Konstruktivisme merupakan proses transfer positif keterampilan yang telah diketahui sebelumnya, misalnya siswa yang sebelumnya telah memahami cara
melakukan lompat akan mudah mengintegrasikannya ke dalam keterampilan baru dalam lompat jauh. Falsafah Modifikasi yang berorientasi pada tercapainya tujuan
secara mudah dan langsung juga menjadi landasan Paikem, sehingga dalam pembelajaran peserta didik selalu menjadi subjek aktif sedangkan guru menjadi
fasilitator dan pembimbing belajar mereka.
2.8 Pendekatan Bermain dalam Pendidikan Jasmani
Menurut Wahjoedi 2001 : 121 bahwa ”pendekatan bermain adalah pembelajaran
yang diberikan dalam bentuk atau situasi permainan”. Sedangkan Yoyo Bahagia dan Adang Suherman 2000: 35 berpendapat,”strategi pembelajaran permainan
berbeda dengan strategi pembelajaran skill, namun bisa dipastikan bahwa keduanya harus melibatkan modifikasi atau pengembamgan agar sesuai dengan
prinsip DAP developmentally Appropiate Practice dan body scalling ukuran fisik termasuk kemampuan fisik”.
Menurut Hurlock Dalam Metzler 2000:78 Kegiatan bermain menurut jenisnya terdiri atas bermain aktif dan bermain pasif secara umum bermain aktif banyak
dimainkan pada masa awal anak-anak prasekolah sedangkan bermain pasif dilakukan di akhir usia anak-anak menjelang remaja. Kedua kegiatan tersebut
akan selalu dimainkan anak, tidak berarti kegiatan aktif hilang karena adanya bermain pasif.
Bermain bagi setiap individu merupakan suatu kebutuhan, bermain dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan dorongan dalam dirinya. Melalui bermain
siswa memperoleh kesempatan menyalurkan perasaannya yang tertekan dan menyalurkan dorongan-dorongan yang ada dalam dirinya.
Menurut Muthohir, 2005: 8 Pembelajaran Pendidikan Jasmani di sekolah bukan untuk mengejar prestasi aspek Skill, tetapi menyalurkan dorongan-dorongan
untuk aktif bermain. Pendidikan Jasmani untuk anak harus lebih menekankan kepada aspek permainan dari pada teknik cabang olahraganya, karenanya bermain
adalah kebutuhan yang harus dipenuhi oleh setiap manusia pada umumnya dan siswa khusunya. Bermain merupakan aktifitas yang dapat membantu mereka
dalam meningkatkan kebugaran jasmani, membentuk kepribadian dan penemuan diri bagi siswa. Penekanan metode pembelajaran dengan bermain akan
menjadikan mata pelajaran pendidikan jasmani sesuatu yang sangat menyenangkan dan sangat menarik bagi siswa.
Pendekatan bermain memiliki dampak dalam proses pembelajaran seperti 1 dapat
meningkatkan kegembiraan dan kepuasan pada diri siswa dalam melakukan gerakan-gerakan untuk bermain dalam rangka mencapai kebugaran jasmaninya, 2
memungkinkan siswa yang kurang terampil berolahraga dan kurang menyenangi olahraga akan menyenangi kegiatan jasmani, 3 mendorong siswa untuk belajar
mengambil keputusan sendiri dalam waktu yang relatif sangat singkat, 4 memberi peluang bukan hanya pada siswa putra tetapi juga siswa putri untuk melakukan
berbagai bentuk keterampilan dalam bermain atau berolahraga. Kupan, 2002: 36