b. Orang – orang dibawah usia 20 tahun khususnya rentan terhadap pengaruh-
pengaruh getaran.Efek – efek getaran yang merugikan dipertinggi dengan adanya
disfungsi otonom, penyakit pembuluh dan syaraf perifer. c. Efek vibrasi dalam tubuh tergantung dari jaringan. Hal ini didapatkan
sebesar –besarnya pada frekuensi alami yang menyebabkan resonansi.Leher dan
kepala, pinggul dan perineum, serta kesatuan otot – otot dan tulang terdiri dari
jaringan lemah dengan bagian keras bersama, dan beresonansi baik terhadap 10 Hz. Pharynx beresonansi terhadap 13-15 Hz.Getaran
– getaran kuat menyebabkan perasaan sakit yang luar biasa.
d. Sistim peredaran darah dipengaruhi hanya oleh getaran – getaran dengan
intensitas tinggi. Tekanan darah,denyut jantung, pemakaian oksigen dan volume perdenyut berubah sedikit pada intensitas 0,6 g tetapi berubah banyak pada
1,2 g dengan frekuensi 6-10 Hz. Dari semua alat badan, mata paling banyak dipengaruhi oleh getaran mekanis . Pada frekuensi sampai dengan 4 Hz, mata
masih dapat mengikuti getaran – getaran antara kepala dan sasaran, sedangkan
untuk frekuensi selanjutnya, tidak dapat lagi mata mengikutinya. Pada frekuensi tinggi, Penglihatan juga terganggu, manakala amplitudo lebih besar dari jarak
dua kali retina. Pengaruh getaran dibawah 16 Hz kepada cochlea belum diketahui secara pasti dan masih dalam penelitian.
e. Saat seluruh pekerjaan terpapar, sensitifitas setiap individu beraneka macam terhadap orang per orang.
2.2 Pengendalian Paparan Getaran
Universitas Sumatera Utara
Mengenal dan memahami berbagai aspek penyakit akibat kerja sebagai salah satu aspek resiko akibat pekerjaan atau lingkungan kerja, merupakan
langkah awal guna meminimalisasi akibat yang tidak dikehendaki. Sikap menunggu atau membiarkan seorang pekerja menderita penyakit akibat kerja,
jelas merupakan tindakan yang sangat merugikan Budiono,2003. Habsari 2003 Pengendalian yang perlu dilakukan untuk mengurangi paparan
getaran mekanis dengan cara pengendalian teknis seperti: a. Memelihara mesin angkutan kota dengan baik, selalu mengganti bagian
bagian mesin yang rusak dan pemberian pelumas yang teratur. b. Perlu juga diperhatikan kondisi angkutan kota seperti ban harus dipompa
dengan baik. c. Menggunakan alat penahan goncangan shock, suspensi yang standar sehingga
dapat mengurangi getaran mekanis angkutan kota. d. Sedangkan bentukpenyediaan Alat PelindungDiri berupa modifikasi bentuk
tempat duduk supir yang berfungsi juga untuk mengurangi paparan getarandirasa sangat dibutuhkan akan tetapi untuk memenuhinya memerlukan
biaya yang sangat besar karena harusmendesain ulang bentuk tempat duduk dan menggunakan peredam berupa bantalan yang tebal.
e. Membuat kartu pemeriksaan atau laporan rutin tentang kondisi angkutankota tiap bulan sehingga dapat dipakai untuk pemeliharaan angkutan kota secara
berkala. Hal tersebut dapat dihindari kecelakaan dan penyakit akibat kerja
Universitas Sumatera Utara
serta meningkatkan produktivitas kerja sehingga pekerja dapat melakukan aktivitasnya dalam keadaan selamat dan sehat.
2.3 Saraf 2.3.1 Pengertian Saraf
Saraf adalah serat-serat yang menghubungkan organ-organ tubuh dengan sistem saraf pusat yaitu otak dan sumsum tulang belakang dan antar bagian
sistem saraf dengan lainnya. Neuron kadang disebut sebagai sel-sel saraf meski istilah ini sebenarnya kurang tepat karena banyak sekali neuron yang tidak
membentuk saraf. Saraf adalah bagian dari sistem saraf periferal. Saraf aferen membawa
sinyal sensorik ke sistem saraf pusat, sedangkan saraf eferen membawa sinyal dari sistem saraf pusat ke otot-otot dan kelenjar-kelenjar. Sinyal tersebut
seringkali disebut impuls saraf.
2.3.2 Sistem Saraf
Sistem saraf adalah sistem yang terdiri dari otak, sumsum tulang belakang, dan jaringan kompleks neuron. Sistem ini bertanggungjawab untuk
mengirim, menerima, dan menafsirkan informasi dari semua bagian tubuh. Sistem saraf memonitor dan mengkoordinasikan fungsi organ internal dan
merespon perubahan dalam lingkungan eksternal. Sistem ini dapat dibagi menjadi dua yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer.
