PENGARUH MODEL ROLE PLAYING (BERMAIN PERAN) DALAM PEMBELAJARAN IPS TERHADAP PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PRINGSEWU SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2016/2017

(1)

ABSTRAK

Pengaruh ModelRole Playing(Bermain Peran) Dalam Pembelajaran IPS Terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Siswa Kelas VIII SMP

Negeri 2 Pringsewu Semester Genap Tahun Ajaran 2016/2017

Keberhasilan dalam proses belajar mengajar dipengaruhi oleh motivasi belajar yang dimiliki siswa. Berkenaan dengan motivasi dapat dibangun dengan mengajak siswa untuk berinterkasi secara baik. Untuk itu diperlukan model pembelajaran yang mampu menciptakan interaksi yang baik sehingga dapat membangkitkan motivasi. Model pembelajaran Role Playing (bermain peran) merupakan salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat membangkitkan motivasi. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah adakah pengaruh penerapan model pembelajaran Role Playing (bermain peran) dalam pembelajaran IPS terhadap terhadap motivasi belajar siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Pringsewu Tahun Ajaran 2016- 2017.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran Role Playing (bermain peran) dalam pembelajaran IPS terhadap terhadap motivasi belajar siswa. Desain penelitian adalah pretest-postest control group design. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII B dan VIII E pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling.Penelitian ini menggunakan teknik analisis data kuantitatif.

Berdasarkan analisis data secara kuantitatif dengan menggunakan uji t dapat ditarik kesimpulan bahwa:1) Ada pengaruh yang signifikan dari pengaruh modelRole Playing (bermain peran) dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran IPS di SMP Negeri 2 Pringsewu, 2)Besarnya taraf signifikansi pengaruh modelRole Playing (bermain peran) terhadap motivasi belajar adalah sebesar 0,283 yang jika dimasukkan kedalam interpretasi

korelasi termasuk kategori cukup.

Oleh : Sidiq Saputra


(2)

PENGARUH MODEL ROLE PLAYING (BERMAIN PERAN ) DALAM PEMBELAJARAN IPS TERHADAP PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 2

PRINGSEWU SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN

2016/ 2017

(S k r i p s i)

Oleh

SIDIQ SAPUTRA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2016


(3)

ABSTRAK

Pengaruh ModelRole Playing(Bermain Peran) Dalam Pembelajaran IPS Terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Siswa Kelas VIII SMP

Negeri 2 Pringsewu Semester Genap Tahun Ajaran 2016/2017

Keberhasilan dalam proses belajar mengajar dipengaruhi oleh motivasi belajar yang dimiliki siswa. Berkenaan dengan motivasi dapat dibangun dengan mengajak siswa untuk berinterkasi secara baik. Untuk itu diperlukan model pembelajaran yang mampu menciptakan interaksi yang baik sehingga dapat membangkitkan motivasi. Model pembelajaran Role Playing (bermain peran) merupakan salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat membangkitkan motivasi. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah adakah pengaruh penerapan model pembelajaran Role Playing (bermain peran) dalam pembelajaran IPS terhadap terhadap motivasi belajar siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Pringsewu Tahun Ajaran 2016- 2017.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran Role Playing (bermain peran) dalam pembelajaran IPS terhadap terhadap motivasi belajar siswa. Desain penelitian adalah pretest-postest control group design. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII B dan VIII E pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling.Penelitian ini menggunakan teknik analisis data kuantitatif.

Berdasarkan analisis data secara kuantitatif dengan menggunakan uji t dapat ditarik kesimpulan bahwa:1) Ada pengaruh yang signifikan dari pengaruh modelRole Playing (bermain peran) dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran IPS di SMP Negeri 2 Pringsewu, 2)Besarnya taraf signifikansi pengaruh modelRole Playing (bermain peran) terhadap motivasi belajar adalah sebesar 0,283 yang jika dimasukkan kedalam interpretasi

korelasi termasuk kategori cukup.

Oleh : Sidiq Saputra


(4)

PENGARUH MODELROLE PLAYING(BERMAIN PERAN ) DALAM PEMBELAJARAN IPS TERHADAP PENINGKATAN MOTIVASI

BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 PRINGSEWU SEMESTER GANJIL

TAHUN AJARAN 2016/ 2017

Oleh

SIDIQ SAPUTRA (S k r i p s i)

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2016


(5)

(6)

(7)

(8)

RIWAYAT HIDUP

Peneliti merupakan anak keempat dari empat bersaudara dari Bapak Sungkono, dan Ibu Heryanti. Peneliti dilahirkan pada tanggal 10 Agustus 1990 di Desa Tulus Ayu Kecamatan Belitang Madang Raya Kabupaten OKU Timur Sumatera Selatan

Pendidikan peneliti dimulai dari Sekolah Dasar Negeri 1 Desa Tulus Ayu Kecamatan Belitang Madang Raya Kabupaten OKU Timur Sumatera Selatan tahun 2003.

Peneliti melanjutkan pendidikan kejenjang sekolah menengah pertama di SMP Negeri 1 Belitang Madang Raya Kabupaten OKU Timur dan selesai pada tahun 2005 dan dilanjutkan kejenjang sekolah menengah atas di SMK Muhammadiyah Belitang dan tamat belajar pada tahun 2008.

Pada tahun 2009 penulis diterima di Universitas Lampung, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, di Program Studi Pendidikan Sejarah, pada Semester VI penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Padang Cermin Kecamatan Padang Cermin Kabupaten dan menjalani Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 4 Padang Cermin.


(9)

PERSEMBAHAN

Puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala hidayah dan karunia-Nya. Shalawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. dengan kerendahan hati dan rasa syukur, kupersembahkan sebuah karya kecil ini sebagai tanda cinta dan

sayangku kepada :

Bapakku Sungkono dan Ibuku Heryanti yang telah membesarkan dengan penuh cinta dan kasih sayang, memperjuangkan segalanya hanya untuk kesuksesan ku. Terima kasih untuk segalanya, terima kasih untuk setiap tetesan keringat yang tidak pernah terhitung banyaknya, terimakasih untuk tetesan air mata dan doa yang selalui mengiringi setiap langkah

kecilku.

Terima kasih pada saudara dan saudariku : Hermanto, Misdarwati dan Lilis sukarni

Terimakasih atas doa, semangat, dan kasih sayang yang selalu diberikan. Bapak Ibu dosen, Bapak/Ibu guru, sahabat, dan teman-teman yang telah mengukir sebuah sejarah dalam kehidupanku, serta almamater yang aku


(10)

Motto

Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak

pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita

terjatuh

(Confusius)

Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik

untuk hari tua


(11)

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul

“Pengaruh Model PembelajaranRole Playing(Bermain Peran) Terhadap Motivasi

Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VIII SMP Negeri 2 Pringsewu”. Penulisan skripsi ini sebagai syarat untuk menyelesaikan studi tingkat Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini pula penulis mengucapkan terima kasih setulus-tulusnya kepada:

1. Bapak Dr.Muhammad Fuad, M.Hum, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si, Wakil Dekan I Bidang Akademik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.S, Wakil Dekan II Bidang Keuangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Supriyadi, M.Pd. Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

5. Bapak Drs.Zulkarnain, M.Si, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 6. Bapak Drs. Syaiful. M, M.Si, Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah


(12)

7. Bapak Drs. Maskun, M.H, Pembimbing I sekaligus Pembimbing Akademik yang telah banyak membimbing dan mengarahkan serta memberi motivasi, semangat yang sangat penulis rasakan hingga akhirnya penulis dengan lancar menyelesaikan skirpsi ini dengan baik.

8. Bapak suparman Arif S.Pd, M. sebagai Pembimbing II, terimakasih atas segala masukan, dukungan, motivasi, dan saran dalam penyusunan skripsi ini

9. Bapak Drs. Iskandar Syah, M.H, sebagai Pembahas, terimakasih atas dukungan, masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

10. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, Bapak Drs. Ali Imron, M.Hum, bapak Drs. Wakidi, M.Hum, Ibu Dr. Risma Sinaga, M.Hum, Bapak Drs. Tontowi , M.Si, Bapak Muhammad Basri, S.Pd, M.Pd, Ibu Yustina Sri Ekwandari, S.Pd, M.Hum, Bapak Chery Saputra, S.Pd, M.Pd dan Bapak Marzius Insani, S.Pd. M.Pd beserta para pendidik di Unila yang telah banyak memberikan ilmu serta wawasan baru kepada penulis.

11. Bapak Kepala SMP Negeri 2 Pringsewu terimakasih telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

12. Teman- teman di Program studi Sejarah Angkatan 2009, Dani Yogianto, Yulian Eko F, Aji, Adi, Rian, Afip Firmansyah, Tabligh Setiawan, Beni Apriantoro, Irwan, Yudis, Indah, serta teman- teman yang lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu


(13)

13. Ades Putri Pertiwi, yang selalu memberikan dorongan motivasi bagi penulis.

14. Semua pihak yang telah banyak membantu penulis yang tidak bisa disebutkan satu persatu semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian kepada penulis.

