Karakteristik Nyeri NeuropatiPadaSupirAngkutan Kota Trayek 95 di Kota Medan Hubungan Lama Kerja dengan Neuropati PeriferPadaSupirAngkutan Kota

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah supir angkutan kota trayek 95 di Kota Medan yang berjumlah 40 orang. Semua supir berjenis kelamin laki-laki. Dari 40 supir yang berumur ≤ 46 tahun ada sebanyak 21 orang 52,5, berumur 46 tahun ada sebanyak 19 orang 47,5. Hal ini menunjukkan bahwa supir angkutan kota trayek 95 di kota Medan termasuk kelompok usia produktif dan dewasa. Dari hasil penelitian didapatkan proporsi nyeri neuropati yang cukup tinggi yaitu sekitar 65 . Hasil ini sesuai dengan penelitian Reis dkk. 2013 mendapatkan proporsi sebesar 66,3 . Pada beberapa penelitian lain didapatkan proporsi nyeri neuropati yang lebih kecil, diantaranya penelitian oleh Saunderson dkk. 2008 yang mendapatkan proporsi sebesar 29 ; Lasry-Levy dkk. 2011 mendapatkan proporsi sebesar 21,8 ; dan penelitian oleh Houron dkk. 2012 yang mendapatkan proporsi sebesar 17 .

5.2 Karakteristik Nyeri NeuropatiPadaSupirAngkutan Kota Trayek 95 di Kota Medan

Tipe nyeri terbanyak yang didapatkan pada penelitian ini adalah tipe kesemutan yaitu sebesar 90. Tipe lain adalah mati rasa atau terasa tebal yaitu sebesar 87,5, nyeri tersengat listrik sebesar 50, dan nyeri seperti ditusuk jarum sebesar 42,5. Tipe nyeri yang paling Universitas Sumatera Utara sedikit yang didapatkan pada penelitian ini adalah tipe yang dirasakan dingin yaitu sebesar 27,5. Hasil ini sesuai denganpenelitian Chen dkk. 2011 yang juga mendapatkan bahwa sensasi kesemutan merupakan merupakan tipe nyeri yang terbanyak. Pada penelitian ini sebagian besar subjek mengeluhkan nyeri dengan intensitas tidak nyeri sebesar 20 , intensitas ringan sebesar 32,5 , intensitas sedang sebesar 42,5 , dan intensitas berat sebesar 5 , sedangkan untuk keluhan nyeri dengan intensitas sangat berat tidak ada subjek yang mengalaminya pada penelitian ini.

5.3 Hubungan Lama Kerja dengan Neuropati PeriferPadaSupirAngkutan Kota

Trayek 95 di Kota Medan Lama kerja adalah lamanya seseorang bekerja dengan baik pada umumnya 8 jam sehari dan 40 jam dalam seminggu. Lebih dari itu dapat menimbulkan sesuatu yang tidak diinginkan seperti penurunan produktivitas kerja, timbulnya kelelahan, penyakit, dan kecelakaan. Makin lama kerja seseorang makin besar kemungkinan terjadi hal-hal yang tidak diingini Suma’mur, 1996. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 40 responden yang bekerja ≤ 11 jam perhari ada 25 orang 62,5 , sedangkan yang bekerja 11 jam perharinya ada 15 orang 37,5 . Berdasarkan uji statistik dengan uji Fisher’s Exact Test didapat p value 0,123 0,05 sehingga dapat dikatakan tidak ada hubungan yang signifikan antara lama kerja dengan neuropati perifer pada supir angkutan kota trayek 95 di kota Medan.

5.4 HubunganMasa Kerja dengan Neuropati PeriferPadaSupirAngkutan Kota