Acara Di Televisi Dan Pemenuhan Hiburan Di Masyarakat (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Acara Akhirnya Datang Juga di Trans TV Terhadap Upaya Pemenuhan Hiburan di Masyarakat Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli Medan)

(1)

ACARA DI TELEVISI DAN PEMENUHAN HIBURAN DI

MASYARAKAT

(Studi Korelasional Tentang Pengaruh Acara Akhirnya Datang Juga di Trans TV Terhadap Upaya Pemenuhan Hiburan di Masyarakat Desa Manunggal

Kecamatan Labuhan Deli Medan)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Menyelesaikan Pendidikan Strata 1 (S1)

di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Disusun Oleh:

HILDA YUDHITA

040904107

PROGRAM STUDI HUMAS

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAKSI

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana upaya pemenuhan hiburan di masyarakat khususnya masyarakat Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang, terhadap tayangan acara komedi Akhirnya Datang Juga. Upaya yang peneliti ingin ketahui disini adalah apakah masyarakat Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang suka atau tidak suka terhadap tayangan komedi Akhirnya Datang Juga tersebut.

Berkaitan dengan hal tersebut, dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori komunikasi dan komunikasi massa, televisi sebagai media komunikasi massa, upaya pemenuhan hiburan dan teori USES.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode korelasional yang bersifat mencari atau menjelaskan hubungan serta menguji hipotesis. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 6608 jiwa yang tinggal di Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang. Untuk menghitung jumlah sampel dari data populasi, maka dari data yang ada peneliti mengambil sampel dengan menggunakan penarikan sampel sesuai dengan pendapat Taro Yamane yang apabila jumlah populasi lebih dari 500 orang, maka jumlah sampel dapat diambil sebanyak 10% dari keseluruhan populasi. Setelah dilakukan perhitungan maka diperoleh sampel sebanyak 98 orang. Untuk penarikan sampel peneliti menggunakan purposive sampling dan stratified sampling.

Selain melalui penelitian pustaka berupa buku-buku dan internet, pengumpulan data juga dilakukan dengan cara memberikan sejumlah pertanyaan dalam bentuk kuesioner kepada para responden. Sewaktu kuesioner dikembalikan oleh responden, peneliti langsung melakukan pengeditan terhadap hasil kuesioner yang telah disebarkan, lalu memberikan kode pada jawaban-jawaban pada responden, kemudian hasilnya disajikan dalam bentuk tabel-tabel frekuensi.

Dari hasil penelitian yang dilakukan, peneliti mengetahui bahwa para responden hampir sebagian besar ternyata berpendapat bahwa tayangan acara komedi Akhirnya Datang Juga menarik untuk ditonton. Frekuensi, waktu dan durasi penayangan komedi Akhirnya Datang Juga menurut responden sudah cukup tepat dan menyenangkan.

Yang menjadi alasan responden dalam menonton tayangan komedi Akhirnya Datang Juga adalah karena tayangan ini banyak menghadirkan hiburan-hiburan dengan aksi yang bersifat komedi, juga kelucuan para bintang tamu yang berdialog tanpa naskah.

Pada umumnya responden menyukai tayangan komedi Akhirnya Datang Juga, ini terbukti dari pendapat responden yang menyatakan bahwa mereka sering menyaksikan tayangan Akhirnya Datang Juga ini. Jadi dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar responden berpendapat bahwa tayangan Akhirnya Datang Juga menarik untuk ditonton terutama lelucon dari adegan para bintang tamu yang ditampilkan dan kehadiran para bintang tamu yang berganti pada setiap minggunya.


(3)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Syukur alhamdulillahirobbil’alamin peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah banyak memberikan rahmat dan hidayahnya kepada peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Penyusunan skripsi ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar keserjanaan jurusan Ilmu komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, peneliti telah banyak menerima bantuan secara moral maupun material dari berbagai pihak. Maka dari itu, dengan segala kerendahan hati peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. Secara khusus, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua yang sangat penulis sayangi, Ayahanda Zainal Abidin dan Ibunda Herlina atas pengertian dan dukungannya kepada penulis. Mudah-mudahan semua yang penulis lakukan dapat membahagiakan dan membanggakan Ayahanda dan Ibunda.

Melalui kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. M. Arif Nasution, Ma selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Amir Purba, Msi selaku ketua Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Siswo M, Msi selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bantuan sehingga skripsi ini dapat selesai sebagaimana mestinya, terima kasih untuk nasehat dan saran-saran yang berarti yang diberikan untuk


(4)

4. Ibu Dewi Kurniawati, Msi sebagai dosen wali yang selama ini menjadi tempat berkeluh kesah peneliti dalam hal akademis, terima kasih untuk kesabaran, dan nasehat dan saran-saran yang tidak mungkin peneliti lupakan.

5. Bapak Drs. Humaizi, MA sebagai PUDEK I yang telah banyak membantu peneliti, terima kasih untuk nasehat dan saran-saran yang tidak mungkin peneliti lupakan.

6. Bapak Kepala Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli yang telah banyak membantu peneliti dalam melakukan penelitian.

7. Kak Cut, Kak Ros, Rotua, dan Maya, yang telah banyak membantu segala urusan administrasi serta seluruh staf pegawai dan tata usaha.

8. Adik-adikku Jefri, Angga, dan Ezy, yang selalu memotivasi penulis untuk menjadi yang terbaik dan terus memberikan semangat kepada penulis agar segera menyelesaikan skripsi ini.

9. Burhanuddin Nst, terima kasih untuk kesabaran menemani peneliti selama ini, kasih sayang dan perhatiannya untuk membantu penulis mengerjakan skripsi ini hingga selesai dan terus memotivasi penulis serta mendukung penulis dalam berbagai hal.

10.Nissa, Nita, Bebby, Fany, Kiki, Ferina, Yusi, Anna, Riri, Tisa, Icha, Che-che, kak Desi, dan Eka, teman terima kasih atas kebersamaannya walau sebentar tapi meninggalkan kenangan yang sangat indah. Mudah-mudahan kita menjadi sahabat untuk selama-lamanya.

11.Vera, Dewi, Effi, Putri, dan Ila, yang setia menemaniku selama bertahun-tahun, terima kasih atas canda dan tawanya juga dukungannya selama ini. 12.Seluruh teman-teman kuliah penulis di Departemen Ilmu Komunikasi yang


(5)

hari-hari penulis. Terima kasih telah menjadi teman penulis selama kuliah dan mudah-mudahan untuk seterusnya.

Akhir kata peneliti juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya pada semua pihak yang secara langsung atau tidak langsung membantu peneliti menyelesaikan skripsi ini. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, namun atas bantuan pihaklah skripsi ini bisa diselesaikan. Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan hidayah pada semua orang yang banyak membantu peneliti selama masa perkuliahan dan dalam menyusun skripsi ini. Amin.

Medan, Agustus 2008 Penulis,


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAKSI……… i

KATA PENGANTAR………. ii

DAFTAR ISI……… v

DAFTAR SKEMA………... viii

DAFTAR TABEL……… ix

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah………... 1

I.2. Perimusan Masalah………... 5

I.3. Pembatasan Masalah………. 5

I.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1. Tujuan Penelitian………... 6

I.4.2. Manfaat Penelitian………. 6

I.5. Kerangka Teori……….. 7

I.5.1. Komunikasi……… 7

I.5.2. Komunikasi Massa dan Televisi……… 8

I.5.3. Pengertian Pemenuhan Hiburan………. 10

I.5.4. Uses and Gratifications………. 12

I.6. Kerangka Konsep……… 15

I.7. Model Teoritis……… 16

I.8. Operasional Variabel……….. 16

I.9. Definisi Operasional………... 17


(7)

BAB II LANDASAN TEORITIS

II.1. Komunikasi……….. 20

II.1.1. Proses Komunikasi………. 22

II.2. Komunikassi Massa……… 25

II.2.1. Proses Komunikasi Massa……….. 26

II.2.2. Televisi……… 29

II.3. Teori Uses and Gratifications……….. 31

II.4. Hiburan II.4.1. Pengertian Hiburan………. 35

II.4.2. Fungsi Hiburan……… 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1. Deskripsi Lokasi Penelitian………. 39

III.2. Metode Penelitian……… 42

III.3. Lokasi Penelitian………. 42

III.4. Waktu Penelitian………. 42

III.5. Sejarah Trans TV……… 43

III.5.1. Logo Trans TV……… 43

III.5.2. Visi dan Misi………... 44

III.5.6. Sekilas Mengenai Akhirnya Datang Juga……… 44

III.6. Populasi dan Sampel III.6.1. Populasi……… 46

III.6.2. Sampel……….. 46 III.7. Teknik Penarikan Sampling


(8)

III.7.2. Stratified Random Sampling……… 49

III.8. Teknik Pengumpulan Data……….. 49

III.9. Teknik Analisis Data……… 50

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Pengumpulan Data……… 53

IV.2. Teknik Pengolahan Data……….. 54

IV.3. Analisa Tabel Tunggal………. 55

IV.4. Analisis Tabel Silang……… 77

IV.5. Uji Hipotesis………. 93

IV.6. Pembahasan……… 94

BAB V PENUTUP V.1. Kesimpulan……… 96

V.2. Saran………... 97


(9)

DAFTAR SKEMA

Skema Teori Uses and Gratifications……….. 13 Skema Model Teoritis……….. 16 Skema Organisasi………. 40


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Operasional Variabel………... 17

Tabel Teori Komunikasi……….. 28

Tabel Komunikasi Massa……… 38

Tabel Sampel……… 48

Tabel Tunggal……….. 56


(11)

ABSTRAKSI

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana upaya pemenuhan hiburan di masyarakat khususnya masyarakat Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang, terhadap tayangan acara komedi Akhirnya Datang Juga. Upaya yang peneliti ingin ketahui disini adalah apakah masyarakat Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang suka atau tidak suka terhadap tayangan komedi Akhirnya Datang Juga tersebut.

Berkaitan dengan hal tersebut, dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori komunikasi dan komunikasi massa, televisi sebagai media komunikasi massa, upaya pemenuhan hiburan dan teori USES.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode korelasional yang bersifat mencari atau menjelaskan hubungan serta menguji hipotesis. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 6608 jiwa yang tinggal di Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang. Untuk menghitung jumlah sampel dari data populasi, maka dari data yang ada peneliti mengambil sampel dengan menggunakan penarikan sampel sesuai dengan pendapat Taro Yamane yang apabila jumlah populasi lebih dari 500 orang, maka jumlah sampel dapat diambil sebanyak 10% dari keseluruhan populasi. Setelah dilakukan perhitungan maka diperoleh sampel sebanyak 98 orang. Untuk penarikan sampel peneliti menggunakan purposive sampling dan stratified sampling.

Selain melalui penelitian pustaka berupa buku-buku dan internet, pengumpulan data juga dilakukan dengan cara memberikan sejumlah pertanyaan dalam bentuk kuesioner kepada para responden. Sewaktu kuesioner dikembalikan oleh responden, peneliti langsung melakukan pengeditan terhadap hasil kuesioner yang telah disebarkan, lalu memberikan kode pada jawaban-jawaban pada responden, kemudian hasilnya disajikan dalam bentuk tabel-tabel frekuensi.