Sekali lagi penulis mengucapkan terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan, semoga menjadi ladang amal bagi kita semua amin.

Bandar Lampung, 2016 Penulis,


(14)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

SURAT PERNYATAAN... v

RIWAYAT HIDUP ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

MOTTO ... viii

SANWACANA ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Kegunaan Penelitian ... 7

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka ... 9

1. Konsep Cooperative Learning Atau Pembelajaran Kooperatif .... 9

2. Konsep Model Pembelajaran Role Playing ... 12

3. Konsep Motivasi Belajar ... 14

4. Konsep Pembelajaran IPS ... 19

B. Penelitian yang relevan Kerangka Pikir ... 21

C. Kerangka Pikir ... 22

D. Paradigma ... 24

E. Hipotesis ... 24

III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Yang Digunakan ... 27

B. Desain Penelitian...……….…………. ... 28

C. Populasi dan Sampel ... 29

1. Populasi ... 29

2. Sampel... 31

3. Teknik Pemilihan Sampel ... 32


(15)

1. Variabel Penelitian. ... 32

2. Definisi Operasional Variabel ... 33

E. Teknik Pengumpulan Data ... 34

1. Observasi ... 34

2. Angket/ Kuisioner ... 35

3. Dokumentasi ... 36

4. Kepustakaan ... 36

F. Langkah- langkah Penelitian ... 36

G. Instrumen Penelitian ... 37

1. Uji Validitas ... 38

2. Uji Reliabilitas ... 39

H. Teknik Analisis Data ... 40

1. Uji Normalitas ... 40

2. Uji Homogenitas ... 41

3. Uji Hipotesis ... 42

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Tempat Penelitian ... 44

2. Pelaksanaan Pembelajaran ... 48

3. Data Hasil Penelitian Motivasi Siswa ... 54

4. Analisis Data ... 57

B. Pembahasan ... 83

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 85

B. Saran ... 85 DAFTAR PUSTAKA


(16)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel. 1.1 Data Populasi Siswa Kelas VIII SMP N 2 Pringsewu ... 30

Tabel. 1.2 Data Sampel... ...31

Tabel. 1.3 Kisi-Kisi Instrumen... ...35

Tabel. 1.4 Uji Reliabilitas... ...40

Tabel. 1.5 Jumlah Siswa SMP Negeri 2 Pringsewu... ...47

Tabel. 1.6 SkorPretestSiswa Kelas Kontrol... ... 54

Tabel. 1.7 SkorPosttestSiswa Kelas Kontrol ... ... 54

Tabel. 1.8 SkorPretestSiswa Kelas Eksperimen ... ... 55

Tabel. 1.9 SkorPosttestSiswa Kelas Eksperimen... ... 55

Tabel. 2.0 Rata Rata Skor Pretest Kelas Kontrol Dan Eksperimen ... ... 56

Tabel. 2.1 Rata Rata Skor Posttest Kelas Kontrol Dan Eksperimen... ... 56

Tabel.2.2 Daftar Distribusi Frekuensi DataPretestSiswa Kelas Kontrol... ... 58

Tabel 2.3 Uji Normalitas DataPretestBelajar Kelas Kontrol... ... 59

Tabel. 2.4 Tabel Daftar Distribusi Frekuensi DataPosttestSiswa Kelas Kontrol ... 61

Tabel 2.5 Uji Normalitas DataPosttestBelajar Kelas Kontrol ... ... 62

Tabel.2.6 Daftar Distribusi Frekuensi DataPretestSiswa Kelas Eksperimen ... ... 64


(17)

Tabel.2.8 Daftar Distribusi Frekuensi DataPosttestSiswa Kelas Eksperimen.. ... 68

Tabel 2.9 Uji Normalitas DataPosttestBelajar Kelas Eksperimen... ... 69

Tabel. 3.0 Uji Homogenitas Test ... ... 70

Tabel. 3.1 Korelasi Kelas Kontrol ... ... 72

Tabel. 3.4 Hasil Pretest Kontrol... ... 73

Tabel. 3.5 Hasil Posttest Kontrol ... ... 74

Tabel. 3.6 Korelasi Kelas Eksperimen... ... 77

Tabel. 3.7 Hasil Pretest Eksperimen ... ... 78


(18)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses perbuatan dan cara mendidik. Pendidikan juga mempunyai suatu tujuan yang jelas. Tujuan pendidikan di Indonesia adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri. Dengan tujuan yang telah dijabarkan tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan berisikan sesuatu yang komplek dan sangat penting bagi keberlangsungan kehidupan manusia.

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa :

“pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana aktif belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.”

Pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Komponen tersebut meliputi : tujuan, materi, metode, dan evaluasi. Keempat komponen pembelajaran tersebut harus


(19)

2

diperhatikan oleh guru dalam memilih dan menentukan model pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran Menurut Sudjana ( 004: 8) “Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didik (warga belajar) dan pendidik (sumber belajar) yang melakukan kegiatan membelajarkan”.

Guru sebagai ujung tombak dalam pencapaian tujuan pendidikan, perlu memilih strategi pembelajaran yang efektif, efisien, dan menarik. Pengelolaan proses pembelajaran yang efektif, efisien, dan menarik merupakan titik awal keberhasilan pembelajaran yang muaranya akan meningkatkan prestasi belajar siswa. Menurut Suyatno (2009: 67), guru perlu menguasai dan dapat menerapkan berbagai strategi yang di dalamnya terdapat pendekatan, model, dan teknik secara spesifik.

Selama ini, aktivitas siswa dalam proses pembelajaran hanya terbatas pada mendengarkan, mencatat, menjawab pertanyaan bila guru memberikan pertanyaan atau mengerjakan tugas yang lain dan untuk aktivitas mengemukakan pendapat dan berdiskusi masih jarang mereka lakukan. Kemudian penilaian yang dilakukan oleh guru selama ini hanya berupa tes formatif sehingga penilaian hanya terbatas pada kemampuan kognitif saja. Guru tidak menilai sikap dan perubahan perilaku siswa selama proses pembelajaran.

Berdasarkan observasi pada yang dilakukan peneliti di SMP Negri 2 Pringsewu, pada umumnya model pembelajaran maupun metode mengajar yang diterapkan guru di


(20)

3

SMP Negri 2 Pringsewu belum begitu bervariasi yaitu dengan menggunakan metode ceramah (konvensional) dan diskusi kelompok. Guru menjelaskan materi pelajaran sesuai kompetensi dasar, peran siswa mendengarkan penjelasan guru dan dilanjutkan dengan kegiatan diskusi kelompok. Kemudian guru memberikan evaluasi.

Walaupun pembelajaran di sekolah tersebut sudah diusahakan agar siswa ikut aktif dalam pembelajaran masih dinilai kurang. Jika pada saat diskusi kelompok hanya beberapa orang saja yang aktif sedangkan yang lainnya ada yang hanya diam atau ada yang tidak memperhatikan jalannya diskusi. Kurangnya motivasi dan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dapat berakibat pada hasil belajar nantinya.

Faktor penyebab dari rendahnya hasil belajar siswa antara lain adalah kurangnya keterlibatan siswa dalam proses belajar. Selain itu, model pembelajaran yang kurang efektif dan efisien, menyebabkan tidak seimbangnya kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik, misalnya kebisingan atau keributan sering mendominasi situasi kelas yang membuat siswa menjadi kurang tertarik dan tidak terpusat pada pelajaran saat pembelajaran berlangsung .

Menanggulangi permasalahan tersebut, diperlukan model pengajaran dengan metode yang tepat untuk mengoptimalkan proses pembelajaran dengan penyajian materi yang menarik yang lebih dominan melibatkan siswa sehingga siswa lebih termotivasi untuk terlibat dan lebih aktif dalam proses pembelajaran yang lebih mengedepankan aktivitas, dimana siswa dituntut memperoleh pengalaman secara langsung dan menemukan sendiri ilmu pengetahuan yang terjadi di lingkungan sekitar.


(21)

4

Proses belajar mengajar akan berlangsung dengan baik apabila di dalamnya terdapat kesiapan antara guru dengan peserta didik. Guru sebagai fasilitator dituntut untuk bisa membawa siswanya ke dalam pembelajaran yang aktif, inovatif dan menyenangkan, sehingga siswa dapat menikmati pembelajaran, bukan merupakan pembelajaran yang berpusat pada guru. Model pembelajaran yang disajikan hendaknya mampu membangkitkan motivasi diri bagi anak didik. Motivasi yang telah tercipta memudahkan siswa untuk berinteraksi baik terhadap guru maupun siswa lain dalam suatu pembelajaran. Untuk itu, guru hendaknya selalu berusaha memperhatikan motivasi sebelum proses pembelajaran berlangsung.

