Kontrasepsi Hormonal Metode Kontrasepsi .1 Metode Amenorea Laktasi

4 Gangguan ringan dalam bentuk mual, muntah, sebaiknya diatasi. Bila komplikasi yang berat dalam bentuk perdarahan dan mual muntah berlebihan penderita harus melakukan konsultasi atau dirujuk Manuaba, 2004. b. Suntik KB Kontrasepsi suntikan mengandung hormon sintetik. Penyuntikan ini dilakukan setiap 3 bulan sekali depo provera, 10 minggu norigest, dan setiap 1 bulan cyclofem Praputranto, 2005. Menurut Varney 2001, efek samping yang mempengaruhi ibu adalah sebagai berikut: 1.Perubahan menstruasi, untuk beberapa bulan terjadi perdarahan dan bercak yang ireguler dan tidak dapat diduga sampai terjadi amenorea pada sebagian besar wanita. 2.Pemulihan fertilitas yang lambat setelah penghentian pemakaian 50 sampai 70 wanita menjadi hamil pada akhir tahun pertama pemakaian, namun dapat terjadi penundaan 18-24 bulan. Menurut Manuaba 2004 keuntungan suntik KB : 1 Pemberiannya sederhana 2 Tingkat efektifasnya tinggi 3 Hubungan seks dengan suntikan bebas 4 Pengawas medis yang ringan 5 Dapat dipakai atau diberikan pasca prsalinan, pasca keguguran, atau pasca menstruasi 6 Tidak mengganggu pengeluaran laktasi dan tumbuh kembang bayi 7 Suntikan KB cyclofem diberikan setiap bulan dan peserta KB akan mendapatkan menstruasi c. Susuk KB Implan Merupakan alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada lengan kiri atas. Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus silastik plastik berongga dan ukurannya sebesar batang korek api. Susuk dipasang seperti kipas dengan enam buah kapsul. Di dalamnya berisi zat aktif berupa hormon atau levonorgestrel, susuk tersebut akan megeluarkan hormon tersebut sedikit demi sedikit Praputranto, 2005. Menurut Manuaba 2004, setiap kapsul susuk mengandung 36 mgr levonorgestrel yang akan dikeluarkan setiap harinya sebanyak 80 mcg. Konsep mekanisme kerjanya sebagai progesteron yang dapat menghalangi pengeluaran LH sehingga tidak terjadi ovulasi, mengentalkan lendir serviks dan menghalangi migrasi spermatozoa, dan dapat menyebabkan situasi endometrium tidak siap menjdi tempat nidasi. Keuntungan metode susuk KB adalah: 1 Dipasang selama lima tahun 2 Kontrol medis ringan 3 Dapat dilayani di daerah pedesaan 4 Penyulit medis tidak terlalu tinggi 5 Biaya ringan Kerugian metode susuk KB adalah 1 Menimbulkan gangguan menstruasi, yaitu tidak mendapat menstruasi dan terjadi perdarahan yang tidak teratur 2 Berat badan bertambah 3 Menimbulkan akne, ketegangan payudara 4 Liang senggama terasa kering

