Pertanyaan Penelitian Bergabungnya Kroasia menjadi anggota uni Eropa

9 dirinya dari pihak lain yang dapat mengancam kelangsungan dan pemenuhan kebutuhan suatu negara. Selain uraian di atas kepentingan nasional juga dapat diidentifikasi dengan melihat jangka waktu yang dibutuhkan untuk mencapainya, yaitu: a Core values merupakan kepentingan yang dianggap paling vital bagi negara dan menyangkut eksistensi suatu negara. Karena merupakan kepentingan yang sangat tinggi nilainya maka suatu negara bersedia untuk berperang dalam mencapainya. Contohnya ialah melindungi daerah-daerah wilayahnya, menjaga dan melestarikan nilai-nilai hidup ideology yang dianut suatu negara. b Middle-range objectives, meliputi segala macam keinginan yang hendak dicapai masing-masing negara, namun mereka tidak bersedia berperang karena masih terdapat kemungkinan lain untuk mencapainya. Cara yang ditempuh misalnya melalui jalan perundingan atau kerjasama, biasanya mencakup kebutuhan memperbaiki perekonomian suatu negara. c Long-range goals, merupakan kepentingan nasional yang bersifat ideal, misalnya keinginan mewujudkan perdamaian dan ketertiban dunia. 20  Teori Regionalisme Munculnya regionalisme dalam perpolitikan dunia mendapat reaksi positif dan optimis dari para aktor internasional, khususnya negara. Regionalisme didasari oleh perdamaian, keamanan dan pembangunan. Lebih lanjut, regionalisme juga bertujuan untuk meningkatkan hubungan antarnegara yang letak geografisnya berdekatan dan latar belakang sejarah yang sama. Pengertian regionalisme mengacu pada kerjasama transnasional dalam bidang ekonomi, politik, 20 Angelo Codevilla dan Paul Seabury, 2006, War: Ends and Means, 2 nd edition :Potomac Books Inc, hal. 141 10 dan sosial di wilayah tersebut. Regionalisme mengacu pada upaya memperkuat hubungan antarnegara. 21 Sejarah munculnya regionalisme ditandai oleh dua faktor, yaitu pertama, dengan melihat faktor daya ikat kohesi yang membuat negara-negara tertarik untuk melakukan kerjasama regional. Kedua, dengan melihat lahirnya sebuah institusi regional sebagai wujud dari kerjasama regional di suatu kawasan tertentu. Kedua faktor ini bersifat berkesinambungan. Kohesi atau daya ikatlah yang menjadi faktor penentu terwujudnya kerjasama yang memuncak pada pembentukan institusi regional dan juga menentukan apakah institusi regional tersebut dapat bertahan atau tidak. 22 Dilihat dari periodesasinya, regionalisme terbagi menjadi Regionalisme Klasik Old Regionalism dan Regionalisme Baru New Regionalism. Regionalisme Klasik merupakan regioanlisme yang muncul sekitar tahun 1960-an seiring dengan berakhirnya Perang Dunia II PD II dan akan dimulainya Perang Dingin Cold War. Ciri dari Regionalisme Klasik diantaranya adalah bersifat high politics, seperti pembentukan aliansi keamanan. Hal ini dianggap penting karena PD II mengakibatkan kerusakan parah yang dialami oleh hampir semua negara di dunia. Oleh karena itu, untuk meredam konflik agar tidak menyebar dan menyeret semua negara dalam satu kawasan, mereka bersepakat untuk membentuk aliansi keamanan. 23 Namun demikian, Regionalisme Klasik tidak dapat bertahan lama, bahkan mengalami kemunduran. Beberapa hal yang menyebabkan terjadinya hal ini adalah munculnya reaksi dari negara-negara yang ingin melepaskan diri dari pengaruh AS maupun Uni Soviet dengan cara 21 Artatrana Gochhayat, 2014, Regionalism and sub regionalism: A theoretical framework with special reference to India, academic journal, African Journal of Political Science and International Relations, Vol. 8 1, hal.10-11 22 Nuraeni S., dkk., 2010, Regionalisme dalam Studi Hubungan Internaisonal, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, hal. 16 23 Ibid. hal. 17-19 11 membentuk organisasi atau gerakan Non-Blok. Selain itu, menjelang era 1990-an seiring dengan berakhirnya Perang Dingin, negara-negara di dunia tidak lagi menghendaki kerjasama yang bersifat high politics. Negara-negara tersebut lebih menginginkan kehidupan yang aman, damai, dan sejahtera. Oleh karena itu, mereka mulai melakukan berbagai kerjasama yang mengarah pada faktor ekonomi low politics. Inilah yang dimaksud dengan Regionalisme Baru new regionalism. Fawcett berpendapat bahwa ada empat faktor yang mendorong tumbuhnya Regionalisme Baru, yakni: 1 berakhirnya Perang Dingin, 2 Perubahan ekonomi dunia, 3 Hilangnya anggapan tentang negara “Dunia Ketiga”, 4 Demokratisasi. 