Motivasi siswa dapat dibangun dengan memberikan suatu kepercayaan kepada siswa dalam menyelesaikan permasalahan sendiri memberikan contoh-contoh yang mudah dipahami oleh siswa, memberikan suatu permasalahan yang berhubungan dengan lingkungan siswa, memberikan penghargaan terhadap pencapaian hasil belajar yang baik, dan masih banyak cara lainnya.

Salah satu pembelajaran yang sesuai untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menggunakan beberapa model Pembelajaran tipe kooperatif, salah satunya dengan model pembelajaran Role Playing. Karena model role playing ini siswa ditugaskan untuk aktif dalam pembelajaran dengan bertugas memerankan tokoh atau benda mati namun masih dalam pengawaan guru. dengan berpartisipasi secara langsung melalui kegiatan bermain peran, siswa akan mudah menguasai apa yang dipelajari. Dengan pembelajaran yang melibatjan siswa secara langsung juga diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan aktivitas siswa dalam pembelajaran.


(22)

5

Melalui permainan peran, siswa dapat meningkatkan kemampuan untuk mengenal perasaannya sendiri dan perasaan orang lain. Mereka memperoleh cara berperilaku baru untuk mengatasi masalah seperti dalam permainan perannya dan dapat meningkatkan keterampilan memecahkan masalah.(Hamzah. 2008: 22)

Model pembelajaran role playing adalah suatu aktivitas pemberlajaran terencana yang dirancang untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang spesifik. Pada metode role playing ini, proses pembelajaran ditekankan pada keterlibatan emosional dan pengamatan indera ke dalam suatu situasi masalah yang secara nyata dihadapi, baik guru maupun siswa

Berdasarkan uraian di atas, maka akan dilakukan penelitian tentang model pembelajaran kooperatif dengan model role playing dalam proses pembelajaran dengan suatu usulan penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Role Playing terhadap motivasi belajar Siswa Kelas VIII SMP Negri 2 Pringsewu Tahun Pelajaran 2016/ 2017”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

Apakah penerapan model pembelajaran Role Playing berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa dan sejauh manakah pengaruh dari penerapan model tersebut?


(23)

6

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran Role Playing terhadap motivasi Belajar Siswa pada pembelajaran IPS Terpadu kelas VIII SMP Negeri 2 Pringsewu tahun ajaran 2016/2017

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Adapun kegunaan penelitian ini adalah:

1. Bagi guru : Memberikan masukan atau informasi tentang model dan metode mengajar yang dapat diterapkan di dalam kelas untuk meningkatkan pemahaman, aktivitas, dan hasil belajar siswa. 2. Bagi siswa : Dengan menggunakan model pembelajaran dan metode

Mengajar yang lebih bervariasi dapat memberikan suasana baru dalam proses belajar di kelas sebagai upaya untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah.

3. Bagi sekolah : Dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi sekolah Dalam rangka mengembangkan proses belajar mengajar yang bervariasi di SMP Negeri 2 Pringsewu

4. Bagi penulis : Dapat memberikan pengalaman yang berharga kepada penulis untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran


(24)

7

Role Playing terhadap motivasi Belajar Siswa pada

pembelajaran IPS Terpadu kelas VIII SMP Negeri 2 Pringsewu.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari anggapan yang berbeda terhadap masalah yang akan dibahas maka diberikan batasan masalah sebagai berikut:

1.1 Objek Penelitian

Ruang lingkup objek dalam penelitian ini adalah penggunaan model Role Playing dalam pembelajaran IPS Terpadu terhadap motivasi belajar siswa.

1.2 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Pringsewu.

1.3Tempat Penelitian

Tempat Penelitian adalah Sekolah SMP Negeri 2 Pringsewu 1.4Waktu Penelitian

Waktu dalam penelitian ini adalah pada bulan Oktober tahun 2016. 1.5 Konsentrasi Ilmu

Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah ruang lingkup ilmu pendidikan.


(25)

8

REFERENSI

Depdiknas.2003.Peraturan Menteri Nasional No.20 Tahun 2003 Tentang Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional.Jakarta:Depdiknas

Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: PT Tarsito. Halaman 28.

Suyatno.2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo. Masmedia Buana Pustaka. Halaman 67.

Hamzah B. Uno. 2008. Teori Motivasi Dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara. Halaman 22.


(26)

9

II.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Konsep Cooperative Learning Atau Pembelajaran Kooperatif

Cooperative Learning mengandung pengertian bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama. Belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam pengajaran yang memungkinkan siswa bekerjasama untuk memaksimalkan proses belajar siswa dengan siswa lainnya dalam kelompok tersebut.

Cooperative Learning adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen. Keberhasilan belajar dari kelompok tergantung pada kemampuan dan aktifitas anggota kelompok, baik secara individual maupun secara kelompok (Etin Solihatin dan Raharjo,2007:4).

Dalam model pembelajaran kooperatif siswa berperan lebih aktif sehingga memberikan dampak positif terhadap kualitas interaksi dan komunikasi, serta dapat memotivasi siswa dalam meningkatkan hasil belajarnya.Oleh krena itu model pembelajaran kooperatif sangat baik dilaksanakan di dalam kelas agar siswa dapat bekerjasama di dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas-tugas dan masalah yang ditemuinya dalam proses belajar.


(27)

10

Dengan demikian pembelajaran kooperatif adalah suatu proses pembelajaran yang dalam prosesnya membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil yang terdiri dari dua orang atau lebih yang saling bekerjasama untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Dalam menggunakan model pembelajaran cooperative learning di dalam kelas, ada beberapa konsep mendasar yang perlu diperhatikan dan diupayakan oleh guru. Konsep tersebut meliputi :

1. Perumusan tujuan belajar siswa harus jelas.

Sebelum menggunakan strategi pembelajaran, guru hendaknya memulai dengan merumuskan tujuan pembelajaran dengan jelas dan spesifik. Perumusan tujuan harus disesuaikan dengan tujuan kurikulum dan tujuan pembelajaran.

2. Penerimaan yang menyeluruh oleh siswa tentang tujuan belajar.

Guru hendaknya mampu mengondisikan kelas agar siswa menerima setiap orang dalam kelompoknya untuk bekerjasama dalam mempelajari seperangkat pengetahuan dan keterampilan yang ditetapkan untuk dipelajari.

3. Ketergantungan yang bersifat positif.

Kondisi belajar ini memungkinkan siswa untuk merasa tergantung secara positif pada anggota kelompok lainnya dalam mempelajari dan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan guru.

4. Interaktif yang bersifat terbuka.

Dalam kelompok belajar, interaksi yang terjadi bersifat langsung dan terbuka dalam mendiskusikan materi dan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Suasana belajar seperti ini akan membantu menumbuhkan sikap ketergantungan yang


(28)

11

positif dan keterbukaan di kalangan siswa untuk memperoleh keberhasilan dalam belajarnya.

5. Tanggung jawab individu.

Tanggung jawab antar individu adalah salah satu dasar penggunaan cooperative learning dalam pembelajaran di kelas. Keberhasilan belajar akan lebih mungkin dicapai secara lebih baik apabila dilakukan secara bersama-sama. Oleh karena itu keberhasilan belajar dalam model belajar strategi ini dipengaruhi oleh kemampuan individu siswa dalam menerima dan memberi apa yang telah dipelajarinya. Sehingga secara individual siswa mempunyai tanggung jawab yaitu mengerjakan dan memahami materi atau tugas demi keberhasilan dirinya dan anggota kelompoknya.

6. Kelompok bersifat heterogen.

Dalam pembentukan kelompok belajar, keanggotaan kelompok harus bersifat heterogen

7. Interaksi sikap dan perilaku sosial yang positif.

Dalam mengerjakan tugas kelompok, siswa bekerja bersama-sama dalam kelompok.

8. Tindak lanjut (follow up).

Setelah masing-masing belajar menyelesaikan tugas dan pekerjaannya selanjutnya menganalisa bagaimana penampilan dan hasil kerja siswa dalam kelompok belajarnya.


(29)

12

Setiap siswa dan kelompok harus memperoleh waktu yang cukup untuk belajar mengembangkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilannya.

(Etin Solihatin dan Raharjo,2007:7)

2. Konsep Model Pembelajaran Role Playing

Model pembelajaran Role Playing atau disebut juga bermain peran merupakan pengembangan dari model pembelajaran kooperatif (cooperatif learning), dimana siswa belajar secara berkelompok (kooperatif). Siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi pengetahuan, berdiskusi, berbagi tugas dan tanggung jawab di dalam kelompok-kelompok yang telah ditentukan. Model pembelajaran kooperatif Role Playing merupakan suatu model pembelajaran dimana siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk bekerja sama dan saling membantu dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang diberikan oleh guru kepada masing-masing kelompok. Model pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencari jawaban dari permasalahan yang ada secara berkelompok. Dengan menerapkan model pembelajaran ini, siswa bisa berdiskusi dan bisa saling bertukar ide atau pendapat dalam menyelesaikan suatu permasalahan atau soal-soal yang ditemui siswa dalam proses belajar di dalam kelas.

