Domain Prioritas dan Interaksi Belajar dalam Model Pembelajaran Bermain Taktis

mungkin digunakan untuk mengimple- mentasikan PAIKEM, ialah: 1 metode ceramah plus, 2 metode diskusi; 3 metode demonstrasi; 4 metode role-play; dan 5 metode simulasi. Muhibin, 2009:1. PAIKEM dikembangkan berdasarkan beberapa perubahanperalihan: a. Peralihan dari belajar perorangan individual learning ke belajar bersama cooperative learning; b. Peralihan dari belajar dengan cara menghafal rote learning ke belajar untuk memahami learning for understanding; c. Peralihan dari teori pemindahan pengetahuan knowledge-transmitted ke bentuk interaktif, keterampilan proses dan pemecahan masalah; d. Peralihan paradigma dari guru mengajar ke siswa belajar; e. Beralihnya bentuk evaluasi tradisional ke bentuk authentic assessment seperti portofolio, proyek, laporan siswa, atau penampilan siswa Shadiq dalam Rahayu, 2009:2 Lebih lanjut Muhibin menjelaskan Karakteristik PAIKEM adalah: a berpusat pada siswa student-centered , b belajar yang menyenangkan joyfull learning; c belajar yang berorientasi pada tercapainya kemampuan tertentu competency- based learning; d belajar secara tuntas mastery learning; e belajar secara berkesinambungan continuous learning; f belajar sesuai dengan ke-kini-an dan ke-disini-an contextual learning. PAIKEM dilandasi oleh falsafah konstruktivisme yang menekankan agar peserta didik mampu mengintegrasikan gagasan baru dengan gagasan atau pengetahuan awal yang telah dimilikinya, sehingga mereka mampu membangun makna bagi fenomena yang berbeda. Dalam pembelajaran pendidikan jasmani Konstruktivisme merupakan proses transfer positif keterampilan yang telah diketahui sebelumnya, misalnya siswa yang sebelumnya telah memahami cara melakukan lompat akan mudah mengintegrasikannya ke dalam keterampilan baru dalam lompat jauh. Falsafah Modifikasi yang berorientasi pada tercapainya tujuan secara mudah dan langsung juga menjadi landasan Paikem, sehingga dalam pembelajaran peserta didik selalu menjadi subjek aktif sedangkan guru menjadi fasilitator dan pembimbing belajar mereka.

2.8 Pendekatan Bermain dalam Pendidikan Jasmani

Menurut Wahjoedi 2001 : 121 bahwa ”pendekatan bermain adalah pembelajaran yang diberikan dalam bentuk atau situasi permainan”. Sedangkan Yoyo Bahagia dan Adang Suherman 2000: 35 berpendapat,”strategi pembelajaran permainan berbeda dengan strategi pembelajaran skill, namun bisa dipastikan bahwa keduanya harus melibatkan modifikasi atau pengembamgan agar sesuai dengan prinsip DAP developmentally Appropiate Practice dan body scalling ukuran fisik termasuk kemampuan fisik”. Menurut Hurlock Dalam Metzler 2000:78 Kegiatan bermain menurut jenisnya terdiri atas bermain aktif dan bermain pasif secara umum bermain aktif banyak dimainkan pada masa awal anak-anak prasekolah sedangkan bermain pasif dilakukan di akhir usia anak-anak menjelang remaja. Kedua kegiatan tersebut akan selalu dimainkan anak, tidak berarti kegiatan aktif hilang karena adanya bermain pasif.