2.4.5 Metode Mekanik

a. Kondom Dulu kondom terbuat dari kulit atau usus binatang. Setiap akan digunakan direndam dulu, kemudian terbuat dari linen, kini kondom terbuat dari karet yang tipis dan elastis, bentuknya seperti kantong. Fungsi kondom sebenarnya untuk menampung sperma sehingga tidak masuk kedalam vagina. Perlindungan tersebut efektif 90 Praputranto, 2005. Menurut Cunningham, dkk 2005 apabila digunakan dengan benar kondom menghasilkan proteksi yang cukup besar tetapi tidak mutlak terhadap beragam penyakit menular seksual, termasuk infeksi HIV, gonorea, sifilis, herpes, klamidia, dan trikomoniasis. Kekurangan metode ini adalah mudah robek bila tergores kuku atau benda tajam lainnya, membutuhkan waktu untuk pemasangan, dan mengurangi sensasi seksual Ridarineni, 2006. b. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Alat ini berupa benda kecil terbuat dari plastik atau logam yang dimasukkan ke dalam kavum endometrium, AKDR atau sering disebut IUD Intra Uterine Device, dimasukkan ke dalam rahim sebagai prosedur steril setelah sebelumnya ditarik masuk ke dalam aplikator khusus. Setelah insersi, IUD tersebut akan kembali kepada bentuk semula, yaitu bentuk pegas, sebagian besar IUD memiliki seutas benang yang kecil. Benang ini menjulur ke dalam vagina sehingga wanita yang mengenakannya dapat mengecek keberadaan alat tersebut. Keberadaan benang tersebut di dalam vagina biasanya tidak mengganggu senggama Farrer, 2003. Menurut Winkjosastro 2008, sampai sekarang belum ada orang yang yakin bagaimana mekanisme kerja AKDR dalam mencegah kehamilan. Ada yang berpendapat bahwa AKDR sebagai benda asing menimbulkan reaksi radang setempat, dengan sebukan leukosit yang dapat melarutkan blastosis atau sperma. Mekanisme kerja AKDR yang dililiti kawat tembaga mungkin berlainan. Tembaga dalam konsentrasi kecil yang dikeluarkan ke dalam rongga uterus selain menimbulkan reaksi radang seperti pada AKDR biasa, juga menghambat khasiat anhidrase karbon dan fosfatase alkali. AKDR yang mengeluarkan hormon juga menebalkan lendir serviks sehingga menghalangi pasasi sperma Winkjosastro, 2008. Keuntungan AKDR adalah: 1 Dapat diterima masyarakat dengan baik 2 Pemasangan tidak memerlukan medis teknis yang sulit 3 Kontrol medis yang ringan 4 Penyulit tidak terlalu berat 5 Pulihnya kesuburan setelah AKDR dicabut berlangsung baik Kerugian AKDR adalah: 1 Masih terjadi kehamilan dengan AKDR di dalam 2 Terdapat perdarahan spotting dan menometroragia 3 Leukorea sehingga menguras protein tubuh dan liang senggama terasa lebih basah 4 Dapat terjadi infeksi 5 Tingkat akhir infeksi menimbulkan kemandulan primer atau sekunder dan kehamilan ektopik 6 Tali AKDR dapat menimbulkan perlukaan porsio Manuaba, 2004. Di Indonesia telah banyak dicoba AKDR generasi kedua seperti spiral Margulis, lippes loop, AKDR M Metal dengan hasil yang baik. Kini telah dikembangkan AKDR generasi ketiga yang mengandung Cu atau hormonal diantaranya Seven Cupper, multiload, Cupper T380 A, Medosa, dan progestasert AKDR dengan progesterone. BKKBN menggunakan Cupper T380 A sebagai standar yang dibuat oleh PT. Kimia Farma Manuaba, 2004.

2.4.6 Kontrasepsi Mantap

a. Tubektomi Tubektomi merupakan tindakan medis berupa penutupan tuba uterina dengan maksud tertentu untuk tidak mendapatkan keturunan alam jangka panjang sampai seumur hidup, kadang-kadang tindakan ini masih dapat dipulihkan seperti semula Winkjosastro dkk, 2008.

Dokumen yang terkait

Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Suami Tentang Alat Kontrasepsi Pria Di Desa Juhar Perangin-Angin Kecamatan Juhar Kabupaten Karo Tahun 2012

3 38 80

Hubungan Antara Jumlah Paritas Dengan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Tentang Pemakaian Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Di RSUD DR. Pirngadi Medan

3 52 68

Hubungan Antara Pengetahuan dan Pendidikan Ibu Dengan Pemakaian Alat Kontrasepsi di Kelurahan Matang Seulimeng Kota Langsa Tahun 2008

0 32 68

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN IBU TERHADAP PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI DI PUSKESMAS SATELIT BANDAR LAMPUNG

1 32 67

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS PAYUNG REJO KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

0 5 66

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG METODE KONTRASEPSI DENGAN PEMAKAIAN KONTRASEPSI HORMONAL DAN NON HORMONAL DI RW III DESA KARANGASRI, NGAWI

0 7 59

HUBUNGAN ANTARA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DENGAN KEJADIAN KANDIDIASIS Hubungan Antara Pemakaian Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Dengan Kejadian Kandidiasis Vulvovaginalis Di Rsud Dr. Moewardi.

1 9 15

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, DAN USIA IBU PUS DENGAN PEMILIHAN JENIS KONTRASEPSI DI DESA JETAK Hubungan Antara Tingkat Pendidikan, Pengetahuan, Dan Usia Ibu Pus Dengan Pemilihan Jenis Kontrasepsi Di Desa Jetak Kecamatan Sidoharjo Kabu

1 2 15

Proposal Karya Tulis Ilmiah Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dan Dukungan Suami dengan Pemakaian Alat Kontrasepsi IUD di Desa Mustokoharjo Kabupaten Pati

0 2 70

BACA DULU cara membuka KTI Skripsi kode082

0 0 3