Bermain peran sebagai model pembelajran bertujuan untuk membantu siswa menemukan jati diri di dunia sosial dan memecahkan dilema dengan bantuan kelompok. Artinya, melalui peran siswa belajar menggunakan konsep peran, menyadari adanya peran- peran yang berbeda dan memikirkan perilaku dirinya dan perilaku orang lain. Proses bermain peran ini dapat memberikan contoh kehidupan perilaku manusiayang berguna sebagai sarana siswa untuk: (1) menggali perasaannya, (2) memperoleh inspirasi dan pemahaman yang berpengaruh terhadap sikap, nilai dan persepsinya, (3) mendalami mata pelajaran dengan berbagai cara (hamzah, 2008:26)


(30)

13

Menurut MD Dahlan (1984: 125) menjelaskan mengenai model pembelajaran bermain peran (role playing) secara sederhana merupakan usaha untuk memecahkan masalah melalui peragaan tindakan (action). Prosesnya ialah: suatu masalah diidentifikasi, diuraikan, diperankan dan selanjutnya didiskusikan. Untuk kepentingan ini sebagian siswa bertindak sebagai pemaran dan sebagian bertindak sebagai pengamat.

Langkah- Langkah Pembelajaran Role Playing

Keberhasilan model pembelajaran role playing (bermain peran) tergantung pada kualitas permainan peran yang diikuti dengan analisi terhadapnya, di samping itu tergantung juga pada persepsi siswa tentang peran yang dimainkan terhadap situasi yang nyata. Dalam hal ini sebelum pelaksanaan model pembelajaran ini, guru harus menjelaskan tata cara pembelajarannya terhadap semua siswa agar dapat meminimalisir kesalahan.

Prosedur bermain peran terdiri atas sembilan (9) langkah yaitu:

1. Langkah pertama pemanasan. Guru berupaya memperkenalkan siswa pad permaslahan yang mereka sadari sebagai suatu maslah yang bagi semua orang perlu untuk dipelajari.

2. Langkah kedua pemilihan pemain (partisipan). Guru bersama murid membahas karakter dari setiap pemain dan menentukan siapa yang akan memerankannya.

3. Menyiapkan pengamat (observer). 4. Menata panggung.


(31)

14

6. Diskusi dan evaluasi. Dalam hal ini membahas perbaikan dari pertunjukan sebelumnya

7. Memainkan peran ulang. 8. Diskusi dan evaluasi kedua

9. Berbagi pengalaman dan kesimpulan. (Hamzah, 2008: 26) Kelebihan Dan Kekurangan Model Pembelajaran Role Playing

Menurut syaiful bahri djamarah (2010: 89- 90) dijelaskan mengenai kekurangan dan kelebihan model role playing antara lain:

Kelebihan model role playing:

1. Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa. Disamping merupakan pengaman yang menyenangkan yang saling untuk dilupakan

2. Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi dinamis dan penuh antusias

3. Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta menumbuhkan rasa kebersamaan dan kesetiakawanan sosial yang tinggi 4. Dapat menghayati peristiwa yang berlangsung dengan mudah, dand apat

memetik butir-butir hikmah yang terkandung di dalamnya dengan penghayatan siswa sendiri

5. Dimungkinkan dapat meningkatkan kemampuan profesional siswa, dan dapat menumbuhkan / membuka kesempatan bagi lapangan kerja

Kekurangan role playing:

1. Bermain peranan memelrukan waktu yang relatif panjang/banyak 2. Memerlukan ruang yang cukup luas

3. Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode ini 4. Seringkelas lain merasa terganggu oleh suara pemain atau suara tepuk

tangan dan sebagainya

3. Konsep Motivasi Belajar

Melakukan perbuatan belajar secara relatif tidak semudah melakukan kebiasaan yang rutin dilakukan. Oleh karena itu diperlukan adanya sesuatau yang mampu mendorong kegiatan belajar agar semua tujuan dalam pembelajaran dapat tercapai. Hal tersebut


(32)

15

adalah motivasi. Berawal dari kata “motif” yang diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Menurut Donald dalam Sardiman (2006: 73) bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

Berdasarkan pengertian tersebut diatas lebih lanjut Donald dalam Sardiman (2006: 74) menjelaskan bahwa motivasi mengandung tiga elemen penting yaitu:

1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi didalam system “neurophysiological” yanga ada pada organisme manusia. Karena menyangkut perubahan energi manusia (walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia), penampakkannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.

2. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa/”feeling”, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah-laku manusia.

3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang/terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan.


(33)

16

Motivasi itu merupakan sesuatu yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi pada seseorang untuk melakukan sesuatu karena adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan. Motivasi adalah suatu pendorong atau penggerak yang mengubah kekuatan dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas yang nyata untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Hal ini berdasarkan pendapat dari Sardiman (2006: 85) menjelaskan tiga fungsi motivasi yaitu:

1. Mendorong manusia untuk berbuat 2. Menentukan arah perbuatan

3. Menyeleksi perbuatan

Dengan demikian maka motivasi sangat diperlukan dalam proses belajar dan mengajar, sebab motivasi belajar merupakan sesuatu yang dapat mendorong dan menggiatkan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dengan tujuan yang jelas dapat membangun motivasi siswa terhadap pelajaran yang diajarkan, sehingga diharapkan seterusnya siswa akan lebih meminati pelajaran tersebut.

Menurut Sardiman (2006:83) motivasi yang ada pada diri setiap orang itu memiliki cirri-ciri sebagai berikut:

1. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).


(34)

17

3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah (minat untuk sukses dan berorientasi jauh kedepan).

4. Lebih senang bekerja mandiri.

5. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin.

6. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu). 7. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.

8. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal

Apabila dalam diri seseorang terdapat cirri-ciri tersebut di atas, maka orang tersebut selalu memiliki motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri motivasi yang seperti itu sangat diperlukan dan penting dalam kegiatan belajar-mengajar. Akan mencapai hasil yang baik dalam kegiatan belajar-mengajar apabila siswa tersebut tekun mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara mandiri. Siswa yang termotivasi mempunyai pendirian dan prinsip yang teguh sehingga tidak mudah goyah terhadap segala sesuatu yang sudah diyakini. Jika terjadi kegagalan maka akan segera bangkit dan berusaha untuk melakukan hal yang lebih baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan didasari adanya motivasi maka seseorang yang belajar itu akan melahirkan prestasi yang baik.

Menurut Sardiman (2006: 89) terdapat berbagai jenis motivasi yaitu: 1. Motivasi intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan


(35)

18

untuk melakukan sesuatu. Seorang siswa melakukan belajar karena didorong tujuan ingin mendapatkan pengetahuan dan keterampilan.

2. Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Oleh karena itu motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya terdapat aktivitas belajar yang dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.

Pendapat di atas memberi pengertian bahwa peserta didik yang belajar berdasakan motivasi intrinsik sangat sedikit terpengaruh dari keadaan luar. Mempunyai semangat belajar yang kuat. Bahwa belajar bukanlah karena ingin mendapat nilai yang bagus, pujian atau hadiah melainkan terlebih karena belajar merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi agar menjadi manusia yang terdidik. Namun bukan berarti bahwa motivasi ekstrinsik tidak juga diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar, hal ini karena kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah dan juga kemungkinan komponen-komponen lian dalam proses belajar-mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa, sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik.

Lebih lanjut menurut Sardiman (2006: 92) ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi belajar disekolah yaitu:

1. Memberi angka 2. Hadiah


(36)

19

4. Ego-involvement 5. Memberi ulangan 6. Mengetahui hasil 7. Pujian

8. Hukuman

9. Hasrat untuk belajar 10. Minat

11. Tujuan yang diakui

Dengan adanya rangsangan seperti disebutkan oleh Sardiman di atas, maka seorang siswa akan mempunyai dorongan atau motivasi untuk belajar secara keras dan menerima berbagai bentuk tantangan dengan mempertaruhkan harga diri. Akan lebih berusaha untuk mencapai tujuan yang dinginkan berupa prestasi yang baik dengan selalu menjaga harga dirinya.

4. Konsep Mata Pelajaran IPS

Menurut Jasin Maskoeri (2003:35) Ilmu Pengetahuan Sosial (social science) atau yang sering disingkat IPS adalah ilmu yang membahas hubungan antar manusia sebagai makhluk sosial. Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai disiplin ilmu operasional yang efektif dan memperhatikan studi tentang manusia dan masyarakat dalam situasi global saat ini dapat memainkan peran yang sangat penting.


