2.4.4 Kontrasepsi Hormonal
Kontrasepsi ini menggunakan hormon, dari progesteron sampai kombinasi estrogen dan rogesteron. Penggunaan kontrasepsi ini dilakukan dalam bentuk pil,
suntikan, atau susuk Praputranto, 2005. Menurut Ridarineni 2006 fungsi utama dari kontrasepsi ini adalah untuk
mencegah kehamilan karena menghambat ovulasi, kontrasepsi ini juga biasa digunakan untuk mengatasi ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesterone
di dalam tubuh. Harus diperhatikan beberapa faktor dalam pemakaian semua jenis obat yang bersifat hormonal, yaitu:
a. Kontra indikasi mutlak sama sekali tidak boleh diberikan: kehamilan, gejala trhomboemboli, kelainan pembuluh darah otak, gangguan fungsi hati
atau tumor dalam rahim. b. Kontra indikasi relatif boleh diberikan dengan pengawasan intensif dari
dokter: penyakit kencing manis, hipertensi, perdarahan vagina berat, penyakit ginjal dan jantung.
Menurut Manuaba 2004 sifat khas kontrasepsi hormonal adalah sebagai berikut:
a. Komponen estrogen menyebabkan mudah tersinggung, tegang, retensi air dan garam, berat badan bertambah, menimbulkan nyeri kepala, perdarahan
banyak saat
menstruasi, meningkatkan
pengeluaran leukorea,
dan menimbulkan perlunakan serviks.
b. Komponen progesteron menyebabkan payudara tegang, akne, kulit dan rambut kering, menstruasi berkurang, kaki dan tangan sering kram, dan liang
senggama kering.
Macam-macam bentuk kontrasepsi hormonal :
a. Pil KB Macam-macam bentuk pil KB adalah sebagai berikut:
1 Pil kombinasi: sejak semula telah terdapat kombinasi, komponen progesteron atau estrogen.
2 Pil sekuensial: mengandung komponen yang disesuaikan dengan sistem hormonal tubuh, dua belas pil pertama hanya mengandung estrogen, pil
ketiga belas dan seterusnya merupakan kombinasi. 3 Progesteron: hanya mengandung progesteron dipergunakan ibu post
partum. 4 KB darurat hormonal: digunakan segera setelah hubungan seks.
Sistem kemasan pil diatur dengan sistem 28 dan sistem 2221, pada sistem 28 peserta KB pil terus minum pil tanpa pernah berhenti, sedangkan pada sistem
2221 peserta KB pil berhenti minum pil selama 7 sampai 8 hari dengan mendapat kesempatan menstruasi Manuaba, 2004.
Cara mengkonsumsi pil KB: 1 Minumlah pil KB dengan teratur
2 Bila lupa, maka pil KB yang harus diminum menjadi dua 3 Bila perdarahan, tidak memerlukan perhatian karena belum beradaptasi
4 Gangguan ringan dalam bentuk mual, muntah, sebaiknya diatasi. Bila komplikasi yang berat dalam bentuk perdarahan dan mual muntah
berlebihan penderita harus melakukan konsultasi atau dirujuk Manuaba, 2004.
b. Suntik KB Kontrasepsi suntikan mengandung hormon sintetik. Penyuntikan ini
dilakukan setiap 3 bulan sekali depo provera, 10 minggu norigest, dan setiap 1 bulan cyclofem Praputranto, 2005.
Menurut Varney 2001, efek samping yang mempengaruhi ibu adalah sebagai berikut:
1.Perubahan menstruasi, untuk beberapa bulan terjadi perdarahan dan bercak yang ireguler dan tidak dapat diduga sampai terjadi amenorea pada sebagian besar
wanita. 2.Pemulihan fertilitas yang lambat setelah penghentian pemakaian 50 sampai
70 wanita menjadi hamil pada akhir tahun pertama pemakaian, namun dapat terjadi penundaan 18-24 bulan.
Menurut Manuaba 2004 keuntungan suntik KB : 1 Pemberiannya sederhana
2 Tingkat efektifasnya tinggi 3 Hubungan seks dengan suntikan bebas
4 Pengawas medis yang ringan 5 Dapat dipakai atau diberikan pasca prsalinan, pasca keguguran, atau pasca
menstruasi