemen sebanyak lima kali, dan the Law on the State Judicial Council telah diamandemen sebanyak dua kali. 110 Pase kedua, berlangsung sekitar tahun 2005-2009, fokus pada keberlangsungan pembangunan hukum dan lembaga independen yang telah dijelaskan sebelumnya. Lebih lanjut, pada pase ini peningkatan juga dilakukan dengan melakukan amandemen terhadap bebera pa hukum yaitu Law on Suppression of Conflicts of Interest diamandemen sebanyak 5 kali, dan Public Procurement Law telah diamandemen sebanyak 3 kali. Selain itu, Kroasia juga mengadopsi Law on Financing of Political Parties pada 2006, dan Law on Judicial Trainees and Bar Examination diadopsi pada 2008 dan diamandemen pada 2009. Pase ketiga, yang berlangsung pada 2009-2012 ini fokus pada efektifitas dan akuntabilitas pembangunan lembaga hukum. Hal ini dilatarbelakangi olej diadopsinya the National Anti-Corruption Strategy and Action Plan pada 2008 dan mulai diamandemen pada 2010. Dengan adanya ketiga pase tersebut maka dapat terlihat bahwa Kroasia memiliki tekad yang serius untuk melawan segala jenis tindakan korupsi, disamping suntuk memenuhi ketentuan yang diberikan oleh Uni Eropa. 111 Dengan demikian, Kroasia memiliki perkembangan yang baik dalam upaya mencegah permasalahan korupsi. Kroasia juga mulai meningkatkan implementasi dalam bidang HAM yang disesuaikan dengan standar regulasi HAM Uni Eropa yang tercantum dalam European Charter of Human Rights. Didalamnya memuat standar HAM yang harus dipenuhi oleh negara anggota Uni Eropa, yaitu: pertama, kebebasan berpendapat, kebebasan beragama, kebebasan berekspresi dan kebebsan berkumpul. Kedua, hak setiap warga negara untuk pendidikan, hak untuk property dan tempat tinggal, kesetaraan dihadapan hukum, hak untuk akses terhadap jaminan sosial dan 110 Ibid., hal. 56-57 111 Ibid. 53 kesehatan, kebebasan untuk melakukan perpindahan di dalam Uni Eropa, dan hak untuk pengadilan yang terbuka dan adil. Ketiga, larangan untuk hukuman mati, penyiksaan, kloning manusia, perbudakan dan buruh anak-anak. Keempat, Hak bagi pekerja untuk memiliki serikatperkumpulan dan perlindungan dari pemutusan kerja sepihak. 112 Dengan adanya ketentuan tersebut mengharuskan Kroasia untuk meningkatkan standar HAM yang sesuai dengan kriteria Uni Eropa. Setelah melakukan perubahan dalam pembangunan demokrasi, pencegahan korupsi dan HAM maka Kroasia juga fokus pada perlindungan kaum minoritas. Seperti yang kita ketahui menurut sensus tahun 2001, 7,5 dari populasi Kroasia adalah anggota dari 16 kelompok minoritas nasional. Yang paling banyak adalah orang Serbia dengan 4,5 dari total penduduk, diikuti oleh Bosnia 0,47, Italia 0,44, Hungaria 0,37, Albania 0,34, dan Slovenia 0,3. Kroasia telah meratifikasi semua konvensi Dewan Eropa yang telah ditandatangani, seperti Konvensi Eropa tentang Hak Asasi Manusia dan Kebebasan Dasar, Konvensi Kerangka Perlindungan Minoritas Nasional, Piagam Eropa untuk Regional dan Minoritas Bahasa, serta konvensi PBB tentang Hak Sipil dan Politik. Selanjutnya, Kroasia telah menyimpulkan perjanjian bilateral tentang perlindungan minoritas nasional dengan Hungaria dan Italia. Perjanjian bilateral dengan Serbia dan Montenegro masih dalam persiapan. 113 Hukum Konstitusi tentang Hak Minoritas Nasional yang diadopsi pada tanggal 13 Desember 2002, menetapkan kerangka hukum dalam negeri untuk hak-hak minoritas di Kroasia. Selain itu, Dewan penasehat Minoritas Nasional di tingkat nasional dan badan-badan penasehat lokal untuk kota kota dewan didirikan. Pemerintah harus bekerja sama dengan Dewan 112 John McCormick, The European Union Politics and Policies, Philadelphia, Westview Press, 2008, hal. 181 113 Op.Cit., http:eur-lex.europa.eulegal-contentENTXT?uri=CELEX:52004DC0257 diakses pada 12 April 2015 54 Minoritas Nasional dalam melaksanakan hukum tersebut. Anggota minoritas nasional di Kroasia menggunakan hak mereka untuk menggunakan bahasa resmi mereka atas dasar kesetaraan di wilayah kota dan kabupaten. Kelompok minoritas juga memiliki hak untuk pendidikan dalam bahasa mereka dari pra-sekolah dan seterusnya sampai pendidikan menengah sesuai dengan Konstitusi, yaitu Hukum Konstitusi Hak Minoritas Nasional tahun 2002. 114 Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa faktor politik yang melatarbelakangi masuknya Kroasia menjadi anggota Uni Eropa adalah adanya keinginan Kroasia untuk menciptakan stabilitas politik di internal negaranya. Hal ini dilakukan dengan melaksanakan syarat yang diberikan Uni Eropa yaitu menerapkan demokrasi, membangun peraturan yang berlandaskan hukum khususnya dalam melakukan pencegahan korupsi, mengimplementasikan nilai-nilai HAM sesuai standar Uni Eropa dan yang terakhir adalah melindungi hak minoritas. Implikasi dari pelaksanaan tersebut adalah terciptanya stabilitas politik yang berpengaruh terhadap kondisi internal negara yang semakin baik. Pernyataan ini sesuai dengan laporan dari komisi eropa yang menyatakan bahwa Kroasia telah memiliki kondisi politik yang sesuai dengan kriteria politik Uni Eropa. 115

