d. Melaksanakan wasiat jika ada.
F. Syarat-Syarat Orang Yang Menerima Warisan
1. Menurut Hukum Islam
Ada tiga syarat untuk menjadi ahli waris yang ditentukan di dalam pasal 171 huruf c Kompilasi Hukum Islam, yaitu:
a. Orang yang mempunyai hubungan darah atau hubungan perkawinan dengan pewaris;
b. Beragama Islam; c. Tidak terhalang karena hukum untuk menjadi ahli waris;
Persyaratan pertama menempatkan anak laki-laki atau perempuan, ayah, ibu, dan janda atau duda sebagai ahli waris, ketentuan mengenai hal ini dirumuskan
dalam pasal 174 ayat 2 Kompilasi Hukum Islam yang menyatakan bahwa apabila semua ahli waris ada, maka yang berhak mendapat warisan hanya: anak, ayah, ibu,
janda, atau duda. Persyaratan kedua adalah ahli waris beragama Islam, jadi apabila ada ahli
waris yang berpindah Agama, maka ia akan kehilangan haknya sebagai ahli waris. Hal ini dapat menimbulkan kesan ketidakadilan di dalam hukum waris Islam.
Misalnya, di antara anak kandung ada yang pindah Agama, sedangkan saudara yang lain tetap beragama Islam sesuai dengan Agama orangtuanya. Pada waktu
pembagian warisan akan terasa ketidakadilan itu. Semua saudara-saudara kandungnya menerima harta warisan sementara dia yang pindah Agama tidak
mendapat apa-apa. Padahal menurut ajaran Islam tidak ada paksaan dalam beragama.
Dalam rangka menerapkan hukum waris Islam yang berkeadilan, Mahkamah Agung telah mengeluarkan Yurisprudensi No.51.KAG1999. tanggal 29 September
Universitas Sumatera Utara
1999, yang pada prinsipnya memutuskan bahwa anak kandung yang telah pindah Agama dapat wasiat wajibah. Putusan ini tidak berarti bertentangan dengan syariat
Islam, karena anak tersebut tidak ditetapkan sebagai ahli waris. Sebagai seorang yang dekat dengan pewaris adalah adil apabila dia mendapat bagian dari harta
peninggalan orang tuanya melalui wasiat wajibah. Apabila ada ahli waris yang telah pindah Agama kemudian demi mendapatkan
status sebagai ahli waris yang syah ia menyatakan masuk Islam lagi, maka perlu diteliti kebenaran pernyataannya tersebut. Dalam hal ini pasal 172 Kompilasi
Hukum Islam, memberi pedoman bahwa ahli waris dipandang beragama Islam apabila diketahui dari kartu identitas atau pengakuan atau amalan atau kesaksian,
sedangkan bagi bayi yang baru lahir atau anak yang belum dewasa, beragama menurut ayahnya atau lingkungannya.
Selain karena pindah agama, menurut pasal 173 Kompilasi Hukum Islam seorang terhalang menjadi ahli waris apabila dengan putusan Hakim yang telah
mempunyai kekuatan hukum yang tetap, dihukum karena: 1 Dipersalahkan telah membunuh atau mencoba membunuh atau
menganiaya berat pada pewaris, 2 Sipersalahkan telah memfitnah dengan cara mengajukan pengaduan bahwa
pewaris telah melakukan suatu kejahatan yang diancam dengan hukuman 5 tahun penjara atau hukuman yang lebih berat.
2. Menurut Hukum Adat