BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manajemen laba adalah suatu kondisi dimana manajemen melakukan intervensi dalam proses penyusunan laporan keuangan bagi pihak eksternal
sehingga dapat meratakan, menaikkan, dan menurunkan laba Schipper, 1989, atau manajemen laba dapat diartikan sebagai tindakan seorang manajer dengan
menaikkan menurunkan manajemen laba periode berjalan di unit usaha yang menjadi tanggung jawabnya, tanpa menimbulkan kenaikan penurunan
profitabilitas unit ekonomi tersebut dalam jangka panjang Fischer dan Rosenweig,1995. Penelitian-penelitian di Indonesia menghasilkan kesimpulan
yang mendukung adanya praktik-praktik manajemen laba. Perusahaan yang terancam melanggar perjanjian utang cenderung melakukan manajemen laba
dengan menaikkan laba dalam rangka memperbaiki posisi tawarnya saat negosiasi ulang atau sebagai upaya melakukan
go public
untuk mendapatkan dana segar karena kesulitan mencari dana pinjaman. Sedangkan manajemen laba untuk
perusahaan yang
go public
dilakukan pada prospektus laporan keuangan perusahaan sebelum
IPO
agar investor tertarik menanamkan modalnya. Laporan keuangan merupakan informasi yang sangat penting bagi pihak
eksternal untuk dapat menilai kinerja suatu perusahaan karena laporan keuangan menyediakan informasi yang menyediakan hal-hal yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja perusahaan, serta perubahan posisi keuangan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.Chariri dan
Universitas Sumatera Utara
Ghozali 2007 menyatakan bahwa salah satu tujuan pelaporan keuangan adalah memberikan informasi keuangan yang dapat menunjukkan prestasi perusahaan
dalam menghasilkan laba
earning per share
.Informasi keuangan yang dapat menunjukkan prestasi perusahaan dalam menghasilkan laba adalah laporan laba
rugi.Laporan laba rugi adalah laporan yang mengukur keberhasilan operasi perusahaan selama periode tertentu Kieso dan Weygandt, 2002. Laporan laba
rugi digunakan oleh para investor untuk melihat profitabilitasperusahaan dan memprediksi prospek perusahaan di masa yang akan datang. Akan tetapi, laba
yang dihasilkan dalam laporan laba rugi seringkali dipengaruhi oleh metode akuntansi yang digunakan, sehingga laba yang tinggi belum tentu mencerminkan
kas yang benar. Laba yang merupakan cerminan kinerja perusahaan dapat dikelola secara
efisien atau oportunis.Secara efisien artinya dikelola untuk keinformatifan informasi, dan secara oportunis artinya untuk meningkatkan laba sesuai dengan
yang diinginkan dan menguntungkan pihak-pihak tertentu.Untuk tujuan menunjukkan prestasi perusahaan dalam menghasilkan laba, manajemen
cenderung mengelola laba secara opertunis dan melakukan manipulasi laporan keuangan agar menunjukkan laba yang memuaskan meskipun tidak sesuai dengan
kondisi perusahaan yang sebenarnya.Manajemen perusahaan dapat menentukan kebijakan penggunaaan metode akuntansi dalam menyusun laporan keuangan
untuk mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan.Scott 2006 didalam bukunya yang berjudul “
financial accounting theory
” menyatakan bahwa pilihan kebijakan akuntansi yang dilakukan manajer untuk tujuan spesifik disebut dengan
Universitas Sumatera Utara
manajemen laba.Sedangkan menurut Belkaoui 2004, manajemen laba yaitu suatu kemampuan untuk memanipulasi pilihan-pilihan yang tersedia dan
mengambil pilihan yang tepat untuk dapat mencapai tingkat laba yang diinginkan.
Earnings management
terjadi ketika manajemen menggunakan keputusan tertentu dalam pelaporan keuangan dan penyusunan transaksi-transaksi
yang mengubah laporan keuangan, hal ini bertujuan untuk menyesatkan para
stakeholders
tentang kondisi
kinerja ekonomi
perusahaan, serta
untuk mempengaruhi penghasilan kontraktual yang mengendalikan angka akuntansi
yang dilaporkan Healy dan Wahlen, 1999. Akibat dampak negatif dari praktek manajemen laba tersebut, maka perlu
dicari solusi untuk dapat mengawasi praktek manajemen laba yang dilakukan oleh manajemen. Menurut
Ihsan 2008
praktek manajemen laba oleh manajemen dapat diminimumkan melalui mekanisme sebagai berikut :
1. Memperbesar kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen sehingga
kepentingan pemilik atau pemegang saham dapat disejajarkan dengan kepentingan manajer. Semakin besar kepemilikan manajerial maka
semakin rendah kecenderungan manajemen untuk melakukan aktivitas manajemen laba karena adanya keselarasan tujuan pemegang saham
dengan manajemen.