Dari hasil penelitian yang dilakukan, peneliti mengetahui bahwa para responden hampir sebagian besar ternyata berpendapat bahwa tayangan acara komedi Akhirnya Datang Juga menarik untuk ditonton. Frekuensi, waktu dan durasi penayangan komedi Akhirnya Datang Juga menurut responden sudah cukup tepat dan menyenangkan.

Yang menjadi alasan responden dalam menonton tayangan komedi Akhirnya Datang Juga adalah karena tayangan ini banyak menghadirkan hiburan-hiburan dengan aksi yang bersifat komedi, juga kelucuan para bintang tamu yang berdialog tanpa naskah.

Pada umumnya responden menyukai tayangan komedi Akhirnya Datang Juga, ini terbukti dari pendapat responden yang menyatakan bahwa mereka sering menyaksikan tayangan Akhirnya Datang Juga ini. Jadi dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar responden berpendapat bahwa tayangan Akhirnya Datang Juga menarik untuk ditonton terutama lelucon dari adegan para bintang tamu yang ditampilkan dan kehadiran para bintang tamu yang berganti pada setiap minggunya.


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi informasi media dewasa ini memberikan andil yang sangat besar dalam perkembangan dan kemajuan komunikasi massa. Bukan saja media cetak seperti surat kabar dan majalah, akan tetapi juga radio dan televisi sebagai media elektronik. Kita dapat mendengar dan melihat semua informasi baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Munculnya media televisi dalam kehidupan manusia memang menghadirkan suatu peradaban, khususnya dalam proses komunikasi dan informasi yang bersifat massa. Globalisasi informasi dan komunikasi setiap media massa jelas melahirkan satu efek sosial tentang bermuatan perubahan nilai-nilai sosial dan budaya manusia (Kuswandi, 1996:21-22).

Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia. Hampir semua orang memiliki televisi di rumahnya. Tayangan–tayangan di televisi manyuguhkan hiburan, berita dan iklan. Mereka menghabiskan waktu menonton televisi sekitar lima sampai tujuh jam dalam sehari. Informasi adalah hal yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat ini.

Kemampuan televisi dalam menarik perhatian massa menunjukkan bahwa media tersebut telah menguasai jarak secara geografis dan sosiologis. Daya tarik media televisi sedemikian besar, sehingga pola-pola kehidupan rutinitas manusia sebelum muncul di televisi, berubah total sama sekali.


(13)

Media televisi menjadi panutan baru (news religius) bagi kehidupan manusia. Tidak menonton televisi, sama saja dengan makhluk buta yang hidup dalam tempurung (Kuswandi, 1996:22-23).

Media massa lahir di tengah massanya dengan menyajikan berbagai macam pesan, namun bukan berarti pesan itu diterima begitu saja oleh khalayak. Hadirnya berbagai macam acara yang disajikan bagi masyarakat ditandai dengan bermunculan stasiun televisi swasta, yang dipelopori oleh RCTI dan diikuti oleh SCTV, TPI, Anteve, Indosiar, Trans TV, TV7, Metro TV, Global TV dan Lativi (Kuswandi, 1996:35).

Trans TV adalah stasiun televisi yang berdiri dari tahun 2002. Walaupun sudah berumur 6 tahun, Trans TV dapat masih di bilang muda dibandingkan stasiun televisi lain yang sudah berumur belasan tahun. Meskipun berumur muda Trans TV adalah stasiun tv yang mengalahkan stasiun tv yang lain, karena Trans TV menghadirkan acara–acara yang banyak digemari oleh kalangan masyarakat yang berbeda–beda, dari anak kecil, remaja hingga orang tua.

Trans TV merupakan salah satu Televisi Nasional yang eksistensi dan keberadaannya patut diperhitungkan oleh televisi–televisi nasional lainnya. Walaupun usia televisi ini masih cenderung muda akan tetapi kehadirannya benar-benar mengguncang dunia pertelevisian di Indonesia.

Televisi swasta bukan saja bersaing dalam menyajikan acara hiburan yang mampu menarik minat menonton, tetapi juga bersaing lebih ketat dalam menyajikan informasi actual kepada penontonnya. Di antara sekian banyaknya acara-acara yang ditayangkan oleh stasiun televisi swasta, salah satunya yang dapat merebut perhatian


(14)

penonton adalah tayangan komedi situasi akhirnya dating juga yang ditayangkan di Trans TV (http://transtv.co.id).

Acara komedi Akhirnya Datang Juga tayang pada setiap hari minggu pukul 19.00-20.00 WIB, yang berdurasi 60 menit, tayangan ini mulai tayang perdana di Trans TV pada hari minggu tanggal 21 Oktober 2007, acara Akhirnya Datang Juga hadir untuk menyegarkan penonton televisi dengan cara lawakan yang segar, inovatif dan kreatif.

Acara komedi Akhirnya Datang Juga dinilai sebagai lawakan yang cerdas dan kreatif, walaupun baru tayang beberapa episode tetapi komedi Akhirnya Datang Juga yang ditayangkan di Trans TV ini telah mampu meraih sukses. Kemampuan para bintang tamu memerankan tokoh yang dilakoninya.

Acara Akhirnya Datang Juga ini cukup menarik perhatian masyarakat karena konsepnya yang cukup unik dalam menguji kemampuan akting dari seorang aktor atau aktris yang berakting pada satu sketsa tanpa naskah dan skrip. Seperti episode keempat di mana kita bisa melihat kualitas akting yang cukup parah dari seorang Roger Danuarta dan Sisi Pricilla.

Isi dari acara Akhirnya Datang Juga adalah Acara yang akan “menjebak” selebritis dalam berbagai situasi yang harus dikuasai mereka. Uniknya, tanpa skenario, penuh tantangan dan dihadirkan langsung ditengah penonton. Sang bintang tamu akan ditempatkan di dalam suatu sketsa situasi, dimana semuanya akan disiapkan bagi si bintang tamu, kostum, handprop, make up, semuanya, kecuali skrip. Bintang tamu tidak akan diberitahukan sebelumnya mengenai situasi, cerita, setting,


(15)

dialog atau apapun yang berhubungan dengan sketsa tersebut, dan bintang tamu harus langsung berusaha untuk mengikuti jalan cerita yang ada.

Ekspresi kepanikan, kaget ataupun dialog yang asal yang tercipta dari kebingungan bintang tamu akan menciptakan suatu kelucuan, yang merupakan kekuatan dari program ini.

Dalam setiap episode akan ada 4 orang bintang tamu, dimana masing-masing segmen akan berisikan satu sketsa yang dimainkan oleh satu bintang tamu. Dalam setiap akhir dari penampilan bintang tamu akan dikomentari oleh seorang juri, yaitu Didi Petet. Untuk segmen terakhir ke-4 bintang tamu akan bermain secara bersamaan dalam satu sketsa situasi, dimana akan terlihat bintang tamu mana yang paling cepat dan lucu dalam berimprovisasi dialog. Pada akhirnya sang juri akan memilih satu orang pemenang, yang berhak mendapatkan piala Akhirnya Datang Juga.

Tujuan dari acara Akhirnya Datang Juga ini adalah untuk menghibur penonton dengan cara lawakan lebih segar dan berkualitas. Selama seminggu penuh masyarakat telah disibukkan oleh aktifitas-aktifitas yang sangat menguras tenaga, pikiran dan otak. Maka dengan menonton acara Akhirnya Datang Juga masyarakat dapat terhibur.

Tayangan ini memberikan sesuatu penyegaran kita dan membuat kita bisa tertawa lepas di saat libur setelah ditutut bekerja. Tayangan ini juga memberikan pengajaran kepada artis kita untuk berakting tanpa naskah dan lain sebagainya

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk meneliti Pengaruh acara Akhirnya Datang Juga di Trans TV terhadap Upaya Pemenuhan Hiburan Masyarakat di Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli Medan.


(16)

I.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas yang telah diuraikan diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

“Sejauhmanakah Acara Akhirnya Datang Juga di Trans TV berpengaruh terhadap Upaya Pemenuhan Hiburan Masyarakat di Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli Medan”.

I.3. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari ruang lingkup permasalahan yang terlalu luas yang akan dapat mengaburkan penelitian, maka peneliti membuat pembatasan masalah sebagai berikut :

1. Penelitian ini bersifat mencari atau menjelaskan hubungan, yakni antara Acara Akhirnya Datang Juga dan Upaya Pemenuhan Hiburan di Televisi.

2.

Penelitian ini dilakukan dengan melihat tayangan komedi Akhirnya

Datang juga yang ditayangkan di Trans TV.

3.

Objek penelitian adalah Masyarakat Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli Medan dan sudah pernah menonton tayangan Akhirnya Datang Juga.


(17)

I.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

I.4.1. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bentuk dan isi tayangan acara Akhirnya Datang Juga di Trans TV.

2. Untuk mengetahui upaya pemenuhan hiburan di masyarakat terhadap penayangan acara komedi situasi Akhirnya Datang Juga di Trans TV. 3. Untuk mengetahui apakah tayangan Akhirnya Datang Juga di Trans TV

dapat memenuhi kebutuhan hiburan di masyarakat Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli Medan.

I.4.2. Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis, untuk memperluas cakrawala dan menerapkan ilmu juga wawasan yang di dapat penulis selama menjadi mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU.

2. Secara praktis, sebagai sumbangan pemikiran untuk pertimbangan sebagai bahan evaluasi kepada pihak media massa yaitu televisi.

3. Secara akademik, penelitian ini dapat disumbangkan kepada FISIP USU khususnya Departemen Ilmu Komunikasi untuk menambah dan memperkaya khasanah penelitian komunikasi dan sumber bacaan.


(18)

I.5. Kerangka Teori

Menurut Nawawi sebelum melakukan sebuah penelitian yang lebih lanjut harus disusun suatu kerangka teori sebagai landasan menggambarkan diri dari sudut mana masalah penelitian yang akan disorot (Nawawi, 2001:40).

Uraian di dalam kerangka teori merupakan hasil berpikir rasional yang dituangkan secara tertulis meliputi aspek-aspek yang terdapat di dalam masalah atau sub masalah (Nawawi, 2001:39-40).

I.5.1. Komunikasi

Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin communication yang bersumber dari kata communis yang artinya sama-sama disini maksudnya sama maknanya (Effendy, 1992:9). Lasswell menerangkan bahwa, cara yang terbaik untuk menerangkan proses komunikasi adalah menjawab pertanyaan who says what in which channel to whom with what effect. Komunikasi dalam prosesnya meliputi lima unsure, penerima pesan dan diikuti oleh efek (Reaksi komunikan terhadap pesan yang disampaikan oleh komunikator. (Effendy, 1992:253).

Fungsi komunikasi menurut Lasswell adalah sebagai berikut : a. Hasrat manusia untuk mengontrol lingkungannya.

b. Upaya manusia untuk beradaptasi dengan lingkungannya. c. Upaya untuk melakukan transformasi warisan sosialisasi.

