terhadap investor pemegang saham dan kreditur. Penerapan GCG perbankan ditandai dengan diterbitkannya Peraturan Bank Indonesia PBI No.84PBI2006
tentang Pelaksanaan
good corporate covernance
bagi Bank Umum dan PBI No.814PBI2006
tentang Perubahan
atas Peraturan
Bank Indonesia
No.84PBI2006. Peraturan tersebut mengharuskan bank umum nasional menerapkan tata kelola dengan prinsip prinsip keterbukaan
transparency ,
akuntabilitas
accountability ,
pertanggungjawaban
responsibility ,
independensi
independency ,
dan kewajaran
fairness
. Peraturan tersebut juga menekankan pentingnya peran dewan komisaris dan direksi dalam menciptakan
good corporate covernance
serta pentingnyakegiatan
check and balance
dari pihak- pihak independen dengan pihak yang terkait dengan pemegang saham pengendali
untuk meningkatkan pelaksanaan
good corporate governance.
Penerapan
good corporate governance
perbankan diproksikan oleh sebelas aspek yang terdiri dari: 1 tugas dan tanggung jawab komisaris 2 tugas dan tanggung jawab direksi 3
kelengkapan dan tugas komite 4 penanganan benturan kepentingan 5 fungsi kepatuhan 6 fungsi audit intern 7 fungsi audit ekstern 8 fungsi manajemen
risiko dan pengendalian internal 9 penyediaan dana pihak terkait dan debitur besar 10 transparansi 11 rencana strategik.
2.2.1. Ukuran Dewan Komisaris
Dewan Komisaris memiliki peran untuk memonitor kebijakan
direksi.Peran komisaris
ini diharapkan
dapat meminimalisir permasalahan agensi yang muncul antara dewan
direksi dan pemegang saham, sehingga kinerja yang dihasilkan
Universitas Sumatera Utara
oleh perusahaan
sesuai dengan
tujuan yang
telah direncanakan.Dewan komisaris memegang peran penting dalam
mengarahkan strategi dan mengawasi jalannya perusahaan serta memastikan bahwa para manajer benar-benar meningkatkan kinerja
perusahaan sebagai bagian dari pencapaian perusahaan.Dewan komisaris merupakan inti dari
Corporate Governance
yang ditugaskan untuk menjamin pelaksanaan strategi perusahaan,
mengawasi manajemen dalam mengelola perusahaan, serta mewajibkan terlaksananya akuntabilitas Zehnder, 2000.
Rumus Ukuran Dewan Komisaris Fahrizqi, 2010 UDK =
∑
2.2.2. Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial adalah kepemilikan saham oleh pihak manajemen perusahaan. Kepemilikan saham manajerial
dapat mensejajarkan antara kepentingan pemegang saham dengan manajer, karena manajer ikut merasakan langsung manfaat dari
keputusan yang diambil dan manajer yang menanggung risiko apabila ada kerugian yang timbul sebagai konsekuensi dari
pengambilan keputusan yang salah.hal tersebut menyatakan bahwa semakin besar proporsi kepemilikan manajemen pada perusahaan
akan dapat menyatukan kepentingan antara manajer dengan pemegang saham, sehingga kinerja perusahaan semakin bagus
Universitas Sumatera Utara
Jensen, 1986.Penelitian Oleh Christiawan dan Tarigan 2007 menyebutkan bahwa :
Kepemilikan manajerial
adalah situasi
dimana manajer
memilikisaham perusahaan atau dengan kata lain manajer tersebut sekaligus sebagai pemegang saham perusahaan. Dalam laporan
keuangan, keadaan ini ditunjukkan dengan besarnya persentase kepemilikan saham perusahaan oleh manajer.
Kepemilikan Manajerial diformulasikan sebagai berikut: Kepemilikan manajerial =
x 100
2.3. Ukuran Perusahaan