24 Dengan adanya proses regionalisme maka secara otomatis terjadi integrasi. Integrasi merupakan suatu kondisi ketika dominasi sistem politik yang lebih besar menjadi semakin meningkat dengan adanya penambahan unit-unit baru. Menurut Ernest B. Haas integrasi internasional didefinisikan sebagai kondisi ketika aktor-aktor politik internasional diminta untuk mengarahkan loyalitas, harapan, dan kegiatan politik mereka ke institusi pusat yang memiliki atau mengambil alih yurisdiksi dari negara bangsa. 25 Sedangkan menurut Martin Griffiths, integrasi didefiniskan dalam empat hal, yakni: 1 Pergerakan menuju pergerakan kerjasama antar-negara, 2 Transfer otoritas kepada institusi supranasional, 3 Peningkatan penyamaan nilai, serta 5 Perubahan menuju masyarakat global untuk membentuk masyarakat politik yang baru. 26 Selain uraian di atas, terdapat beberapa kondisi yang menjadi pendorong integrasi. Pertama, asimilasi sosial berupa toleransi perbedaan budaya, identitas bersama atas tujuan 24 Ibid. hal. 20 25 Ernest B. Haas, 1958, The Uniting of Europe: Political, Social, and Economic Forces in 1950-57, Stanford, California: Stanford University Press, hal. 139 26 Martin Griffiths dan Terry O’ Callaghan, 2002, International Relations: The Key Concepts, New York: Routledge. 12 kebijakan luar negeri, dan kedekatan hubungan antarpemerintah dan antarbangsa secara umum. Kedua, kesamaan nilai, terutama di antara kaum elite yang akan mempengaruhi masalah perencanaan, pelaksanaan, dan pembuatan keputusan. Ketiga, keuntungan yang akan diperoleh oleh anggotanya karena tidak ada satu negara manapun yang mau mengalihkan atau memberikan sebagian kedaulatannya kepada institusi tertentu tanpa ada keuntungan yang diharapkan. Keempat, kedekatan hubungan di masa lampau. Kedekatan latar belakang di antara negara- negara dapat mempengaruhi terjadinya integrasi di antara mereka. Dengan adanya kesamaan latar belakang dan sejarah, maka akan semakin mudah proses integrasi untuk dilakukan. Kelima, pandangan akan pentingnya integrasi itu sendiri. Keenam, ekspektasi pertimbangan biaya. Integrasi bisa berlangsung jika keuntungan yang diperoleh akan lebih besar dibandingkan dengan biaya proses integrasi. Ketujuh, pengaruh eksternal yang menjadi katalisator tumbuhnya integrasi. Misalnya, pembentukan aliansi keamanan yang disebabkan oleh adanya ancaman dari pihak tertentu. 27

D. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Metode kualitatif didefinisikan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. 28 Metode ini bertujuan untuk memberi gambaran mengenai permasalahan terkait kebijakan Kroasia untuk menjadi anggota Uni Eropa. Lebih lanjut, penelitian ini menggunakan data dari berbagai sumber kepustakaan seperti buku, jurnal, hasil penelitian, dan surat kabar. Oleh karena itu, maka data yang akan digunakan dalam penelitian ini 27 Budiono Kusumohamidjojo, 1993, Logika Hubungan Internasional: Kekuasaan, Ekonomi Politik Internasional, dan Tatanan Dunia 2, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 28 Lexy J. Moleong, 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, hal. 3 13 adalah data sekunder. Selain itu, penelitian ini juga akan menggunakan data dari situs-situs internet website yang dapat dipertanggungjawabkan dan relevan dengan permasalahan dalam penelitian ini. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka dilakukan pengumpulan data dari buku yang berasal dari berbagai perpustakaan, seperti Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah, Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia, Badan Pusat Pengkajian Kebijakan BPPK Kementerian Luar Negeri RI, dan sebagainya. Selama proses penelitian ini berlangsung, data yang akan digunakan merupakan data yang memiliki keterkaitan satu sama lain. Selanjutnya, data yang sudah terkumpul akan dianalisa dengan menggunakan teori, sehingga hasil penelitian ini akan dapat dipahami dan mudah dimengerti. Dalam hal ini, proses pengolahan data yang telah dikumpulkan diawali dengan menganalisa data yang telah dikumpulkan dari berbagai sumber secara berkesinambungan. Analisis data bertujuan untuk membuat data itu dapat dimengerti, sehingga penelitian yang dihasilkan bisa dikomunikasikan kepada orang lain. Pelaksanaan analisis data dilakukan setelah data yang dibutuhkan terkumpul. Setelah itu, akan dilakukan verifikasi data yang bertujuan untuk menjamin kebenaran data yang diperoleh. Lebih lanjut, data yang telah diverifikasi akan direduksi dengan cara memilih, menyederhanakan, dan memfokuskan data yang diperoleh sehingga menghasilkan jawaban yang benar dari pertanyaan penelitian. 29

E. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pembatasan dalam skripsi sini, maka terdapat susunan bab per bab secara berkesinambungan. Sistematika penulisan ini bertujuan agar skripsi ini dapat dipahami 29 Emzir, 2008, Metodologi Penelitian Pendidikan, Kuantitatif dan Kualitatif, Jakarta: PT Raja Grafindo, Persada, hal. 29 14 sebagai satu kesatuan yang terstruktur dengan baik dan benar. Oleh karena itu, sistematika penulisan ini terbagi menjadi lima bab. Bab pertama yaitu pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, pertanyaan penelitian, kerangka pemikiran yang didalamnya terdapat teori Neoliberalisme, konsep kebijakan luar negeri, konsep kepentingan nasional, regionalisme, dan integrasi. Selain itu, terdapat juga metode penelitian dan sistematika penulisan. Bab dua adalah sejarah terbentuknya negara Kroasia yang meliputi dua pembahasan yaitu mengenai sejarah terbentuknya negara Kroasia dan profil negara Kroasia. Oleh karena itu, dari kedua bagian tersebut maka akan terlihat dengan jelas sejarah terbentuknya negara Kroasia yang dulunya merupakan negara bagian dari Yugoslavia, namun pada 1991 Kroasia resmi menjadi sebuah negara yang merdeka. Bab tiga mengenai proses masuknya Kroasia menjadi anggota Uni Eropa. Dalam bab tiga ini terdapat dua bagian utama yang meliputi sejarah terbentuknya Uni Eropa. Selain itu, pada bagian selanjutnya yaitu proses masuknya Kroasia menjadi anggota Uni Eropa membahas mengenai kronologis proses masuknya Kroasia yang diawali pada 2003 hingga resmi menjadi anggota ke-28 Uni Eropa pada 2013. Bab empat mengenai faktor-faktor yang melatarbelakangi bergabungnya Kroasia menjadi anggota Uni Eropa. Bab empat ini memiliki dua bagian utama yaitu mengenai faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri dari public opinion, tawaran insentif ekonomi bagi Kroasia, dan peningkatan stabilitas politik. Sedangkan, dalam faktor ekternal terdapat penjelasan mengenai kebijakan perluasan Uni Eropa di wilayah Balkan yang menjadi daya tarik bagi negara-negara di kawasan tersebut untuk bergabung ke dalam Uni Eropa, salah satunya adalah Kroasia. Selain itu, adanya kepentingan Rusia di kawasan Balkan juga menjadi faktor eksternal yang mempengaruhi. 15 Dengan adanya hal tersebut maka akan terlihat faktor-faktor apa saja yang melatarbelakangi keanggotaan Kroasia dalam Uni Eropa. Bab lima adalah analisa dan kesimpulan. Dalam bab terakhir ini, pada bagian analisa memaparkan jawaban dari pertanyaan penelitian yang dianalisa dengan menggunakan kerangka pemikiran yang ada. Selain itu, pada bagian kedua yaitu kesimpulan memaparkan menganai pokok-pokok pemikiran dari permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini.