Sejarah Terbentuknya Uni Eropa

28 mengontrol pasokan semua bahan dan lisensi produksi serta desain reaktor yang dikembangkan oleh Joint Nuclear Research Center JNRC. 60 Lebih lanjut di tahun yang sama yaitu 1957, negara anggota ECSC juga membentuk EEC yang didasarkan atas perjanjian Roma. Tujuan utama didirikannya EEC ini adalah memperluas prinsip ECSC melalui dua hal yaitu, pertama: Tercapainya suatu custom unions yang ditandai dengan penghapusan custom duties, import quotas, dan berbagai hambatan perdagangan lainnya di antara negara anggota. Kedua, harmonisasi kebijakan nasional mengenai barang, jasa, pekerja, dan modal.Selain itu, EEC juga berharap dapat meningkatkan integrasi Eropa, sesuai dengan penjelasan pada isi perjanjian Roma yaitu “an ever closer union between the peoples of Europe”. 61 Kedua perjanjian yaitu EURATOM dan EEC ini mulai berlaku pada 1 Januari 1958. Setelah melakukan beberapa pertemuan, maka ditetapkan pada 8 April 1965 ECSC, EURATOM dan EEC digabung menjadi European Community atau yang dikenal dengan Masyarakat Eropa. Adanya hal ini berdasarkan pada perjanjian Brussel. Tiga pilar utama yang disepakati oleh negara anggota yaitu: pertama, sejak 1 Juli 1967 ketiga organisasi tersebut yaitu ECSC, EURATOM dan EEC digabung menjadi satu organisasi di bawah satu komisi untuk memudahkan manajemen kebijakan bersama. Kedua, pembentukan Dewan Menteri Uni Eropa yang akan menggantikan Special Council of Ministers di ketiga organisasi sebelumnya dan melakukan pergantian masa jabatan selama enam bulan sekali. Selanjutnya yang ketiga, membentuk Badan Audit European Community untuk menggantikan Badan Audit ECSC, EURATOM dan EEC. 62 60 Mervyn O’ Driscoll, 2002, The European Parliament and the Euratom Treaty:past, present and future, Energy and Research Series, European Parliament L-2929 Luxembourg, hal. vii 61 Wil James, 2011, History of the European Union, dalam http:www.civitas.org.ukeufactsOSOS3.htm diakses pada 23 Maret 2015 62 Op.cit., Utz P. Toepke, hal. 642 29 Dalam perkembangannya, pada 1 Januari 1973, Denmark, Irlandia dan Inggris menandatangani kesepakatan untuk bergabung dalam European Community. Dengan demikian, total jumlah negara anggota adalah Sembilan negara. Organisasi European Community memberi kesempatan kepada negara-negara yang berada di benua Eropa untuk bergabung dengan beberapa syarat utama yaitu menjunjung tinggi prinsip-prinsip demokrasi. Syarat lainnya adalah menghormati nilai-nilai hak asasi manusia dan mematuhi seluruh ketentuan-ketentuan dan peraturan yang telah ditetapkan oleh organisasi European Community. Hal ini tercantum dalam Joint Declaration of Fundamental Rights yang disepakati oleh seluruh negara anggota pada 15 April 1977. 63 Pada 1 Januari 1981, Yunani bergabung menjadi anggota baru dalam European Community. Selanjutnya, pada tanggal 14 Juni 1985, Belanda, Belgia, Jerman, Luksemburg dan Perancis menandatangani Schengen Agreement, dimana mereka sepakat untuk secara bertahap menghapuskan pemeriksaan di perbatasan mereka dan menjamin pergerakan bebas manusia, baik warga mereka maupun warga negara lain. Perjanjian ini kemudian diperluas dengan memasukkan Itali 1990, Portugal dan Spanyol 1991, Yunani 1992, Austria 1995, Denmark, Finlandia, Norwegia dan Swedia 1996. 