2.1.5 Sifat dan Khasiat
Rasa andong manis, tawar, dan bersifat sejuk. Berkhasiat sebagai penyejuk darah, menghentikan perdarahan hemostatis, dan meghancurkan darah beku
pada memar Dalimartha,2006.
2.1.6 Kandungan kimia
Tanaman andong Cordyline fruticosa. Goepp mengandung saponin, tannin, flavonoid, polifenol, steroida, polisakarida, kalsium oksalat, dan zat besi
Dalimartha,2006.
2.2 Uraian Kimia 2.2.1 Triterpenoida dan Steroida
Triterpenoida adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam satuan isoprene dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C
30
asiklik yaitu skualena. Senyawa ini berstruktur siklik yang agak rumit, kebanyakan
berupa alcohol, aldehisa atau asam karboksilat. Triterpenoida dapat dibagi menjadi empat golongan senyawa yaitu triterpen, steroida, saponin dan glikosida
jantung Harbone, 1987. Berbagai macam aktivitas fisiologi dari triterpenoida yang merupakan
komponen aktif dalam tumbuhan obat yang telah du gunakan untuk penyakit diabetes, gangguan menstruasi, gangguan kulit, kerusakan hati dan malaria.
Stereoida adalah triterpen yang kerangka dasarnya system cincin siklopentana peridropenantrena ditunjukkan pada gambar.
Aktivitas biologis dari dari steroida antara lain sebagai hormone reproduksi pada manusia estradiol, progesterone, testosterone, hormone
Universitas Sumatera Utara
pengganti kulit pada serangga ekdison, menginduksi reproduksi seksual pada jamur air antheridiol, kardiotonik digitoksin, prekusor vitamin D ergosterol,
oral kontrasepsi, estrogen dan progestin semisintetik dan obat antiinflamasi kortikosteroida Tyler et al., 1976.
2.3 Metode Ekstraksi
Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Simplisia
yang diekstrak mengandung senyawa aktif yang dapat larut dan senyawa yang tidak larut seperti serat, karbohidrat, protein, dan lain-lain. Senyawa aktif yang
terdapat dalam berbagai simplisia dapat di golongkan kedalam golongan minyak atsiri, alkaloid, dan flavonoida, dengan diketahuinya senyawa aktif yang
dikandung simplisia maka akan mempermudah pemisahan pelarut dan cara
ekstraksi yang tepat Ditjen POM, 2000.
Berdasarkan atas sifatnya ekstrak dikelompokkan sebagai berikut Voigt, 1995:
1. Ekstrak encer Extractum tenue. Sediaan ini memiliki konsistensi
semacam madu dan dapat dituang. 2.
Ekstrak kental Extractum spissum. Sediaan ini liat dalam keadaan dingin dan tidak dapat dituang.
3. Ekstrak kering Extractum siccum. Sediaan ini memiliki konsistensi
kering dan mudah digososk. 4.
Ekstrak cair Extractum fluidum. Dalam hal ini diartikan sebagai ekstrak cair, yang dibuat sedemikian rupa sehingga 1 bagian simplisia sesuai
dengan 2 bagian kadang-kadang satu bagian ekstrak cair.
Universitas Sumatera Utara
Beberpa metode ekstraksi dengan menggunakan pelarut, yaitu: 1.
Maserasi Maserasi berasal dari kata ”macerare” artinya melunakkan. Maserat
adalah hasil penarikan simplisia dengan cara maserasi, sedangkan maserasi adalah cara penarikan simplisia dengan merendam simplisia tersebut dalam cairan
penyari Syamsuni, 2006. Maserasi adalah proses pengekstrakan dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada
temperatur ruangan. Remaserasi berarti dilakukan pengulanagn penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat dan seterusnya Ditjen POM,
2000. 2.
Perkolasi Perkolasi berasal dari kata ”perkolare” yang artinya penetesan Voigt,
1995. Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan. Serbuk simplisia
yang akan diperkolasi tidak langsung dimasukkan kedalam bejana perkolator, tetapi dibasahi atau dimaserasi terlebih dahulu dengan cairan penyari sekurang-
kurangnya selama 3 jam. Maserasi ini penting terutama pada serbuk simplisia yang keras dan mengandung bahan yang mudah mengembang. Bila serbuk
simplisia tersebut langsung dialiri dengan penyari, maka cairan penyari tidak dapat menembus keseluruh sel dengan sempurna Depkes, 1979; Ditjen POM,
2000.
Universitas Sumatera Utara
3. Refluks
Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan
adanya pendingin balik Ditjen POM, 2000. 4.
Sokletasi Sokletasi adalah ekstraksi dengan menggunakan pelarut yang selalu baru
yang umumnya dilakukan dengan menggunakan alat soklet sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin
balik Ditjen POM, 2000. 5.
Digesti Digesti adalah maserasi kinetik dengan pengadukan kontinu pada
temperatur yang tinggi dari temperatur ruangan, yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40-50
C Ditjen POM, 2000. Dengan cara ini perolehan bahan aktif agak lebih banyak meskipun pada saat pendinginannya pada suhu kamar
bahan ekstraktif dalam skala besar mengendap Voigt, 1995. 6.
Infus Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air
bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur teukur 96-98 C
selama waktu tertentu 15-20 menit Ditjen POM, 2000; Syamsuni, 2006. 7.
Dekok Dekok adalah perebusan simplisia halus dicampur dengan air bersuhu
kamar atau dengan air bersuhu 90 C sambil diaduk berulang-ulang dalam
pemanasan air selama 30 menit. Perbedaannya dengan infus, rebusan disari panas-
Universitas Sumatera Utara
panasVoigt, 1995. Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama ≥30 menit
dan temperatur sampai titik didih air Ditjen POM, 2000.
2.4 Diuretika