Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian

11 Menurut Hudojo 2003: 149, pertanyaan akan menjadi masalah bagi peserta didik jika. 1 Pertanyaan yang diberikan pada seorang peserta didik harus dapat dimengerti oleh peserta didik tersebut, namun pertanyaan tersebut harus merupakan tantangan baginya untuk menjawabnya. 2 Pertanyaan tersebut tidak dapat dijawab dengan prosedur rutin yang telah diketahui peserta didik. Karena itu faktor waktu untuk menyelesaikan masalah janganlah dipandang sebagai hal yang esensial. Polya dalam Hudojo, 2003: 150 menyatakan bahwa terdapat dua macam masalah yaitu sebagai berikut ini. 1 Masalah untuk menemukan, dapat teoritis atau praktis, abstrak atau konkrit, termasuk teka-teki. Bagian utama dari suatu masalah adalah apa yang dicari, bagaimana data yang diketahui, dan bagaimana syaratnya. 2 Masalah untuk membuktikan adalah menunjukkan bahwa suatu pernyataan itu benar, salah, atau tidak kedua-duanya. Bagian utama dari masalah ini adalah hipotesis dan konklusi dari suatu teorema yang harus dibuktikan kebenarannya. Suatu proses pembelajaran, diperlukan untuk menguasai langkah-langkah pemecahan masalah secara tepat. Menurut Dewey dalam Nasution 1997 : 121, langkah-langkah dalam memecahkan masalah adalah sebagai berikut. 1 Mengidenfikasi dan merumuskan masalah. 2 Mengemukakan hipotesis. 3 Mengumpulkan data. 4 Menguji hipotesis. 5 Mengambil kesimpulan. 12 Menurut Karl Albrecht dalam Nasution 1997: 121, proses pemecahan masalah terdiri dari enam langkah yang dapat digolongkan dalam dua fase, yaitu: 1 fase perluasan atau ekspansi yang pada pokoknya bersifat divergen; 2 fase penyelesaian yang bersifat konvergen. Pada fase pertama siswa diharapkan dapat menyerap ide-ide baru sehingga memperoleh pandangan yang luas mengenai masalah tersebut agar siswa memahami seluk beluk atau kompleksitasnya. Namun pada saat ia harus mengambil keputusan dan memilih satu dari banyak kemungkinan lain disinilah peserta didik memasuki fase yang kedua. Dalam fase kedua ini harus memusatkan perhatian kepada satu fokus tertentu. Polya dalam Upu 2003: 34 menjelaskan empat langkah yang harus dilakukan dalam memecahkan masalah yaitu. 1. Memahami masalah Aspek yang harus dicantumkan siswa pada langkah ini meliputi apa yang diketahui dan apa yang ditanya. 2. Merencanakan penyelesaian Aspek yang harus dicantumkan siswa pada langkah ini meliputi urutan langkah penyelesaian dan mengarahkan pada jawaban yang benar. 3. Menyelesaikan rencana penyelesaian Aspek yang harus dicantumkan siswa pada langkah ini meliputi pelaksanaan cara yang telah dibuat dan kebenaran langkah yang sesuai dengan cara yang dibuat. 13 4. Memeriksa kembali Aspek yang harus dicantumkan siswa pada langkah ini meliputi penyimpulan jawaban yang diperoleh dengan benar atau memeriksa jawaban yang tepat.

C. Pembelajaran Matematika Realistik

Pembelajaran Matematika Realistik PMR adalah pendekatan yang baik bagi proses pembelajaran terutama matematika karena menurut Soejadi 2002: 49, PMR adalah pemanfaatan realitas dan lingkungan yang dipahami siswa untuk memperlancar proses pembelajaran matematika. Dengan demikian siswa dapat lebih mengilhami pembelajaran karena masalah yang dihadapi dan diajarkan sesuai dengan relitasnya. Realitas yang dimaksud adalah hal-hal nyata yang dapat diamati atau dipahami oleh siswa. Lingkungan yang dimaksud di sini adalah lingkungan tempat siswa berada, seperti lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat yang mudah dibayangkan oleh siswa. Masalah yang diberikan juga akan dianggap riil apabila dapat dirasa sebagai sesuatu yang nyata bagi siswa. PMR juga memancing siswa mengkonstruksi konsep yang akan diberikan sesuai tujuan pembelajaran, dari masalah real yang diberikan, seperti yang diungkapkan De Lange dan Van den Heuvel dalam Hadi 2005: 22, PMR adalah pembelajaran matematika yang mengembangkan suatu konsep matematika yang dimulai oleh siswa secara mandiri dengan memberikan peluang pada siswa untuk berkreasi mengembangkan pemikirannya. Berdasarkan beberapa pendapat di atas disimpulkan bahwa PMR merupakan suatu pembelajaran matematika yang dimulai dengan masalah real yang nyata bagi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Konflik Kognitif Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa

3 25 261

Pengaruh Pendekatan Savi Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa

3 20 238

Pengaruh Model Pembelajaran Conceptual Understanding Prosedures (CUPs) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa

2 26 195

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCRAMBLE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII MTs Darul Huffaz Pesawaran Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 6 57

Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Uraian Berbentuk Soal Cerita pada Pembelajaran Matematika (Studi pada Siswa Kelas VII B SMP Negeri 28 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)

1 18 52

Pengaruh Pembelajaran Matematika Realistik Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa (Studi pada Kelas VII MTs Matlaul Anwar Padangcermin Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 12 51

Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Think Talk Write Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Bangunrejo Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 23 57

Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning Ditinjau dari Kemampuan Representasi Matematis Siswa (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)

3 11 56

Penelitian Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Pelajaran Matematika

0 0 19

Penerapan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa

0 1 8