Sedangkan menurut Carl U Hovland komunikasi adalah proses pengubah prilaku orang lain. Tujuan utama mempelajari komunikasi adalah untuk mengetahui bagaimana efek komunikasi terhadap seseorang. Seseorang akan dapat mengubah sikap, pendapat atau prilaku orang lain apabila komunikasinya itu memang


(19)

komunikatif. Komunikasi bukan saja penyampaian informasi, melainkan juga pendapat umum (public opinion) dan sikap publik (Public attitude). (Effendy, 1992:10).

I.5.2. Komunikasi Massa dan Televisi

Komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonym melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat (Rakhmat, 1995:189). Komunikasi massa dapat diartikan sebagai proses komunikasi yang berlangsung dimana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya massal melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti radio, televisi dan film (Cangara, 2002:36).

Pool mendefenisikan komunikasi massa sebagai komunikasi yang berlangsung dalam situasi yang interposed ketika antar sumber dan penerima tidak terjadi kontak secara langsung, pesan-pesan komunikasi mengalir kepada penerima melalui saluran media massa seperti surat kabar, majalah, radio, film atau televisi (Wiryanto, 2000:3) komunikasi massa yang berciri sebagai berikut :

1. Komunikasi ditujukan kepada massa atau orang banyak sebagai komunikasi. 2. Komunikasi dilakukan serentak.

3. Komunikasi merupakan suatu original lembaga atau orang yang dilembagakan.

4. Pesannya bersifat umum.


(20)

6. Umpan balik atau feed back tidak langsung (Sastropoetro, 1990:12).

Dari pengertian-pengertian diatas jelaslah bahwa komunikassi massa merupakan suatu proses komunikasi yang menggunakan media dimana dalam penelitian ini yang digunakan adalah televisi.

Televisi adalah salah satu media dalam komunikasi. Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia (Ardianto dkk, 2004 : 125). Televisi merupakan media yang paling banyak menarik perhatian komunikan karena kelebihannya yang mampu menyatukan unsur audio visual sekaligus. Televisi memiliki keuntungan atas pesannya yang bisa dilihat serta didengar dalam waktu yang bersamaan (Suhandang, 2005 : 89).

Menurut Effendy yang dimaksud dengan televisi adalah televisi siaran yang merupakan media dari jaringan komunikasi dengan cirri-ciri yang dimiliki komunikasi massa, yaitu berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum, sasarannya menimbulkan keserempakan dan komunikasinya bersifat heterogen (Effendy, 1992:21).

Televisi memiliki keunggulan dibandingkan dengan media elektronik lainnya diantaranya siaran yang dipancarkan melalui televisi dapat menjangkau seluruh lapisan yang ada di masyarakat. Televisi mampu menarik mempengaruhi dan menimbulkan perhatian penontonnya. Televisi juga memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pemirsanya, misalnya mengubah dan membentuk pandangan, sikap dan persepsi serta kelatahan yang seringkali dipermasalahkan atau kadang menjadi trend pada saat itu.

Karena pada kenyataannya televisi dapat menimbulkan dampak peniruan negatif tetapi tidak jarang juga yang bersifat positif. Maka televisi mempunyai


(21)

kemampuan untuk mempengaruhi pemirsa secara psikologis yang menyebabkan pemirsa hanyut dalam keterlibatan kisah maupun peristiwa yang disajikan di televisi. Pada akhirnya mempengaruhi pemirsa dalam pola pikir, persepsi dan tingkah laku terhadap permasalahan tertentu.

I.5.3. Pengertian Pemenuhan Hiburan

Hiburan disini diartikan sebagai pemenuhan hiburan di masyarakat. Hiburan disini diartikan sebagai semua macam atau jenis keramaian, pertunjukan atau permainan atau segala bentuk usaha yang dapat dinikmati oleh setiap orang dengan nama dan dalam bentuk apapun, dimana untuk menonton atau mempergunakan fasilitas yang ada. Dengan demikian dimaksudkan disini adalah pengertian hiburan yang luas, yang dapat menimbulkan perasaan senang , terhibur atau hal-hal yang menyenangkan bagi diri manusia dalam bentuk :

1. Keramaian, antara lain pasar malam, pesta dansa, taman rekreasi, tempat tempat wisata dan yang sejenis.

2. Pertunjukan, antara lain bioskop, wayang kabaret, sirkus, sandiwara, pertunjukan per tunjukan di Rumah Makan, Rumah Minum, Bar, Kelab Malam, varrete, lawak, sulap, pertunjukan ketangkasan mengemudi, ketangkasan berkuda, menonton acara hiburan di televisi dan yang sejenis.

3. Permainan, antara lain menembak, melempar, sepeda air, pusat hiburan (bola sodok permainan mesin keping), kereta pesiar, selancar, bola gelinding (bowling), komedi putar dan yang sejenis.


(22)

4. Bentuk usaha yang dapat dinikmati serta dapat menimbulkan rasa terhibur bagi setiap orang, antara lain tempat usaha seperti usaha kesegaran jasmani yang semata-mata untuk olah raga, penjagaan dan peningkatan kesehatan, usaha pemandian umum, atau bentuk usaha lain

Hiburan juga tidak dapat dipungkiri bahwa hiburan memang tidak pernah lepas dari kehidupan kita sehari-hari. Selama ini hiburan seringkali diartikan secara sempit, seperti nonton film atau nonton konser. Tetapi sebenarnya, perlu dipahami bahwa arti hiburan itu sendiri sebetulnya luas. Misalnya, datang ke bioskop untuk menonton film, itu juga sudah termasuk hiburan, mendengar musik di radio tape di rumah, pergi ke restoran dan makan bersama teman-teman, juga menonton acara hiburan di televisi, asalkan sifatnya bisa menghibur dan dapat dikatakan sebagai hiburan.

Hiburan juga dapat diartikan sebagai salah satu aktivitas yang bisa kita lakukan. Artinya, hiburan juga bisa membantu kita memberi semangat sebelum kita mengerjakan kembali aktivitas kita sehari-hari.

Hiburan tidak dapat dipungkiri bahwa hiburan memang tidak pernah lepas dari kehidupan sehari-hari, selama ini hiburan seringkali diartikan secara sempit, seperti menonton pada saat ini, menonton acara komedi dapat dikatakan sebagai aktivitas hiburan yang paling banyak penggemarnya. Dunia hiburan pada saat ini masih didominasi oleh acara-acara komedi, mulai dari sketsa, extravaganza, prime time dan yang terbaru adalah acara Akhirnya datang Juga.

Menonton acara-acara komedi adalah salah satu sarana hiburan yang dapat melepas lelah setelah seminggu melakukan aktifitas, begitu jugalah manusia kalau dihentak oleh ujian hidup tanpa adanya hiburan.


(23)

Jiwa resah dan pikiran bisa kusut. Seseorang akan jadi tidak tenang, dapat dengan mudah terpercik keresahan dan kemarahan.Hal ini justru akan bisa mengundang perpecahan antar manusia. Manusia melakukan berbagai cara untuk menghibur dirinya.

Tetapi kerap ditemui bahwa hiburan yang ditemui adalah hiburan yang bersifat semu dan palsu, seperti acara hiburan Akhirnya Datang Juga yang bersifat menghibur dengan cara lawakan dan alur cerita yang berbeda, lain dengan acara-acara komedi yang lainnya. Acara ini dapat menarik minat menonton sebagai pemenuhan hiburan di masyarakat sebab bentuk acaranya yang sangat-sangat menghibur dan butuh banyak pemikiran yang semuanya serba dadakan dengan sketsa yang kreatif sehingga membuat acara ini diminati banyak pemirsany

I.5.4. Teori Uses and Gratifications

Model ini menentukan fungsi komunikasi massa dalam khalayak. Herbert Blumer dan Elihu Katz adalah orang pertama yang mengenalkan model ini. Model Kegunaan dan Kepuasan ini dikenalkan pada tahun 1974 dalam bukunya The Uses of Mass Communication : Current Perspectives on Gratification Reseach (Nurudin, 2004 : 181).

Model milik Blumer dan Katz ini mengatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut. Dengan kata lain, pengguna media itu adalah pihak yang aktif dalam proses komunikasi. Pengguna media berusaha untuk mencari sumber media yang paling baik di dalam usaha memenuhi kebutuhannya. Artinya, model Uses and Gratifications mengasumsikan


(24)

Katz mengatakan bahwa penelitiannya diarahkan kepada jawaban terhadap pertanyaan Apa yang dilakukan media untuk khalayak (What do the media do to people?). Kebanyakan penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi massa berpengaruh kecil terhadap khalayak yang dipersuasi. Oleh karena itu para peneliti berbelok ke variabel-variabel yang menimbulkan lebih banyak efek, misalnya kelompok kecil.

Teori Uses and Gratifications ini lebih menekankan pada pendekatan manusiawi didalam melihat media. Artinya manusia itu punya otonomi, wewenang untuk memperlakukan media. Sementara Schramm dan Porter dalam bukunya Men, Women, Message and Media (1982) memberikan Formula untuk menjelaskan bekerjanya teori ini.

++========

Imbalan disini berarti Imbalan yang saat itu juga diterima (segera) atau tertunda. Imbalan ini memenuhi kebutuhan khalayak. Misalnya, Anda pemirsa suatu acara televisi tertentu karena media tersebut menyediakan atau memuaskan Anda akan kebutuhan Informasi dan Hiburan. Dalam hal ini, masyarakat yang memilih acara “Akhirnya Datang Juga” yang ditayangkan di Trans TV karena merasa acara tersebut bisa memuaskan kebutuhannya karena Trans TV menyediakan acara yang dapat menghibur.

Dalam hal ini, hubungan model Uses and Gratifications dengan upaya dalam pemenuhan hiburan di Masyarakat Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli Medan terhadap acara Akhirnya Datang Juga di Trans TV dapat dilihat dari perumusan asumsi-asumsi dasar dari model tersebut, yakni :

Janji Imbalan

= Probabilitas seleksi Upaya yang diperlukan


(25)

 Khalayak dianggap aktif, yakni masyarakat Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli Medan menonton acara Akhirnya Datang Juga di televisi sebab mereka memiliki tujuan agar dapat mengenal lebih jauh acara tersebut dan pesan yang disampaikan acara tersebut.

 Dalam peoses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota khalayak. Masyarakat Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli Medan lebih memilih Trans TV untuk menonton acara Akhirnya Datang Juga karena acara tersebut bersifat menghibur.

 Sumber-sumber lain untuk memenuhi kebutuhan khalayak sangat bergantung pada perilaku khalayak yang bersangkutan. Dalam hal ini, pada jam yang sama stasiun televisi yang lain juga menawarkan tayangan yang berbeda, sehingga khalayak mempunyai kemungkinan untuk mendapatkan sumber lain untuk memenuhi kebutuhannya dengan tidak menonton acara Akhirnya Datang Juga di Trans TV.

 Banyak tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak, artinya masyarakat Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli Medan dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif mereka melihat acara Akhirnya Datang Juga di Trans TV pada situasi-situasu tertentu.


(26)

I.6. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan diperoleh (Nawawi, 2001:40). Teori yang telah dikumpulkan dan diuraikan pada landasan teori akan menghasilkan beberapa konsep. Apabila konsep ini dihubungkan satu sama lain untuk dapat memberikan suatu gambaran atau suatau fenomena, maka hubungan antara konsep inilah yang disebut istilah kerangka konsep (Kountour, 2001:89).

Dalam penelitian ini diterapkan kerangka konsep metodologi penelitian sebagai berikut :

1. Variabel Bebas

Variabel ini adalah sejumlah gejala atau faktor unsure yang menentukan atau mempengaruhi ada atau munculnya gejala atau faktor atau unsure lain (Nawawi, 2001:56). Atau dengan kata lain merupakan variabel yang diduga sebagai penyebab atau pendahulu dari variabel yang lain (Rakhmat, 1995:12). Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah acara Akhirnya Datang Juga.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat merupakan sejumlah gejala atau faktor maupun unsur yang ada atau muncul dipengaruhi atau ditentukan oleh adanya variabel bebas dan bukan karena adanya variabel lain (Nawawi, 2001:57). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah upaya pemenuhan hiburan di masyarakat Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli Medan.


(27)

3. Variabel Antara

Sejumlah gejala yang tidak dapat dikontrol, akan tetapi dapat diperhitungkan pengaruhnya terhadap variabel bebas (Nawawi, 2001:58). Variabel antara dalam penelitian ini adalah karakteristik responden.

I.7. Model Teoritis

Variabel – variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep akan dibentuk menjadi satu model teoritis sebagai berikut :

I.8. Operasional Variabel

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang ada diatas, maka dibuat operasional variabel untuk membentuk kesatuan dan kesesuian dalam penelitian, yaitu sebagai berikut:

Variabel Bebas (X)

Acara Akhirnya Datang Juga di Trans TV

Variabel Terikat (Y)

Upaya Pemenuhan Hiburan Masyarakat di Desa Manunggal Kec. Labuhan Deli Medan.

Variabel Antara (Z)


(28)

Variabel Teoritis Variabel Operasional 1. Variabel Bebas (X)

Acara Akhirnya Datang Juga di Trans TV.

1. Isi acara

2. Waktu Penayangan 3. Frekuensi Penayangan 2. Variabel Terikat (Y)

Upaya pemenuhan hiburan masyarakat di daerah Desa Manunggal Kec. Labuhan Deli Medan.

1. Perhatian

2. Motif Menonton 3. Sikap

4. Manfaat Menonton 3. Variabel Antara (Z)

Karakteristik Responden

1. Usia 2. Pendidikan

3. Frekuensi menonton 4. Pekerjaan

I.9. Definisi Operasional

Definisi Operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang konsep yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep.

Definisi Operasional dari penelitian ini adalah :

1. Variabel Bebas (Acara Akhirnya Datang Juga di Trans TV) :

• Isi Acara : bagaiman isi cerita dari tayangan tersebut

• Waktu Penayangan : durasi atau lamanya waktu penayangan acara tersebut.


(29)

2. Varabel Terikat (Upaya pemenuhan hiburan masyarakat di daerah

Desa Manunggal Kec. Labuhan Deli Kab. Deli Serdang) :

• Perhatian : Keinginan yang timbul untuk menonton tayangan tersebut.

• Motif menonton : Keadaan dalam pribadi individu atau alas an yang mendorong keinginan individu untuk menonton acara tersebut.

• Sikap : Kecenderungan bertindak, berpersepsi, berfikir dalam menghadapi situasi atau respon yang di dapat dari menonton acara tersebut.

• Manfaat menonton : Suatu nilai positif yang diperoleh serta memberi pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap diri individu setelah menyaksikan acara “Akhirnya Datang Juga di Trans TV”.

• Pekerjaan : Pekerjaan responden.

3. Variabel Antara (Karakteristik Responden) :

• Usia : Tingkat umur dari responden

• Pendidikan : Tingkat pendidikan terakhir dari responden • Frekuensi Menonton : Intensitas menonton dari responden.


(30)

I.10. Hipotesis

Hipotesis adalah generalisasi atau kesimpulan yang bersifat tentatif (sementara), yang hanya akan berlaku apabila setelah terbukti kebenarannya (Nawawi, 2001:161).

Hipotesis ini merupakan dugaan atau terkaan tentang apa saja yang kita amati dalam usaha untuk memahaminya. Dengan hipotesis, peneliti menjadi tidak mengambang, karena dibimbing oleh Hipotesis tersebut.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ho : Tidak terdapat hubungan antara acara Akhirnya Datang Juga dengan upaya pemenuhan hiburan masyarakat di Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli Medan. Ha : Terdapat hubungan antara Acara Akhirnya Datang Juga dengan upaya pemenuhan hiburan masyarakat di Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli Medan.


(31)

BAB II

LANDASAN TEORITIS

II.1. Komunikasi

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata commmunis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna.

Jadi, kalau dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. Kesamaan bahasa yang dipergunakan dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan kesamaan makna.

Akan tetapi, pengertian komunikasi yang dipaparkan di atas sifatnya disariah, dalam arti kata bahwa komunikasi itu minimal harus mengandung kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat. Dikatakan minimal karena kegiatan komunikasi tidak hanya informatif, yakni agar orang lain mengerti dan tahu, juga persuasif, yaitu agar orang lain mengerti atau paham atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan dan lain-lain. Pentingnya komunikasi bagi kehidupan sosial, budaya dan pendidikan dan politik sudah didasari oleh para cendikiawan sejak Aristoteles yang hidup ratusan tahun sebelum Masehi (Effendy, 1992:9).

Menurut Carl I. Hovland, ilmu komunikasi adalah Upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan dan sikap.

Definisi Hovland diatas menunjukkan bahwa yang dijadikan objek studi ilmu komunikasi bukan saja penyampaian informasi, melainkan juga pembentukan


(32)

mkehidupan sosial dan dalam kehidupan politik memainkan peranan yang amat penting. Bahkan dalam defenisinya secara khusus mengenai penegetian kimunikasinya sendiri, Hovland mengatakan bahwa komunikasi adalah proses mengubah prilaku orang lain (communication is the process to modify the behavior of other individuals).

Untuk memahami pengertian komunikasi sehingga dapat dilancarkan secara efektif, para peminat komunikasi sering kali mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold Laswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society. Laswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?

Paradigma Laswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni:

• Komunikator (communicator, source, sender) • Pesan (Message)

• Media (channel, media)

• Komunikan (communicant, communicatee, receiver, recipient) • Efek (effect, impact, influence).

Jadi, berdasarkan paradigma Laswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.

Laswell menghendaki agar komunikasi dijadikan objek studi ilmiah, bahkan setiap unsur diteliti secara khusus. Studi mengenai komunikaor dinamakan control analysis; penelitian mengenai pers, radio, televisi, film, dan media lainnya disebut


(33)

media analysis; penyelidikan mengenai pesan dinamai content analysis; audience analysis adalah studi khusus tentang komunikan; sedangkan effect analysis merupakan penelitian mengenai efek atau dampak yang di timbulkan oleh komunikasi (Effendy, 1992:10).

II.1.1. Proses Komunikasi

Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang )komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keragu-raguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian, kegairahan, dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati. Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan secara sekunder (Effendy, 1992:11).

a. Proses Komunikasi Secara Primer

Proses komunikasi secara primer asdalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna dan lain sebagainya yang secar langsung mampu “menerjemahkan” pikiran seseorang kepada orang lain.

Apakah itu berbentuk idea, informasi atau opini; baik mengenal hal yang kongkret maupun yang abstrak; bukan saja tentang hal atau peristiwa yang terjadi pada saat sekarang, melainkan juga pada waktu yang lalu dan masa yang akan datang.


(34)

Kial (gesture) memang dapat “menerjemahkan” pikiran seseorang sehingga terekspresikan secara fisik. Akan tetapi menggapaikan tangan, atau memainkan jari jemari, atau mengedipkan mata, atau menggerakkan anggota tubuh lainnya hanya dapat mengkomunikasikan hal-hal tertentu saja )sangat terbatas). Demikian pula isyarat dengan menggunakan alat seperti tongtong, bedug, sinere, dan lain-lain serta warna yang mempunyai makna tertentu. Kedua lambang itu sangat terbatas kemampuannya dalam mentransmisikan pikiran seseorang kepada orang lain.

Gambar sebagai lambang yang banyak dipergunakan dalam komunikasi memang melebihi kial, isyarat dan warna dalam kemampuan “menerjemahkan” pikiran seseorang, tetapi tetap tidak melebihi bahasa. Akan tetapi demi efektifnya komunikasi, lambang-lambang tersebut sering dipadukan penggunaannya. Dalam kehidupan sehari-hari bukanlah hal yang luar biasa apabila kita terlibat dalam komunikasi yang menggunakan bahasa disertai gambar-gambar berwarna.

Berdasarkan paparan diatas, pikiran atau perasaan seseorang baru akan diketahui oleh dan akan ada dampaknya kepada orang lain apabila ditransmisikan dengan menggunakan media primer tersebut yakni lambang-lambang. Dengan perkataan lain, pesan (message) yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan terdiri atas isi (the content) dan lambang (symbol) (Effendy, 1992:11-12).

b. Proses Komunikasi Secara Sekunder

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikasi sebagai sasarannya berada ditempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio,


(35)

televisi, film, dan banyak lagi adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi (Effendy, 1992:16).

Pentingnya peranan media, yakni media sekunder, dalam proses komunikasi, disebabkan oleh efesiensinya dalam mencapai komunikan. Surat kabar, radio, dan televisi misalnya, merupkan media yang efesien dalam mencapai komunikan dalam jumlah yang amat banyak.

Jelas efesien karena, dengan menyiarkan sebuiah pesan satu kali saja, sudah dapat tersebar luas kepada khalayak yang begitu banyak jumlahnya: bukan saja jutaan, melainkan puluhan juta, bahkan ratusan juta, seperti misalnya pidato kepala negara yang disiarkan melalui radio atau televisi (Effendy, 1992:17).

Unsur-unsur dalam proses komunikasi. Penegasan tentang unsur-unsur dalam komunikasi itu adalah sebagai berikut :

• Sender : Komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang.

• Encoding : Penyandian, yakni proses pengalihan pikiran kedalam bentuk lambang.

• Message : Pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator.

• Media : Saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator ke pada komunikan.

• Decoding : Pengawasandian, yaitu proses dimana komunikan menerapkan makna pada lambang yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.

• Receiver : Komunikasn yang menerima pesan dari komunikator.


(36)

• Feedback : Umpan balik, yakni tanggapan komunikan apabila tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator.

• Noise : Gangguan tak terencana yang terjadi dalam komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya (Effendy, 1992:18-19).

II.2. Komunikasi Massa

Pengertian komunikasi massa pada satu sisi adalah proses dimana organisasi media memproduksi dan menybarkan pesan kepada publik secara luas dan pada sisi lain diartikan sebagai bentuk komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melalui media cetak maupun elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secra serentak dan sesaat (Ardianto, 2004:31).

Pengertian komunikasi massa, merujuk kepada pendapat Tan dan Wright, dalam Liliweri 1991, merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen, dan menimbulkan efek tertentu (Ardianto, 2004:3).

Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner yakni, komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people).

Menurut Gerbner (1967) adalah komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri. Dalam defenisi Meletzke,


(37)

komunikasi massa diartikan senagai setiap bentuk komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu arah pada publik yang tersebar.

Defenisi komunikasi massa menurut Freidson dibedakan dari jenis komunikasi lainnya dengan suatu kenyataan bahwa komunikasi massa dialamatkan kepada sejumlah populasi dari berbagai kelompok, dan bukan hanya satu atau beberapa individu atau sebagian khusus populasi. Komunikasi massa juga mempunyai anggapan tersirat akan adanya alat-alat khusus untuk menyampaikan komunikasi agar komunikasi itu dapat mencapai pada saat yang sama semua orang yang mewakili berbagai lapisan masayarakat (Ardianto, 2004:3-4).

II.2.1. Proses Komunikasi Massa

Wilbur Schramm (Komala, dalam Karlinah. 1999) mengatakan bahwa untuk berlangsungnya suatu kegiatan komunikasi, minimal memerlukan tiga komponen yaitu source, message, destination atau komunikator, pesan dan komunikan. Apabila salah satu dari ketiga komponen tersebut masih terdapat komponen lainnya yang berfungsi sebagai pelengkap.

Artinya, jika komponen tersebut tidak ada, maka tidak akan berpengaruh terhadap komponen lainnya. Oleh karena itu, komponen-komponen utama (komunikator-pesan-komunikan) mutlak harus ada pada proses komunikasi, baik itu komunikasi antar pesona (interpersonal), kelompok maupun komunikasi massa.

Pengertian proses komunikasi massa pada hakikatnya merupakan proses pengoperan lambang-lambang yang berarti, yang dilakukan melalui saluran (channel),


(38)

(gambar, lukisan) Atau media audio visual (televisi dan film). Yang dimaksud dengan media disini adalah alat yang dapat digunakan untuk mencapai massa (sejumlah orang yang tidak terbatas).

Severin (Komala, dalam Karlinah 1999), mengemukakan bahwa pngertian komunikasi massa pada intinya merupakan komunikasi yang menggunakan saluran (media) untuk menghubungkan komunikator dengan komunikasi secara massal, bertempat tinggal jauh, heterogen, anonim adan menimbulkan efek-efek tertentu (Ardianto, 2004:32).

Harold D. Lasswell (Komala, dalam Karlinah. 1999) seorang ahli politik di Amerika Serikat mengemukakan suatu ungkapan yang sangat terkenal dalam teori dan penelitian komunikasi massa. Ungkapan tersebut merupakan suatu formula dalam menentukan scientific study dari suatu prose komunikasi massa dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: who (siapa), says what (berkata apa), in which channel (melalui saluran apa), to whom (kepada siapa) dan with what effect (dengan efek apa)?

Masing-masing unsur dalam Formula Lasswell mengandung problema tertentu. Formula tersebut, meskipun sangat sederhana telah membantu mengorganisasikan dan memberikan struktur kajian bidang komunikasi massa. Lassswel juga menggunakan formula ini dengan tujuan untuk membedakan berbagai jenis penelitian komunikasi. Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut :


(39)

Formula Lasswell

WHO SAYS WHAT IN WHICH

CHANNEL TO WHOM

WITH WHAT EFFECT Siapa Berkata Apa Melalui

Saluran Apa

Kepada Siapa Dengan Efek Apa

Komunikator Pesan Media Penerima Efek Control

Studies

Analisis Pesan Analisis Media Analisis Khalayak

Analisis Efek

Sumber: Modul 1-9 Teori Komunikasi, S Djuarsa Sendjaja, Ph.D. dkk, UT., 1994

Dengan mengikuti Formula Lasswell dapat dipahami bahwa dalam proses komunikasi massa terdapat lima unsur yang disebut komponen atau unsur dalam proses komunikasi, yaitu :

• Who (siapa): Komunikator, orang yang menyampaikan pesan dalam proses komunikasi massa, bisa perorangan atau mewakili suatu lembaga, organisasi maupun instansi. Segala masalah yang bersangkutan dengan unsur “siapa” memerlukan analisis kontrol (control analysis) yaitu yang merupakan subdivisi dari riset lapangan.

• Says What (apa yang dikatakan): pernyataan umum, dapat berupa suatu ide, informasi, opini, pesan dan sikap, yang sangat erat kaitannya dengan masalah analisis pesan.

• In Which Channel (melalui saluran apa): media komunikasi atau saluran yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan saluran yang digunakan primary technique, secondary technique, direct communication atau indirect communication (Edward Sapir dalam Dasar-dasar Retorika, Komunikasi dan


(40)

• To Whom (kepada siapa): komunikan atau audience yang menjadi sasaran komunikasi. Kepada siapa pernyataan tersebut ditujukan, berkaitan dengan masalah penerimaan pesan. Dalam hal ini diperlukan adanya analisis khalayak (audience analysis).

• With What Effect (dengan efek apa): hasil yang dicapai dari usaha penyampaian pernyataan umum itu pada sasaran yang dituju (Ardianto, 2004:33-34).

II.2.2. Televisi

Kata televisi berasal dari kata tele dan vision; yang mempunyai arti masing-masing jauh (tele) dan tampak (vision). Jadi televisi berarti tampak atau dapat melihat dari jarak jauh. Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia.

Di Indonesia 'televisi' secara tidak formal disebut dengan TV, tivi, teve atau tipi. Dalam penemuan televisi, terdapat banyak pihak, penemu maupun inovator yang terlibat, baik perorangan maupun perusahaan. Televisi adalah karya massal yang dikembangkan dari tahun ke tahun

Televisi adalah salah satu media dalam komunikasi. Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia (Ardianto dkk, 2004 : 125).

Televisi merupakan media yang paling banyak menarik perhatian komunikan karena kelebihannya yang mampu menyatukan unsur audio visual sekaligus. Televisi memiliki keuntungan atas pesannya yang bisa dilihat serta didengar dalam waktu yang bersamaan (Suhandang, 2005 : 89).


(41)

Menurut Effendy yang dimaksud dengan televisi adalah televisi siaran yang merupakan media dari jaringan komunikasi dengan cirri-ciri yang dimiliki komunikasi massa, yaitu berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum, sasarannya menimbulkan keserempakan dan komunikasinya bersifat heterogen (Effendy, 1992:21).

Televisi memiliki keunggulan dibandingkan dengan media elektronik lainnya diantaranya siaran yang dipancarkan melalui televisi dapat menjangkau seluruh lapisan yang ada di masyarakat. Televisi mampu menarik mempengaruhi dan menimbulkan perhatian penontonnya.

Televisi juga memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pemirsanya, misalnya mengubah dan membentuk pandangan, sikap dan persepsi serta kelatahan yang seringkali dipermasalahkan atau kadang menjadi trend pada saat itu.

Karena pada kenyataannya televisi dapat menimbulkan dampak peniruan negatif tetapi tidak jarang juga yang bersifat positif.

Maka televisi mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi pemirsa secara psikologis yang menyebabkan pemirsa hanyut dalam keterlibatan kisah maupun peristiwa yang disajikan di televisi. Pada akhirnya mempengaruhi pemirsa dalam pola pikir, persepsi dan tingkah laku terhadap permasalahan tertentu.


(42)

II.3. Teori Uses and Gratifications

Model ini menentukan fungsi komunikasi massa dalam khalayak. Herbert Blumer dan Elihu Katz adalah orang pertama yang mengenalkan model ini. Model Kegunaan dan Kepuasan ini dikenalkan pada tahun 1974 dalam bukunya The Uses of Mass Communication : Current Perspectives on Gratification Reseach (Nurudin, 2004 : 191).

Model milik Blumer dan Katz ini mengatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut. Dengan kata lain, pengguna media itu adalah pihak yang aktif dalam proses komunikasi. Pengguna media berusaha untuk mencari sumber media yang paling baik di dalam usaha memenuhi kebutuhannya. Artinya, model Uses and Gratifications mengasumsikan bahwa pengguna mempunyai pilihan alternative untuk memuaskan kebutuhannya.

Teori ini jelas merupakan kebalikan dari teori peluru. Dalam teori peluru media sangat aktif dan all powerfull, sementara audience berada di pihak yang pasif. Sementara itu, dalam teori uses and gratifications ditekankan bahwa audience aktif untuk menentukan media mana yang harus dipilih untuk memuaskan kebutuhannya.

Katz mengatakan bahwa penelitiannya diarahkan kepada jawaban terhadap pertanyaan Apa yang dilakukan media untuk khalayak (What do the media do to people?). Kebanyakan penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi massa berpengaruh kecil terhadap khalayak yang dipersuasi. Oleh karena itu para peneliti berbelok ke variabel-variabel yang menimbulkan lebih banyak efek, misalnya kelompok kecil (Effendy, 2003:289).

Teori Uses and Gratifications ini lebih menekankan pada pendekatan manusiawi didalam melihat media. Artinya manusia itu punya otonomi, wewenang untuk memperlakukan media. Blumer dan Katz percaya bahwa tidak hanya ada satu


(43)

jalan bagi khalayal untuk menggunakan media. Menurut pendapat teori ini, konsumen media mempunyai kebebasan untuk memutuskan bagaimana (lewat media mana) mereka menggunakan media dan bagaimana media itu akan berdampak pada dirinya (Nurudin, 2004:192).

Sementara Schramm dan Porter dalam bukunya Men, Women, Message and Media (1982) memberikan Formula untuk menjelaskan bekerjanya teori ini.

++========

Imbalan disini berarti Imbalan yang saat itu juga diterima (segera) atau tertunda. Imbalan ini memenuhi kebutuhan khalayak (Nurudin, 2004: 193). Misalnya, Anda pemirsa suatu acara televisi tertentu karena media tersebut menyediakan atau memuaskan Anda akan kebutuhan Informasi dan Hiburan. Dalam hal ini, masyarakat yang memilih acara “Akhirnya Datang Juga” yang ditayangkan di Trans TV karena merasa acara tersebut bisa memuaskan kebutuhannya karena Trans TV menyediakan acara yang dapat menghibur.

Dalam hal ini, hubungan model Uses and Gratifications dengan upaya dalam pemenuhan hiburan di Masyarakat Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli Medan terhadap acara Akhirnya Datang Juga di Trans TV dapat dilihat dari perumusan asumsi-asumsi dasar dari model tersebut, yakni :

 Khalayak dianggap aktif, yakni masyarakat Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli Medan menonton acara Akhirnya Datang Juga di televisi sebab mereka memiliki tujuan agar dapat mengenal lebih

Janji Imbalan

= Probabilitas seleksi Upaya yang diperlukan


(44)

 Dalam peoses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota khalayak. Masyarakat Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli Medan lebih memilih Trans TV untuk menonton acara Akhirnya Datang Juga karena acara tersebut bersifat menghibur.

 Sumber-sumber lain untuk memenuhi kebutuhan khalayak sangat bergantung pada perilaku khalayak yang bersangkutan. Dalam hal ini, pada jam yang sama stasiun televisi yang lain juga menawarkan tayangan yang berbeda, sehingga khalayak mempunyai kemungkinan untuk mendapatkan sumber lain untuk memenuhi kebutuhannya dengan tidak menonton acara Akhirnya Datang Juga di Trans TV.

 Banyak tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak, artinya masyarakat Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli Medan dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif mereka melihat acara Akhirnya Datang Juga di Trans TV pada situasi-situasu tertentu.

Model ini juga merupakan pergeseran fokus dari tujuan komunikator ke tujuan komunikan. Model ini menentukan fungsi komunikasi massa dalam melayani khalayak (Effendy, 2004:289).

Model uses and gratifications menunjukkan bahwa yang menjadi permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan prirlaku khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak. Jadi, bobotnya ialah khalayak yang aktif, yan sengaja menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus.


(45)

Pendekatan uses and gratifications sebenarnya juga tidak baru. Di awal dekade 1940-an dan 1950-an para pakar melakukan penelitian mengapa khalayak terlibat dalam berbagai jenis prilaku komunikasi. Penelitian yang sistematik dalam rangka membina teori uses and gratifications telah dilakukan papa dekade 1960-an dan 1970-an, bukan saja di Inggris, tetapi di Amerika dan negara-negara lain.

Mengenai kebutuhan biasanya orang merujuk kepada hirarki kebutuhan (need hierarchy) yang ditampilkan oleh Abraham Maslow (1954). Ia membedakan lima perangkat kebutuhan dasar:

a) Physiological needs (kebutuhan fisiologis) b) Safety needs (kebutuhan keamanan) c) Love needs (kebutuhan cinta)

d) Esteem needs (kebutuhan penghargaan)

e) Self-actualization needs (kebutuhan aktualisasi diri)

Sehubungan dengan hirarki tersebut, kebutuhan yang menarik perhatian para peneliti uses and gratifications adalah kebutuhan cinta, kebutuhan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri (Effendy, 2004:289-290).


(46)

II.4. Hiburan

II.4.1. Pengertian Hiburan

Hiburan disini diartikan sebagai pemenuhan hiburan di masyarakat. Hiburan disini diartikan sebagai semua macam atau jenis keramaian, pertunjukan atau permainan atau segala bentuk usaha yang dapat dinikmati oleh setiap orang dengan nama dan dalam bentuk apapun, dimana untuk menonton atau mempergunakan fasilitas yang ada.

Dengan demikian dimaksudkan disini adalah pengertian hiburan yang luas, yang dapat menimbulkan perasaan senang, terhibur atau hal-hal yang menyenangkan bagi diri manusia dalam bentuk: keramaian, pertunjukan, permainan, bentuk usaha yang dapat dinikmati serta dapat menimbulkan rasa terhibur bagi setiap orang

Hiburan juga tidak dapat dipungkiri bahwa hiburan memang tidak pernah lepas dari kehidupan kita sehari-hari. Selama ini hiburan seringkali diartikan secara sempit, seperti nonton film atau nonton konser. Tetapi sebenarnya, perlu dipahami bahwa arti hiburan itu sendiri sebetulnya luas.

Misalnya, datang ke bioskop untuk menonton film, itu juga sudah termasuk hiburan, mendengar musik di radio tape di rumah, pergi ke restoran dan makan bersama teman-teman, juga menonton acara hiburan di televisi, asalkan sifatnya bisa menghibur dan dapat dikatakan sebagai hiburan.


(47)

Hiburan juga dapat diartikan sebagai salah satu aktivitas yang bisa kita lakukan. Artinya, hiburan juga bisa membantu kita memberi semangat sebelum kita mengerjakan kembali aktivitas kita sehari-hari.

Hiburan tidak dapat dipungkiri bahwa hiburan memang tidak pernah lepas dari kehidupan sehari-hari, selama ini hiburan seringkali diartikan secara sempit, seperti menonton pada saat ini, menonton acara komedi dapat dikatakan sebagai aktivitas hiburan yang paling banyak penggemarnya. Dunia hiburan pada saat ini masih didominasi oleh acara-acara komedi, mulai dari sketsa, extravaganza, prime time dan yang terbaru adalah acara Akhirnya datang Juga.

Menonton acara-acara komedi adalah salah satu sarana hiburan yang dapat melepas lelah setelah seminggu melakukan aktifitas, begitu jugalah manusia kalau dihentak oleh ujian hidup tanpa adanya hiburan.

Jiwa resah dan pikiran bisa kusut. Seseorang akan jadi tidak tenang, dapat dengan mudah terpercik keresahan dan kemarahan.Hal ini justru akan bisa mengundang perpecahan antar manusia. Manusia melakukan berbagai cara untuk menghibur dirinya. Tetapi kerap ditemui bahwa hiburan yang ditemui adalah hiburan yang bersifat semu dan palsu, seperti acara hiburan Akhirnya Datang Juga yang bersifat menghibur dengan cara lawakan dan alur cerita yang berbeda, lain dengan acara-acara komedi yang lainnya.

Acara ini dapat menarik minat menonton sebagai pemenuhan hiburan di masyarakat sebab bentuk acaranya yang sangat-sangat menghibur dan butuh banyak pemikiran yang semuanya serba dadakan dengan sketsa yang kreatif sehingga membuat acara ini diminati banyak pemirsany


(48)

II.4.2. Fungsi Hiburan

Fungsi hiburan pada zaman ini untuk media elektronik menduduki posisi yang paling tinggi dibandingkan dengan fungsi-fungsi yang lain. Masalahnya, masyarakat kita masih menjadikan televisi sebagai media hiburan, kemungkinan besar mereka menjadikan televisi sebagai media hiburan sekaligus sarana untuk berkumpul bersama keluarga.

Dalam sebuah keluarga, televisi bisa sebagai perekat keintiman keluarga itu karena masing-masing anggota keluarga mempunyai kesibukan sendiri-sendiri, misalnya suami dan istri kerja seharian sedangkan anak-anak sekolah. Setelah kelelahan dengan aktivitasnya masing-masing, ketika malam hari berada di rumah, kemungkinan besar mereka menjadikan televisi sebagai media hiburan sekaligus sarana untuk berkumpul bersama keluarga (untuk melepaskan lelah). Acara hiburan itu juga dianggap perekat keluarga karena dapat ditonton bersama-sama.

Oleh karena itu, jangan heran jika jam-jam prime time (pukul 19.00 sampai 21.00) akan disajikan acara-acara hiburan seperti sinetron, kuis dan acara lainnya salah satunya adalah acara komedi Akhirnya Datang Juga yang tayang pada pukul 19..00 sampai 20.00 malam, acara tersebut sangat menghibur penonton dengan lawakan yan segar, kreatif dan inovatif.

Sangat sulit untuk diterima penonton jika pada jam prime time televisi menyiarka acara politik dan berita karena waktu prime time adalah waktu yang tepat bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hiburan mereka (Nurudin, 2004:69-70).

Pentingnya aspek hiburan dalam komunikasi juga dialui Charles R. wright sehingga ia perlu membuat tabel untuk memperjelasnya (Nurudin, 2004:71).


(49)

Tabel Aktivitas Komunikasi Massa : Hiburan

Masyarakat Individu Subkelompok Tertentu

Kebudayaan Fungsi Pelepasan lelah

bagi kelompok-kelompok massa

Pelepasan lelah Memperluas kekuasaan, mengendalikan bidang

kehidupan

-

Disfungsi Mengalihkan public

menghindarkan aksi sosial

Meningkatkan kepastian, memperendah

cita rasa, memungkinkan pelarian aatau pengasingan diri

- Memperlem

ah astetik “budaya

pop”


(50)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Kelurahan Desa Manunggal adalah salah satu daerah yang berada di lingkungan Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang.

Data geografi di Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang adalah letak geografi 03˚ - 37˚ lintang utara dan 98˚ - 47˚ bujur timur. Ketinggian tanah dari permukaan laut ± 5 meter. Banyaknya curah hujan 30 mm / tahun. Fotografi daratan rendah yaitu suhu udara rata-rata 32˚ C.

Adapun luas Kelurahan Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang adalah 1413 Ha (Hektar), dan batas-batas wilayah tersebut adalah: • Sebelah Utara berbatasan dengan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan. • Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Helvetia Kecamatan Labuhan Deli. • Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Kelumpang Kecamatan Hamparan Perak. • Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Kelurahan Tanjung Mulia dan Kelurahan

Kota Bangun Kecamatan Medan Deli.

Orbitasi jarak dari pusat pemerintahan desa yaitu: • Jarak dari pusat pemerintahan ke kecamatan 2 km. • Jarak dari pusat pemerintahan ke kabupaten 44 km. • Jarak dari pusat pemerintahan ke propinsi 9 km. • Jarak dari pusat pemerintahan ke pusat 1500 km.

Kelurahan Desa Manunggal dipimpin oleh seorang Lurah dan terdiri atas 15 Dusun. Pekerjaan penduduk sangat beragam seperti pegawai negeri, pegawai swasta,


(51)

berdagang, wiraswasta dan lain-lain. Mayoritas penduduknya beragama Islam, kemudian Kristen disusul Khatolik, Hindu dan Budha. (Sumber : bagian Sekretaris Kelurahan Desa Manunggal Kec. Labuhan Deli).

Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Manunggal Kec. Labuhan Deli Kab. Deli Serdang

Sekretaris Desa Kaur Pembangunan Kaur Pemerintahan BPD Kaur Umum

Kepala Desa

Dsn I Dsn II Dsn II-A Dsn III Dsn IV Dsn IV-A

Dsn V Dsn

V-A Dsn VI Dsn VI-A Dsn VII Dsn VII-A Dsn VIII Dsn IX Dsn IX-A


(52)

Sinopsis :

Tahun 1994 Desa Helvetia dimekarkan menjadi 2 (dua) Desa. Wilayah Selatan tetap Desa Helvetia dan wilayah Utara pada tanggal 26 April 1994 dikukuhkan menjadi Desa Persiapan Manunggal dan ditunjuk Kepala Desanya Drs.M.Haris Nst, dan pada tahun 1996 diganti dengan Gambur Sagala.

Pada tahun 1997 Desa Manunggal di Devenitifkan dan Gambur Sagala meninggal pada tahun itu. Untuk sementara jabatan Kepala Desa dijabat oleh Camat Labuhan Deli yaitu Drs.Darsjah Nst, kemudian pada tahun 1998 ditunjuk Drs.H.Taswir Pasaribu menjabat Kepala Desa hingga akhirnya atas permohonan masyarakat Desa Manunggal, dilaksanakan pemilihan Kepala Desa pada tanggal 26 Februari 2001 yang hasilnya terpilih Ilyas Sarijan dengan suara terbanyak diantara 3 (tiga) peserta lainnya. Ilyas Sarijan dilantik menjadi Kepala Desa Devinitif pada tanggal 30 April 2001 dan bertugas sampai saat ini, dan berakhir masa jabatannya pada tahun 2006.

Memori I Kantor Kepala Desa :

1. Tanggal 22 Januari 1994 : di Gedung Klinik ex. PTP. IX Helvetia. 2. Tanggal 27 April 1994 : Rumah Sewa di Gg. Sehati Dsn. VI psr IX.

3. Tanggal 7 November 1996 : Gedung Kantor Kepala Desa hasil swadaya masyarakat dan donatur / Bandes 1995-1996.

Memori II tahun berdiri dan pengukuhan Desa Manunggal : 1. Tanggal 26 April 1994 ddikukuhkan menjadi Desa Persiapan. 2. Tanggal 03 Januari 1997 disyahkan menjadi Desa Devinitif.


(53)

III.2. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode korelasional ini digunakan untuk meneliti hubungan di antara variable-variabel. Metode korelasional ini bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada satu variabel yang berkaitan dengan variasi pada variabel lain. (Rakhmat,1995:27).

Kelebihan metode korelasional adalah dapat menukur hubungan diantara berbagai variabel, meramalkan variabel tak bebas dan memudahkan untuk memuat rancangan penelitian eksperimental (Rakhmat, 1995:43). Kelemahan metode korelasional adalah korelasi tidak selalu menunjukkan kausalitas walaupun kadang-kadang korelasi yang tinggi dapat menunjukkan hubungan sebab akibat (Rakhmat, 1995:40).

III.3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang – Medan.

III.4. Waktu Penelitian


(54)

III.5. Sejarah Trans TV

Trans TV (PT Televisi Transformasi Indonesia) adalah sebuah stasiun televise swasta kedelapan yang memperoleh izin mengudara secara nasional di Indonesia. Usahanya berada dibawah kepemilikan konglomerat Chairul Tanjung, pemilik para group (PT PARA INDO INVESTINDO) dan Bank Mega. Trans TV memperoleh izin siaran pada bulan Oktober 1998 setelah dinyatakan lulus dari ujian kelayakan yang dilakukan antar departemen pemerintah, dan sejak tanggal 15 Desember 2001, Trans TV memulai siaran secara resmi. Kantor pusat stasiun ini berada di studio Trans TV, Jl. Kapten Pierre Tendean, Jakarta Selatan.

Stasiun televisi swasta paling baru ini dimotori oleh duet pakar televisi yaitu mantan Direktur Televisi Ishadi sebagai Presiden Direktur dan eks Pempinan RCTI Alex Kumara sebagai wakilnya yang juga merangkap direktur operasional

III.5.1. Logo Trans TV

Logo Trans TV berbentuk berlian, yang menandakan keindahan dan keabadian. Kilaunya mereflesikan kehidupan dan adapt istiadat dari berbagai pelosok daerah di Indonesia sebagai symbol pantulan kehidupan serta budaya masyarakat Indonesia huruf dari jenis serif, yang mencerminkan karakter abadi., klasik, namun akrab dan mudah dikenali.


(55)

III.5.2. Visi dan Misi

Visi Trans TV adalah menjadi televisi terbaik di Indonesia dan ASEAN, memberikan hasil usaha yang positif bagi stakeholders, menyampaikan program-program berkualitas, berprilaku berdasarkan nilai-nilai moral budaya kerja, dan memberikan kontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan serta kecerdasan masyarakat.

Sedangkan misinya adalah wadah gagasan dan inspirasi masyarakat untuk mencerdaskan serta mensejahterahkan bangsa, memperkuat persatuan dan menumbuhkan nilai-nilai demokrasi.

III.5.3. Sekilas Mengenai Tayangan Akhirnya Datang Juga

Acara komedi Akhirnya Datang Juga tayang pada setiap hari minggu pukul 19.00-20.00 WIB, yang berdurasi 60 menit, tayangan ini mulai tayang perdana di Trans TV pada hari minggu tanggal 21 Oktober 2007, acara Akhirnya Datang Juga hadir untuk menyegarkan penonton televisi dengan cara lawakan yang segar, inovatif dan kreatif.

Acara komedi Akhirnya Datang Juga dinilai sebagai lawakan yang cerdas dan kreatif, walaupun baru tayang beberapa episode tetapi komedi Akhirnya Datang Juga yang ditayangkan di Trans TV ini telah mampu meraih sukses. Kemampuan para bintang tamu memerankan tokoh yang dilakoninya.

Acara Akhirnya Datang Juga ini cukup menarik perhatian masyarakat karena konsepnya yang cukup unik dalam menguji kemampuan akting dari seorang aktoratau


(56)

keempat di mana kita bisa melihat kualitas akting yang cukup parah dari seorang Roger Danuarta dan Sisi Pricilla.

Isi dari acara Akhirnya Datang Juga adalah Acara yang akan “menjebak” selebritis dalam berbagai situasi yang harus dikuasai mereka. Uniknya, tanpa skenario, penuh tantangan dan dihadirkan langsung ditengah penonton. Sang bintang tamu akan ditempatkan di dalam suatu sketsa situasi, dimana semuanya akan disiapkan bagi si bintang tamu, kostum, handprop, make up, semuanya, kecuali skrip. Bintang tamu tidak akan diberitahukan sebelumnya mengenai situasi, cerita, setting, dialog atau apapun yang berhubungan dengan sketsa tersebut, dan bintang tamu harus langsung berusaha untuk mengikuti jalan cerita yang ada.

Ekspresi kepanikan, kaget ataupun dialog yang asal yang tercipta dari kebingungan bintang tamu akan menciptakan suatu kelucuan, yang merupakan kekuatan dari program ini.

Dalam setiap episode akan ada 4 orang bintang tamu, dimana masing-masing segmen akan berisikan satu sketsa yang dimainkan oleh satu bintang tamu. Dalam setiap akhir dari penampilan bintang tamu akan dikomentari oleh seorang juri, yaitu Didi Petet.

Untuk segmen terakhir ke-4 bintang tamu akan bermain secara bersamaan dalam satu sketsa situasi, dimana akan terlihat bintang tamu mana yang paling cepat dan lucu dalam berimprovisasi dialog. Pada akhirnya sang juri akan memilih satu orang pemenang, yang berhak mendapatkan piala Akhirnya Datang Juga.

Tujuan dari acara Akhirnya Datang Juga ini adalah untuk menghibur penonton dengan cara lawakan lebih segar dan berkualitas. Selama seminggu penuh masyarakat telah disibukkan oleh aktifitas-aktifitas yang sangat menguras tenaga, pikiran dan otak.


(57)

Maka dengan menonton acara Akhirnya Datang Juga masyarakat dapat terhibur. Tayangan ini memberikan sesuatu penyegaran kita dan membuat kita bisa tertawa lepas di saat libur setelah ditutut bekerja. Tayangan ini juga memberikan pengajaran kepada artis kita untuk berakting tanpa naskah dan lain sebagainya

III.6. Populasi dan Sampel

III.6.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang dimiliki karekteristik tertentu di dalam suatu penelitian (Nawawi, 2001:141).

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di Kelurahan Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang dengan batasan umur 17 – 35 tahun. Populasi dipilih berdasarkan tingkat ekonomi penduduknya yang rata-rata termasuk kalangan menengah kebawah. Jumlah keseluruhan adalah 10371 jiwa, pria dan wanita mulai usia 17-35 tahun berjumlah 6608 jiwa.

III.6.2. Sampel

Sampel adalah sebagian populasi yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu (Nawawi, 2001:144). Berdasarkan data populasi yang ada, maka peneliti menggunakan Rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dengan tingkat kepercayaan


(58)

n = N N (d)² + 1 N = Jumlah Populasi n = Sampel

d² = Presisi

Dari rumus terbesar, maka besar sampel yang diambil pada penelitian ini adalah :

n = 6608 6608 (0,1)² + 1 = 6608

66,08 + 1 = 6608 67,08

= 98,509 = 98 jiwa.

Berdasarkan hasil perhitungan penarikan sampel, maka untuk memilih sampel penulis menggunakan teknik penarikan sampel yaitu Purposive sampling dan Stratified sampling.


(59)

III.7. Teknik Penarikan Sampling

III.7.1. Purposive Sampling

Teknik ini berdasarkan pengambilan sampel yang disesuakain dengan tujuan penelitian. Sampel yang digunakan disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian.

Adapun ketentuan smpel yang dimaksudkan :

• Sampel adalah masyarakat yang tinggal di Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli Medan.

• Sampel adalah masyarakat yang pernah menonton acara “Akhirnya Datang Juga” dan mengetahui isi dan bentuk acara tersebut.

• Sampel adalah masyarakat yang berusia 17 – 35 tahun. Maka dapat dihitung sampel yang terpilih setiap dusun yaitu :

Dusun Populasi Penarikan Sampel Sampel

I 731 731x98

6608

11

II 311 311x98

6608

5

II A 287 287x98

6608

4

III 555 555x98

6608

8

IV 348 348x98

6608

5

IV A 319 319x98

6608

5

V 545 545x98

6608

8

V A 618 618x98

6608

9

VI 601 601x98

6608

9


(60)

6608

VII A 356 356x98

6608

5

VIII 608 608x98

6608

9

IX 351 351x98

6608

5

IX A 222 222x98

6608

3

Total

98

Sumber : Bagian Sekretaris Kelurahan Desa Manunggal.

III.7.2. Stratified Random Sampling

Sampel stratifikasi dipakai untuk populasi yang heterogen, berbeda dengan hal karakteristik populasi, seperti tingkat pendidikan, tingkat penghasilan, usia atau jenis kelamin. Untuk menggambarkan secara tepat mengenai sifat-sifat populasi yang heterogen, maka populasi yang bersangkutan harus dibagi terlebih dahulu dalam lapisan (strata) yang seragam (Eriyanto, 1999:95).

III.8. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yaitu:

Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian ini dilakukan dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melalui literatur dan sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian. Dalam hal ini penelitian kepustakaan dilakukan dengan membaca buku-buku, literatur serta tulisan yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.


(61)

Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian ini dilakukan dengan pengumpulan data yang meliputi kegiatan survei di lokasi penelitian melalui :

1. Observasi, adalah pengumpulan data melalui pengamatan peneliti dengan menggunakan pancaindra (Bungin, 2001:142).

2. Wawancara, yaitu pengumpulan data dengan mengajukan peretanyaan secara langsung oleh pewawancara (pengumpul data) kepada responden, dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam dengan alat perekam (tape recorder) (Soehartono, 2004:67).

3. Kuesioner, yaitu pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi sendiri oleh responden (Soehartono, 2004:65).

III.9. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipresentasikan (Singarimbun, 1995 :237). Dalam bentuk penelitian ini teknik analisa data yang digunakan adalah :

a. Analisa Tabel Tunggal

Analisa tabel tunggal merupakan suatu analisa yang dilakukan dengan membagi-bagikan variabel penelitian kedalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa data yang terdiri dari dua kolom, yaitu sejumlah frekuensi dan persentase untuk setiap kategori (Singarimbun, 1995:266).


(62)

b. Analisa Tabel Silang

Analisa tabel silang merupakan teknik yang digunakan untuk menganalisa dan mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan variabel lainnya, sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut bernilai positif dan negatif (Singarimbun, 1995:273).

c. Uji Hipotesa

Uji hipotesa adalah pengujian data statistik untuk mengetahui data hipotesa yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Untuk menguji tingkat hubungan antara kedua variabel yang dikorelasikan, maka peneliti menggunakan rumus Korelasi Tata Jenjang yang dikemukakan oleh Spearman (Arikunto, 2003:247).

6 ∑ D²

rho

xy = 1 -

N (N²-1)

Keterangan :

rhoxy = Koefisien korelasi tata jenjang

D = Difference, yaitu beda antara jenjang setiap subjek N = Banyaknya subjek

Korelasi atau jenjang juga disebut dengan rank-difference correlation atau rank-order correlation. Korelasi tata jenjang digunakan untuk menentukan hubungan dua gejala yang kedua-duanya merupakan gejala ordinal atau tata jenjang.

Untuk indeks korelasi, dapat diketahui dengan adanya empat hal, yakni arah korelasi, ada tidaknya korelasi, interpretasi mengenai tinggi rendahnya korelasi, dan signifikan tidaknya harga r.


(63)

Arah korelasi, dinyatakan dalam tanda “+” (plus) dan “–“ (minus). Tanda “+” menunjukkan adanya korelasi sejajar searah dan tanda “–“ menunjukkan korelasi sejajar berlawanan arah.

Korelasi + : “Makin tinggi nilai X. maka makin tinggi nilai Y” atau “kenaikan nilai X diikuti nilai Y”.

Korelasi - : “Makin tinggi nilai X, maka makin rendah nilai Y” atau “kenaikan nilai X, diikuti penurunan nilai Y”.

Ada tidaknya korelasi, dinyatakan dalam angka pada indeks. Betapa pun kecilnya indeks korelasi, jika bukan 0,0000, dapat diartikan bahwa antara kedua variabel yang dikorelasikan terdapat korelasi. Interpretasi tinggi rendahnya korelasi dapat diketahui juga dari besar kecilnya angka dalam indeks korelasi. Makin besar angka dalam indeks korelasi, makin tinggilah korelasi kedua variabel yang dikorelasikan.

Untuk melihat tinggi rendahnya korelasi digunakan skala Guilford (Rakhmat, 1995:27), yaitu sebagai berikut :

< 0,20 : Hubungan rendah sekali 0,20 – 0,40 : Hubungan rendah tapi pasti 0,41 – 0,70 : Hubungan cukup berarti 0,71 – 0,90 : Hubungan kuat dan tinggi


(1)

Tabel diatas menjelaskan hubungan antara bahasa yang digunakan dalam tayangan Akhirnya Datang Juga terhadap alasan menonton tayangan Akhirnya Datang Juga. Dari 98 jiwa responden, hanya 1 jiwa responden mengatakan untuk menambah pengetahuan, dan sebanyak 97 jiwa responden mengatakan untuk mencari hiburan.

Sebaran data mengenai bahasa yang digunakan dalam tayangan Akhirnya Datang Juga adalah 1 jiwa responden mengatakan kurang jelas, dan sebanyak 89 mengatakan jelas, dan 8 jiwa responden mengatakan sangat jelas.

Berdasarkan data diatas, dapat diketahui hubungan antara bahasa yang digunakan dalam tayangan Akhirnya Datang Juga terhadap alasan menonton tayangan Akhirnya Datang Juga. Sebagian besar responden mengatakan bahasa yang digunakan dalam tayangan Akhirnya Datang Juga adalah jelas.


(2)

IV.5. Uji Hipotesis

Uji hipotesis adalah pengujian data statistik untuk mengetahui data hipotesa yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Untuk menguji tingkat hubungan antara kedua variabel yang dikorelasikan, maka peneliti menggunakan rumus Tata Jenjang yang dikemukakan oleh Spearman. Uji korelasi Spearman ini menggunakan SPSS versi 13,0 yakni sebagai berikut:

Correlations Tayangan Akhirnya Datang Juga di Trans TV Pemenu han Hiburan Spearman's rho Tayangan Akhirnya Datang Juga di Trans TV

Correlation

Coefficient 1.000 .350(**)

Sig. (2-tailed) . .000

N 98 98

Pemenuhan Hiburan Correlation

Coefficient .350(**) 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 98 98

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka nilai rs (korelasi) yang diperoleh adalah 0,350. ini berarti rs > 0, maka dapat dinyatakan bahwa hipotesis diterima. Dengan demikian, Acara Hiburan“Akhirnya Datang Juga” di Televisi memiliki hubungan yang kuat terhadap Pemenuhan Hiburan di Masyarakat.


(3)

Untuk melihat besarnya kekuatan pengaruh yang ditimbulkan Tayangan “Akhirnya Datang Juga” di Trans TV terhadap Pemenuhan Hiburan (variabel X terhadap variabel Y), maka digunakan rumus:

Kp = (rs)² x 100% Kp = (0,350)² x 100% Kp = 0,122 x 100% Kp = 12,2% = 13%

Maka, dapat disimpulkan bahwa kekuatan Tayangan “Akhirnya Datang Juga” di Trans TV adalah sebesar 13% dalam mempengaruhi Pemenuhan Hiburan.

IV.6. Pembahasan

Setelah analisa data dilakukan, dilanjutkan dengan cara pengujian hipotesis. Pengukuran tingkat hubungan antara dua variabel yang linier dapat menggunakan Rank Spearman, yaitu menjelaskan hubungan antara variabel X dan variabel Y.

Dalam penelitian ini hipotesis yang diharapkan dapat menunjukkan hubungan antara pengaruh Acara Akhirnya Datang Juga dengan Upaya Pemenuhan Hiburan di Masyarakat Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus korelasi Spearman antara dua variabel, yaitu acara Akhirnya Datang Juga dan Pemenuhan Hiburan, maka diperoleh rs sebesar 0,350. Sesuai dengan kaidah Spearman, rs > 0 maka hipotesa


(4)

Untuk mengetahui kuat lemahnya hubungan diantara variabel yang diteliti, digunakan skala Guilford. Hasil perhitungan rs = 0,350 berada pada skala 0,71 – 0,90. Hal ini menunjukkan hubungan yang kuat. Ini berarti terdapat hubungan yang kuat antara acara Akhirnya Datang Juga dan Pemenuhan Hiburan.


(5)

BAB V

PENUTUP

V.1. Kesimpulan

Maraknya acara hiburan yang bersifat komedi, merupakan salah satu acara yang diminati oleh masyarakat. Tayangan komedi Akhirnya Datang Juga adalah salah satu acara hiburan yang disiarkan oleh sebuah televisi swasta yaitu Trans TV.

Tayangan ini berbeda dengan tayangan komedi lainnya, karena para aktor / aktris yang berperan masih remaja.

Berdasarkan uraian diatas yang telah dikemukakan diatas pada bab terdahulu, maka pada bab penutup, peneliti mencoba mengambil kesimpulan sebagai berikut :

a. Televisi merupakan salah satu media pembentuk pendapat umum. Televise menyajikan berita, hiburan, dan iklan. Tayangan yang bersifatnya menghibur juga berfungsi sebagai pembentuk pendapat umum.

b. Responden penelitian adalah masyarakat Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang. Pada penelitian ini responden terdiri dari usia 17 – 35 tahun.

c. Frekuensi, waktu, dan durasi penayangan komedi Akhirnya Datang Juga menurut responden sudah cukup tepat dan menyenangkan.

d. Yang menjadi alasan responden dalam menonton tayangan komedi Akhirnya Datang Juga adalah karena tayangan ini banyak memberi hiburan denga aksi-aksi dari bintang tamu yang terdiri dari aktor dan aktris selebritis dalam membawakan tayangan yang bersifat komedi dan serba dadakan.


(6)

e. Umumnya responden menyukai tayangan komedi Akhirnya Datang Juga, imi terbukti dari pendapat responden yang menyatakan mereka sering menyaksikan tayangan ini.

f. Dikarenakan kesuksesan dari acara Akhirnya Datang Juga, maka Trans TV menghadirkan acara komedi yang serupa yaitu Akhirnya Datang Juga Plus - Plus. Perbedaannya hanya di pembawa acara dan para juri.

V.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dilapangan, maka penelitian menyampaikan beberapa saran-saran sebagai berikut :

• Jam tayang dari tayangan Akhirnya Datang Juga lebih baik disesuaikan dengan jadwal yang bisa diterima oleh pemirsa karena jam tayang Akhirnya Datang Juga yang sekarang ini bisa kurang disenangi oleh responden, karena bertepatan denga jam ibadah umat Muslim dan menurut saya tayangan Akhirnya Datang Juga dipindahkan ke pukul 8 malam.

• Tema-tema komedi dari Akhirnya Datang Juga diharapkan lebih diperbaharui karena dari pengamatan peneliti, tema-tema yang ditampilkan terlalu sering ditampilkan pada acara-acara komedi-komedi yang lain.

• Lelucon ataupun lawakan yang dibawakan tayangan Akhirnya Datang Juga sangat kreatif dan cukup menarik, tetapi responden ingin agar cara lawakan dan jalan ceritanya diperbaharui lagi agar semuanya terlihat lebih menarik dari episode-episode sebelumnya.


Dokumen yang terkait

Tayangan Little Krisna dan pemenuhan kebutuhan akan hiburan” (Studi Korelasional tentang Hubungan Tayangan Little Krisnadi MNCTV terhadap Pemenuhan Kebutuhan akan Hiburan di Kalangan Masyarakat Tamil India di Kampung Madras, Kota Medan).

4 63 169

Tayangan Sinetron India terhadap Pemenuhan Kebutuhan Hiburan ( Studi Korelasional Pengaruh Tayangan Serial Sinetron India di ANTV terhadap Pemenuhan Kebutuhan Hiburan pada Ibu Rumah Tangga di Graha, Dusun V, Tanjung Anom )

7 70 131

MOTIF MASYARAKAT MENONTON ACARA MOZAIK ISLAM DI TRANS TV (Studi Deskriptif Kuantitatif Motif Masyarakat Surabaya Menonton Acara Mozaik Islam Di Trans TV).

0 0 103

OPINI MASYARAKAT SURABAYA TENTANG PROGRAM ACARA ETHNIC RUNAWAY DI TRANS TV (Studi Deskriptif Tentang Opini Masyarakat Surabaya Tentang Acara Ethnic Runaway di Trans TV).

1 10 91

Acara Di Televisi Dan Pemenuhan Informasi Pada Mahasiswa (Studi Korelasional Tentang Acara Wide Shot di Metro TV Terhadap Upaya Pemenuhan Informasi pada Mahasiswa Komunikasi FISIP USU)

0 0 8

Acara Di Televisi Dan Pemenuhan Informasi Pada Mahasiswa (Studi Korelasional Tentang Acara Wide Shot di Metro TV Terhadap Upaya Pemenuhan Informasi pada Mahasiswa Komunikasi FISIP USU)

0 0 1

Acara Di Televisi Dan Pemenuhan Informasi Pada Mahasiswa (Studi Korelasional Tentang Acara Wide Shot di Metro TV Terhadap Upaya Pemenuhan Informasi pada Mahasiswa Komunikasi FISIP USU)

0 0 7

Acara Di Televisi Dan Pemenuhan Informasi Pada Mahasiswa (Studi Korelasional Tentang Acara Wide Shot di Metro TV Terhadap Upaya Pemenuhan Informasi pada Mahasiswa Komunikasi FISIP USU)

0 0 32

Acara Di Televisi Dan Pemenuhan Informasi Pada Mahasiswa (Studi Korelasional Tentang Acara Wide Shot di Metro TV Terhadap Upaya Pemenuhan Informasi pada Mahasiswa Komunikasi FISIP USU)

0 0 1

Acara Di Televisi Dan Pemenuhan Informasi Pada Mahasiswa (Studi Korelasional Tentang Acara Wide Shot di Metro TV Terhadap Upaya Pemenuhan Informasi pada Mahasiswa Komunikasi FISIP USU)

0 0 4