Pembelajaran Matematika Realistik TINJAUAN PUSTAKA

17

D. Kerangka pikir

Pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran matematika yang mencakup masalah dengan solusi tunggal maupun tidak tunggal serta masalah dengan berbagai cara penyelesaiannya. Kemampuan pemecahan masalah meliputi memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan masalah, dan menafsirkan solusinya. Siswa yang mempunyai kemampuan pemecahan masalah matematis yang baik memiliki keterampilan untuk membuat pilihan-pilihan dalam menyelesaikan berbagai masalah dengan menggunakan penalaran yang logis. Proses penyelesaian masalah merupakan tujuan utama dalam pembelajaran ma- tematika. Pemberian tugas matematika rutin yang diberikan pada latihan atau tugas-tugas matematika selalu terfokus pada prosedur dan keakuratan, jarang se- kali tugas matematika terintegrasi dengan konsep lain dan juga jarang memuat soal yang memerlukan kemampuan berfikir tingkat tinggi. Akibatnya ketika siswa dihadapkan pada tugas yang sulit dan membutuhkan kemampuan berfikir tingkat tinggi atau jawabannya tidak langsung diperoleh, maka siswa cenderung malas mengerjakannya, akhirnya dia menegosiasikan tugas tersebut dengan guru- nya. Hal ini mengakibatkan rendahnya kemampuan pemecahan masalah siswa. PMR yang didasarkan pada masalah nyata akan memberikan stimulan bagi siswa untuk menganalisa dengan pengetahuan, ketrampilan dan caranya berpikir yang telah dipelajari sebelumnya. Dalam menganalisa masalah, siswa akan terlatih dalam memahami masalah dengan pengetahuan yang dimilikinya. Kemudian tahapan selanjutnya, masalah nyata akan menyebabkan yang ditanya untuk membuat hipotesis, yang akan menghantarkan siswa untuk tahapan selanjutnya 18 yaitu perkiraan atau berstrategi terhadap cara penyelesaian yang mungkin. Dalam tahapan ini siswa dapat terlatih mengeksplorasi ide-idenya untuk merencanakan penyelesaian masalah yang kemudian digunakan untuk menyelesaikan masalah. Tahapan selanjutnya siswa mengemukakan pendapatnya di kelas untuk membandingkan dan mendiskusikan hasil jawabannya. Di sini siswa memasuki tahapan lanjutan dari indikator pemecahan masalah yaitu menyelesaiakan masalah yang diberikan dengan mendiskusikannya. Dalam tahapan ini siswa juga mengecek kembali jawaban atau penyelesaian yang sebelumnya telah dilakukan. Sehingga ada dua indikator pemecahan masalah yang dikontruksi pada langkah pembelajaran ini. Tahapan terakhir dari pembelajaran adalah menyimpulkan hasil penyelesaian masalah nyata yang diberikan. Di sini siswa belajar memeriksa kembali dan menyimpulkan jawabannya. Kesemua tahapan ini memberikan kesepatan kepada siswa untuk memperoleh wawasan baru dalam pengetahuan mereka. Dengan adanya masalah nyata sebagai stimulan awal, guru berpeluang untuk membantu siswa dalam memahami dan mengelaborasi ide-ide matematika siswa sejauh. Dari pemaparan di atas, dapat kita lihat bahwa tiap indikator pemecahan masalah dapat dikontruksi pada setiap langkah pembelajaran matematika realistik. Maka pembelajaran ini dapat berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa pada pembelajaran matematika. 19

E. Anggapan Dasar

Penelitian ini, bertolak pada anggapan dasar sebagai berikut. 1. Setiap siswa kelas VII MTs Matlaul Anwar Padangcermin semester genap Tahun Pelajaran 20132014 memperoleh materi pelajaran matematika sesuai dengan kurikulum yang berlaku di sekolah. 2. Faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini diabaikan.

E. Hipotesis Penelitian

1. Hipotesis Umum Pembelajaran Matematika Realistik berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VII MTs Matlaul Anwar Padangcermin. 2. Hipotesis Kerja Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan PMR lebih baik dari kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pembelajaran konvensional. 20

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

Penelitian ini dilaksanakan di MTs Matlaul Anwar Padangcermin. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII yang terdiri dari 90 siswa yang terdistribusi dalam tiga kelas. Dari tiga kelas tersebut diambil 2 kelas sebagai sampel penelitian. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan purposive sampling dengan mengambil dua kelas yang memiliki rata-rata kemampuan matematika yang paling mendekati nilai rata-rata kemampuan matematika populasi. Berdasarkan hasil ujian semester ganjil tahun pelajaran 20132014, diperoleh siswa kelas VII A dan VII B sebagai sampel.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu quasi experiment mengguna- kan desain pretest-posttest control group design sebagai berikut. Tabel 3.1 Desain Penelitian Kelompok Pretest Pembelajaran Posttest E O 1 X O 2 P O 1 Y O 2 Furchan 1982: 368 Keterangan: E = Kelas eksperimen P = Kelas pengendali atau kontrol 21 X = Pembelajaran dengan menggunakan PMR Y = Pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran konvensional O 1 = Pretest O 2 = Posttest Pada kelas eksperimen diterapkan PMR, sedangkan pada kelas kontrol diterapkan pembelajaran konvensional. Tes yang akan diberikan pada penelitian ini berupa pretest dan posttest untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang diujikan pada kedua kelas sampel dengan soal tes yang sama.

C. Prosedur Penelitian

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode tes dan non test, baik dalam pembelajaran yang menggunakan PMR maupun dengan pembelajaran kon- vensional. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes pemecahan masalah yang berbentuk esai. Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan pe- mecahan masalah siswa. Penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen dengan langkah-langkah peneli- tian sebagai berikut. 1. Orientasi sekolah, untuk melihat kondisi lapangan seperti berapa kelas yang ada, jumlah siswanya, serta cara mengajar guru matematika. Observasi awal dilaksanakan pada bulan Januari. 2. Melakukan pembiasaan metode pembelajaran berkelompok pada kelas ekspe- rimen dan kelas kontrol. 3. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP untuk kelas eksperimen dengan menggunakan PMR dan untuk kelas kontrol dengan menggunakan pembelajaran konvensional.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Konflik Kognitif Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa

3 25 261

Pengaruh Pendekatan Savi Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa

3 20 238

Pengaruh Model Pembelajaran Conceptual Understanding Prosedures (CUPs) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa

2 26 195

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCRAMBLE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII MTs Darul Huffaz Pesawaran Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 6 57

Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Uraian Berbentuk Soal Cerita pada Pembelajaran Matematika (Studi pada Siswa Kelas VII B SMP Negeri 28 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)

1 18 52

Pengaruh Pembelajaran Matematika Realistik Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa (Studi pada Kelas VII MTs Matlaul Anwar Padangcermin Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 12 51

Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Think Talk Write Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Bangunrejo Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 23 57

Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning Ditinjau dari Kemampuan Representasi Matematis Siswa (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)

3 11 56

Penelitian Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Pelajaran Matematika

0 0 19

Penerapan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa

0 1 8