B. Faktor Eksternal

B.1. Kebijakan Enlargement Uni Eropa Seperti yang kita ketahui bahwa salah satu kebijakan dalam Uni Eropa adalah enlargement atau perluasan. Kebijakan ini tercantum dalam pasal 49 Treaty of European Union. Selain itu, kebijakan ini memiliki peran penting dalam perkembangan Uni Eropa. Tujuannya adalah untuk membangun integrasi yang lebih erat antar anggota dalam bidang ekonomi. 114 Ibid. 115 Op.Cit., European Commission, 10-10-2012, hal. 18 55 Keanggotaan Uni Eropa terbuka bagi setiap negara Eropa yang ingin menjadi anggota dengan dua persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu pertama, negara yang bersangkutan harus berada di benua Eropa, dan kedua, negara tersebut menerapkan prinsip-prinsip demokrasi, penegakan hukum, penghormatan HAM dan menjalankan segala peraturan perundangan Uni Eropa acquis communautaires. 116 Uni Eropa memiliki tiga motivasi utama dalam melaksanakan kebijakan perluasan keanggotaannya, yaitu: pertama, motivasi ekonomi yang ditujukan untuk meningkatkan pasar domestik agar dapat memperluas perdagangan dan perekonomian. Kedua, motivasi politik dan keamanan yang ditujukan untuk merangkul negara-negara di sekitar kawasan agar menerapkan demokrasi sehingga dapat menjaga stabilitas kawasan. Ketiga, motivasi moral, para pemimpin Uni Eropa merasa bertanggung jawab secara moral untuk membantu negara-negara Eropa Tengah dan Eropa Timur dalam bertransformasi menjadi negara yang makmur demokratis. 117 Ketiga hal inilah yang melatarbelakangi kebijakan Uni Eropa dalam melakukan perluasan keanggotaan. Dalam sejarahnya, negara-negara yang memprakarsai berdirinya Uni Eropa adalah Belgia, Jerman, Prancis, Italia, Luksemburg, dan Belanda. Lebih lanjut, pada 1973, Denmark, Irlandia, dan Inggris Raya bergabung menjadi anggota Uni Eropa. Yunani pada tahun 1981, kemudian disusul oleh Spanyol dan Portugal tahun 1986. Perluasan selanjutnya pada tahun 1990 oleh Jerman dan 1995 Austria, Finlandia, dan Swedia resmi menjadi anggota dari Uni Eropa. Perluasan pada tahun 2004 membawa masuk negara-negara Eropa Timur, seperti; Republik Ceko, Estonia, Siprus, Latvia, Lithuania, Hongaria, Malta, Polandia, Slovenia, dan Slowakia. 116 http:www.indonesianmission-eu.orgwebsitepage943418664200310095958555.asp diakses 21 April 2015 117 Neill Nugent, The Government and Policies of the European Union, Hampshire, Palgrave Macmillan, 2003, hal. 499 56 Kemudian disusul oleh Bulgaria dan Rumania pada tahun 2007. 118 Untuk lebih jelasnya berikut gambar proses enlargement Uni Eropa dari tahun 1952-2007. Gambar IV.1. : Proses Enlargement Uni Eropa dari tahun 1952-2007 119 Selanjutnya, pada 2013 Kroasia menyusul secara resmi menjadi anggota Uni Eropa. Dengan demikian, hingga saat ini total anggota Uni Eropa adalah terdiri dari 28 negara angggota. Adapun Albania, Eslandia, Republik Makedonia bekas Yugoslavia, Montenegro, Serbia dan Turki merupakan negara-negara kandidat Uni Eropa. 120 118 Taufik Adi Susilo, 2009. Mengenal Benua Eropa. Yogyakarta: Garasi, hal.114-115 119 Florian Lippold, dalam https:www.uni- ulm.defileadminwebsite_uni_ulmmawi.inst.150lehress11ispEuropean_Union_Overview_2011.pdf diakses 17 April 2015 120 http:eeas.europa.eudelegationsindonesiadocumentsmore_infopub_2015_euataglance_id.pdf diakses 20 April 2015 57 Uni Eropa bersifat unik karena para negara anggota tetap menjadi negara-negara berdaulat yang independen, akan tetapi mereka menggabungkan kedaulatan mereka dan dengan demikian memperoleh kekuatan dan pengaruh kolektif yang lebih besar. Dalam praktiknya, penggabungan kedaulatan berarti bahwa negara-negara anggota mendelegasikan sebagian kuasa mereka dalam hal pengambilan keputusan kepada lembaga-lembaga bersama yang telah didirikan sehingga keputusan untuk masalah-masalah tertentu yang melibatkan kepentingan bersama dapat diambil secara demokratis pada tingkat Eropa. 121 Jika di total secara keseluruhan negara anggota Uni Eropa adalah sebesar 1000 km presegi, namun ini belum termasuk Kroasia. Gambar IV.2 : Luas Wilayah UNI Eropa 122 121 Ibid. 122 Op.Cit., Florian Lippold.