(37)

20

Sedangkan menurut Fajar (2009: 31) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah suatu bidang studi yang rumit karena luasnya ruang lingkup dan merupakan gabungan sejumlah disiplin ilmu seperti, ekonomi, Sejarah, Geografi, Sosiologi, Antropologi dan apa saja yang disebut “sipil” perlu ditekankan.

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdipliner dari aspek dan cabang ilmu-ilmu sosial (Trianto, 2007: 171).

Dari beberapa pendapat di atas dapat dilihat Mata pelajaran IPS terpadu disusun secara sistematis, komprehensif dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan, proses belajar yang dialami oleh siswa menghasilkan perubahan- perubahan dalam bidang pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Menurut Fajar (2009: 108) tugas dan peran pendidikan sosial antara lain: menggariskan komitmen untuk melakukan proses pembangunan karakter bangsa, membantu siswa mengembangkan potensi serta kompetensinya, baik kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk menghadapi lingkungsn hidupnya.


(38)

21

B. Penelitian Yang Relevan

Dalam hal ini peneliti mengambil skripsi sebelumnya sebagai penelitian terdahulu yang relevan:

1. Judul: Strategi Pembelajaran Role Playing Pada Siswa Kelas III Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Di SD Negri Grogol 2 Kecamatan Karang Tengah Tahun 2011/ 2012

Jenis penelitian tersebut adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus yakni siklus I dan siklus II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa model pembelajaran role playing dapat menarik minat, antusiasme dan meningkatkan hasil belajar siswa. Data penelitian diambil dari hasil pre-test dan pos-test siklus I dan II, lembar observasi kegiatan peneliti selama mengajar, catatan mengenai pelaksanaan pembelajaran role playing, dan lembar observasi kemampuan siswa.

Dari penelitian terdahulu yang relevan di atas mempunyai kesamaan dalam penggunaan model pembelajaran dan data penelitian menggunakan pretest dan postest. Perbedaannya penelitian ini menggunakan metode tindakan kelas, sedangkan peneliti menggunakan metode eksperimen. Dan yang dilihat dari pengaruh penggunaan model pembelajarannya terhadap hasil belajar sedangkan peneliti terhadap motivasi belajar siswa.


(39)

22

2. Judul: pengaruh penggunaan model pembelajaran role playing terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI 1 IPS SMA Negri 1 Muaro Jambi

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran role playing terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Muaro Jambi. Sehingga, dengan diketahuinya pengaruh model pembelajaran terhadap hasil belajar, dapat dijadikan informasi dan acuan untuk dapat memilih dan menerapkan metode belajar yang inovatif, aktif, dan efektif.

Dari penelitian terdahulu yang relevan di atas mempunyai kesamaan dalam penggunaan model pembelajaran dan persamaan dalam penggunaan metode penelitian eksperimen dengan menggunakan pretest dan post test.. Perbedaannya penelitian ini yang dilihat dari pengaruh penggunaan model pembelajarannya terhadap hasil belajar sedangkan peneliti terhadap motivasi belajar siswa.

C. Kerangka Pikir

Pembelajaran IPS merupakan salah satu pembelajaran yang dianggap membosankan bagi beberapa peserta didik di sekolah- sekolah. Hal tersebut dikarenakan pembelajaran IPS hanya merupakan pembelajaran yang bersifat menghafal saja, dan juga karena penggunaan model pembelajaran yang monoton, tidak ada variasi dari pembelajaran yang diberikan dan proses pembelajaran masih terpusat pada guru sepenuhnya sehingga hal tersebut berdampak pada kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran bahkan tujuan pembelajaran terkadang tidak tercapai


(40)

23

maksimal. Oleh karena itu dengan penggunaan pembelajaran yang lebih bervarasi dapat diharapkan adanya peningkatan motivasi belajar dari siswa dalam pembelajaran sejarah di sekolah.

Penggunaan model pembelajaran yang tepat dan lebih bervariasi dapat meningkatkan motivasi, aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran. Sedangkan kurang tepatnya pemilihan dan penerapan suatu model pembelajaran dapat berakibat tidak tercapainya tujuan pembelajaran yang maksimal. Pemilihan model pembelajaran yang diterapkan di sekolah hendaknya dapat menciptakan suasana pembelajaran di dalam kelas menjadi lebih aktif, kreatif, dan menyenangkan, sehingga siswa menjadi termotivasi dan lebih mudah memahami konsep-konsep dalam materi yang dipelajari.

Model pembelajaran Role Playing merupakan pembelajaran yang menuntut siswa untuk berperan aktif dalam mengikuti proses belajar di kelas. Siswa ditugaskan untuk bertanggung jawab terhadap peran yang telah ditugaskan kepada masing- masing siswa. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok memiliki giliran dalam memerankan tugasnya di depan kelas, sedangkan kelompok lain bertugas menganalisa kegatan kelompok yang tampil.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Role Playing. Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah model pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional. Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa pada pembelajaran IPS Terpadu yang telah ditentukan. Kedua model pembelajaran ini akan diujicobakan kepada siswa kelas VIII di SMP Negeri 2


(41)

24

Pringsewu. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen akan diberikan perlakuan dengan diajarkan menggunakan model pembelajaran Role Playing sedangkan kelas kontrol diajarkan menggunakan model pembelajaran konvensional.

Penggunaan model pembelajaran Role Playing di dalam kelas pada proses belajar mengajar diharapkan dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS Terpadu menjadi lebih baik.

D. Paradigma

Keterangan :

: Garis kegiatan : Garis Pengaruh E. Hipotesis

Hipotesis menurut Sutrisno Hadi (2001:73) adalah jawaban sementara yang dianggap benar dalam suatu penelitian yang perlu dibuktikan kebenarannya melalui fakta-fakta

Model Pembelajaran Role Playing (X)

Motivasi belajar siswa pada pembelajaran IPS Model Pembelajaran

Konvensional(Y) Kelas

Eksperimen

Kelas Kontrol


(42)

25

pendukungnya. Sedangkan Winarno Surahmad (2001:57) berpendapat hipotesis adalah kesimpulan yang belum final yang dapat dibuktikan kebenarannya melaui penelitian. Menurut Sugiyono(2012:96) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, yang dimaksud dengan hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian yang harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis akan terbukti kebenarannya melalui sebuah penelitian dengan cara pengumpulan data-data baik berupa fakta maupun data-data pendukung.

Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka hipotesis pada penelitian ini adalah :

H0 : tidak ada pengaruh yang signifikan dalam penggunaan model Role Playing

terhadap motivasi belajar kelas VIII SMP Negri 2 Pringsewu.

H1 :ada pengaruh yang signifikan dalam penggunaan model Role Playing


(43)

26

REFERENSI

Etin Solihatin dan Raharjo. 2005. Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara. Halaman 4.

Ibid. Halaman 7.

Hamzah B. Uno. 2008. Teori Motivasi Dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara. Halaman 26.

M.D Dahlan. 1984. Model- Model Mengajar. Bandung: CV Diponegoro. Halaman 125.

Hamzah B. Uno. Op.Cit. Halaman 26.

Syaiful Bahri Djamarah Dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta. Halaman 89- 90.

Sardiman, A.M.1990.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Pedoman Bagi Guru dan Calon Guru.Jakarta:Grafindo Persada. Halaman 73.

Ibid. Halaman 74. Ibid. Halaman 85. Ibid. Halaman 83. Ibid. Halaman 89. Ibid. Halaman 92.

Jasin Maskoeri. 2003. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Halaman 35.

Arnie Fajar. 2005. Portofolio dalam pembelajaran IPS. Bandung : Remaja Rosdakarya. Halaman 31.

Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta.: Bumi Aksara. Halaman 171 Sutrisno Hadi. 1987. Metodologi Riset. Yogyakarta: Andi Publisher. Halaman 73 Winarno Surakhmad. 2001. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Dan Teknik.

Bandung: Tarsito. Halaman 57.

Sugioyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta. Halaman 96.


(44)

27

III.

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian Yang Digunakan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Sugiyono (2012:107), menyatakan bahwa di dalam penelitian eksperimen ada perlakuan (treatment) yang diberikan kepada kelompok-kelompok tertentu, dengan demikian metode penelitian eksperimen adalah sebuah metode yang digunakan untuk mencari pengaruh sebuah perlakuan tertentu terhadap objek-objek yang ingin diteliti dalam kondisi yang terkendalikan.

Menurut Mohammad Musa dan Titi Nurfitri (1988 : 10 ), penelitian eksperimen adalah “Penelitian yang bertujuan menyelidiki saling hubungan sebab akibat dengan cara mengenakan kepada satu atau lebih kelompok eksperimen dengan suatu perlakuan dan membandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenakan peralakuan”

Penelitian ini akan melihat motivasi belajar siswa setelah dilakukan perlakuan. Selanjutnya data dari kelas dianalisis untuk melihat ada tidaknya perbedaan atau pengaruh positif yang signifikan di kelas tersebut


(45)

28

B. Desain Penelitian

Metode penelitian eksperimen memiliki bermacam-macam jenis desain. Desain dalam penelitian eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian dengan metode eksperimen pretest-posttest control group design. “Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan rancangan penelitian pretest-posttest control group design (Sugiyono, 2012: 112).

