Model-model Pembelajaran Pendidikan Jasmani
jasmani dari sudut pandang behavioristik saja, akan tetapi juga dari sisi konstruktivisme. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa model ini selaras
dengan pendekatan PAIKEM dan akan sangat baik jika diterapkan dalam pembelajaran pendidikan jasmani.
Metzler, 2000:348-350 Menggambarkan Proses Belajar dan Mengajar Model
Pembelajaran Bermain Taktis, dengan prinsip sebagai berikut: 1.
Pemilihan Konten Konten dalam model pembelajaran bermain taktis direpresentasikan oleh
serangkaian unit problem taktis yang harus diselesaikan oleh siswa. Setelah memilih permainan untuk dipelajarai dalam unit, guru membuat
daftar masalah taktis dan merencanakan situasi bermain yang akan digunakan oleh siswa untuk membangun kesadaran taktis dan membuat
keputusan. 2.
Kontrol Manajerial Guru menentukan rencana pengelolaan, kebijakan kelas,prosedur spesifik
dalam model pembelajaran bermain Taktis. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan efisiensi sebagai kemajuan siswa melalui serangkaian
simulasi taktis
dan rangkaian
latihan fisik.
Model ini memerlukan peningkatan jumlah waktu manajerial untuk mengatur setiap kegiatan belajar dan menentukan siswa yang terlibat untuk
latihan, sehingga akan lebih baik jika guru mengambil kontrol langsung dari prosedur ini
3. Presentasi Tugas
Karena guru dipandang sebagai sumber utama untuk menentukan tugas bermain,maka guru harus merencanakan tugas ajar yang akan
dilaksanakan siswa, dalam hal ini tugas yang dilaksanakan siswa dirancang agar dapat mengembangkan kesadaran taktis dan pengambilan
keputusan. Masalah taktis yang diajukan dalam presentasi tugas oleh guru, menggunakan pertanyaan deduktif untuk mengembangkan kemampuan
memecahkan masalah bagi para siswa sebelum melakukan simulasi untuk menggabungkan taktik dan keterampilan. Oleh karena itu, presentasi tugas
berpusat pada guru, dengan beberapa interaksi dengan siswa sebagai respon terhadap pertanyaan mereka.
4. Rancangan Pola
Guru menentukan semua tugas belajar dan struktur, yang merangsang siswa untuk memecahkan masalah taktis, dan kemudian mengarahkan
siswa untuk mempraktekkan simulasi permainan. Dalam hal ini, pola keterlibatan guru hanya sebatas ini, setelah itu, siswa dapat berlatih sendiri
dan diijinkan untuk membuat beberapa keputusan dalam kelompok untuk menarik keputusan bersama.
5. Interaksi Pembelajaran
Guru memulai sebagian besar interaksi pembelajaran, pertama dengan menggunakan pertanyaan deduktif untuk memecahkan masalah taktis dan
kemudian berinteraksi dengan siswa melalui isyarat, panduan, dan umpan balik selama simulasi permainan dan latihan. Profil tersebut menunjukkan
model yang interaktif pada dimensi ini, karena guru harus terus