Prosedur Kerja Untuk Pengujian Farmakologi Pengolahan Data

sehat ditandai dengan kenaikan berat badan yang teratur dan memperlihatkan gerakan yang lincah.

3.13 Prosedur Kerja Untuk Pengujian Farmakologi

Untuk pengujian farmakologi digunakan CMC 5 mg sebagai kontrol negatif, suspensi EEDAH dosis 100 mgkgbb, dosis 200 mgkgbb, dosis 400 mgkgbb, suspensi Furosemid dengan dosis 3,6 mgkgbb sebagai pembanding. Tikus dibagi dalam 5 kelompok dengan setiap kelompok terdiri dari 6 ekor tikus putih jantan. Kelompok I : kontrol negatif CMC 5 mg Kelompok II : kontrol positif Furosemid dosis 3,6 mgkgbb Kelompok III : diberi suspensi bahan uji dengan dosis kecil 100 mgkgbb Kelompok IV : diberi suspensi bahan uji dengan dosis sedang 200 mgkgbb Kelompok V : diberi suspensi bahan uji dengan dosis sedang 400 mgkgbb Selanjutnya sebelum dilakukan pengujian terlebih dahulu hewan dipuasakan dari makan dan minum selama 18 jam. Kemudian masing-masing hewan uji bobot tubuhnya ditimbang. Selanjutnya hewan uji diletakkan didalam kandang metabolisme modifikasi yang terbuat dari silinder plastik yang dihubungkan dengan corong besar dan botol penampung dibawahnya urin yang dikeluarkan. Volume urin yang diekskresikan dicatat selama 6 jam. Wattimena,

1993. 3.14

Penentuan Kadar Natrium dan Kalium dengan AAS Atomic Absorption Spectrophotometry Satu ml urin tikus diencerkan sampai 50 ml dengan aquabidest. Pada larutan ditambahkan 5 ml asam nitrat p dan beberapa batu didih. Didihkan Universitas Sumatera Utara perlahan-lahan dan uapkan di hot plate pada temperatur 150 ˚C hingga volume sampai larutan menjadi 20 ml. Dan hingga larutan jernih-berwarna, kemudian di saring dengan kertas whatman 0,45 µm. Filtrat di pindahkan dalam labu ukur 100 mL bilas beker dengan bantuan 5 mL air suling, hasil cuciannya di masukan ke dalam labu ukur dan volume larutan ditepatkan menjadi 100 ml maka larutan siap untuk diukur SNI, 2004. Dengan alat AAS untuk natrium pada panjang gelombang 589 nm dan kalium pada panjang gelombang 766,5 nm dan gas yang dipakai adalah gas asetilen dengan suhu nyala 1900-2200 ˚C.

3.15 Pengolahan Data

Data hasil pengukuran volume urin total tikus, kadar Natrium dan Kalium urin yang didapatkan, kemudian diolah secara statistik dengan menggunakan Statistical Product and Service Solution SPSS 16.0 dalam rancangan acak lengkap RAL. Data numeric lebih dari dua variable diuji dengan oneway Anava, serta dilanjutkan dengan analisa Duncan α = 0,5 yaitu uji beda rata-rata perlakuan dengan kontrol Bolton S, 1990: Hanafiah, 2005. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian ini digunakan daun andong hijau Cordyline fruticosa. Goepp untuk diuji efek diuretika yang sebelumnya telah dilakukan determinasi tumbuhan Laboratorium Taksonomi Tumbuhan, Departemen Biologi FMIPA Universitas Sumatra Utara. Hasil dapat dilihat pada lampiran 1, halaman 32, gambar tumbuhan dapat dilihat pada lampiran 2 hal 33. Penyarian terhadap daun andong dilakukan secara perkolasi dengan pelarut etanol 80, dimana diharapkan senyawa kimia yang terkandung didalamnya dapat tersari. Hasil pengumpulan sampel sebanyak 14 kg menghasilkan 1,249 kg simplisia kering dan dari 1 kg simplisia kering didapat 300 g serbuk simplisia diperoleh ekstrak etanol kental 33,45 g.

4.1 Hasil Karakterisasi Simplisia

Standarisasi simplisia daun andong belum tercantum dalam monografi tumbuhan Materia Medika Indonesia. Hasil penetapan kadar air simplisia daun andong adalah 5,99, jika dilihat dari standarisasi pemeriksaan kadar air diatas memenuhi persyaratan dalam MMI yaitu 10. Hasil karakterisasi simplisia dun andong yag didapat ini diharapkan sebagai acuan guna pemenuhan terhadap persyaratan sebagai bahan dan penetapan nilai berbagai parameter dari produk. Hasil pemeriksaan karakterisasi simplisia daun andong dapat dilihat pada tabel 1 berikut, contoh perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 9 halaman 42. Universitas Sumatera Utara