Pada Rancangan dalam penelitian ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal antara kelompok eksperimen yang menggunakan model Role Playing dan kelompok kontrol menggunakan model konvensional. Selanjutnya setelah diketahui hasil dari pretest dua kelompok tersebut, maka pada kelas eksperimen diberikan perlakuan X (model pembelajaran Role Playing), sedangkan pada kelas kontrol tidak diberikan perlakuan X (model pembelajaran konvensional). Setelah diberikan perlakuan dilanjutkan dengan posttest pada dua kelas atau kelompok tersebut. Pengaruh perlakuan adalah (O2-O1)-(O4-O3) dan untuk melihat pengaruh perlakuan berdasarkan signifikasi yaitu

dengan menggunakan statistik ttest. Jika terdapat perbedaan yang signifikan antara

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka perlakuan yang diberikan berpengaruh secara signifikan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar Pretest-Posttest Control Group Design.

R O1 X O2


(46)

29

Keterangan: R = kelompok dipilih secara random

X = perlakuan atau sesuatu yang diujikan O1 =hasil pretest kelas eksperimen

O3 = hasil pretest kelas kontrol

O2 = hasil posttest kelas eksperimen

O4 = hasil posttest kelas kontrol

Tujuan dari penelitian eksperimen ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dan hubungan sebab akibat suatu model pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang telah ditentukan.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Pengertian populasi menurut Komaruddin (dalam Mardalis,2009:53) adalah semua individu yang menjadi sumber pengambilan sampel, baik berupa orang, barang, binatang, maupun peristiwa. Sedangkan Suharsimi Arikunto (2006:130) menyatakan bahwa populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian. Sedangkan populasi menurut Sugiyono (2012:117) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan


(47)

30

hanya diartikan sebagai orang saja, tetapi bisa juga objek dan benda-benda alam yang lain.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negri 2 Pringsewu tahun ajaran 2016/2017, seperti tampak pada tabel berikut ini.

Tabel 1. Jumlah siswa kelas VIII SMP Negri 2 Pringsewu tahun ajaran 2016/ 2017

No Kelas

Jenis Kelamin

Jumlah Laki - Laki Perempuan

1 VIII A 8 12 20

2 VIII B 20 15 35

3 VIII C 19 17 36

4 VIII D 20 16 36

5 VIII E 20 15 35

6 VIII F 20 16 36

7 VIII G 20 16 36

8 VIII H 21 15 36

9 VIII I 21 16 37

Jumlah 169 138 307

Sumber : SMP Negri 2 Pringsewu tahun ajaran 2016/ 2017

Dari tabel di atas, diketahui yang menjadi populasi adalah siswa kelas VIII SMP yang terdistribusi dalam kelas VIII A- VIII I dengan jumlah siswa sebanyak 307 orang


(48)

31

siswa. Populasi dalam penelitian ini yang terdiri dari 169 orang siswa laki-laki dan 138 orang siswa perempuan.

2. Sampel

Pengertian sampel menurut Sudjana (2005:6) adalah sebagian contoh yang diambil dari populasi. Sedangkan menurut Mardalis (2009:55) sampel merupakan sebagian dari seluruh individu yang menjadi objek penelitian. Sugiyono (2012:118) menyatakan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Karena populasi dalam penelitian ini masih sangat luas, dan peneliti memiliki keterbatasan waktu, tenaga, maupun biaya, maka peneliti menggunakan sampel dalam penelitian ini yang diambil dari populasi.

Tabel 2. Sampel penelitian siswa kelas VIII sebagai sampel

No Kelas

Jenis Kelamin Siswa

Jumlah Laki- Laki Perempuan

1 VIII B 20 15 35

2 VIII E 20 15 35

jumlah 40 30 70

Sumber: olah data sampel peneliti

Dari tabel di atas, sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII B sebagai kelas eksperimen yang mendapat perlakuan dengan diajarkan menggunakan model pembelajaran Role Playing dan siswa kelas VIII E sebagai kelas kontrol yang tidak


(49)

32

mendapat perlakuan dengan tidak diajarkan menggunakan model pembelajaran tersebut, tetapi diajarkan dengan menggunakan model konvensional.

3. Teknik Pemilihan Sampel

Teknik pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Random Sampling. Dalam teknik Random Sampling ini, menurut Mardalis (2009:57) peneliti memperkirakan bahwa setiap sampel dalam populasi berkedudukan sama, sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2006:134) dalam bukunya yang berjudul prosedur penelitian, Teknik Random Sampling ini memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan untuk dipilih menjadi sampel.

Penarikan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menggunakan pengundian yang sebelumnya telah mengalami proses pengacakan. Hasil undian yang terpilih secara acak tadi merupakan sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah siswa kelas VIII B dan kelas VIII E sebagai sampel penelitian.

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian

Pengertian variabel menurut Sutrisno Hadi (2001:224) adalah gejala-gejala yang menunjukkan variasi, baik dalam jenis maupun dalam tingkatnya. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2006:118) variabel merupakan objek penelitian atau apa saja yang menjadi titik perhatian dalam suatu penelitian. Hatch dan


(50)

33

Farhady:1981,(dalam Sugiyono,2012:60) menyatakan bahwa variabel merupakan atribut seseorang, atau objek, yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau stu objek dengan objek lain.

Variabel-variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat, sebagai berikut :

Variabel bebas adalah variabel Independen yang mempengaruhi atau variabel yang menjadi sebab perubahannya yang menyebabkan timbulnya variabel dependen. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah penggunaan model pembelajaran Role Playing dalam pembelajaran IPS. Sedangkan Variabel terikat adalah variabel dependen yang dipengaruhi atau variabel yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah motivasi belajar siswa.

2. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu cara untuk menggambarkan dan mendiskripsikan variabel sedemikian rupa sehingga variabel tersebut bersifat spesifik dan terukur. Tujuannya agar peneliti dapat mencapai suatu alat ukur yang yang sesuai dengan hakikat variabel yang sudah di definisikan konsepnya, maka peneliti harus memasukkan proses atau operasionalnya alat ukur yang akan digunakan untuk kuantifikasi gejala atau variabel yang ditelitinya. Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(51)

34

Model pembelajaran Role Playing merupakan pembelajaran yang menuntut siswa untuk berperan aktif dalam mengikuti proses belajar di kelas. Siswa ditugaskan untuk bertanggung jawab terhadap peran yang telah ditugaskan kepada masing- masing siswa. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari empat sampai lima orang siswa, setiap kelompok memiliki giliran dalam memerankan tugasnya di depan kelas, sedangkan kelompok lain bertugas menganalisa kegiatan kelompok yang tampil.

Motivasi belajar dalam hal ini merupakan motivasi belajar siswa setelah diperlakukan treatmen dengan menggunakan model pembelajaran role playing. Motivasi belajar merupakan dorongan yang meggerakkan siswa untuk untuk ikut berperan aktif dalam kegiatan belajar.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Moh. Nazir (2005:175) mengemukakan bahwa pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa adanya prtolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Untuk mendapatkan data yang relevan dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan teknik observasi langsung. Teknik observasi langsung adalah sebuah teknik penelitian yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung kepada


(52)

35

objek-objek dalam penelitian. Observasi ini dilakukan selama penulis melakukan penelitian di SMP Negri 2 Pringsewu.

2. Angket/Kuesioner

Teknik ini digunakan untuk memperoleh data mengenai motivasi belajar siswa yaitu dengan menggunakan angket yang diberikan langsung kepada siswa yang terdiri dari 20 soal. Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. (Sugiyono, 2010: 199).

Lembar angket motivasi siswa terdiri dari sejumlah pernyataan yang disesuiakan dengan aspek yang diukur. Angket ini berbentuk angket skala Likert yang di dalamnya terdapat pilihan jawaban sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Adapun kisi-kisi angket motivasi sebagai berikut

Tabel 3. Kisi-kisi angket motivasi No Kondisi Skor Item

1 Hasrat keinginan untuk berhasil belajar

1 2 3 4 5 2 Dorongan dan

kebutuhan untuk belajar

3 Harapan cita-cita masa depan

4 Kegiatan yang menarik dalam belajar

5 Penghargaan dalam pembelajaran


(53)

36

Pemberian skor dengan ketentuan: 1 = sangat tidak setuju 2 = tidak setuju

3 = ragu-ragu 4 = setuju

5 = sangat setuju (Hamzah B Uno. 2008 :35 ) 3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu teknik untuk mendapatkan data dengan cara mencatat data yang sudah ada. Dokumentasi dilakukan dengan cara pengambilan data yang sudah ada, seperti data siswa kelas VIII SMP Negri 2 Pringsewu.