2. Peran monitoring yang dilakukan dewan komisaris independen.
3. Kualitas auditor yang dilihat dari peran auditor yang memiliki kompetensi
yang memadai dan bersikap independen sehingga menjadi pihak yang dapat memberikan kepastian terhadap integritas angka-angka akuntansi
yang dilaporkan manajemen. Adapun hal-hal yang berkaitan dengan manjemen laba yaitu 1
Good Corporate Governance
, dimana GCG sangat penting digunakan dalam mencapai peningkatan kinerja perusahaan agar mendapat laba yang baik, 2Ukuran
Perusahaan, 3Leverage, 4 Profitabilitas, 5 Asimetri Informasi, dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
Selain dari mekanisme tersebut diatas terdapat sebuah mekanisme yang sangat efektif yang bertujuan untuk menyelaraskan
alignment
berbagai kepentingan yang disebut
corporate governance
.
Corporate governance
merupakan konsep yang diajukan demi peningkatan kinerja perusahaan melalui supervisi atau
monitoring
kinerja manajemen dan menjamin akuntabilitas manajemen terhadap
stakeholder
dengan mendasarkan pada kerangka peraturan.
Corporate governance
dilakukan untuk memastikan bahwa pemilik atau pemegang saham memperoleh pengembalian
return
dari kegiatan yang dijalankan oleh agen atau manajer Schleifer dan Visny, 1997. Dengan penerapan
corporate governance
akan memberikan perlindungan efektif bagi pemegang saham dan kreditor sehingga mereka yakin akan memperoleh
return
atas investasinya dengan benar.
Corporate governance
juga membantu menciptakan lingkungan kondusif demi terciptanya pertumbuhan yang efisien dan
sustainable
di sektor korporat.
Corporate governance
dapat juga didefenisikan sebagai susunan aturan yang menentukan hubungan antara pemegang saham, manajer,
kreditor, pemerintah, karyawan, dan
stakeholder
internal dan eksternal yang lain sesuai dengan hak dan tanggung jawabnya FCGI, 2003.
Penerapan
corporate governance
secara konsisten yang berprinsip pada keadilan, transparansi, akuntanbilitas, dan pertanggungjawaban akan dapat
meningkatkan kualitas laporan keuangan. Dengan adanya prinsip
corporate governance
tersebut diharapkan dapat menjadi penghambat aktivitas rekayasa kinerja yang mengakibatkan informasi dalam laporan keuangan menjadi tidak
akurat.
Universitas Sumatera Utara
Ciri utama dari lemahnya
corporate governance
adalah adanya tindakan mementingkan diri sendiri di pihak para manajer perusahaan salah satunya dengan
melakukan tindakan manajemen laba.Konsep
corporate governance
adalah tercapainya pengelolaan perusahaan yang lebih transaparan bagi semua pengguna
laporan keuangan sehingga dengan penerapan
good corporate governance
diharapkan dapat mengurangi manajemen laba yang dilakukan oleh manajer. Parkinson 1994 menyatakan bahwa
corporate governance
adalah proses supervisi dan pengendalian yang dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa
manajemen perusahaan bertindak sejalan dengan kepentingan para pemegang saham
shareholders
. Ada faktor lain yang mempengaruhi manajemen laba yaitu ukuran
perusahaan. Dalam hal ini besar kecilnya perusahaan dapat mempengaruhi informasi yang di peroleh. Perusahaan besar dianggap memiliki banyak informasi
daripada perusahaan kecil Mulyani, ddk ; 2007. Ini mengindikasikan perusahaan besar yang banyak disorot oleh publik dan banyak terdapat informasi
dibandingkan perusahaan kecil. Profitabiltas erat hubungannya dengan manajemen laba, apabila
profitabilitas perusahaan semakin besar maka kemungkinan terjadinya manajemen laba yang besar pula, sehingga profitabilitas dan manajemen laba memiliki
hubungan searah.Hubungan profitabiltas terhadap manajemen laba tersebut membuat profitabilitas dapat memoderasi dengan melemahkan hubungan antara
good corporate governance
dalam mempengaruhi manajemen laba. Dari latar belakang permasalahan yang ada, maka penelitian ini diberi judul “ Pengaruh
Universitas Sumatera Utara
Penerapan
Good Corporate Governance
dan Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba dengan Profitabilitas sebagai Variabel
Moderasi ” Penelitian ini meneruskan dan mereplikasi dari penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Pretty Elisah Rahmah 2014 dengan judul
“PENGARUH PENERAPAN
GOOD CORPORATE
GOVERNANCE TERHADAP
MANAJEMEN LABA
DENGAN PROFITABILITAS
SEBAGAI VARIABEL
MODERASI PADA
PERUSAHAAN LQ45
YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2012-2014
”. Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian terdahulu adalah menambahkan Ukuran Perusahaan sebagai variabel independen dan dalampemilihan sample serta tahun penelitiannya. Pada
penelitian sebelumnya penelitian melakukan penelitian selama tahun 2008-2011 pada perusahaan industry perbankan yang terdaftar di BEI.Sedangkan penelitian
ini melakukan penelitian selama tahun 2012-2014 pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI.Persamaan penelitian ini dengan sebelumnya adalah dengan
adanya kesamaan variabel independen gcg, variabel dependen manajemen laba serta variabel moderasi yaitu profitabilitas. Peneliti tertarik dalam melakukan
penelitian ini karena ingin menguji kembali apakah profitabilitas berpengaruh terhadap manajemen laba atau tidak, karena dalam penelitian sebelumnya
dikatakan bahwa profitabilitas tidak signifikan terhadap manajemen laba.
Universitas Sumatera Utara
1.2 Rumusan Masalah