belajar yang tidak lain adalah membentuk kebiasaan. Hull dalam Abdullah dan Manadji, 2004:165.
Menurut Hull, reinforcement adalah kondisi utama untuk membentuk kebiasaan, oleh karena itu reinforcement berperan sebagai alat bagi pembentukan kebiasaan.
Reinforcement merupakan unsure pemuas, menyusul terjadinya respons. Berdasarkan teor ini pembelajaran harus dirancang untuk memenuhi kebutuhan
siswa. Lutan, 2005: 132.
2.5.2 Teori Belajar Konstruktivisme
Menurut teori konstruktivisme, belajar adalah membangun to construct pengetahuan itu sendiri, setelah dipahami, dicernakan dan merupakan perbuatan
dalam diri seseorang. Pengetahuan itu diciptakan kembali dan dibangun dari dalam diri seseorang melalui pengalaman, pengamatan, pencernaan digest, dan
pemahamannnya. Semiawan, 2008:4. Sedangkan belajar menurut teori kognitif lebih mementingkan proses daripada
hasil. Budiningsih, 2004: 34 Ide dasar dari teori kognitif ialah bahwa seorang pelajar mengorganisasikan rangsang atau persepsi ke dalam suatu pola atau
bentuk secara keseluruhan. Semua rangsang saling terkait dengan sebuah latar belakang, sehingga makna suatu rangsang diamati dalam kaitannya besuah medan.
Karena itu teori kognitif menekankan pada pentingnya kesadaran si pelajar terhadap keseluruhan medan yang bersangkutan. Lutan, 2005:136.
Menurut filsafat konstruktivisme, siswa memahami dunianya dengan cara menghubungkan antara pengetahuan dan pengalamannya dengan apa yang sedang
dipelajarinya. Mereka membangun makna ketika guru memberikan permasalahan yang relevan, mendorong inquiri, menyusun kegiatan pembelajaran dari konsep-
konsep utama, menghargai sudut pandang siswa, dan menilai hasil belajar siswa Mc Laughin dan Vogt, dalam Dantes, 2004: 56
Menurut Zahorik dalam Nurhadi 2003:15 menekankan bahwa dalam praktek pembelajaran konstruktivisme ada lima unsur pokok yang diperhatikan yaitu: 1
Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada, 2 Pemerolehan pengetahuan dengan cara mempelajari secara keseluruhan dulu, baru kemudian memperhatikan
detailnya, 3 Pemahaman pengetahuan dengan cara menyusun konsepsementara hipotesis, melakukan sharing kepada orang lain agar mendapatkan tanggapan
validasi dan tas dasar tanggapan itu konsep tersebut direvisi dan dikembangkan, 4 mempraktekkan pengalaman tersebut, 5 melakukan refleksi terhadap strategi
pengembangan pengetahuan tersebut. Ciri Mengajar konstruktivisme adalah sebagai berikut: Driver dan Oldham dalam
Matthew yang dipaparkan oleh Suparno 1997:35 1
Orientasi Murid diberi kesempatan untuk mengembangkan motivasi dalam
mempelajari suatu topik. Murid diberi kesempatan untuk melakukan observasi terhadap topik yang hendak dipelajari.
2 Elicitasi
Murid dibantu untuk mengungkapkan idenya secara jelas dengan berdiskusi, menulis, membuat poster, dan lain lain.