Sistem saraf perifer adalah bagian dari sistem saraf yang terdiri dari sel-sel yang membawa informasi ke sel saraf sensorik dan dari sel saraf
Universitas Sumatera Utara
motorik ke sistem saraf pusat. Sel-sel sistem saraf sensorik mengirim informasi ke sistem saraf pusat dari organ-organ internal atau dari rangsangan
eksternal. Sel-sel sistem saraf motorik membawa informasi dari sistem saraf pusat ke organ, otot, dan kelenjar. Saraf perifer meliputi 12 saraf kranial, saraf
tulang belakang, dan saraf otonom yang mengatur otot jantung, otot-otot di dinding pembuluh darah, dan kelenjar.
Sistem saraf pusat adalah bagian dari sistem saraf yang terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Sistem ini adalah salah satu dari dua bagian
utama sistem saraf, yang lainnya adalah sistem saraf perifer yang berada diluar otak dan sumsum tulang belakang.
2.4Saraf Perifer
Saraf perifer terdiri dari saraf kranial dan spinal yang menghubungkan otak dan medula spinalis ke jaringan tepi. Medula spinalis terdiri dari 31
pasang saraf spinal yang mengandung campuran serabut-serabut sensorik dan motorik. Dalam saraf tepi, serabut disusun dalam berkas terpisah yang dikenal
dengan fascikel. Kurang dari setengah saraf dilapisi oleh lapisan myelin. Serabut-serabut yang tak bermyelin berjalan sepanjang permukaan sel-sel
schwann. Tiap sel schwann dikelilingi jaringan serabut-serabut kolagen retikuler, yaitu endoneurium.
Sistem saraf perifer terbagi menjadi sistem saraf somatik dan sistem saraf otonomik. Saraf-saraf tersebut mengandung serabut saraf aferen dan
eferen. Pada umumnya serabut eferen terlibat dalam fungsi motorik, seperti
Universitas Sumatera Utara
kontraksi otot atau sekresi kelenjar sedangkan serabut aferen biasanya menghantarkan rangsang sensorik dari kulit, selaput lendir dan struktur yang
lebih dalam Groot,1997. Stimulasi diterima oleh reseptor sistem saraf tepi yang selanjutnya akan
dihantarkan oleh sistem saraf sensoris dalam bentuk impuls listrik ke sistem saraf pusat. Pada sistem saraf pusat impuls diolah dan diinterpretasi untuk
kemudian jawaban atau respon diteruskan kembali melalui sistem saraf tepi menuju efektor yang berfungsi sebagai pencetus jawaban akhir. Sistem saraf
yang membawa jawaban atau respon adalah sistem saraf motorik. Jawaban yang terjadi dapat berupa jawaban yang dipengaruhi oleh kemauan volunter
dan jawaban yang tidak dipengaruhi oleh kemauan involunter. Jawaban volunter melibatkan sistem saraf somatik sedangkan yang involunter melibatkan
sistem saraf otonom. Efektor dari sistem saraf somatik adalah otot rangka sedangkan untuk sistem saraf otonom, efektornya adalah otot polos, otot
jantung dan kelenjar sebasea Ganong, 2003.
2.5 Gangguan Neurologis Akibat Kerja
Agen – agen yang menyebabkan gangguan neurologis akibat kerja dapat
mengenai sistem saraf perifer. Salah satu gangguan neurologis akibat kerja adalah Neuropati perifer yang salah satu penyebabnya adalah getaran.Paparan
jangka panjang atau menengah yang tidak terkendali terhadap getaran dapat mengakibatkan gangguan saraf perifer.
Universitas Sumatera Utara
Salah satu gangguan neurologis adalah cedera saraf tepi. Cedera saraf tepi biasanya sebagai akibat dari kecelakaan kendaraan bermotor, laserasi oleh
benda tajam, penetrasi trauma, trauma peregangan, fraktur dan luka tembak. Cedera saraf sebagian besar terjadi pada ekstremitas atas dan sebagian besar
mengenai saraf ulnar, radial, dan digital. Kerusakan saraf akibat trauma tergantung pada jenis, letak serta
besarnya cedera pada saraf yang bersangkutan. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya cedera saraf tepi, namun tiga penyebab paling sering
yang menimbulkan cedera adalah luka terbuka, traksi, patah tulang, serta cedera sendi.
Studi pada 938 pasien di turki dengan cedera saraf dan distribusi cedera saraf menunjukkan bahwa cedera saraf tepi sebesar 1165, cedera Pleksusus
Brakhialis sebesar 76, dan cedera Pleksus lumbalis sebesar 7. Cedera saraf yang paling sering adalah cedera saraf ulnar pada ekstremitas atas dan cedera
saraf iskhiadikus pada ekstremitas bawah Eser dkk, 2009.
2.6 Neuropati Perifer