64 Selanjutnya pada 1 Januari 1986, Spanyol dan Portugal resmi menjadi anggota European Community. Berdasarkan White Paper yang disusun oleh Komisi Eropa dibawah kepemimpinan Jacques Delors pada tahun 1984, Masyarakat Eropa mencanangkan pembentukan sebuah Pasar Tunggal Eropa. Single European Act, yang ditandatangani pada bulan Pebruari 1986, dan mulai berlaku mulai tanggal 1 Juli 1987, terutama ditujukan sebagai suplemen EEC Treaty. Tujuan utama Single Act adalah pencapaian pasar internal yang ditargetkan untuk dicapai sebelum 31 63 Ibid, hal. 643 64 http:www.indonesianmission-eu.orgwebsitepage943418664200310095958555.asp. diakses 17 Januari 2015 30 Desember 1992. Treaty on European Union TEU yang ditandatangani di Maastricht pada tanggal 7 Februari 1992 dan mulai berlaku tanggal 1 November 1993, mengubah European Communities EC menjadi European Union EU. TEU mencakup, memasukkan dan memodifikasi traktat-traktat terdahulu ECSC, Euratom dan EEC. Jika Treaties establishing European Community TEC memiliki karakter integrasi dan kerjasama ekonomi yang sangat kuat, maka TEU menambahkan karakter lain yaitu kerjasama dibidang Common Foreign and Security Policy CFSP dan Justice and Home Affairs JHA. 65 Melalui uraian di atas, setelah adanya penambahan anggota baru yang totalnya adalah 12 anggota maka pada 7 Februari 1992 disepakatilah perubahan dari European Community menjadi European Union Uni Eropa. Kesepakatan ini ditandatangani di Maastricht dan berlaku pada 1 November 1993. Hasil utama dari pertemuan tersebut adalah peningkatan keamanan bersama serta kerjasama di bidang hukum. Selain itu, negara anggota juga sepakat untuk memberikan wewenang yang lebih besar terhadap Parlemen Eropa untuk memutuskan ketentuan-ketentuan melalui mekanisme co-decision procedure. 66 Dengan demikian, organisasi regional Uni Eropa secara resmi terbentuk pada 1992 dan hingga saat ini masih banyak negara yang tertarik untuk bergabung menjadi anggotanya. Untuk lebih jelasnya berikut peta kawasan Uni Eropa. 65 Ibid. 66 Co-decision procedure yaitu Parlemen dan Dewan Uni Eropa bersama-sama memutuskan suatu ketetapan hukum. Selain itu ketetapan lainnya adalah hak kebebasan bagi pekerja, pasar tunggal, pendidikan, penelitian, lingkungan, Trans European Network, budaya dan perlindungan konsumen. Sumber: http:europa.euabout-eueu-history1990-1999index_en.htm diakses pada 23 Januari 2015. 31 Gambar III.1. Peta Kawasan Uni Eropa 67 Bertitik tolak dari uraian di atas, setiap organisasi memiliki struktur yang berfungsi untuk pembagian tugas dan tanggung jawab sehingga akan mudah mencapai kepentingan bersama. 67 Ibid. 32 Gambar III.2. Skema Ordinary Legislative Procedure 33 Dari gambar di atas terlihat bahwa prosedur pembentukan hukum di awali oleh Komisi Eropa yang mengajukan proposal untuk meminta pendapat dari parlemen nasional yang terdiri dari pemerintah, pengusaha, organisasi sipil masyarakat dan individu. Selain itu, Komisi Eropa juga meminta pendapat kepadan Komite Ekonomi dan Sosial Eropa dan Komite Regional. Pendapat – pendapat tersebut kemudian dikumpulkan dan disampaikan kepada Parlemen dan Dewan Eropa. Setelah itu, Parlemen dan Dewan Eropa mulai membaca dan mendiskusikan proposal tersebut. Apabila proposal memenuhi persyaratan dan mendapat kesepakatan dari seluruh pihak maka proposal tersebut dapat diadopsi. Namun demikian, apabila tidak tercapai kesepakatan di antara kedua pihak maka akan dilakukan siding kosiliasi, sehingga terdapat kesepakatan bahwa proposal tersebut akan dilanjutkan ke tahap selanjutnya. Pada tahap terkahir ini, jika Parlemen dan Dewan Eropa setuju maka proposal akan di adopsi jika tidak maka proposal batal untuk diadopsi. 68

B. Proses Masuknya Kroasia Menjadi Anggota Uni Eropa

B.1. Tahun 2000-2004 : Kroasia Mengadopsi Copenhagen Criteria dan Acquis Communautaire Secara umum, proses masuknya Kroasia ke dalam Uni Eropa dilakukan dengan mematuhi semua peraturan yang telah ditetapkan oleh Uni Eropa, memiliki persetujuan dari lembaga Uni Eropa dan negara-negara anggota Uni Eropa, serta memiliki persetujuan dari warga negara mereka. 69 Dalam sejarahnya Kroasia mulai tertarik untuk menjadi anggota Uni Eropa yaitu pada 24 November 2000, Kroasia dan Uni Eropa membentuk rancangan Stabilization and Association Agreement SAA untuk Balkan Barat. Dengan adanya kesepakatan tersebut 68 Ibid. 69 http:ec.europa.euenlargementpolicyconditions-membershipindex_en.htm diakses pada 1 April 2015 34 diharapkan dapat membangun pertumbuhan ekonomi dan politik di wilayah Balkan Barat. Kesepakatan SAA ini dilakukan dengan bantuan yang diberikan oleh Uni Eropa terhadap Kroasia. Dengan demikian, untuk pertama kalinya Uni Eropa memberikan bantuan keuangan kepada Kroasia sebesar 4.65 Billion Euro pada tahun 2000-2006. 70 Bertitik tolak dari uraian di atas, pada Februari 2003, Kroasia mengajukan permohonan untuk menjadi anggota Uni Eropa. Sikap Kroasia ini kemudian memunculkan banyak spekulasi yang berasal dari masyarakat Kroasia dan Uni Eropa mengenai apakah Kroasia bisa menjadi anggota Uni Eropa?. 71 Upaya Kroasia untuk menjadi anggota Uni Eropa kemudian membuahkan hasil pada April 2004 yaitu ketika Komisi Eropa menerima permintaan pengajuan keangggotaan Kroasia. Lebih lanjut, dua bulan kemudian pada Juni 2004 Uni Eropa memberikan status kandidat kepada Kroasia. 72 Dengan adanya hal tersebut maka Kroasia harus menyetujui Copenhagen Criteria. Seluruh negara kandidat harus memenuhi kriteria penting dalam proses aksesi yang tercantum dalam Copenhagen Criteria yang dibentuk pada Juni 1993. Dalam hal ini, isi dari Copenhagen Criteria adalah negara kandidat harus memiliki: 73 pertama, stabilitas lembaga yang menjamin demokrasi, supremasi hukum, hak asasi manusia, dan menghormati perlindungan bagi kaum minoritas. Kedua, keberadaan ekonomi pasar yang berfungsi dan kemampuan untuk menghadapi tekanan kompetitif atas kekuatan pasar di Uni Eropa. Ketiga, negara kandidat harus 70 Thibault Boutherin, 2013, Croatia’s accession to the European Union: thoughts on Europe at a crossroad, European issues,Fondation Robert SchumanEuropean Issues, hal. 2 71 Katarina Ott, 2006, Croatian Accession To The European Union, Institutional Challenges of participation, Institute of Public Finance, Zagreb, Vol. 4 hal. 5 72 Hrvoje Butkovic dan Visnja Samardzija, 2014, Challenges of Continued EU Enlargement to the Western Balkand- Croatia’s Experience, Institute for Development and International Relations IRMO, Vol. 14 No. 4, hal. 96 73 Paulina Rezler, 2011, The Copenhagen Criteria, Are They Helping or Hurting the European Union?, Touro International Law Review, Vol.14 No.2, hal. 392 35 memiliki dan mematuhi kewajiban keanggotaan termasuk patuh dengan tujuan politik, ekonomi dan moneter Uni Eropa. Copenhagen Criteria yang telah ditetapkan oleh Dewan Eropa dirancang untuk meminimalisir resiko bagi anggota baru yang dapat menyebabkan ketidakstabilan politik dan ekonomi sehingga memberatkan Uni Eropa. Selain itu, Copenhagen Criteria ini juga bertujuan untuk memastikan bahwa negara-negara yang akan bergabung telah siap untuk mengikuti seluruh aturan Uni Eropa tanpa terkecuali. Kedua tujuan inilah yang memiliki peran penting dalam proses perluasan organisasi regional Uni Eropa. 74 Dengan menyetujui Copenhagen Criteria ini maka secara otomatis Kroasia harus melakukan banyak peningkatan terhadap kondisi internal negaranya dalam upaya menjaga stabilitas politik negaranya. Upaya yang dilakukan Kroasia adalah adanya lembaga hukum yang dapat menjamin nilai-nilai demokrasi, HAM dan hak minoritas. Selain itu, Kroasia juga berkomitmen untuk berpartisipasi dalam upaya memerangi korupsi di negaranya. Hal ini dilakukan dengan cara membentuk kerangka hukum dan lembaga yang dapat menangani kasus- kasus korupsi. 75 Secara keseluruhan kasus korupsi yang terjadi di Kroasia ini biasanya meliputi sektor peradilan, kesehatan, lembaga pendidikan dan pelayanan administrasi publik. Sebuah survei dilakukan di Kroasia pada tahun 2008, yang megungkapkan bahwa 51,6 responden meyatakan telah diminta membayar suap oleh pejabat negara atas pelayanan yang telah diberikan pemerintah. Selain itu, 21,8 memberikan uang suap kepada dokter dan perawat. Sisa responden 74 Heather Grabbe, 2002, European Union Conditionally and the Acquis Communautaire, International Political Science Review, Vol. 23 No. 3 hal. 251 75 Angélique Hardy, 2010, Fighting Corruption in Croatia with the Prospect of European Union Membership: Conditionality and Soft Aquis Communautaire - Lessons Learned from the Previous Enlargements to Slovenia, Bulgaria and Romania, Hertie School of Governance - Working Papers, No. 52 hal. 47 36 mengatakan tidak mengetahui masalah korupsi di Kroasia. 76 Sebagai upaya dalam peningkatan pencegahan anti korupsi di Kroasia maka pada 2000-2001 dibentuklah Office for Suppression of Organized Crime and Corruption. Di dalam lembaga ini terdapat jaksa, polisi dan departemen pemberantasan tindak pidana pencucian uang. 77 Dengan adanya hal tersebut diharapkan dapat meminimalisir terjadinya korupsi di Kroasia. Dalam bidang ekonomi yang terdapat dalam Copenhagen Criteria, Kroasia juga melakukan reformasi ekonomi dalam upaya meningkatkan perekonomian negaranya. Hal ini ditandai dengan meningkatnya GDP Kroasia dan adanya semakin banyaknya investor yang melakukan investasi di Kroasia. Dengan membaiknya kondisi ekonomi maka akan berdampak pada stabilitas politik dalam negeri. 78 Selain menyetujui Copenhagen Criteria Kroasia juga mulai mengadopsi Acquis Communautaire. Pengertian Acquis Communautaire adalah konsep yang sangat penting dalam organisasi Uni Eropa yang mencakup semua perjanjian, undang-undang, perjanjian internasional, keputusan pengadilan, ketentuan hak-hak dasar dan prinsip-prinsip dalam perjanjian seperti kesetaraan dan non-diskriminasi. Dengan kata lain Acquis Communautaire ini dapat dikatakan sebagai hukum Uni Eropa. Pada awalnya, acquis communautaire setidaknya digunakan pada empat konteks yaitu the enlargement of the Community the „accession’ acquis, the development of the European construct the „institutional’ acquis, association with third countries the„Lomé’ acquis, and the Agreement on the European Economic Area the „EEA’ acquis. 79 76 Ibid. 46 77 Laura Stefan, dkk., 2012, Conflicts of Interest and Incompatibilities in Eastern Europe, Romania, Moldova, Croatia, publication from www.expertforum.ro. Hal. 55 78 Op.cit, Katarina Ott, hal. 8 79 Stephen J. Silvia dan Aaron Beers Samp, 2003, Acquis Communautaire and European Exeptionalism: A Genealogy, European Union Studies Center , ACES Working Paper Series Paul H. Nitze School of Advanced International Studies 1717 Massachusetts Ave NW, hal. 18