Kerugian AKDR adalah: 1 Masih terjadi kehamilan dengan AKDR di dalam
2 Terdapat perdarahan spotting dan menometroragia 3 Leukorea sehingga menguras protein tubuh dan liang senggama terasa lebih
basah 4 Dapat terjadi infeksi
5 Tingkat akhir infeksi menimbulkan kemandulan primer atau sekunder dan kehamilan ektopik
6 Tali AKDR dapat menimbulkan perlukaan porsio Manuaba, 2004.
Di Indonesia telah banyak dicoba AKDR generasi kedua seperti spiral Margulis, lippes loop, AKDR M Metal dengan hasil yang baik. Kini telah
dikembangkan AKDR generasi ketiga yang mengandung Cu atau hormonal diantaranya Seven Cupper, multiload, Cupper T380 A, Medosa, dan progestasert
AKDR dengan progesterone. BKKBN menggunakan Cupper T380 A sebagai standar yang dibuat oleh PT. Kimia Farma Manuaba, 2004.
2.4.6 Kontrasepsi Mantap
a. Tubektomi Tubektomi merupakan tindakan medis berupa penutupan tuba uterina
dengan maksud tertentu untuk tidak mendapatkan keturunan alam jangka panjang sampai seumur hidup, kadang-kadang tindakan ini masih dapat dipulihkan seperti
semula Winkjosastro dkk, 2008.
Dahulu tindakan ini disebut sterilisasi dan dilakukan atas indikasi medis, seperti kelainan jiwa, kemungkinan kehamilan yang dapat membahayakan nyawa
ibu atau penyakit keturunan. Kini tubektomi dilakukan untuk membatasi jumlah anak Winkjosastro dkk, 2008.
Cara melakukan sterilisasi telah mengalami banyak perubahan. Pada abad ke-19, sterilisasi dengan mengangkat uterus atau kedua ovarium. Pada tahun 50-
an dilakukan dengan memasukkan AgNO3 melalui kanalis servikalis ke dalam tuba uterina.
Pada akhir abad ke- 19, dilakukan dengan mengikat tuba uterina namun cara ini mengalami banyak kegagalan sehingga dilakukan pemotongan dan
pengikatan tuba uterina. Dulu, sterilisasi dibantu oleh anastesi umum dengan membuat sayatan atau insisi yang lebar dan harus dirawat di rumah sakit. Kini
operasinya tanpa dibantu anastesi umum dengan hanya membuat insisi kecil dan tidak perlu dirawat di rumah sakit Winkjosastro dkk, 2008.
Tubektomi dapat dilakukan pasca keguguran, pasca persalinan, atau masa interval haid. Pasca persalinan, tubektomi sebaiknya dilakukan dalam 24 jam
pertama atau selambat-lambatnya 48 jam pertama. Apabila lewat dari 48 jam maka tubektomi akan dipersulit oleh edema tuba uterina, infeksi, dan kegagalan.
Edema tuba uterine akan berkurang setelah hari 7-10 pasca persalinan. Tubektomi setelah hari itu lebih dipersulit oleh adanya penciutan alat-alat genital dan
mudahnya terjadi perdarahan Winkjosastro dkk, 2008. Ada 4 cara tindakan untuk mencapai tuba uterin yaitu laparotomi biasa,
laprotomi mini, kolpotomi posterior, dan laparoskopi. Ada 6 cara melakukan
tubektomi yaitu cara pomeroy, kroemer, irving, pemasangan cincin Falope, klip filshie dan elektro-koagulasi disertai pemutusan tuba Winkjosastro dkk, 2008.
b. Vasektomi Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas
reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vasa deferensia, sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi penyatuan dengan ovum
tidak terjadi. Vasektomi merupakan upaya untuk menghentikan fertilitas dimana fungsi reproduksi merupakan ancaman atau gangguan terhadap kesehatan pria
maupun pasangannya serta melemahkan ketahanan dan kualitas keluarga Saifuddin dkk, 2003.
Dan kemudian ujung yang terpotong diputar balik serta disegel dengan diatermi. Prosedur vasektomi temporer kini juga sedang diteliti. Efek kontrasepsi
pada tindakan ini baru tercapai setelah semua sperma yang tertinggal di atas bagian vasa deferensia yang dipotong itu sudah terdorong keluar dalam tubuh.
Ekskresi sperma keluar tubuh ini memerlukan 20-30 kali ejakulasi Farrer, 2003.
2.4.7. Pemakaian Alat Kontrasepsi
Menurut Maryani 2002, banyak pasangan usia subur harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit. Tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode
yang tersedia, tetapi juga karena metode-metode tersebut mungkin tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual, dan
seksualitas wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi. Dalam memilih suatu metode, pasangan usia subur harus menimbang berbagai faktor, termasuk