4. Kepustakaan

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data-data yang berhubungan dengan penulisan dalam penelitian ini, seperti : teori yang mendukung, konsep-konsep dalam penelitian, serta data-data yang diambil dari berbagai referensi.

F. Langkah-langkah Penelitian

Langkah-langkah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi awal untuk melihat kondisi lapangan atau tempat penelitian seperti banyak kelas, jumlah siswa, dan cara guru mengajar.

2. Menentukan populasi dan sampel.

3. Menyusun dan menetapkan materi pelajaran yang akan digunakan dalam penelitian.


(54)

37

4. Menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). 5. Membuat instrumen tes penelitian.

6. Melakukan validasi instrumen. 7. Mengujicobakan instrumen.

8. Mengadakan tes awal (pretest) pada kedua kelas.

9. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar pada kedua kelas

Pada kelas Eksperimen menggunakan model pembelajaran Role Playing dimana siswa dalam kelas tersebut dibagi dalam 6 kelompok yang masing- masing akan mendapatkan masing- masing tugas pemeranan. Kelompok 1 mendapatkan materi berkaitan dengan Kerja Paksa, kelompok 2 materi tentang Sistem Sewa Tanah, kelompok 3 materi tentang Tanam Paksa, kelompok 4 materi tentang Perang Padri, kelompok 5 materi tentang Perang Diponegoro, dan kelompok 6 materi berkaitan tentang Perlawanan Rakyat Maluku. Sedangkan pada kelas kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional.

10.Mengadakan tes akhir (posttest) pada kedua kelas. 11.Menganalisis data.

12.Membuat kesimpulan. G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono,2012:148). Jumlah instrumen penelitian tergantung pada jumlah varibel penelitian yang ditetapkan dalam penelitian.


(55)

38

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen untuk mengukur motivasi belajar siswa yaitu berupa angket motivasi.

1. Uji Validitas

Menurut Suharsimi Arikunto (2011:65), pengertian validitas adalah ukuran sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang telah diinginkan secara mantap atau sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Sedangkan menurut Oemar Hamalik (2005:157), validitas merupakan alat penilaian yang harus benar-benar mengukur apa yang hendak diukur.

Dapat disimpulkan bahwa instrumen yang valid merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid. Untuk menguji validitas instrumen digunakan rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson dengan rumus:

(Arikunto, 2008: 72)

Dengan kriteria pengujian jika korelasi antar butir dengan skor total lebih dari 0,3 maka instrumen tersebut dinyatakan valid, atau sebaliknya jika korelasi antar butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka instrumen tersebut dinyatakan tidak valid. Dan jika r hitung > r tabel dengan α = 0,05 maka koefisien korelasi tersebut signifikan.


(56)

39

Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 18 dengan kriterium uji bila correlated item – total correlation lebih besar dibandingkan dengan 0,3 maka data merupakan construck yang kuat (valid).

2. Uji Reliabilitas

Realibilitas menunjukan pada suatu penertian bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. “reliabilitas adalah ketetapan suatu tes dapat diteskan pada objek yang sama untuk mengetahui ketetapan ini pada dasarnya melihat kesejajaran hasil” (Suharsimi Arikunto 2011: 86).

Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung reliabilitas tes adalah dengan menggunakan rumus Spearman-Brown :

Keterangan :

rb : korelasi antara skor-skor setiap belahan tes r : koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan

(Suharsimi Arikunto, 2011:93).

Taraf reliabilitas suatu tes dinyatakan dalam suatu koefisien yang disebut koefisien reliabilitas. Untuk menentukan tingkat reliabilitas yaitu menggunakan kriteria sebagai berikut:


(57)

40

Tabel 5. Kriteria besarnya Realibilitas Besarnya nilai r Interpretasi Antara 0,80 sampai 1,00

Antara 0,60 sampai 0,799 Antara 0,40 sampai 0,599 Antara 0,20 sampai 0,399 Antara 0,00 sampai 0,199

Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah (Suharsimi Arikunto, 2011 :93)

Hasil perhitungan uji reliabilitas soal tes hasil belajar menggunakan bantuan aplikasi komputer yaitu Excel dan didapat reliabilitas soal bentuk pilihan ganda adalah sebesar 0, berarti soal tersebut tergolong soal yang memiliki tingkat reliabilitas sangat tinggi.

H. Teknik Analisis Data

1. Uji Normalitas

Untuk mengetahui apakah data yang diambil dari sampel penelitian yang terpilih merepresentasikan populasi, maka biasanya dilakukan uji normalitas terhadap data tersebut. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji Chi-Kuadrat menurut Sudjana (2005: 273).

Hipotesis :

H0 : kedua kelompok data berasal dari populasi yang berdistribusi normal


(58)

41

a) Taraf Signifikansi

Taraf signifikansi yang digunakan b) Statistik Uji

k i i i i

E

E

O

x

1 2 2 keterangan: i

O

= frekuensi harapan

i

E

= frekuensi yang diharapkan k = banyaknya pengamatan c) Keputusan Uji

Tolak H0 jika dengan taraf  = taraf nyata untuk pengujian.

Dalam hal lainnya H0 diterima.

2. Uji homogenitas

Uji homogenitas merupakan salah satu ukuran yang dapat digunakan untuk menentukan keragaman suatu data. Uji homogenitas menggunakan rumus uji F.

(Arikunto, 2005: 136)

Berlaku ketentuan bahwa bila harga Fhitung≤ Ftabel, maka data sampel akan

homogen dan apabila Fhitung> Ftabel, maka data sampel tidak homogen, dengan


(59)

42

3. Uji Hipotesis

Setelah data penelitian diperoleh, kemudian dilakukan analisis data untuk mengetahui motivasi belajar siswa. Dengan menggunakan statistik uji thitung bertujuan untuk

melihat perbedaan pengaruh penggunaan model role playing dengan model konvensional.

Untuk uji hipotesis peneliti menggunakan uji t dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

̅ = rata rata sampel pretest

̅ 2= rata rata sampel posttest = simpangan baku pretest = simpangan baku posttest

= jumlah sampel pretest = jumlah sampel posttest

r = nilai korelasi (Sugiyono. 2008: 202)

Hipotesis yang diajukan adalah:

Ho = Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara siswa sebelum dan sesudah diberi metode pembelajaran

H1 = Terdapat hubungan yang signifikan antara siswa sebelum dan sesudah


(60)

43

Kriteria uji : Ho diterima jika t tabel ≤ t hitung, dengan t tabel = ta(dk = n – 1 ) dan ɑ = 0,05


(61)

44

REFERENSI

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta. Halaman 107.

Muhammad Musa Dan Titi Nurfitri.1988. Metodologi Penelitian. Jakarta :Fajar Agung. Halaman 10

Sugiyono. Op.Cit. Halaman 112.

Mardalis.2009.Metode Penelitian,Suatu Pendekatan Proposal.Jakarta:Bumi Aksara. Halaman 53.

Suharsimi Arikunto.2007.Menejemen Penelitian.Jakarta:Rinika Cipta. Halaman 130 Sugiyono. Op.Cit. Halaman 117.

Sudjana. 2005.Metoda Statistika. Bandung: Transito. Halaman 6 Mardalis. Op.Cit. Halaman 55.

Sugiyono. Op.Cit. Halaman 118. Mardalis. Op.Cit. Halaman 57.

Suharsimi Arikunto. Op.Cit. Halaman 134.

Sutrisno Hadi.1986.Metodologi Research.Yogyakarta:Andi Offset. Halaman 224 Suharsimi Arikunto. Loc.Cit.

Sugiyono. Op.Cit. Halaman 60

Moh. Nazir. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia. Halaman 175. Sugiyono. Op.Cit. Halaman 199.

Hamzah B. Uno. 2008. Teori Motivasi Dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara. Halaman .35

Sugiyono. Op.Cit. Halaman 148


(62)

45

Arikunto.200.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta:Rineka Cipta. Halaman 136

Sugioyono. Op.Cit. Halaman 198 Sugioyono. Op.Cit. Halaman 202


(63)

85

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan penulis dengan judul Penggunaan Model Pembelajaran Role Playing (Bermain Peran) Dalam Pembelajaran IPS Kelas VIII Di SMP Negeri 2 Pringsewu diperoleh kesimpulan “ Adanya pengaruh penerapan model pembelajaran Role Playing (bermain peran) terhadap motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS kelas VIII SMP Negeri 2 Pringsewu dan besarnya taraf signifikan adalah sebesar 0,283. Dan bentuk pengaruh penerapan model pembelajaran Role Playing adalah positif. Pengaruh positif ini memiliki arti penerapan model pembelajaran Role Playing dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

B. Saran

Setelah dilakukan penelitian dan dilihat dari kesimpulan peneliti menyarankan sebagai berikut:

1. Model pesmbelajaran Role Playing yang telah diterapkan di SMP N 2 Pringsewu pada mata pelajaran IPS disarankan dapat diterapkan pada kelas yang siswanya cendrung pasif, yang susah bersosialisi dan susah bekerjasama karena model pembelajaran Role Playing merupakan model pembelajaran yang dimana siswanya dapat bekerjasama, menjawab pertanyaan yang sudah disiapkan dalam suasana yang menyenangkan.


