Prosedur Penelitian METODE PENELITIAN

25 validitas dan reliabilitas instrumen tes, diperoleh bahwa semua soal dinyatakan valid dan memiliki reliabilitas yang tinggi sehingga instrumen tes ini dapat digunakan untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.

3. Daya Pembeda

Analisis daya pembeda DP dilakukan untuk mengetahui apakah suatu butir soal dapat membedakan siswa yang berkemampuam tinggi dan siswa yang berkemampuan rendah. Untuk melihat daya pembeda, terlebih dahulu diurutkan dari siswa yang memperoleh nilai tertinggi sampai siswa yang memperoleh nilai terendah. Kemudian diambil 27 siswa yang memperoleh nilai tertinggi disebut kelompok atas dan 27 siswa yang memperoleh nilai terendah disebut kelompok bawah Arikunto, 2008: 212. Untuk menghitung indeks daya pembeda digunakan rumus: Keterangan : DP : indeks daya pembeda satu butri soal tertentu JA : jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah JB : jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah IA : jumlah skor ideal kelompok atasbawah Penafsiran interpretasi nilai daya pembeda butir tes digunakan kriteria menurut Sudijono 2008: 121 dalam Tabel 3.2 berikut. Tabel 3.2 Interpretasi Nilai Daya Pembeda Nilai Interpretasi Negatif ≤ DP ≤0,10 Sangat Buruk 0,10 ≤ DP ≤0,19 Buruk 0,20 ≤ DP ≤0,29 Agak baik, perlu revisi 0,30 ≤ DP ≤0,49 Baik DP ≥ 0,50 Sangat Baik IA JB JA DP   26 Setelah dilakukan perhitungan didapatkan daya pembeda butir soal yang disajikan pada Tabel 3.3 . Hasil perhitungan daya pembeda butir soal dapat dilihat pada Lampiran C.2. Tabel 3.3 Daya Pembeda Butir Soal No. Butir Item Nilai DP Interpretasi 1 0,45 Baik 2 0,31 Baik 3 0,36 Baik 4 0,58 Sangat baik 5 0,54 Sangat baik

4. Tingkat Kesukaran

Suatu tes dikatakan baik jika memiliki tingkat kesukaran TK sedang, yaitu tidak terlalu sukar, dan tidak terlalu mudah. Seperti yang dikemukakan Sudijono 2010: 23 untuk menghitung indeks tingkat kesukaran suatu butir soal digunakan rumus : Keterangan: TK : Indeks tingkat kesukaran suatu butir soal J T : jumlah skor yang diperoleh siswa pada butir soal yang diperoleh I T : jumlah skor maksimum yang dapat diperoleh siswa pada suatu butir soal Untuk menginterpretasi tingkat kesukaran suatu butir soal digunakan kriteria sebagai berikut : T T I J TK 

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Konflik Kognitif Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa

3 25 261

Pengaruh Pendekatan Savi Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa

3 20 238

Pengaruh Model Pembelajaran Conceptual Understanding Prosedures (CUPs) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa

2 26 195

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCRAMBLE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII MTs Darul Huffaz Pesawaran Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 6 57

Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Uraian Berbentuk Soal Cerita pada Pembelajaran Matematika (Studi pada Siswa Kelas VII B SMP Negeri 28 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)

1 18 52

Pengaruh Pembelajaran Matematika Realistik Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa (Studi pada Kelas VII MTs Matlaul Anwar Padangcermin Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 12 51

Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Think Talk Write Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Bangunrejo Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 23 57

Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning Ditinjau dari Kemampuan Representasi Matematis Siswa (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)

3 11 56

Penelitian Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Pelajaran Matematika

0 0 19

Penerapan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa

0 1 8