(64)

86

2. Dalam menggunakan model pembelajaran Role Playing, guru ataupun peneliti yang lain disarankan untuk merencanakan secara matang baik itu perancangan pembelajaran, instrumen, ataupun pengelolaan waktu, dan membuat susasana kelas kondusif agar siswa siap menerima pembelajaran, tercipta susasana kelas yang aktif dan menyenangan, serta dapat mencapai tujuan pembelajaran. 3. Pembaca atau peneliti yang lain dapat menggunakan model pembelajaran Role

Playing tidak hanya untuk mengetahui motivasi belajar pada mata pelajaran IPS saja tetapi dapat digunakan pada mata pelajaran yang lain.


(65)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi .2007.Menejemen Penelitian.Jakarta:Rinika Cipta. Dahlan, M.D. 1984.Model- Model Mengajar. Bandung:CV Diponegoro.

Depdiknas.2003.Peraturan Menteri Nasional No.20 Tahun 2003 Tentang Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional.Jakarta:Depdiknas

Fajar, Arnie 2005. Portofolio Dalam Pembelajaran IPS. Bandung : Remaja Rosdakarya

Hadi, Sutrisno 1987.Metodologi Riset. Yogyakarta: Andi Publisher.

Mardalis.2009.Metode Penelitian,Suatu Pendekatan Proposal.Jakarta:Bumi Aksara. Maskoeri, Jasin 2003. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Musa, Muhammad Dan Titi Nurfitri.1988. Metodologi Penelitian. Jakarta :Fajar Agung.

Nazir, Moh. 2005.Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Sardiman, A.M.1990. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Pedoman Bagi Guru dan Calon Guru.Jakarta:Grafindo Persada.

Solihatin, Etin dan Raharjo. 2005. Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara.

Sudjana. 2002.Metode Statistika. Bandung: PT Tarsito.

Sugioyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Surakhmad, Winarno .2001. Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar Dan Teknik. Bandung: Tarsito.

Suyatno.2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo. Masmedia Buana Pustaka.


(66)

Syaiful Bahri Djamarah Dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta.

Trianto. 2007.Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta.: Bumi Aksara.

Uno, Hamzah B.. 2008.Teori Motivasi Dan Pengukurannya.Jakarta: Bumi Aksara. .


(1)

REFERENSI

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta. Halaman 107.

Muhammad Musa Dan Titi Nurfitri.1988. Metodologi Penelitian. Jakarta :Fajar Agung. Halaman 10

Sugiyono. Op.Cit. Halaman 112.

Mardalis.2009.Metode Penelitian,Suatu Pendekatan Proposal.Jakarta:Bumi Aksara. Halaman 53.

Suharsimi Arikunto.2007.Menejemen Penelitian.Jakarta:Rinika Cipta. Halaman 130 Sugiyono. Op.Cit. Halaman 117.

Sudjana. 2005.Metoda Statistika. Bandung: Transito. Halaman 6 Mardalis. Op.Cit. Halaman 55.

Sugiyono. Op.Cit. Halaman 118. Mardalis. Op.Cit. Halaman 57.

Suharsimi Arikunto. Op.Cit. Halaman 134.

Sutrisno Hadi.1986.Metodologi Research.Yogyakarta:Andi Offset. Halaman 224 Suharsimi Arikunto. Loc.Cit.

Sugiyono. Op.Cit. Halaman 60

Moh. Nazir. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia. Halaman 175. Sugiyono. Op.Cit. Halaman 199.

Hamzah B. Uno. 2008. Teori Motivasi Dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara. Halaman .35

Sugiyono. Op.Cit. Halaman 148


(2)

45

Arikunto.200.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta:Rineka Cipta. Halaman 136

Sugioyono. Op.Cit. Halaman 198 Sugioyono. Op.Cit. Halaman 202


(3)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan penulis dengan judul Penggunaan Model Pembelajaran Role Playing (Bermain Peran) Dalam Pembelajaran IPS Kelas VIII Di SMP Negeri 2 Pringsewu diperoleh kesimpulan “ Adanya pengaruh penerapan model pembelajaran Role Playing (bermain peran) terhadap motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS kelas VIII SMP Negeri 2 Pringsewu dan besarnya taraf signifikan adalah sebesar 0,283. Dan bentuk pengaruh penerapan model pembelajaran Role Playing adalah positif. Pengaruh positif ini memiliki arti penerapan model pembelajaran Role Playing dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

B. Saran

Setelah dilakukan penelitian dan dilihat dari kesimpulan peneliti menyarankan sebagai berikut:

1. Model pesmbelajaran Role Playing yang telah diterapkan di SMP N 2 Pringsewu pada mata pelajaran IPS disarankan dapat diterapkan pada kelas yang siswanya cendrung pasif, yang susah bersosialisi dan susah bekerjasama karena model pembelajaran Role Playing merupakan model pembelajaran yang dimana siswanya dapat bekerjasama, menjawab pertanyaan yang sudah disiapkan dalam suasana yang menyenangkan.


(4)

86

2. Dalam menggunakan model pembelajaran Role Playing, guru ataupun peneliti yang lain disarankan untuk merencanakan secara matang baik itu perancangan pembelajaran, instrumen, ataupun pengelolaan waktu, dan membuat susasana kelas kondusif agar siswa siap menerima pembelajaran, tercipta susasana kelas yang aktif dan menyenangan, serta dapat mencapai tujuan pembelajaran. 3. Pembaca atau peneliti yang lain dapat menggunakan model pembelajaran Role

Playing tidak hanya untuk mengetahui motivasi belajar pada mata pelajaran IPS saja tetapi dapat digunakan pada mata pelajaran yang lain.


(5)

Arikunto, Suharsimi .2007.Menejemen Penelitian.Jakarta:Rinika Cipta. Dahlan, M.D. 1984.Model- Model Mengajar. Bandung:CV Diponegoro.

Depdiknas.2003.Peraturan Menteri Nasional No.20 Tahun 2003 Tentang Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional.Jakarta:Depdiknas

Fajar, Arnie 2005. Portofolio Dalam Pembelajaran IPS. Bandung : Remaja Rosdakarya

Hadi, Sutrisno 1987.Metodologi Riset. Yogyakarta: Andi Publisher.

Mardalis.2009.Metode Penelitian,Suatu Pendekatan Proposal.Jakarta:Bumi Aksara. Maskoeri, Jasin 2003. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Musa, Muhammad Dan Titi Nurfitri.1988. Metodologi Penelitian. Jakarta :Fajar Agung.

Nazir, Moh. 2005.Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Sardiman, A.M.1990. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Pedoman Bagi Guru dan Calon Guru.Jakarta:Grafindo Persada.

Solihatin, Etin dan Raharjo. 2005. Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara.

Sudjana. 2002.Metode Statistika. Bandung: PT Tarsito.

Sugioyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Surakhmad, Winarno .2001. Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar Dan Teknik. Bandung: Tarsito.

Suyatno.2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo. Masmedia Buana Pustaka.


(6)

Syaiful Bahri Djamarah Dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta.

Trianto. 2007.Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta.: Bumi Aksara.

Uno, Hamzah B.. 2008.Teori Motivasi Dan Pengukurannya.Jakarta: Bumi Aksara. .


Dokumen yang terkait

PENGARUH CARA BELAJAR DAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 5 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 9 69

PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SIDOMULYO SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 20 83

PENGARUH PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 5 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 46 78

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 12 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2013/2014

0 6 79

PENGARUH KEADAAN EKONOMI ORANG TUA DAN DISIPLIN BELAJAR MELALUI PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 1 PAGELARAN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 8 83

PENGARUH MOTIVASI DAN KETERSEDIAAN FASILITAS BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 19 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 15 93

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA SMP NEGERI 1 KASUI KELAS VIII SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2013/2014

0 24 76

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MURDER TERHADAP PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII A SMP NEGERI 3 TUMIJAJAR TAHUN AJARAN 2014/2015

3 16 60

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN PKN MELALUI METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING (BERMAIN PERAN) PADA SISWA KELAS X.2 SMA N 1 TALAMAU

0 0 12

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN KEWARGANEGARAAN MELALUI METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING (BERMAIN PERAN) PADA SISWA KELAS XII IPA.4 SMAN 1 KINALI Ukhfi Hendri

0 0 10